Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

52 3.5. Kesimpulan dan Saran 3.5.1. Kesimpulan 1. Basis data tanah merupakan rekaman suatu proses geomorfologi dan pedogenesis yang direfleksikan oleh karakteristik tanah diperlukan sebagai landasan utama dalam identifikasi dan evaluasi sumberdaya lahan. 2. Terdapat keterkaitan antara karakteristik tanah dan faktor pembentuk tanah. Karakteristik tekstur dan pH tanah terkait dengan jenis bahan induk; KTK dan pH tanah terkait dengan kondisi iklim dan relief. Tanah yang terbentuk dari bahan volkan intermedier-basis cenderung bertekstur halus dan pH masam-agak masam, sedangkan dari bahan volkan masam bertekstur sedang dan pH masam. Untuk tanah yang terbentuk dari bahan sedimen halus masam bertekstur halus dan pH masam, sedangkan dari bahan sedimen kasar masam bertekstur sedang dan pH masam. Bahan sedimen halus dan kasar non masam membentuk karakteristik pH netral dan karakteristik kedalaman tanah dangkal-dalam. 3. Karaksteristik tanah umumnya dapat diduga dengan SKDLP-tabular. Karaksteristik tanah yang sulit diduga oleh SKDLP-tabular adalah kedalaman tanah dari bahan sedimen halus dan kasar non masam pada wilayah beriklim kering dan KTK tanah dari bahan aluvium. Namun demikian, kedalaman tanah dapat diketahui melalui pengamatan lapangan, sedangkan KTK tanah dengan analisis laboratorium. 4. SKDLP-tabular yang terbentuk dari faktor-faktor pembentuk tanah merupakan landasan utama dalam pengembangan metode InBIG untuk pemetaan potensi sumberdaya lahan. 3.5.2. Saran 1. Basis data tanah perlu distandarisasi, agar menjadi data yang siap dipakai untuk memanipulasi, menganalisis, dan menyajian informasi sumberdaya tanah secara cepat dan akurat. 2. Kedisiplinan dalam pengisian data SH dan pengetahuan tentang litologibahan induk bagi pemeta perlu ditingkatkan, agar data yang dihasilkan dari lapangan lengkap dan akurat. 3. Penentuan pedon pewakil dalam kegiatan pemetaan tanah, harus mewakili anggota pedon yang lain dan bagian dari komponen satuan tanah. 53

IV. PEMETAAN SATUAN KARAKTERISTIK DAYADUKUNG LAHAN PERTANIAN SKDLP

4.1. Rasionalisasi

Pemetaan sumberdaya lahan memegang peranan sangat penting dalam mendukung pembangunan pertanian, karena pemetaan menyajikan informasi data yang bersifat spasial dan sekaligus tabular. Kegiatan ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti: genesis dan klasifikasi tanah, kartografi, penginderaan jauh, geomorfologi, fisika dan konservasi tanah, kimia, dan kesuburan tanah, serta agroklimat dan hidrologi Zinck 1990. Sampai saat ini, pemetaan sumberdaya lahan untuk pertanian di Indonesia belum tuntas. Hal ini disebabkan oleh kendala biaya yang dibutuhkan sangat besar. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain menyusun: 1 metode pengamatan di lapangan, dari penjelahan seluruh areal grid system menjadi pengamatan transek, melalui topolitosekuen; 2 pendekatan dalam delineasi satuan lahan, dari pendekatan fisiografi menjadi landform; 3 pendekatan zonasi agroekologi, penggunaan data banyak menjadi data minimum. Upaya tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi potensi sumberdaya lahan secara cepat. Pemetaan sumberdaya lahan saat ini menggunakan pendekatan landform. Pendekatan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa terdapat hubungan erat antara satuan landform dan karakteritik tanah. Delineasi satuan landform dapat dilakukan oleh pemeta yang memahami geomofologi. Permasalahan yang sering timbul adalah terjadi berbeda persepsi antar pemeta dalam delineasi dan pemberian nama landform. Hal ini, menyulitkan saat dilakukan evaluasi dan korelasi. Untuk mengurangi permasalahan tersebut dan untuk meningkatkan efektifitas dalam pemetaan sumberdaya lahan, perlu dilakukan suatu alternatif pendekatan dalam pemetaan potensi sumberdaya lahan agar sebaran potensi sumberdaya lahan di suatu wilayah dapat diketahui dengan cepat dan akurat. Perkembangan dan kemajuan teknologi Inderaja saat ini mendorong kegiatan pemetaan sumberdaya lahan meninggalkan metode “konvensional”. Delineasi unit-unit homogen menggunakan foto udaracitra satelit yang dilakukan secara manual, secara bertahap akan dikurangi. Perkembangan teknologi GIS yang cukup pesat dapat dimanfaatkan untuk teknik pemetaan yang efektif dan