96
Gambar 49 Penutupan gulma pada berbagai metode dan intensitas pengolahan tanah di areal kebun II
15.9 22.6
20.6 19.9
22.6 17.6
1 3
5 2
4 6
Metode Pengolahan Tanah
Penutupan gulma
17.9 22.6
19.1
4 5
6
Intensitas Pengolahan Tanah
Penutupan gulma
97
Gambar 50 Bobot kering biomassa gulma pada berbagai metode dan intensitas pengolahan tanah di areal kebun II
395 503
498 573
535 373
1 3
5 2
4 6
Metode Pengolahan Tanah
Bobot kering gulma kgha
484 519
435
4 5
6
Intensitas Pengolahan Tanah
Bobot kering gulma kgha
98 Gulma tumbuh rapat sejak tebu berumur 2 bulan hingga 4 bulan Gambar
47. Gulma tumbuh sangat lebat pada saat tebu berumur 3 bulan. Pada umur tebu 3 bulan tersebut menjadi masa kritis bagi tebu untuk bersaing tumbuh dengan
gulma. Dalam hal ini, tebu ternyata mampu bersaing dengan gulma, karena gulma sudah tidak nampak lagi setelah umur tebu 6 bulan akibat ternaungi oleh batang-
batang dan daun-daun tebu. Dengan demikian, dapat diungkapkan bahwa pengaruh keberadaan gulma nampak jelas pada saat masa kritis saja, sehingga
tidak berpengaruh terhadap produksi tebu. Menjelang masa kritis persaingan tumbuh dengan gulma, nampak bahwa
laju pertumbuhan tebu tinggi dan diameter batang begitu besar Gambar 41 dan 42. Hal ini berarti bahwa untuk bisa bersaing den gan gulma maka tebu harus
mampu meningkatkan laju pertumbuhannya, karena pada masa tersebut tebu sedang membentuk dan menumbuhkan tunas-tunas induk muda serta dimulainya
fase peranakan, sebagaimana telah diungkapkan oleh Kuntohartono 1987. Pada saat dan setelah masa kritis, nampak bahwa jenis gulma berdaun
lebar, seperti:
Richardia brasiliensis Moq. Gomez
,
Momordica charantia L.
, dan
Croton hirtus LHér.
, sudah tidak ada lagi Lampiran 24. Selama masa pertumbuhan tebu lebih banyak didominasi oleh keberadaan gulma-gulma jenis
rerumputan, seperti: Brachiaria platyphylla Munro ex Wright Nash,
Dactyloctenium aegyptium L. Willd.
, dan
Imperata cylindrica L. Beauv.
Tebang tebu dilakukan pada saat tebu berumur 9 bulan setelah tanam. Pelaksanaan jadwal tebang tebu tersebut akibat adanya serangan hama penggerek,
sehingga berdasarkan hasil konsultasi dengan pakar budidaya tebu di PT Gula Putih Mataram diputuskan untuk dilakukan tebang dini tersebut. Jadwal tebang
tebu tersebut awal bulan Agustus 2003 bertepatan dengan saat bulan-bulan kering Gambar 20 sehingga diharapkan diperoleh RGT yang tinggi.
Produktivitas tebu yang digunakan dalam analisis adalah produktivitas tebu sampling PTS, dan dihitung dengan menggunakan persamaan 9. PTS dan
produktivitas gula sampling PGS diperlihatkan dalam Gambar 51 dan 52. Keberadaan hama penggerek tebu borer telah menyebabkan penurunan
produktivitas tebu. Intensitas serangan borer rata-rata pada umur tebu 8 dan 9 bulan sebesar 25.98 dan 34.57 telah menyebabkan penurunan produktivitas
tebu sampling rata-rata dari 60.90 tonha menjadi 47.27 tonha Lampiran 28.
99
Gambar 51 Produktivitas tebu sampling pada berbagai metode dan intensitas pengolahan tanah di areal kebun II
Produktivitas tebu sampling PTS dan produktivitas gula sampling PGS cenderung turun pada intensitas pengolahan tanah yang meningkat Gambar 51
dan 52. Densitas dan tahanan penetrasi tanah yang meningkat akibat meningkatnya intensitas pengolahan tanah telah menyebabkan jumlah anakan tebu
menurun Gambar 46. Kondisi ini mengakibatkan jumlah batang tebu, atau bobot batang tebu, menurun sehingga PTS menurun. PTS yang menurun tersebut
menyebabkan PGS menurun pula.
56.2 41.5