Penyeleksian Pedon Hasil dan Pembahasan 1. Kondisi Basis Data Tanah

38

3.4.2. Penyeleksian Pedon

Akurasi data sangat menentukan hasil analisisinterpretasi. Dari hasil kompilasi data menunjukkan bahwa pedon yang mempunyai data yang lengkap SH, SSA, dan plotting atau pedon terpilih sebanyak 2.833 pedon. Dari hasil tumpangsusun data plotting dengan data MU dan peta litologi menunjukkan bahwa beberapa atribut landform dan bahan induk antara data SH dan data MU tidak sama. Hal ini menunjukkan bahwa data pedon terpilih belum siap pakai dan perlu dikoreksi. Contoh beberapa pedon hasil tumpangsusun tersebut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 memperlihatkan bahwa terdapat atribut data SH dan data MU tidak sama. Data No. urut 1-3 menunjukkan bahwa atribut landform dari data SH tidak lengkap kosong, sehingga perlu dikoreksi dengan atribut landform dari data MU. Sedangkan data No. urut 4-23 menunjukkan bahwa atribut landform dan litologi antara data SH dan MU tidak sama, sehingga atribut landform dan litologi dari data SH perlu dikoreksi dengan atribut landform dan litologi dari data MU. Koreksi tersebut dilakukan supaya data pedon akurat. Pedon yang mempunyai data SH yang akurat merupakan pedon kunci. Pedon kunci diperlukan untuk membantu penyeleksian pedon terpilih. Pedon kunci merupakan pedon akurasinya telah ditingkatkan. Pedon kunci mempunyai atribut litologibahan induk data SH sama dengan data MU dan setelah dikontrol dengan peta litologi dan analisis tanah kimia, fisika dan mineral menunjukkan hasil bahwa pedon tersebut berkembang dari bahan induk sesuai data SH. Kasus yang banyak ditemukan pada basis data tanah adalah atribut bahan induk data SH tidak sama dengan atribut bahan induk pada data MU. Kasus ini terjadi karena pemeta kurang cermat dalam menentukan bahan induk tanah di lapangan atau pengetahuan tentang litologibahan induk para pemeta lemah. Contoh pedon kunci dapat dilihat pada Tabel 3 dengan No. urut 31-36, dimana litologi dan bahan induk pada data SH, MU sama. 39 Tabel 3. Contoh beberapa pedon hasil tumpangsusun over lay data SH dengan data MU dan peta geologi litologi No. No. Pemeta Data SH Data MU Bahan urut Sheet InitialObs Landform Geologi Origin Litologi Landform Litologi Induk 1 0718 ES 024 - Mtk q3 q3 Hfq.1.2.3 fq fq 2 0814 HR 052 - Pcn g1 c Kc.3.3 c c 3 0717 LH 077 - Tmvo a1 a Ha.1.3.3 a a 4 0915 MS 081 Au.122 Qal f1 u Au.4.2.1 fq fq 5 0912 TR 054 Ha.1.3.2 Qtpv a1 a Hf.1.3.2 f f 6 0912 UA 027 Ha.2.2.2 Tmts a1 a Hfq.2.2.2 fq f 7 0814 AR 181 Hd.1.3.2 Tmop d3 d Ha.1.3.2 a a 8 1011 DD 020 Hf.1.2.2 Tov f f Hab.1.2.2 a a 9 0618 DR 009 Hf.1.8.3 Tmba f2 f Ha.1.8.3 a a 10 0913 TR 070 Hq.1.2.2 Kgr g1 q Hf.1.2.2 f fq 11 0814 WT 042 Hq.1.3.3 Jt g3 q Ha.1.3.3 a a 12 0618 AH 022 Hq.123 Mult q3 q Kc.5.3 c f 13 0618 AH 023 Hq.223 Mult q3 q Kc.5.3 c f 14 1011 AF 067 Idf.3.1 QTpv d3 d Pf.3.1 f f 15 0618 PT 020 Qd.1.2.2 Qvt d3 d Va.1.2.2 d a 16 0814 HR 077 Tq.6.3 Tmop q3 q Tf.6.3 f f 17 0814 YH 034 Mg.2.3.3 Jgr g1 g Mab.2.3.3 a a 18 0912 DD 005 Pf.1.0 QTvp f1 f Idf.1.0 d d 19 0814 YH 036 Pg.8.3 Cgr g1 g Pg.8.3 q g 20 0814 DE 009 Pf.5.2 Tmr f2 f Idf.5.2 d d 21 0814 HR 033 Mq.2.3.3 Jgr g q Mg.2.3.3 g g 22 1010 HJ 049 Mq.2.2.3 Tnp q3 q Md.2.2.3 d d 23 0618 PT 001 Pq.53 Ppal q4 q Kc.5.3 c c 24 0915 HN 010 Idf.1.1 Qal d3 df Idf.1.1 d d 25 0814 ZW 011 Idf.3.1 Qal d3 df Idf.3.1 d d 26 0814 PK 032 Pfq.3.1 Qal f1 fq Pfq.3.1 fq f 27 0814 SM 053 Pfq.3.1 Qal f2 fq Pfq.3.1 fq f 28 0915 FI 090 Pq.2.1 Qal q1 q Pq.2.1 q q 29 1112 NR 100 Pf.3.1 Tppp f1 f Pq.3.1 fq q 30 0814 SW 112 Bf.5.5 Qal f1 f Bf.5.5 fq f 31 0913 US 084 Hf.1.2.2 Tmpl f1 f Hf.1.2.2 f f 32 0718 LH 057 Ma.2.3.3 Tuvsu a1 a Ma.2.3.3 a a 33 0915 MS 082 Pf.2.1 Tpppl f1 f Pf.2.1 f f 34 0814 YH 046 Hg.1.5.3 Cgr q1 g Hg.1.5.3 g g 35 1013 A 019 Pf.3.2 Tmpm f2 f Pf.3.2 f f 36 0814 YH 053 Hq.1.5.2 Tos q1 q Hq.1.5.2 q q Berdasarkan kajian data pedon-pedon kunci, beberapa karakterisasi tanah yang berkembang dari bahan induk, disajikan sebagai berikut: Bahan volkan Hasil identifikasi terhadap pedon kunci yang berkembang dari bahan dasit- liparit mempunyai beberapa karakteristik tanah: 40 - Mempunyai warna tanah Hue 10 YR-2.5 Y, Value 5, dan Chroma 4-6. - Tekstur tanah berkisar dari lempung liat berpasir sampai liat umumnya lempung berliat. - Reaksi tanah pH 5,0 umumnya pH 4,5. - Tanah yang telah berkembang lanjut, hasil analisis mineral pasir menunjukkan komposisi opakkuarsa. - Tanah dengan ketinggian 750 m dpl mempunyai KTK tanah 16 me100 g tanah dan 24 me100 g tanah, apabila ketinggian 750m dpl. Hasil identifikasi terhadap pedon kunci yang berkembang dari bahan andesit-basal mempunyai beberapa karakteristik tanah: - Mempunyai warna tanah Hue 7,5 YR-5 YR, Value 5, dan Chroma 4-6. - Tekstur tanah berkisar dari lempung liat berdebu sampai liat umumnya liat - Reaksi tanah pH 4,5-5,5 umumnya sekitar pH 5,0. - Tanah yang telah berkembang lanjut, analisis mineral pasir didominasi opak 80. - Tanah dengan ketinggian 750 m dpl mempunyai KTK tanah bervariasi 6-24 me100 g tanah, dan apabila ketinggian 750 m dpl, KTK tanah 24 me100 g tanah. Bahan sedimen Hasil identifikasi terhadap pedon kunci yang berkembang dari bahan batupasir mempunyai beberapa karakteristik tanah: - Mempunyai warna tanah Hue 7,5 YR-5 YR, Value 5-6, dan Chroma 6-8. - Tekstur tanah berkisar dari lempung berpasir sampai lempung berliat umumnya lempung liat berpasir. - Reaksi tanah pH 5,0 umumnya pH 4,5. - Tanah yang telah berkembang lanjut, analisis mineral pasir didominasi kuarsa bening 90. - KTK tanah umumnya 16 me100 g tanah. 41 Hasil identifikasi terhadap pedon kunci yang berkembang dari bahan batuliat mempunyai beberapa karakteristik tanah: - Mempunyai warna tanah Hue 10YR, Value 5-7, dan Chroma 6-8. - Tekstur tanah liat. - Rekasi tanah pH 5,0 umumnya pH 4,5. - Tanah yang telah berkembang lanjut, hasil analisis mineral pasir didominasi kuarsa bening 90. - KTK tanah 6-24 me100 g tanah. Hasil identifikasi terhadap pedon kunci yang berkembang dari bahan batugamping mempunyai beberapa karakteristik tanah: - Tekstur tanah liat. - Reaksi tanah pH 6,5. - Kandungan Ca 45 me100 g tanah Pedon kunci digunakan untuk menyeleksi pedon terpilih, apabila litologi bahan induk tanah data SH dan MU tidak sama, maka data SSA terutama parameter tekstur dan pH tanah dapat digunakan untuk koreksi atribut bahan induk. Tabel 4 menyajikan beberapa pedon terpilih yang mempunyai atribut data SH, MU, dan SSA tidak sama. Tabel 4. Beberapa contoh data SH, MU, dan SSA yang tidak sama No. No. Tektur pH KTK Bahan Klasifikasi Tanah urut Sheet Initial Obs Landform Litologi Landform Litologi Tanah H2O Tanah Induk USDA, 2006 1 1011 AF 067 Idf.3.1 d Pf.3.1 f sicl 4,43 9,30 f Typic Hapludults 2 0814 AR 181 Hd.1.3.2 d Ha.1.3.2 a sic 5,43 10,43 a Typic Hapludults 3 0912 DD 005 Pf.1.0 f Idf.1.0 d sic 4,20 25,10 d Typic Endoaquepts 4 1011 DD 020 Hf.1.2.2 f Hab.1.2.2 a c 4,88 15,50 a Typic Hapludults 5 0814 DE 009 Pf.5.2 f Idf.5.2 d c 4,38 7,75 d Typic Kandiudox 6 0618 DR 009 Hf.1.8.3 f Ha.1.8.3 b scl 4,75 9,44 a Oxic Dystrudepts 7 0814 HR 033 Mq.2.3.3 q Mg.2.3.3 g sicl 4,85 18,78 g Typic Hapludands 8 0814 HR 077 Tq.6.3 q Tf.6.3 f sic 4,47 23,40 f Typic Paleudults 9 0915 MS 081 Au.122 u Au.4.2.1 fq c 4,38 7,25 fq Typic Kandiudults 10 0618 PT 001 Pq.53 q Kc.5.3 c c 7,50 18,69 c Typic Hapludalfs 11 0912 TR 054 Ha.1.3.2 a Hf.1.3.2 f c 4,58 5,70 f Typic Endoaquepts 12 0814 WT 042 Hf.1.3.3 f Ha.1.3.3 a scl 5,48 13,92 ? Typic Hapludults 13 0814 YH 034 Hfk.1.3.2 fk Mab.2.3.3 a scl 6,75 18,58 ? Typic Dystrudepts 14 0913 TR 070 Hq.1.2.2 q Hf.1.2.2 f c 4,36 35,24 fq Humic Dystrudepts 15 0912 UA 027 Ha.2.2.2 a Hfq.2.2.2 fq c 5,10 25,12 f Typic Hapludands 16 0618 AH 022 Hq.123 q Kc.5.3 c c 4,48 9,08 f Typic Kandiudox 17 0618 AH 023 Hq.223 q Kc.5.3 c c 4,68 9,06 f Oxic Dystrudepts 18 0814 YH 036 Pg.8.3 g Pg.8.3 q scl 4,88 5,12 g Typic Hapludox Data SH Data MU Pemeta 42 Tabel 4 terlihat bahwa atribut litologi pada data SH dan MU tidak sama. Pedon terpilih pada data No. urut 1-11 mempunyai data SH yang serupa dengan pedon kunci, terutama parameter data SSA tektur tanah dan data morfologi warna serta mengarah pada pedon kunci, sehingga pedon terpilih tersebut dapat dikoreksi dengan pedon kunci dan menjadi pedon terpilih dan terkoreksi. Kasus lain, pedon terpilih mempunyai data SH serupa dengan pedon kunci, terutama parameter warna, tekstur, dan pH, dan data SSA mengarah pada pedon kunci, tetapi atribut litologibahan induk data SH dan data MU tidak sama. Untuk kasus ini, atribut litologibahan induk data SH disesuaikan dengan litologibahan induk pedon kunci atau data SSA dan pedon terpilih tersebut merupakan pedon terpilih dan terkoreksi Tabel 4, No. urut 14-18. Kasus tersebut menunjukkan bahwa penentuan bahan induk di lapangan kurang akurat dan pedon terpilih tersebut tidak mewakili satuan lahantanah. Hal ini dapat terjadi karena lemahnya pemeta dalam memahami litologibahan induk dan penentuan pedon pewakil yang kurang tepat. Kasus ini sering dijumpai pada pemetaan sumberdaya lahan tingkat tinjau, dimana penentuan pedon pewakil tidak dilakukan melalui kisaran sifat tanah range in characteristics dan tanpa melihat sebaran pedon serta keterwakilannya dalam satuan lahanpeta. Pedon terpilih tidak merupakan pedon terpilih dan terkoreksi apabila data SH, SSA, MU, dan peta litologi berbeda, bahkan bertentangan satu dengan lainnya, terutama atribut bahan induk. Pedon kunci sulit digunakan sebagai acuan pedon terpilih tersebut, sehingga ragu dalam penentuan bahan induk pedon Tabel 4, No. urut 12-13, sehingga pedon terpilih tersebut tidak termasuk pedon terpilih dan terkoreksi. Dari peneltian ini, jumlah pedon terpilih yang tidak termasuk pedon terpilih dan terkoreksi sebanyak 968 pedon atau sekitar 34,17. Pedon analisis adalah pedon terpilih dan terkoreksi yang merupakan pedon pewakil dalam satuan lahantanah dan menjadi satuan tanah. Keterwakilan pedon tersebut tercermin dari klasifikasi tanah pada legenda peta. Untuk itu, pedon analisis merupakan bagian dari satuan peta. Pada tabel 4 No. urut 14-18 terlihat bahwa pemeta kurang cermat dalam menentukan pedon pewakil, sehingga tidak pewakili satuan lahantanahnya. Keberadaan pedon tersebut mungkin benar, tetapi penyebarannya sempit inklusi dan tidak tercantum pada legenda peta. Untuk 43 kasus demikian, pedon terpilih dan terkoreksi bukan merupakan pedon analisis. Berdasarkan hasil kajian basis data tanah menunjukkan bahwa kesalahan penentuan pedon pewakil pedon analisis sekitar 4,99. Pedon analisis merupakan pedon yang akurat dan digunakan untuk mencari hubungan antara faktor pembentuk tanah bahan induk, relief, dan iklim dan karakteriktik tanah.

3.4.3. Pengaruh Faktor Pembentuk Tanah terhadap Karakteristik Tanah