Agama Buddha dan Budi Pekerti 79
Sungguh banyak yang dapat dikerjakan oleh setiap orang untuk mendapatkan kesenangan duniawi dalam lingkungan yang penuh dengan kesibukan dan kekacauan
ini. Jika memang benar demikian halnya mengapa harus bermeditasi? Apakah gunanya membuang
waktu untuk duduk diam bersila dengan bermalasan? Sesungguhnya apabila dapat melaksanakan meditasi
dengan cara yang benar, maka meditasi akan dapat memberikan banyak manfaat untuk diri sendiri.
Beberapa manfaat yang dapat dirasakan langsung dari pelaksanaan meditasi adalah:
1. membebaskan diri dari ketegangan; 2. menenangkan diri dari kebingungan;
3. menimbulkan ketabahan dan keberanian; 4. memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri;
5. mengatasi rasa takut; 6. menumbuhkan rasa puas dalam batin;
7. menimbulkan dan menguatkan daya ingat; 8. memiliki kepuasan dan ketenangan batin;
9. mengerti tentang cara mencapai tujuan hidup; 10. mampu mengendalikan kemarahan, kebencian, dan rasa dendam;
11. mengatasi nafsu keinginan; 12. mencapai penerangan sempurna.
Inilah beberapa manfaat praktis yang dapat dihasilkan dalam latihan meditasi. Manfaat ini tidak dapat dijumpai atau ditemukan dalam buku, apalagi dibeli di warung.
Uang tidak dapat dipakai untuk mendapatkannya. Manfaat meditasi hanya dapat ditemukan dalam diri sendiri, yaitu dalam pikiran.
E. Lima Rintangan Batin
Sumber: www.kaskus.co.id
Gambar 5.10 Gangguan MARA menyerang Petapa Gautama di bawah pohon Bodhi
Sumber: Koleksi foto penulis
Gambar 5.9
Arca Buddha Borobudur
Kelas VI SD 80
Batin sering merasa tidak tentram yang disebabkan oleh lima rintangan batin. Lima rintangan batin nivarana tersebut adalah nafsu keinginan yang melekat kamachanda,
niat buruk byapada, kemalasan dan kelelahan thinamidha, keragu-raguan viccikiccha dan gelisah dan cemas uddaccha kukkuccha.
Penjelasan mengenai lima rintangan batin nivarana yang dapat membuat batin kita tidak tenteram adalah sebagai berikut.
1. Nafsu keinginan yang melekat kamachanda adalah ketika 6 landasan indria kita kontakbersentuhan dengan objeknya masing-masing yaitu: mata melihat,
telinga mendengar, hidung membau, lidah mengecap, isik menyentuh, dan batin mengingat. Pada saat terjadinya kontaksentuhan, maka akan timbul
perasaan senang dan tidak senang dalam batin kita. Apabila objek yang kita temui menyenangkan, maka kita akan melekat padanya. Akan tetapi, apa bila objek yang
kita temui tidak menyenangkan, maka kita akan menolaknya.
2. Niat jahat byapada adalah keadaan di mana kita ingin mendapatkan sesuatu namun dengan cara yang kurang baik. Keinginan tersebutlah yang menyebabkan kita
menghalalkan segala cara dengan menyusun siasat yang kurang baik. Dengan siasat itu, kemudian timbul niat buruk untuk mencelakakan orang lain. Niat jahat byapada
inilah salah satu sebab mengapa batin kita merasa tidak tentram.
3. Kemalasan dan kelelahan thinamidha. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemalasan adalah
suatu keadaan atau kondisi di mana seseorang tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Kelelahan
adalah suatu keadaan atau kondisi karena seseorang bekerja secara berlebihan. Kelelahan atau kemalasan
dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak bersemangat atau mengantuk.
4. Keragu-raguan viccikiccha adalah kondisi atau keadaan di mana seseorang merasa tidak yakin
terhadap tujuan yang akan dicapainya. Kondisi ini membuat orang tersebut menjadi bingung
menentukan arah yang akan menjadi tujuannya.
5. Gelisah dan cemas uddaccha kukkuccha adalah kekhawatiran yang berlebihan sehingga timbul gelisah dan cemas.
Ini adalah lima rintangan yang berakibat batin kita tidak tentram. Agar batin kita dapat tentram maka kita perlu mengembangkan lima kekuatan. Bila lima kekuatan kita telah
berkembang, maka kita akan mampu melenyapkan lima rintangan batin. Kemampuan kita melenyapkan lima rintangan batin akan membuat batin kita menjadi damai dan
bahagia serta tenang dan tentram.
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 5.11 Orang mengantuk