Potensi Lahan Mendukung Penataan Ruang

142 semua data harus terformat dalam bentuk basis data dan pemodelan penilaian lahan harus disusun terlebih dahulu.

5.2.4. Potensi Lahan Mendukung Penataan Ruang

Dalam rangka mewujudkan penataan ruang yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, maka Undang Undang Penataan Ruang UUPR mengamanatkan bahwa setiap penyusunan rencana tata ruang, baik di tingkat nasional, provinsi maupun KotaKabupaten harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk menjamin kelestarian dan kelangsungan kehidupan manusia dan memperhatikan kepentingan generasi mendatang. Hal ini berarti daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup memiliki peran penting dan strategis dalam menentukan kualitas rencana tata ruang, baik rencana struktur ruang maupun rencana pola ruang. Daya tampung dan daya dukung lingkungan hidup tersebut akan sangat terkait dengan kapasitas sumberdaya alam, khususnya mengenai tanah sebagai penyedia lahan untuk aktivitas utama manusia. Untuk itu, data dan informasi sumberdaya lahan sangat diperlukan dalam mendukung perencanaan tata ruang wilayah yang lebih bertumpu pada daya dukung lahannya. Dalam proses perencanaan tata ruang khususnya dalam penyusunan rencana ruang, salah satu tahap yang dilakukan untuk menetapkan pola ruang adalah menentukan kawasan budidaya. Untuk menetapkan kawasan budidaya baik kawasan budidaya pertanian, kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan, pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41PRTM2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya yang dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam penentuan kawasan budidaya pada RTRW. Dalam peraturan tersebut telah diatur beberapa kawasan budidaya, yaitu: 1 kawasan peruntukan hutan produksi, 2 kawasan peruntukan pertanian, 3 kawasan peruntukan pertambangan, 4 kawasan peruntukan pemukiman, 5 kawasan peruntukan industri. Data dan informasi sumberdaya lahan yang “diterjemahkan” menjadi potensi lahan, akan memberikan arahan dalam penentuan kawasan budidaya tersebut, khususnya untuk kawasan peruntukan pertanian. Potensi lahan tersebut harus mengarah pada pendekatan agroekosistem pertanian. 143 Agroekosistem merupakan wilayah yang memiliki potensi yang berbeda- beda ditinjau dari segi sumberdaya alam, sumber daya manusia, letak geografis, serta sumberdaya lainnya yang berkaitan dengan syarat hidup tanaman pertanian. Konsep pendekatan agroekosistem menjadi alternatif yang sesuai untuk wilayah Indonesia, hal ini mengingat wilayah Indonesia mempunyai keragaman iklim dan tanah. Dalam satu kawasan agroekosistem mempunyai karakteristik lahan yang mirip, sehingga potensi dan pengelolaan sumberdaya lahannya relatif sama. Pembagian agroekosistem berdasarkan kondisi lahan, elevasi, dan iklim.

5.3. Bahan dan Metode 1 Bahan