Rasionalisasi PEMETAAN SATUAN KARAKTERISTIK DAYADUKUNG LAHAN PERTANIAN SKDLP

53

IV. PEMETAAN SATUAN KARAKTERISTIK DAYADUKUNG LAHAN PERTANIAN SKDLP

4.1. Rasionalisasi

Pemetaan sumberdaya lahan memegang peranan sangat penting dalam mendukung pembangunan pertanian, karena pemetaan menyajikan informasi data yang bersifat spasial dan sekaligus tabular. Kegiatan ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti: genesis dan klasifikasi tanah, kartografi, penginderaan jauh, geomorfologi, fisika dan konservasi tanah, kimia, dan kesuburan tanah, serta agroklimat dan hidrologi Zinck 1990. Sampai saat ini, pemetaan sumberdaya lahan untuk pertanian di Indonesia belum tuntas. Hal ini disebabkan oleh kendala biaya yang dibutuhkan sangat besar. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain menyusun: 1 metode pengamatan di lapangan, dari penjelahan seluruh areal grid system menjadi pengamatan transek, melalui topolitosekuen; 2 pendekatan dalam delineasi satuan lahan, dari pendekatan fisiografi menjadi landform; 3 pendekatan zonasi agroekologi, penggunaan data banyak menjadi data minimum. Upaya tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi potensi sumberdaya lahan secara cepat. Pemetaan sumberdaya lahan saat ini menggunakan pendekatan landform. Pendekatan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa terdapat hubungan erat antara satuan landform dan karakteritik tanah. Delineasi satuan landform dapat dilakukan oleh pemeta yang memahami geomofologi. Permasalahan yang sering timbul adalah terjadi berbeda persepsi antar pemeta dalam delineasi dan pemberian nama landform. Hal ini, menyulitkan saat dilakukan evaluasi dan korelasi. Untuk mengurangi permasalahan tersebut dan untuk meningkatkan efektifitas dalam pemetaan sumberdaya lahan, perlu dilakukan suatu alternatif pendekatan dalam pemetaan potensi sumberdaya lahan agar sebaran potensi sumberdaya lahan di suatu wilayah dapat diketahui dengan cepat dan akurat. Perkembangan dan kemajuan teknologi Inderaja saat ini mendorong kegiatan pemetaan sumberdaya lahan meninggalkan metode “konvensional”. Delineasi unit-unit homogen menggunakan foto udaracitra satelit yang dilakukan secara manual, secara bertahap akan dikurangi. Perkembangan teknologi GIS yang cukup pesat dapat dimanfaatkan untuk teknik pemetaan yang efektif dan 54 efisien. Sejalan dengan itu, data DEMs sangat membantu di bidang pemetaan sumberdaya lahan. Data DEMs sangat mudah diperoleh dan telah digunakan untuk berbagai keperluan penelitian yang berorientasi spasial, salah satunya dalam interpretasi relief secara otomatis. Data DEMs dan citra Avnir-2 Alos dapat mengoreksi dan membantu dalam delineasi sebaran litologibahan induk. Data curah hujan dan elevasi dapat digunakan untuk identifikasi kondisi iklim wilayah. Relief, bahan induk, dan iklim merupakan faktor pembentuk tanah yang mempengaruhi karakteritik tanah dan dijadikan sebagai unsur-unsur SKDLP- spasial. Dengan teknologi Inderaja, ketiga atribut SKDLP-spasial tersebut dapat dibangun dengan cepat dan akurat. Tujuan penelitian pada bagian ini adalah mencari manfaat data DEMs, citra Avnir-2 Alos untuk membangun SKDLP-spasial yang dihubungkan dengan SKDLP-tabular untuk penyusunan SKDLP-interpretasi dalam pengembangan metode InBIG. 4.2. Tinjauan Pustaka 4.2.1. Grup Bahan dan Litologi