1.61 2.56 1.78 1.88 Pengolahan tanah optimum pada budidaya tebu lahan kering

92 Gambar 46 Jumlah anakan tebu pada berbagai metode dan intensitas pengolahan tanah di areal kebun II Gulma-gulma yang tumbuh di sekitar tanaman tebu terdiri atas sebelas spesies, yang meliputi gulma-gulma berdaun lebar, teki, dan rerumputan, seperti ditunjukkan pada Tabel 13. Pada Tabel 14 dapat dilihat frekuensi pemunculan spesies gulma selama masa penelitian dari umur tebu 0.5, 1, 2, 3, 4, dan 6 bulan setelah tanam, serta ratoon 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan setelah tebang. Di antara 11 spesies gulma tersebut, rumput Janggalan, rumput Lulangan, dan Kentangan paling banyak dijumpai tumbuh di sekitar tebu. Pada Lampiran 23 dan 24 secara

1.83 1.61

1.64 2.56

2.14 1.78

1 3 5 2 4 6 Metode Pengolahan Tanah Σ anakan tebu batangrmpn

2.20 1.88

1.64 4 5 6 Intensitas Pengolahan Tanah Σ anakan tebu batangrmpn 93 lengkap dapat dilihat data pertumbuhan dan komposisi gulma di areal kebun II. Komposisi gulma yang muncul di sekitar tebu menentukan besarnya penutupan dan bobot kering biomassa gulma. Tabel 13 Gulma-gulma yang tumbuh di sekitar tanaman tebu Spesies gulma Nama latin Gulma rerumputan grasses: Rumput Janggalan Brachiaria platyphylla Munro ex Wright Nash Rumput Lulangan Dactyloctenium aegyptium L. Willd. Jukut Jampang Eleusine indica L. Gaertn. Rumput Genjoran Digitaria adscendens Kunth Henr. Alang-alang Imperata cylindrica L. Beauv. Gulma teki-tekian sedges: Rumput Teki Cyperus rotundus L. Gulma berdaun lebar broadleaves: Kentangan Borreria alata Aubl. DC. Cabean Cleome gynandra L. Mata Putih Richardia brasiliensis Moq. Gomez Pare-parean Momordica charantia L. Kroton Croton hirtus LHér. Penutupan PGT dan bobot kering biomassa gulma BBG meningkat hingga umur tebu 3-4 bulan setelah tanam Gambar 47 dan Gambar 48. Setelah masa tersebut PGT dan BBG menunjukkan penurunan hingga umur 6 bulan, dan selanjutnya tidak nampak pertumbuhannya karena telah ternaungi oleh tebu. 94 Gambar 47 Penutupan gulma hingga umur tebu ratoon 6 bulan di areal kebun II Gambar 48 Bobot kering biomassa gulma hingga umur tebu ratoon 6 bulan di areal kebun II 10 20 30 40 50 60 70 80 0.5 1 2 3 4 6 8 9 R1B R3B R6B Umur Tebu bulan Penutupan Gulma Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4 Metode 5 Metode 6 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 0.5 1 2 3 4 6 8 9 R1B R3B R6B Umur Tebu bulan Bobot Biomassa Gulma kgha Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4 Metode 5 Metode 6 95 Tabel 14 Frekuensi pemunculan spesies gulma di sekitar tebu di areal kebun II Metode Pengolahan Tanah Spesies gulma 1 2 3 4 5 6 Rata- rata Simpangan baku Frekuensi pemunculan Brachiaria platyphylla Munro ex Wright Nash 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.670 0.000 Dactyloctenium aegyptium L. Willd. 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.670 0.000 Borreria alata Aubl. DC. 0.44 0.56 0.56 0.56 0.56 0.33 0.502 0.097 Eleusine indica L. Gaertn. 0.44 0.44 0.44 0.56 0.56 0.56 0.500 0.066 Cleome gynandra L. 0.56 0.44 0.44 0.33 0.56 0.44 0.462 0.087 Cyperus rotundus L. 0.44 0.33 0.44 0.44 0.56 0.56 0.462 0.087 Digitaria adscendens Kunth Henr. 0.33 0.33 0.33 0.56 0.56 0.44 0.425 0.113 Imperata cylindrica L. Beauv. 0.44 0.44 0.33 0.56 0.33 0.33 0.405 0.093 Richardia brasiliensis Moq. Gomez 0.33 0.11 0.11 0.092 0.129 Momordica charantia L. 0.11 0.11 0.11 0.11 0.073 0.057 Croton hirtus LHér. 0.11 0.11 0.037 0.057 Penutupan PGT dan bobot kering biomassa gulma BBG rata-rata cenderung meningkat akibat bertambahnya intensitas penggaruan tanah, tetapi cenderung menurun akibat bertambahnya intensitas pembajakan tanah, terutama pembajakan tanah menggunakan bajak singkal Gambar 49 dan 50. Gulma kalah bersaing dengan tebu pada kondisi densitas dan tahanan penetrasi tanah yang rendah karena pertumbuhan tebu PAT, BKA, JTM, JAT, TBT, dan DBT meningkat pada kondisi tersebut. 96 Gambar 49 Penutupan gulma pada berbagai metode dan intensitas pengolahan tanah di areal kebun II

15.9 22.6