143
Agroekosistem merupakan wilayah yang memiliki potensi yang berbeda- beda ditinjau dari segi sumberdaya alam, sumber daya manusia, letak geografis,
serta sumberdaya lainnya yang berkaitan dengan syarat hidup tanaman pertanian. Konsep pendekatan agroekosistem menjadi alternatif yang sesuai untuk wilayah
Indonesia, hal ini mengingat wilayah Indonesia mempunyai keragaman iklim dan tanah. Dalam satu kawasan agroekosistem mempunyai karakteristik lahan yang
mirip, sehingga potensi dan pengelolaan sumberdaya lahannya relatif sama. Pembagian agroekosistem berdasarkan kondisi lahan, elevasi, dan iklim.
5.3. Bahan dan Metode 1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam evaluasi potensi sumberdaya lahan terdiri atas: 1 SKDLP hasil penelitian bab 4, 2 Status kawasan hutan dari
Kementerian Kehutanan, 3 Citra Avinir-2 Alos pansharpen.
2 Analisis data
SKDLP merupakan basis data yang terdiri atas data spasial dan tabular. SKDLP mengandung atribut bahan induk, iklim, dan relief. Potensi lahan
diperoleh dari informasi atribut yang terdapat di SKDLP. Sedangkan pengembangan komoditas pertanian diperoleh melalui analisis kesesuaian lahan,
dengan mempertimbangkan penggunaan lahan saat ini dan status kawasan hutan. Diagram alir prosedur dalam analisis pengembangan komoditas pertanian dalam
penelitian ini disajikan pada Gambar 51. Penggunaan lahan saat ini diperoleh dari interpretasi citra Avinir-2 Alos
pansharpen. Klasifikasi penggunaan lahan yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan lahan yang bersifat “permanen” artinya penggunaan
lahan yang relatif sulit untuk dirubah, seperti sawah dan perkebunan. Penggunaan lahan yang bersifat permanen tersebut diarahkan untuk tetap dipertahankan,
kecuali hasil evaluasi lahan tidak sesuai N untuk penggunaan lahan tersebut.
144
Gambar 51. Diagaram alir penentuan potensi lahan dan pengembangan komoditas pertanian
Status kawasan hutan diperoleh dari peta Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Kehutanan, Departeman
Pertanian, tahun 1982. Peta tersebut memberikan informasi wilayah untuk pengembangan pertanian dan wilayah yang diijinkan untuk dialih fungsikan untuk
pertanian. Satuan Hutan Lindung, Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Produksi Tetap, dan Hutan Produksi, tetap dipertahankan dan tidak dilakukan penilaian.
Atribut SKDLP Karakteritik Tanah
Potensi Lahan
Penggunaan Lahan Analisis Tanah
SKDLP
Data Tabular Data Spasial
EVALUASI LAHAN
Status Kawasan Hutan
PETA PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN
PETA POTENSI LAHAN
145
Pengembangan komoditas pertanian mempertimbangkan kondisi penggunaan lahan saat ini dan status kawasan hutan, hal itu diperlukan supaya
hasilnya sinergis dengan kondisi lahan dan status kawasan. Kriteria kesesuaian komoditas pertanian mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk
Komoditas Pertanian Balai Penelitian Tanah 2003. Komoditas dengan kelas kesesuaian lahan sangat sesuai S1 dan cukup
sesuai S2 merupakan kesesuaian lahan terpilih yang disarankan untuk dikembangkan, sedangkan kelas sesuai marjinal S3 dan tidak sesuai N tidak
disarankan untuk dikembangkan. Untuk mempercepat proses pengolahan data untuk evaluasi lahan beberapa
komoditas menggunakan program Automated Land Evaluation System ALES yang dikemukanan oleh Rossister dan Wambeke 1997. Program tersebut
mempersyaratkan penyusunan model. Pembuatan model melalui beberapa tahap, yaitu:: 1 menetapkan tipe penggunaan lahan atau LUT Land Use Type, 2
menentukan persyaratan tumbuh tanaman atau LUR Land Use Requirement untuk setiap LUT, 3 memilih karakteristik lahan atau LC Land Characteristic
setiap LUR untuk masing-masing LUT, 5 menyusun pohon keputusan atau DT Decision Tree. Panduan mengenai evaluasi lahan secara lengkap disajikan pada
Lampiran 3. Pengembangan komoditas pertanian dikelompokan menjadi komoditas
utama dan komoditas alternatif. Komoditas utama merupakan komoditas yang mempunyai kesesuaian lahan terbaik dan komoditas tersebut diprioritaskan untuk
mencapai swasembada, sedangkan komoditas alternatif merupakan komoditas pendukung komoditas utama dan cukup sesuai untuk dikembangkan pada wilayah
tersebut.
5.4. Hasil dan Pembahasan 5.4.1. Potensi Lahan