1.37 1.29 1.30 1.38 13.5 9.4 13.9 12.0 Pengolahan tanah optimum pada budidaya tebu lahan kering

74 tanahnya bertambah akibat bertambahnya frekuensi lintasan roda traktor dan implemen pengolahan tanahnya Gambar 21. Hubungan antara intensitas pengolahan tanah dan densitas tanah, dan hubungan antara intensitas pengolahan tanah dan tahanan penetrasi tanah dapat dilihat dalam Gambar 27 dan Gambar 28. Gambar 27 Hubungan antara intensitas pengolahan tanah dan densitas tanah rata-rata di areal kebun II

1.31 1.37

1.36 1.29

1.38 1.30

1 3 5 2 4 6 Metode Pengolahan Tanah Densitas tanah gcc

1.30 1.38

1.33 4 5 6 Intensitas Pengolahan Tanah Densitas tanah gcc 75 Gambar 28 Hubungan antara intensitas pengolahan tanah dan tahanan penetrasi tanah rata-rata di areal kebun II Intensitas pengolahan tanah yang meningkat telah menyebabkan densitas dan tahanan penetrasi tanah meningkat pula, terutama akibat meningkatnya intensitas penggaruan tanah Gambar 27 dan 28. Pada saat penggaruan tanah disk harrowing terjadi pemotongan bongkah -bongkah tanah hasil pembajakan. Bobot garu piring tandem semi mounted yang besar sekitar 3 ton ditambah bobot traktor 7.14 ton Lampiran 3 berpotensi menimbulkan efek pemadatan tanah sehingga densitas dan tahanan penetrasi tanahnya meningkat.

8.8 13.5

9.8 9.4

10.5 13.9

1 3 5 2 4 6 Metode Pengolahan Tanah Tahanan penetrasi kgfcm 2

9.1 12.0

11.9 4 5 6 Intensitas Pengolahan Tanah Tahanan penetrasi kgfcm 2 76 Sifat Fisik -Mekanik Tanah Selama Masa Penelitian Selama masa penelitian tebu tetap dilakukan pengukuran kondisi sifat fisik-mekanik tanah hingga umur tebu ratoon 3 bulan setelah tebang. Hasil pengukuran kondisi sifat fisik -mekanik tanah tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 hingga Lampiran 20. Kurva-kurva kadar air, densitas, porositas, dan tahanan penetrasi tanah pada kedalaman 0-30 cm selama masa penelitian tebu sejak awal sebelum diolah hingga umur tebu ratoon 3 bulan setelah tebang R3B ditunjukkan dalam Gambar 29 hingga Gambar 33. R1B = ratoon 1 bulan, dan R3B = ratoon 3 bulan Gambar 29 Kadar air tanah berat selama masa penelitian di areal kebun II Kurva-kurva kadar air tanah di 6 plot selama masa pertumbuhan tebu hampir berimpit Gambar 29 dan Gambar 30. Hasil ini menunjukkan bahwa ketersediaan air untuk pertumbuhan tebu keenam plot tersebut adalah relatif sama. Pada kondisi kadar air tanah yang relatif sama, pada kondisi sifat kimia tanah yang seragam, pada kondisi iklim setempat tertentu, dan pada tindakan pemeliharaan tanaman yang seragam pada keenam plot tersebut memungkinkan bahwa pertumbuhan dan produksi tebu dipengaruhi oleh kondisi sifat fisik - mekanik tanah densitas dan tahanan penetrasi tanah yang dibentuk oleh keenam metode pengolahan tanah. 5 10 15 20 25 Awal 0.5 1 2 3 4 6 8 9 R1B R3B Umur tebu bulan selama masa penelitian Kadar air tanah berat Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4 Metode 5 Metode 6 77 R1B = ratoon 1 bulan, dan R3B = ratoon 3 bulan Gambar 30 Kadar air tanah volume selama masa penelitian di areal kebun II Perilaku kurva kadar air tanah persen berat dan persen volume Gambar 29 dan Gambar 30 relatif sama. Perilaku kurva-kurva tersebut mengacu kepada kurva curah hujan di wilayah PT GPM, seperti ditunjukkan dalam Gambar 20. R1B = ratoon 1 bulan, dan R3B = ratoon 3 bulan Gambar 31 Tahanan penetrasi tanah selama masa penelitian di areal kebun II 5 10 15 20 25 30 Awal 0.5 1 2 3 4 6 8 9 R1B R3B Umur tebu bulan selama masa penelitian Kadar air tanah volume Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4 Metode 5 Metode 6 5 10 15 20 25 30 Awal 0.5 1 2 3 4 6 8 9 R1B R3B Umur tebu bulan selama masa penelitian Tahanan penetrasi kgfcm 2 Metode 1 metode 2 Metode 3 Metode 4 Metode 5 Metode 6 78 R1B = ratoon 1 bulan, dan R3B = ratoon 3 bulan Gambar 32 Densitas tanah selama masa penelitian di areal kebun II R1B = ratoon 1 bulan, dan R3B = ratoon 3 bulan Gambar 33 Porositas tanah selama masa penelitian di areal kebun II Sejak tebu berumur 2 hingga 6 bulan setelah tanam terjadi hujan yang cukup besar di wilayah areal kebun sebesar 67 hingga 230 mmbulan Gambar 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Awal 0.5 1 2 3 4 6 8 9 R1B R3B Umur tebu bulan selama masa penelitian Densitas tanah gcc Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4 Metode 5 Metode 6 40 50 60 Awal 0.5 1 2 3 4 6 8 9 R1B R3B Umur tebu bulan selama masa penelitian Porositas tanah Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4 Metode 5 Metode 6 79 20. Keadaan ini telah menyebabkan kadar air tan ah pada masa tersebut meningkat, tetapi densitas dan tahanan penetrasi tanahnya turun. Pada masa tersebut banyak ruang pori tanah yang terisi air yang mengakibatkan porositas tanah naik, sehingga densitas dan tahanan penetrasi tanahnya berkurang turun. Sejak masa tersebut hingga umur tebu ratoon 3 bulan porositas tanah rata-rata lebih dari 50 Gambar 33 sehingga kondisi ini akan sangat menguntungkan bagi tebu untuk tumbuh dan berproduksi. Tahanan penetrasi tanah terbesar terukur pada saat umur tebu ratoon 1 bulan setelah tebang. Pada saat tersebut tidak ada hujan Gambar 20 yang menyebabkan kadar air turun Gambar 29 atau Gambar 30 dan tahanan penetrasi tanah meningkat tajam Gambar 33. Selama masa penelitian tebu, hubungan antara kadar air dan tahanan penetrasi tanah berkorelasi negatif bertambahnya kadar air tanah menyebabkan tahanan penetrasi tanahnya berkurang atau turun, seperti ditunjukkan dalam Gambar 34. Gambar 34 Hubungan antara kadar air tanah dan tahanan penetrasi tanah selama masa penelitian tebu di areal kebun II Besarnya tahanan penetrasi tanah dipengaruhi oleh besarnya kadar air tanah dan besarnya densitas tanah. Hubungan antara densitas dan tahanan penetrasi tanah selama masa penelitian dapat dilihat dalam Gambar 35. y = 294.05x -1.1181 R 2 = 0.634 y = 318.23x -1.2367 R 2 = 0.6778 5 10 15 20 25 30 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 Kadar air tanah kedalaman 0-30 cm Tahanan penetrasi tanah kgfcm 2 volume berat 80 Gambar 35 Hubungan antara densitas tanah dan tahanan penetrasi tanah selama masa penelitian tebu di areal kebun II Tahanan penetrasi tanah meningkat cukup tajam akibat bertambahnya densitas tanah Gambar 35. Berdasarkan persamaan power tersebut TPT = 2.0074 DST 7.4595 dapat diperkirakan bahwa pada densitas tanah maksimum 1.73-1.74 gcc akan diperoleh nilai tahanan penetrasi tanah sebesar 125 kgfcm 2 , sehingga pada kondisi tersebut ujung kerucut penetrometer tidak akan mampu menembus tanah karena tanah mencapai kepadatan maksimum. Hasil Unjuk Kerja Alat dan Mesin Pengolahan Tanah Keenam metode pengolahan tanah yang diaplikasikan di areal kebun II memberikan hasil waktu operasi pengolahan tanah WPT total dan konsumsi bahan bakar KBL total yang bervariasi, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 36 dan 37. WPT total dan KBL total cenderung meningkat akibat bertambahnya intensitas pengolahan tanah. WPT total dan KBL total hasil aplikasi metode 2 memperlihatkan nilai yang leb ih besar dibanding metode 4 yang berintensitas lebih tinggi. Hal ini karena pada saat dilakukan moldboard plowing MP pada metode 2 tersebut terjadi slip roda traktor yang paling tinggi sebesar 37.21 Lampiran 35 sehingga waktu operasi pengolahan tanah dan konsumsi bahan bakarnya meningkat. TPT = 2.0074 DST 7.4595 R 2 = 0.9008 10 20 30 40 50 60 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 Densitas Tanah gcc Tahanan Penetrasi Tanah kgfcm 2 81 Gambar 36 Waktu operasi pengolahan tanah pada berbagai metode dan intensitas pengolahan tanah di areal kebun II

3.86 4.19