atau sanak saudara dan lingkungan tempat kelayan tinggal. Proses penyaluran yaitu kelayan disalurkan kepada perusahaantempat
kerjainstansi yang berminat mempekerjakan kelayan sesuai dengan bidang dan jenis keterampilan yang telah dimiliki kelayan.
4 Pembinaan Lanjut. Kegiatan ini adalah untuk memonitor dan
memantau kelayan sesudah mereka bekerja atau kembali ke keluarga.
4. Hambatan-hambatan yang Dialami Rumah Perlindungan Sosial Berbasis
Masyarakat RPSBM dalam Upaya Menangani Pembinaan Anak Jalanan
Rumah Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat, dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dalam menangani pembinaan anak jalanan mengalami
hambatan-hambatan. Adanya hambatan tersebut mengakibatkan tidak dapat berjalannya kegiatan RPSBM sesuai dengan harapan para pengelolanya.
Hambatan-hambatan yang dialami Rumah Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut.
a.
Keterbatasan alokasi waktu memberikan pembinaan dan bimbingan
Rumah Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat dalam memberikan pembinaan dan bimbingan waktunya sangat terbatas yaitu 10-20 hari,
apabila waktunya digunakan untuk mengarahkan dan membimbing anak jalanan pada saat jam pelatihan keterampilan tentu menganggu dan
menghambat kegiatan pelatihan di RPSBM. Hal ini Seperti yang diungkapkan Drs. Syafrizal Munir 53 tahun Ka. Dinsosnaketrans Kota
Pekalongan sebagai berikut: “Waktu di RPSBM sangat terbatas yaitu 10-
20 hari untuk pembinaan dan bimbingan” wawancara tanggal 22 Maret 2011 jam 09.00.
Waktu yang terbatas tidak efektif dalam pemberian pengarahan dan bimbingan sehingga anak jalanan tidak begitu paham dan tidak tahu
mengenai dampak dan akibat dari penyimpangan perilaku yang dilakukannya.
b. Keinginan anak untuk berubah itu tidak ada
Anak tidak mempunyai keinginan yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik. Mereka sudah terlanjur menyukai perilaku tersebut karena
dengan perilaku tersebut membuat dia senang dan semuanya bebas. Hal ini seperti diungkapkan oleh Bapak Dwi Nugroho Hariadi 37 tahun sebagai
berikut: „‟Diri anak itu sendiri tidak mau berubah karena dengan pen
yimpangan perilaku yang dilakukan membuat dia senang‟‟ wawancara tanggal 21 Maret 2011 jam 09.00. Tidak adanya keinginan untuk berubah
merupakan faktor penghambat dalam menangani penyimpangan perilaku, karena tidak adanya keinginan akan sulit diarahkan sehingga pembinaan itu
tidak terarah. c.
Kebiasaan hidup bebas Anak jalanan sudah mempunyai kebiasaan hidup dalam kebebasan,
sehingga kebebasan itu sulit untuk diarahkan. Seperti diungkapkan oleh Zamroni 37 tahun sebagai berikut:
‟‟Kebiasaan hidup dalam kebebasan kadang sulit untuk diarahkan karena sudah terlanjur melakukan penyimpangan perilaku, ibaratnya
virus tersebut sudah sampai ke sum-sum tulang belakang itu yang
kadang sulit untuk diarahkan‟‟ wawancara tanggal 18 Maret 2011 jam 09.00.
Kehidupan anak jalanan adalah kehidupan yang bebas, tidak ada yang mengontrol, dan mengatur kebiasaan hidupnya. Kehidupan yang bebas ini
menyebabkan anak jalanan melakukan tindakan yang tingkah lakunya menyimpang baik norma masyarakat, maupun norma agama, bahkan
perilaku tersebut mengarah pada tindakan kriminal. Tindakan kriminal yang biasanya dilakukan anak jalanan misalnya minum-minuman keras, mencuri,
menggunakan obat-obatan terlarang, dan lain sebagainya. d.
Sarana dan prasarana kurang memadai Berdasarkan observasi tanggal 18 Maret 2011 bahwa RPSBM
mempunyai Sarana dan prasarana yang kurang memadai misalnya belum dibangunnya Musholla sebagai sarana pembinaan agama. Rumah
Perlindungan Sosial juga belum memiliki alat untuk pelatihan keterampilan sendiri seperti alat menyablon. Alat menyablon tersebut menyewa di
Tempat lain sehingga pemberian keterampilan tidak berlangsung diberikan terhadap anak jalanan.
B. Pembahasan