PEMBINAAN AKHLAK BAGI ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH PERLINDUNGAN ANAK SAHAJA CIMAHI TAHUN 2013.

(1)

PEMBINAAN AKHLAK BAGI ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH PERLINDUNGAN ANAK SAHAJA CIMAHI TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh NOVI SAMIASIH

0901899

PRODI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN MATA KULIAH DASAR UMUM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PEMBINAAN AKHLAK BAGI

ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH

PERLINDUNGAN ANAK SAHAJA

CIMAHI TAHUN 2013

Oleh Novi Samiasih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Novi Samiasih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

PEMBINAAN AKHLAK BAGI ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH PERLINDUNGAN ANAK SAHAJA CIMAHI TAHUN 2013

Oleh : Novi Samiasih

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan anak jalanan yang tak kunjung henti. Pada kenyataannya banyak pendapat yang mengatakan bahwa anak jalanan adalah sampah masyarakat. Selain itu anak jalananpun sering meresahkan warga, karena kurangnya penanganan terhadap permasalahan anak jalanan terutama kurangnya pembinaan akhlak bagi anak jalanan. Penelitian ini difokuskan pada bagaimana proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang anak-anak jalanan yang ada di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi, materi pembinaan akhlak yang diberikan, metode atau cara pembinaan akhlak, kendala dan upaya pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan, dan hasil dari pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi tahun 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa ada 33 anak jalanan yang terdata dalam Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi tahun 2013. Alasan mereka menjadi anak jalanan dikarenakan broken home. Pembinaan akhlak yang diberikan kepada anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi tahun 2013 diantaranya akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak terhadap sesama. Adapun metode yang digunakan dalam pembinaan akhlak tersebut adalah metode nasihat, metode teladan, metode pembiasaan dan metode imbalan dan ancaman. Kendala utama yang dihadapi dalam pembinaan akhlak bagi anak jalanan ini adalah masih sulitnya mengatur anak jalanan yang cenderung berwatak keras. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memasuki dunia mereka, agar mereka merasa nyaman dengan pembina. Hasil dari pembinaan akhlak tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan yang signifikan dari pengetahuan dan perilaku mereka yang lebih baik.


(5)

ABSTRACT

THE MORALS GUIDANCE FOR STREET CHILDREN AT THE CHILDREN’S PROTECTING HOUSE IN CIMAHI 2013

Writting by: Novi Samiasih

The background of this study is about street children’s problems that never stop. In fact, there is a lot or statement that said that street children are crum. Beside that the street children always were disturbing public because lack of handling problem is because the lack of guidance for street children. The scope of this study were focused how process to guidance for handling the street children are. The purpose of this study is to know the background of every child in Sahaja

Children’s protecting House, to know material and method that given for guiding their moral and the problems in guidance the street children in Sahaja Children’s protecting house in year 2013. The moral guidance that given the methodthat used for collecting data are observation, interview, and documentation study. The finding or results of this study are there are 33 children in Sahaja Children’s Protecting House in Cimahi. There reasons be a street child are because the lack of care or love from their parents ore broken home. The moral guidance that give to them are the moral guidance to Allah, to self and to others. The learning method that used are communicative language teaching, exemplary method, method of retaine and threat, and behavior method. The main problem that found to guidance the street children is very hard to manage them that had obstinacy. The way to guidance they are with hanging out with them into their world to order they feel comfortable with us as researcher. The result of this study is there is a change from the street children in their knowladge and behavior.

Keywords: Guidance children, street children, and childten’s protecting house.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ……….. iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ……….…….. 6

C. Tujuan Penelitian …………..……… 7

D. Manfaat Penelitian ……….... 7

E. Struktur Organisasi ...………... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pembinaan ………...……….. 10

1. Pengertian Pembinaan ...……….. 10

2. Ruang Lingkup Pembinaan………...……… 10

3. Pendekatan Pembinaan………..…………... 12

4. Prosedur Pembinaan ... 14

B. Konsep Akhlak………... 15

1. Pengertian Akhlak ... 15

2. Objek Pembahasan Akhlak ... 18

3. Pembentukan Akhlak ... 20

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak ... 21

5. Ukuran Baik dan Buruk dalam Bidang Akhlak ... 25

6. Akhlak Islami ... 26

7. Pembinaan Akhlak ... 32

8. Metode Pembinaan Akhlak ... 34

C. Eksistensi Anak Jalanan ……….………. 38

1. Tahap-tahap Perkembangan Anak ... 38


(7)

3. Sejarah Anak Jalanan ... 44

4. Kategori Anak Jalanan ... 45

5. Ciri Anak Jalanan ... 46

6. Pengelompokkan Anak Jalanan ... 47

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Munculnya Anak-anak Jalanan ... 49

8. Perlindungan Hukum Anak ... 54

9. Pemberdayaan Anak Jalanan ... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian …..………..……….... 60

B. Pendekatan dan Metode Penelitian.………. 61

C. Definisi Operasional ………...……… 62

D. Tahap-tahap Penelitian ...……….……. 63

E. Teknik Pengumpulan Data …...……… 67

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi…………...… 73

1. Gambaran Umum Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi...……… 73

2. Sejarah Berdiri Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi...…………...……. 74

3. Visi dan Misi ...……… 77

4. Tujuan ... 78

5. Kegiatan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja... 78

6. Keadaan Pembina... 80

B. Hasil Penelitian ………...………. 82

1. Latar Belakang Anak Jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi ………...…... 82

2. Proses Pembinaan Akhlak di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi ……… 86


(8)

C. Pembahasan ………... 102 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……….…... 118

B. Saran ...………..…. 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN

Lampiran I ... 125

 Surat-Surat Penelitian

Lampiran II ... 133

 Bimbingan Skripsi

Lampiran III ... 136

 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

 Instrumen Penelitian

Lampiran IV ... 151

 Hasil Penelitian

Lampiran V. ... 174


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Data Pengurus ...……… 81 Tabel 4.2 Tabel Jumlah Anak Jalanan...………... 82 Tabel 4.3 Tabel Status Pendidikan Anak.. ……….... 85


(10)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang

Anak adalah amanah dari Allāh SWT untuk dijaga dan dirawat. Anak juga merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa ini akan menjadi baik apabila generasi-generasi bangsa ini terbina dengan baik. Tapi pada kenyataanya di Indonesia ini perlindungan terhadap anak belum sepenuhnya dijalankan dengan baik. Terbukti masih banyaknya permasalahan anak jalanan. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa permasalahan anak jalanan ini terus berkembang. Di antaranya semakin berkembangnya zaman, berkembang pula strata kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, juga budaya. Tak dapat dimungkiri dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin banyakpun dapat mengakibatkan kesenjangan pada kehidupan masyarakat itu sendiri. Hal tersebut terlihat dari banyaknya orang yang berbondong membangun gedung-gedung yang mewah, sedangkan di sisi lain terdapat orang-orang yang tinggal di daerah kumuh dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Tekanan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan akibat kemiskinan membuat orang tua mengharuskan anak-anak turun menanggung beban keluarga (Subhansyah, tt: 14). Sehingga banyak anak yang terjun ke jalan dengan tujun untuk mencari nafkah.

Faktor penyebab lainnya, adalah karena adanya konflik yang terjadi pada keluarganya, sehingga mereka bosan dengan suasana di rumah (broken home). Peraturan serba ketat tanpa memberi peluang kepada anak untuk mengutarakan keinginannya, sering juga terjadi tindakan kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga sebagaimana yang sering kita saksikan pada media massa akhir-akhir ini. Hal ini membuat anak merasa tertekan dan tidak nyaman lagi dalam memasuki dunia pendidikan. Sehingga sebagian dari mereka memilih jalanan sebagai tempat yang menurut mereka lebih nyaman dan bebas. Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan ini ditegasakan oleh Direktur Jenderal


(11)

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Makmur Sunusi pekan

lalu menyatakan, “akar dari terus meningkatnya jumlah anak jalanan terutama

karena kemiskinan, perceraian orang tua, serta kemalasan dan kurang tanggung jawab orang tua sehingga menjadikan anak sebagai pencari nafkah bagi

keluarga” (Wulan, 2010: th.)

Akibatnya ketika mereka hidup di jalan kekerasan menghampiri mereka, penindasan, perampasan barang, pelecehan seksual bahkan penyimpangan-penyimpangan yang lainnya teralami oleh mereka. Susilo (2005: 5-6) mengatakan bahwa:

Umumnya anak jalanan bekerja sebagai pengasong, pemulung, tukang semir, pelacur anak dan pengais sampah. Tidak jarang anak jalanan menghadapi resiko kecelakaan lalu lintas, pemerasan, perkelahian, dan kekerasan lain. Anak jalanan lebih mudah tertular kebiasaan tidak sehat dari kultur jalanan khususnya seks bebas dan penyalagunaan obat. Lebih memprihatinkan lagi, lingkungan akan mendorong anak jalanan menjadi obyek pelampiasan seksual.

Dengan kejadian itu dapat merubah karakter mereka menjadi anak yang berperilaku tidak baik, mereka berusaha mencari uang dengan cara apa saja, termasuk mencopet, menjambret. Mereka juga rawan terhadap obat-obatan terlarang, minuman keras dan zat-zat adiktif lainnya bahkan resiko terhadap IMS termasuk HIV/AIDS karena munculnya perilaku tak terkendali anak jalanan untuk melakukan seks bebas..

Mira (2012: ) mengatakan:

Di bypas Buah batu - Soekarno Hatta banyak anjal (anak jalanan) yang dibawah umur dan resah karean mengkonsumsi / suka ngelem aibon. Saya selalu lewat jalur itu setiap hari merasa prihatin. Seharusnya dari pihak Dinsos, Dinkes dan satpol PP koordinasi dan kerjasamalah. Juga kepada polisi yang suka bertugas disana harusnya bisa kasih teguran, kan sayang sekali mereka adalah penerus bangsa.

Dengan sikap yang seperti itu dapat membuat pandangan masyarakat terhadap mereka menjadi buruk, bahkan enggan untuk mendekati, tak jarang pula mereka menganggap anak-anak jalanan sebagai sampah masyarakat karena banyak diantara mereka yang meresahkan orang-orang disekitarnya.


(12)

3

Sementara itu menurut Manning dan Van Diermen, (Wong, 2009: 191) pandangan-pandangan masyarakat terhadap anak jalanan adalah:

Akademis lebih memosisikan anak jalanan sebagai objek, organisasi sosial menjadikan menjadikan objek karikatif, dan polisi melihatnya sebagai objek kriminal kajian kriminal. Sedangkan media massa selalu memuat anak jalanan sebagai objek penerbitan dan kaum agamawan memerlukannya sebagai objek ibadah. Perlakuan semacam itu akan semakin menyingkirkan mereka karena mereka semakin dikukuhkan sebagai manusia yang tak layak dan menyandang citra buruk.

Jika permasalahan anak jalanan ini tidak ditanggulangi maka akan berdampak buruk baik itu terhadap anak-anak jalanan maupun pada lingkungan disekitarnya. Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi diantaranya akan menyebabkan kematian dini dan sekalipun bisa bertahan hidup maka masa depan mereka teramat suram. Selain itu sangat mungkin kelak setelah dewasa mereka akan menjadi warga masyarakat yang menyusahkan orang lain bahkan bisa merugikan orang lain.

Nugroho (2012: th.) mengatakan bahwa untuk mengatasi problem anak jalanan tersebut. Secara umum ada tiga pendekatan yang di tawarkan.

Pertama pendekatan Penghapusan (Abolition), yang berupaya menghapus gejala anak jalanan secara radikal dan menyeluruh. Kedua, Pendekatan Perlindungan (Protection) yang berupaya melindungi hak-hak anak jalanan seperti juga hak-hak anak lainnya dengan tidak berpotensi menghapus anak jalanan.

Dari pernyataan tersebut, pendekatan yang kedua dirasa bisa lebih efektif dalam penanganan permasalahan anak jalanan ini. Seperti tertera dalam UUD

1945 (2009: 29) bahwa, “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya

pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (2007: 25), dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-hak Anak).


(13)

Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara normal sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil righ and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family envionment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, laisure and culture activites), dan perlindungan khusus (special protection).

"Pemerintah memandang penting penanganan anak jalanan. Mereka adalah penerus bangsa ini," kata Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri dalam Seminar Pendidikan dan Praktik Sosial di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung, Jumat (Herlambang, 2010: th.).

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dalam kompas.com (Indra, 2012: th.) juga mengatakan bahwa :

Saat ini dari data yang kami miliki, ada lebih 230-an ribu anak jalanan di Indonesia, dan kami pun berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang hingga saat ini terus memperhatikan anak jalanan. Terbukti dengan jumlahnya yang cukup detail, yaitu 4.951 anak jalanan. Semoga (anak jalanan, red) dapat difasilitasi, dilayani, dan diberdayakan agar tidak lagi turun ke jalan. harap Salim.

Untuk menangani permasalahan anak jalanan ini pemerintah berusaha menanganinya dengan berbagai cara. Diantaranya memeberikan fasilitas bagi anak jalanan baik itu dalam pendidikan dan pembinaan-pembinaan lain melalui Rumah Perlindungan Anak. Meski begitu penanggulangan anak jalanan di Indonesia belum menyentuh akar permasalahan, dimana pendekatan yang selama ini dilakukan adalah pendekatan”Kriminal” seperti yang tertera dalam

Perda no 11 tahun 1998 dimana dalam Perda itu anak jalanan diposisikan sebagai perusak keindahan kota dan pengganggu ketertiban umum. Perda tersebut memandang anak jalanan sebagai pendekatan Kriminal.

Untuk menjaga dan memelihara anak jalanan dari berbagai tindakan-tindakan yang menyimpang yang dapat membuat kesan buruk bagi masyarakat, diperlukan adanya pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh orang-orang yang peduli terhadap anak jalanan. Di antara pembinaan tersebut adalah

pembinaan akhlak. Menurut Anis (Nata, 2003: 3) „Akhlak adalah merupakan

sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam


(14)

5

Pembinaan akhlak ini sangat penting bagi setiap anak termasuk anak jalanan, untuk mengarahkan agar senantiasa menghasilkan akhlak yang baik atau untuk membentuk pribadi-pribadi yang mulia yang juga merupakan tujuan umum dari pendidikan.

Al Gazali dalam Psikologi perkembangan Anak & Remaja (Yusuf LN, 2010: 10) berpendapat bahwa:

Anak dilahirkan dengan membawa fitrah yang seimbang dan sehat. Kedua orang tuanyalah yang memberikan agama kepada mereka. demikian pula anak dapat terpengaruh oleh sifat yang buruk. Ia mempelajari sifat-sifat yang buruk dari lingkungan yang dihidupinya, dari corak hidup yang memberikan peranan kepadanya dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya.

Oleh karena itu pembinaan pribadi-pribadi ini adalah hal yang terpenting dalam masyarakat Islām, terutama pembinaan akhlak pada usia anak. Mengingat betapa pentingnya pendidikan Akhlak sejak dini bagi anak maka perlu adanya penanaman nilai-nilai keagamaan semenjak anak-anak, dengan ajaran yang benar sesuai dengan tuntunan agama yaitu al Qur`ān dan sunnah Nabi. Sarana yang paling tepat untuk pembinaan dan pembentukan kepribadian manusia adalah melakukan pendidikan. Sayangnya tidak semua anak mampu mengenyam dunia pendidikan secara penuh. Banyak faktor yang menyebabkan anak tidak dapat menikmati dunia pendidikan sebagaimana mestinya. Padahal seharusnya pendidikan menjadi hak setiap manusia untuk menjadi lebih baik. Bisa menyukseskan dirinya, orang lain, keluarga, agama, dan bangsanya. Tidak boleh ada pilih kasih dalam memberikan pendidikan maupun pengajaran. Bahkan, untuk anak-anak jalanan sekalipun.

Kehidupan jalanan yang keras tercermin pada tampang sangar, acak-acakan bahkan kumuh yang melekat pada tubuh mereka. Pandangan negatif menambah gambaran kelam keberadaan mereka di tengah hiruk pikuk ramainya kota. Namun dibalik tampang sangar, acak-acakan dan kumuh itu, tersimpan sebuah fenomena menarik yang layak untuk kita kaji.

Diantara sekian banyak anak jalanan yang terkesan semaunya sendiri, ugal-ugalan, sulit diatur dan kurang beruntung untuk mendapatkan pendidikan,


(15)

ternyata masih ada yang mau dibina, dibimbing dan dididik. Perlindungan, pembinaan dan pendidikan ini ada dalam sebuah wadah bernama Rumah Perlindungan Anak Sahaja. Keberadaaan mereka berbeda dengan anak-anak jalanan yang lainnya, mereka terlihat lebih memiliki akhlak yang baik diabandingkan dengan anak-anak jalanan yang lain. Karena itu peneliti di sini

tertarik ingin mengadakan penelitian tentang bagaimana “PEMBINAAN

AKHLAK BAGI ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH PERLINDUNGAN

ANAK SAHAJA CIMAHI” B.Rumusan Masalah

Secara lebih umum, permasalahan tersebut dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

- Bagaimana pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi tahun 2013?

Secara lebih khusus, permasalahan tersebut dapat dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Latar Belakang anak-anak jalanan yanga ada di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi?

2. Bagaimana proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi?

3. Bagaimana hasil pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi?

Adapun definisi operasional dari setiap variabel penelitian adalah:

 Pembinaan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa pembinaan

adalah “proses, cara perbuatan pembina, pembaharuan, penyempurnaan,

usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif

untuk memperoleh hasil yang lebih baik” (Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 152).


(16)

7

 Konsep Akhlak

Akhlāq atau khulũq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan,

perangai, muru‟ah atau segala sesuatu yang telah menjadi tabi‟at (Nata,

2003: 2).

 Konsep Anak jalanan

Bisri (Purwanto, 2010: 57) mengatakan Menurut UNICEF anak jalanan

adalah: „mereka yang telah meninggalkanrumah, sekolah dan komunitasnya dengan usia di bawah umur 16 tahun telah terbawa ke dalam kehidupan jalanan (nomaden) yang dapat dikatakan sebagai anak jalanan‟.

Sedangkan menurut Departemen Sosial RI (Tranquilina, 2009: th.),

pengertian tentang anak jalanan adalah “anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga

faktor budaya yang membuat mereka turun ke jalan”. C.Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah:

- Untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi tahun 2013.

Adapun tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Untuk mengetahui latar belakang anak-anak jalanan yanga ada di Rumah

Perlindungan Anak Sahaja Cimahi.

2. Untuk mengetahui proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi.

3. Untuk mengetahui hasil pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi.

D.Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini akan dapat memberi sumbangan yang berarti serta dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.


(17)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang khasanah ilmu pengetahuan tentang pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang seutuhnya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan selanjutnya dalam membina akhlak bagi anak jalanan dalam lembaga-lembaga sosial.

4. Hasil penelitian ini akan memberi manfaat yang sangat berharga berupa pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan referensi ketika mengamalkan ilmu terutama di lembaga pendidikan.

E.Struktur Organisasi

Dalam penulisan penelitian deskriptif kualitatif tentang Pembinaan Akhlak Bagi Anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anakini terdiri dari lima Bab. Dengan penulisan sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah yang disertai dengan definisi setiap variabel, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Uraian dalam bab I ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum tentang keseluruhan tulisan serta batasan masalah yang diuraikan oleh penulis pembahasannya.

Dalam Bab II diuraikan tentang teori pengembangan dari berbagai variabel penelitian yang diteliti dengan sub bab sebagai berikut: A. Konsep Pembinaan, B. Konsep Akhlak, C. Konsep Anak Jalanan. Dengan penjelasan yang rinci. Bab III membahas tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakkan penelitian kualitatif deskriptif dengan susunan penulisannya meliputi Lokasi penelitian, populasi dan Sample penelitian, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian, definisi operasional, Instrumen penelitian, proses pengembangan Instrumen yaitu uji validitas, dan tentang teknik pengolahan data dan analisis data.

Dalam Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab hasil penelitian dan pembahasan ini terdiri dari dua hal utama, yakni:


(18)

9

1. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penenlitian yaitu tentang proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja.

2. Pembahasan atau analisis dari data yang dihasilkan dari lapangan dengan mendeskripsikan.

Sedangkan dalam Bab terakhir yaitu Bab V tentang kesimpulan dan saran. Bab kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis penelitian. Penulisannya dengan cara uraian padat. Saran atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian ini, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang sama.


(19)

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian.

Adapun metode menurut Sugiyono (2010: 3) “diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Sedangkan Sukmadinata (2010: 52) mengatakan bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (reserch design)

tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.

“Adapun tujuan dari rancangan peneletian atau metode penelitian adalah melalui

penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian”. (Sukmadinata, 2010: 52)

A.Lokasi Penelitian

Dalam penelitian kualitatif menurut Spradley (Sugiyono 2010: 297)

„populasi dinamakan sebagai situasi sosial tang terdiri atas tiga elemen yaitu:

tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara

sinergis‟.

Adapun lokasi penelitian ini yaitu dilakukan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Tempat ini merupakan sebuah Rumah Perlindungan Anak untuk anak jalanan yang khususnya berada di cimahi. Tepatnya di Jl. Warung Contong Timur Rt 01 Rw 09 Kelurahan Setiamanah Kota Cimahi. Pemilihan lokasi ini atas beberapa pertimbangan yaitu Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi adalah lembaga sosial masyarakat yang peduli terhadap nasib anak jalanan yang letak geografisnya ada di dekat stasiun Kereta Api kota Cimahi,


(21)

mengingat daerah perkotaan kurang dalam faktor aqidah dan akhlak dikarenakan lingkungan, namun di Rumah Perlindungan Anak ini pembinaannya sudah terkelola dengan baik, dan banyak anak jalanan yang menetap dalam jangka waktu yang panjang sehingga dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan kontinyu. Dalam proses pembinaan akhlaknya juga ada beberapa hal yang menarik untuk diteliti.

Sehingga yang menjadi aktor dalam penelitian ini adalah anak jalanan yang ada di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi pada Tahun 2013. Aktivitas yang ingin diteliti yaitu bagaimana proses pembinaan yang dilakukan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi terhadap anak jalanan yang ada di sana.

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetetahui latar belakang anak-anak jalanan, proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan, dan hasil dari pembinaan anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi pada tahun 2013. Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan tindakan-tindakan subyek yang diamati atau yang diwawancarai. Penelitian ini memberikan gambaran apa adanya mengenai pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Selain itu penelitian ini bermaksud untuk melacak peristiwa-peristiwa yang alami yang tidak dapat dimanipulasi. Artinya peristiwa-peristiwa tersebut berlangsung sebagaimana adanya, peneliti tidak mengubah keadaan atau melakukan intervensi terhadap penelitian.

Sehingga dapat dipaparkan bahwa penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2010: 15) adalah digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Sehingga dapat diartikan bahwa peneltian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat ini (Sudjana, 1997: 64).


(22)

62

Sementara itu menurut Bogdan dan Taylor (Basrowi dan Suwandi, 2008: 1)

mengatakan bahwa “penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian

yang menghasilkan data desktiptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.

Metode penelitian penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif. Menurut Sukmadinata

(2010:72) “metode deskriptif adalah ditujukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat

alamiah ataupun rekayasa manusia”.

Menurut Bungin (2010: 68) mengatakan bahwa:

Tujuan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.

Peneliti ini berusaha menyajikan hasil penelitian dengan cara mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh dari data di lapangan dengan menggunakan berbagai instrumen penelitian dalam bentuk narasi. Mendeskrifsikan proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan yang dilakukan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi.

Penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha mendeskrifsikan suatu gejala, perisiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dimana peneliti beusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian dijabarkan sebagai mana adanya.

C.Definisi Operasional

Pembinaan adalah proses, cara, perbuatan membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Departemen pendidikan Nasional, 2005).

Akhlak adalah kata akhlāq atau khulũq secara kebahasaan berarti budi

pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru‟ah atau segala sesuatu yang telah menjadi tabi‟at (Nata, 2003: 2).


(23)

Dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlak dapat diartikan sebagai model atau acuan yang digunakan memperbaharui dan membangun ke arah yang lebih baik, yaitu belajar untuk mengerti tentang perbedaan antara yang benar dengan yang salah, yang boleh dan yang dilarang, yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan yang buruk, dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi segala yang bersifat negatif dan mencoba membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif. Bila suatu ketika ia berbuat salah, serta ia sendiri menyadari akan kesalahannya itu, maka ia harus secepatnya berhenti dari kesalahannya itu dan segera kembali ke jalan yang semestinya.

Menurut Departemen Sosial RI (Tranquilina, 2009: th.), pengertian tentang

anak jalanan adalah “anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang membuat

mereka turun ke jalan”.

Menurut studi yang dilakukan oleh Soedijar (Tranquilina, 2009: th.)

menunjukkan bahwa “anak jalanan adalah anak yang berusia antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan

orang lain serta mebahayakan dirinya sendiri”.

Anak jalanan adalah anak yang berusia di bawah 18 tahun yang hidup di jalanan baik yang menetap di jalanan, mencari uang di jalanan, maupun yang berkeliaran di jalanan.

D.Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Pralapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Kegiatan ini merupakan tahap awal, intinya berupa penyusunan rancangan penelitian yang diajukan ke Dewan Skripsi Prodi Ilmu Pendidikan Agama

Islām FPIPS UPI. Kemudian proposal rancangan penelitian tersebut diseminarkan. Selanjutnya, untuk melengkapi dan menyempurnakan rancangan penelitian berdasarkan berbagai masukan pada saat seminar, peneliti melaksanakan konsultasi dan bimbingan intensif dengan Dosen Pembimbing.


(24)

64

b. Memilih Latar Penelitian

Proses pemilihan latar penelitian dalam penelitian ini berdasarkan informasi yang didapat tentang Rumah Perlindungan Anak yang melaksanakan pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan. Setelah dipastikan Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi melakukan Pembinaan Akhlak bagi Anak-anak jalanan maka peneliti memilih untuk mengadakan penelitian di sana.

c. Mengurus Perizinan

Untuk kegiatan pengurusan perizinan yang bersifat administratif ini dilakukan dengan dimulai dari tingkat Jurusan, Fakultas, sampai Universitas. Sebelum memulai penelitian peneliti meminta izin kepada prodi, fakultas untuk mengadakan pra penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah tempat penelitian mengizinkan peneliti untuk mengadakan peneilitian di sana. kemudian setelah mendapat izin untuk mengadakan penelitian di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi peneliti mulai dari tingkat Jurusan, peneliti memperoleh surat usulan pengangkatan pembimbing dan surat permohonan izin melaksanakan penelitian ke tingkat Fakultas. Dari tingkat Fakultas peneliti memperoleh surat keputusan pengangkatan pembimbing dan surat permohonan izin melaksanakan penelitian ke tingkat Universitas. Dari tingkat Universitas, peneliti memperoleh surat permohonan izin melaksanakan penelitian untuk Ketua Koordinator Utama Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi.

d. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk memperlancar, memperjelas, dan mempermudah kegiatan pengumpulan data di lapangan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan kisi-kisi penelitian, kemudian dijabarkan menjadi instrumen penelitian yang berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi.


(25)

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Penelitian dilaksanakan dari mulai tanggal 19 Desember 2012 sampai dengan tanggal 4 Februari 2013 Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Dalam kegiatan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu,

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri 1) Pembatasan latar dan peneliti

Latar penelitian ini dibatasi pada pembinaan akhlak yang dilakukan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi pada tahun 2013.

2) Penampilan

Peneliti tidak terlalu memperhatikan penampilan, karena lokasi penelitian ini tidak terlalu formal, subjek penelitiannya pun adalah anak-anak jalanan yang dalam penampilan biasa-biasa saja sehingga peneliti menyesuaikan dengan mereka.

3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Penelitian ini bersifat pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka peneliti berusaha agar hubungan dengan lingkungan yang ada di lokasi penelitian terjalin dengan baik dan dengan keakraban tanpa harus mempengaruhi berbagai kondisi dan perilaku alami yang ada di lokasi penelitian.

4) Jumlah waktu studi

Peneliti mengalokasikan waktu penelitian di lapangan kurang lebih selama satu bulan, diharapakan dengan jumlah waktu yang terbatas ini berbagai data penelitian dapat terkumpul dengan baik.

b. Memasuki lapangan 1) Keakraban hubungan

Peneliti selalu berusaha menjaga keakraban hubungan peneliti dengan lingkungan sosial di lokasi penelitian agar mempermudah peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan.


(26)

66

2) Mempelajari bahasa

Sebenarnya tidak ada banyak kesulitan dengan penggunaan bahasa, karena dalam ligkungan penelitian ini merupakan lingkungan yang tidak harus menggunakan bahasa formal.

3) Peranan peneliti

Untuk menghindari adanya peran langsung peneliti di lokasi penelitian yang dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi dan perilaku yang terjadi di lokasi penelitian, maka peranan peneliti dalam aktivitas yang ada di lokasi penelitian tidak besar, dan seminimal mungkin, karena penelitian ini sendiri dilakukan dengan pengamatan langsung tanpa berperan serta.

b. Berpartisipasi sambil mengumpulkan data 1) Pengarahan batas studi

Pengarahan batas studi dilakukan dengan memperhatikan batasan studi berdasarkan fokus masalah yang akan diteliti, yaitu Pembinaan Akhlak bagi Anak-anak Jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi Tahun 2013. Tujuan pengarahan batas studi ini adalah agar peneliti tidak terjebak pada masalah-masalah yang berada di luar fokus masalah penelitian.

2) Mencatat data

a) Pencatatan data mentah

Pencatatan dilakukan pada saat berlangsung pengumpulan data baik pada saat kegiatan wawancara maupun pada saat kegiatan observasi dan studi dokumentasi berlangsung. Data hasil penelitian melalui wawancara dicatat dalam buku catatan berupa coretan-coretan kecil, sedangkan data hasil observasi dicatat dalam bentuk catatan singkat dengan mencatat kata-kata kunci dari apa yang dapat diamati oleh peneliti.

b) Pencatatan lengkap dan formal

Pada tahap pencatatan lengkap dan formal penelliti mencatat data hasil wawancara dalam bentuk deskriptif hasil wawancara. Data hasil


(27)

observasi dibuat dalam bentuk catatan lapangan. Catatan hasil studi dokumentasi dibuat dalam tabel sesuai sumber dan jenis data.

E.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari lapangan penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respon yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.

Wawancara ini dilakukan dengan secara mendalam, adapun pengertian wawancara secara mendalam menurut Bungin (2010: 108) adalah:

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Penggunaan instrumen wawancara ini dilakukan untuk mengetahui data penelitian diantaranya data tentang latar belakang anak-anak jalanan, proses pembinaan akhlak dan hasil dari pembinaan akhlak.

2. Observasi

Sutrisno hadi (Sugiyono, 2010: 203) mengungkapkan bahwa, „observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan‟.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Sedangkan menurut Bungin (2010: 115) mengatakan “observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil


(28)

68

Data yang akan diteliti dengan menggunakan teknik observasi diantaranya data tentang latar belakang anak-anak jalanan yaitu tentang jumlah anak jalanan di sana, kemudian tentang bagaimana proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan, dan hasil dari pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi.

3. Studi dokumentasi

“Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu metode yang

digunakan untuk menelusuri data historis” (Bungin, 2010: 121).

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupkan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi dilakuakan untuk mendapatkan data tentang latar belakang anak-anak jalanan, dengan melihat diokumen dari data anak-anak jalanan yang ada di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi pada tahun 2013.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, dan catatan lapangan maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis data dari hasil pengumpulan data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209) yang mencangkup tiga kegiatan yang bersama, yaitu reduksi data (data


(29)

reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (conclusion drawing/ verification).

1. Reduksi data (data reduction)

Data yang dihasilkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dalam proses penelitian begitu banyak sehingga perlu dilakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2008: 247). Mereduksi data berfungsi untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209)

Pada tahap ini, reduksi dilakukan setelah proses wawancara ditulis ke dalam transkrip wawancara, kemudian peneliti mengidentifikasi satuan-satuan data atau pertanyaan-pertanyaan subjek yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus penelitian kali ini. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan. 2. Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209), dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono: 249). Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa teks yang bersifat naratif yang telah di pilih-pilih ke dakam bagian-bagian/ aspek yang memiliki kesamaan.

3. Validitas

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan data hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif yang diragukan kebenarannya karena beberapa hal, antara lain: subjektivitas peneliti, alat penelitian banyak kelemahan, dan akurasi penelitian.


(30)

70

Pemeriksaan keabsahan data mempunyai tujuan untuk menetapkan keabsahan data. Pelaksanaan pemerikasaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada kriteria yang digunakan dalam penelitian.

Pemerikasaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.

Meleong (2007:330) menyebutkan bahwa, “triangulasi adalah teknik

pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

itu”.

Meleong (2011: 324) pengujian keabsahan data didasarkan empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (konfirmability).

Adapun menurut Nasution (2003: 114-118) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

a. Memperpanjang masa observasi

Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu betul-betul mengenal suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dengan cara mengadakan hubungan baik dengan orang-orang disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang dipergunakan dalam penelitian.

b. Pengamatan yang dilakukan terus-menerus

Melalui pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terperinci dan lebih mendalam. Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskrifsi yang cermat dan terperinci mengenai apa yang sedang diamati.

c. Triangulasi

Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data-data yang diperoleh. Triangulasi


(31)

diartikan sebagai teknik penelitian pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik penelitian dan mengumpulkan data yang sudah ada. Triangulasi berarti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. d. Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing)

Pembicaraan ini antaralain bertujuan untuk memperoleh kritik, pertanyaan-pertanyaan tajam, yang menantang tingkat kepercayaan akan kebenaran penelitian. Selain itu pembicaraan ini memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya.

e. Menggunakan bahasa referensi

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakkan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian untuk bahan dokumentasi yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang didapat memiliki validitas yang tinggi. f. Mengadakan member check

Salah satu cara yang paling penting adalah mengadakan member check pada akhir wawancara dengan menyebutkan garis besarnya dengan maksud agar responden memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang masih kurang. Tujuan member check adalah agar informasi yang di peroleh peneliti dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan.

4. Penarikan kesimpulan/ Verifikasi

Setelah data direduksi dan data disajikan maka langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Basrowi dan Suwandi (2008: 210) mengungkapkan:

Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada,


(32)

72

pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisiyang telah dirumuskan.

Dalam menarik kesimpulan perlu melakukan verifikasi data agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu perlu dilakukan verifikasi yang merupakan aktivitas pengulangana untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat. Peneliti selain melakukan verifikasi di atas, juga melakukan verifikasi melalui berdiskusi, atau saling memrikas antar teman. Hal ini dilakukan untuk mencegah penilaian yang bersifat subjektif.


(33)

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan beberapa kesimpulan:

Pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan yang dilakukan di Rumah Perlindugan Anak Sahaja Cimahi adalah merupakan kegiatan rohani yang mengajarkan dan membina anak-anak jalanan agar dapat membedakan perbuatan yang baik dan buruk untuk kemudian dilaksanakan secara terus-menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan yang baik.

Anak jalanan yang terdata berada di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi terdapat sekitar 33 anak binaan yang mayoritas berasal dari keluarga yang pra sejahtera, broken home, dan murni anak jalanan. Jumlah anak jalanan yang masih bersekolah ada sekitar 5 anak, sedangkan yang lainnya mengikuti sekolah mengejar paket B dan C. Keseluruhan anak jalanan yang ada di sana berprofesi sebagai pengamen. Namun selain dari mengamen mereka membuka layanan penyablonan kaos, menjual makanan yang disediakan oleh pembina, dan menerima pekerjaan lain yang memerlukan jasa mereka.

Pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi adalah akhlak terhadap Allāh, Akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak terhadap sesama. Akhlak terhadap Allāh ini mengajarkan kepada anak

jalanan untuk menjadi hamba Allāh yang beriman dan bertakwa kepadaNya dengan membiasakan shalat berjamaah, belajar membaca al Qur`ān, dan

mengadakan pengajian rutin. Kemudian pembinaan akhlak terhadap diri sendiri dengan cara berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang, minum-minuman keras dan ngelem, menjaga kebersihan diri, mengendalikan emosi, dan membiasakan hidup disiplin. Sedangkan pembinaan akhlak terhadap sesama yaitu dengan cara sopan santun kepada orang tua dan tidak berkelahi dengan teman. Adapun pemberian materi akhlak diatas dengan menggunakan beberapa metode diantaranya yaitu, menggunakan metode nasihat, metode teladan, metode pembiasaan dan metode ancaman. Adapun dalam pelaksanaan


(35)

pembinaan ini terdapat beberapa kendala yang dialami. Kendala yang dihadapi dalam pembinaan akhlak bagi anak jalanan ini yang paling utama adalah masih sulitnya mengatur mereka karena kehidupan mereka yang keras di jalanan membuat mereka menjadi keras. Kendala lainnya adalah kurangnya semangat baik dari anak-anak jalanan maupun pembinanya itu sendiri, dan ketidak fokusan anak-anak dalam pembinaan. Adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut yaitu membuat mereka anak-anak jalanan nyaman bersama pembina dengan memasuki dunia mereka, meningkatkan kreativitas pembelajaran agar tumbuh semangat yang tinggi dalam pelaksanaannya.

Hasil dari pembinaan akhlak bagi anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi adalah perubahan dari aspek pengetahuan dan perilaku, yaitu bertambahnya pengetahuan mereka tentang ilmu agama dan perilaku mereka yang menjadi lebih baik dalam ucapan dan tindakan.

B.SARAN

Melihat realita dan eksistensi Rumah Perlindungan Anak Sahaja dalam melakukan pembinaan akhlak bagi anak jalanan, maka peneliti mencoba memberikan bantuan pemikiran dengan memberikan saran atau rekomendasi 1. Saran Bagi Anak Jalanan

Lebih memotivasi diri dalam membina akhlak dengan berprinsip semua kegiatan yang dilakuakn di RPA Sahaja Cimahi adalah semata-mata bertujuan untuk kebaikan anak-anak jalanan dan menjadikan mereka pribadi yang lebih baik.

2. Bagi RPA Sahaja Cimahi

a. Lebih meningkatkan kreativitas dalam menumbuhkan semangat anak jalanan untuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang mulia. b. Lebih mengintensifkan pembinaan akhlak yang dilakukan di RPA Sahaja.

Terutama pembinaan akhlak terhadap sesama seperti etika-etika ketika mereka sedang berada di jalan agar pandangan masyarakat terhadap anak jalanan menjadi lebih baik karena akhlak mereka yang baik.


(36)

120

c. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dan memperluas jaringan kerjasama dengan para donator membantu meringankan permasalahan anak jalanan terutama membantu dalam hal finansial untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana.

3. Bagi pemerintah

Pemerintah lebih meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan anak jalanan terutama membantu dalam hal finansial untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana. Jika perlu menyediakan sarana pendidikan untuk anak jalanan seperti sekolah kalau bisa sekolah yang berbentuk pesantren. Kemudian mengadakan program pemerintah yang bertujuan membekali anak jalanan untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung lagi pada jalanan, seperti memberikan modal usaha.

4. Perguruan Tinggi

Bagi perguruan tinggi supaya mengarahkan mahasiswa untuk berperan serta dalam mengatasi permasalahan anak jalanan ini dengan memberikan pendidikan atau ilmu yang didapat di perkuliahan. Sungguh anak jalanan ini memerlukan pembinaan agar mereka menjadi lebih baik.

5. Bagi masyarakat

Ikut berperan serta dalam mengatasi permasalaha anak jalanan dengan memberikan bantuan baik secara moril maupun materil. Hendaknya masyarakat tidak menganggap anak jalanan sebagai pembawa masalah dan enggan mendekati mereka. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap anak jalanan, karena sesungguhnya mereka membutuhkan pembinaan dari orang- (Langkah Solutif Permasalahan Anak Jalanan, 2012) orang disekitarnya, ada beberapa anak jalanan yang memang karena keadaan yang memaksa mereka untuk terjun ke jalan.


(37)

(38)

DAFTAR PUSTAKA

. (2007). Al Quran Tajwid dan Terjemahnya Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Hadi aḥiḥ. Terjemahan Departemen Agama RI. Jakarta: PT Sygma ExamediaArkanleema.

Al-Bilali, S. A. H. (2008). Semua Pasti Ada Hikmahknya. Jakarta Timur: Almahira.

An-Nahlawi, A. (1989). Uşũlut Tarbiyatil Islāmiyah wa Asālībuhā. Terj. Noer A, H. Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam dalam Keluarga, di sekolah dan di Mayarakat. Bandung: Diponegoro.

Baharits, A. H. S. (2007). Mendidik Anak laki-laki. Jakarta: Gema Insani. Bahreisj, H. (1981). Ajaran-ajaran AkhlakImam Ghazali. Surabaya: Al Ikhlas. Basrowi dan suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Bungin, M. B. (2010). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Dhurman, M. (2010). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Keyakinan Diri Terhadap Kreativitas Pada Anak Jalanan Skripsi pada Pendidikan Luar Biasa UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dokumen. (2012). Profil Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Cimahi: tidak diterbitkan.

Falih, A. dan Yusuf, C. (1985). Akhlak Membentuk Pribadi Muslim.Semarang: CV Aneka Ilmu.

Herlambang, G. C. (2010). Depsos Siapkan Rp 184 Miliar untuk Anak Jalanan. [online]. Kompas tersedia:

http://nasional.kompas.com/read/2010/01/15/12280914/Depsos.Siapkan.Rp. 184.Miliar.untuk.Anak.Jalanan [15 Januari 2010].

Indra. (2012). 2014 Bandung Bebas Anak Jalanan. [online]. Tersedia:

http://nasional.kompas.com/read/2012/10/14/1726507/2014.Bandung.Bebas .Anak.Jalanan. [14 Oktober 2012].

Meleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


(39)

Mira. (2012). Miris Banyak Anak Jalanan Ngelem di Bypas Buah Batu. [online]. Tersedia:http://www.facebook.com/140438406087763/posts/231477843650 485 [23 November 2012].

Mustofa, A. (1999). Akhlak Tasawuf Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: CV Pustaka Setia.

Nasution, S. (2009). Metode Research, Penelitian Ilmiah.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nata, A. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nugroho. (2012). Langkah Solutif Permasalahan Anak Jalanan. [online]. Tersedia: http://benradit.wordpress.com/2012/05/23/langkah-solutif-permasalahan-anak-jalanan-2/. [23 Mei 2012].

Nurdiawati, H. (2008). Pembinaan Anak Jalanan

Menjadi Warga Negara yang Baik

(Studi Kasus Tentang Proses Pembinaan Anak Jalanan

Pada ‘Yayasan Saudara Sejiwa’ Ujungberung Bandung). Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, A. (2010). Pola Pendidikan Agama Islam pada Anak Jalanan di Griya Baca Malang. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Malang: tidak diterbitkan.

Rachman, M. F. (2009). Wanita yang Merindukan Syurga: Ibadah-ibadah Khusus Wanita. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Sa’duddin, I. A. (2006). Meneladani Akhlak Nabi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Salamullah, A. (2008). Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

. (2008). Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Shalahuddin, O. (2012). 230,000 Anak Jalanan di Indonesia. [online]. Tersedia: http://odishalahuddin.wordpress.com/2012/01/06/230000-anak-jalanan-di-indonesia/. [6 Januari 2012].

. (2012). Anak Jalanan. [online].

Tersedia:http://odishalahuddin.wordpress.com/2012/01/06/230000-anak-jalanan-di-indonesia/, [6 Januari 2012].


(40)

Subhansyah, et al. (T.Tahun). Anak Jalanan di Indonesia. Yogyakarta: YLPS Humana.

Sudarsono. (2005). Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, D. (2010). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sudjana, N. (1997). Tuntutan penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: PT Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R &D. Bandung: ALFABETA.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Susilo, S. (2005). Sumbangan Penghasilan Kerja Anak Jalanan Terhadap Ekonomi Keluarga di Kota Surabaya. Malang: LEMLIT UM.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam al Quran. Bandung: Alfabeta.

Syahidin, et al. (2009). Moral dan Kognisi Islam. Bandung: CV ALFABETA. Syarifuddin, A. (2004). Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai

Al-Qur`an. Jakarta: Gema Insani Press.

Sylviyanah, S. (2011). Pembinaan Akhlak Mulia pada Sekolah Dasar skripsi pada Ilmu Pendidikan Agama Islam di UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Tranquilina. (2009). Rumah Singgah Untuk Anak Jalanan di Makasar. [online]. Tersedia:http://rumahsinggah-ku.blogspot.com/2011/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_29.html. [29 Agustus 2009].

Undang-undang Dasar 1945. (2009). UUD ’45 yang Sudah Diamandemen dengan Penjelasannya. Surabaya: Karya Ilmu.

Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. (2007).

Undang-undang HAM. Jakarta: Visimedia.

Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. (2007).

Undang-undang HAM. Jakarta: Visimedia.

Widodo Y, S. (2010). Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Meningkatkan Keterampilan Tataboga di Rumah Perlindungan Anak Yayasan Generasi


(41)

Anti Narkotika dan Kriminalitas kota Bandung Skripsi pada Pendidikan Luar Sekolah UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wikipedia. (2012). Street Child. [online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Street_child. [November 2012].

__________. (2013). Teori perkembangan kognitif. [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif. [8 April 2013]. Wong, D, L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pedriatik Wong. Jakarta:

Kedokteran EGC.

Wulan, A. (2010). Akarnya Kemiskinan dan Rendahknya Prioritas. [online]. Tersedia:http://nasional.kompas.com/read/2010/02/01/07310512/Akarnya.K emiskinan.dan.Rendahnya.Prioritas[1 Februari 2013].

Ya’qub, H. (1983). Etika Islam Pembinaan Akhlakulkarimah (suatu pengantar).

Bandung: CV Diponegoro.

Yusuf LN, S. (2010). Psikologi perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zahruddin, AR. dan Sinaga, H. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Zarman, W. (2011). Mendidik Anak Cara Rasulullah itu Mudah & Lebih Efektif. Bandung: Ruang Kata imprint Kawan Pustaka.


(1)

120

Novi Samiasih, 2013

Pembinaan Akhlak Bagi Anak-Anak Jalanan Di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dan memperluas jaringan kerjasama dengan para donator membantu meringankan permasalahan anak jalanan terutama membantu dalam hal finansial untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana.

3. Bagi pemerintah

Pemerintah lebih meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan anak jalanan terutama membantu dalam hal finansial untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana. Jika perlu menyediakan sarana pendidikan untuk anak jalanan seperti sekolah kalau bisa sekolah yang berbentuk pesantren. Kemudian mengadakan program pemerintah yang bertujuan membekali anak jalanan untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung lagi pada jalanan, seperti memberikan modal usaha.

4. Perguruan Tinggi

Bagi perguruan tinggi supaya mengarahkan mahasiswa untuk berperan serta dalam mengatasi permasalahan anak jalanan ini dengan memberikan pendidikan atau ilmu yang didapat di perkuliahan. Sungguh anak jalanan ini memerlukan pembinaan agar mereka menjadi lebih baik.

5. Bagi masyarakat

Ikut berperan serta dalam mengatasi permasalaha anak jalanan dengan memberikan bantuan baik secara moril maupun materil. Hendaknya masyarakat tidak menganggap anak jalanan sebagai pembawa masalah dan enggan mendekati mereka. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap anak jalanan, karena sesungguhnya mereka membutuhkan pembinaan dari orang- (Langkah Solutif Permasalahan Anak Jalanan, 2012) orang disekitarnya, ada beberapa anak jalanan yang memang karena keadaan yang memaksa mereka untuk terjun ke jalan.


(2)

(3)

Novi Samiasih, 2013

Pembinaan Akhlak Bagi Anak-Anak Jalanan Di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

. (2007). Al Quran Tajwid dan Terjemahnya Dilengkapi dengan

Asbabun Nuzul dan Hadi aḥiḥ. Terjemahan Departemen Agama RI.

Jakarta: PT Sygma ExamediaArkanleema.

Al-Bilali, S. A. H. (2008). Semua Pasti Ada Hikmahknya. Jakarta Timur: Almahira.

An-Nahlawi, A. (1989). Uşũlut Tarbiyatil Islāmiyah wa Asālībuhā. Terj. Noer A,

H. Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam dalam Keluarga, di

sekolah dan di Mayarakat. Bandung: Diponegoro.

Baharits, A. H. S. (2007). Mendidik Anak laki-laki. Jakarta: Gema Insani. Bahreisj, H. (1981). Ajaran-ajaran AkhlakImam Ghazali. Surabaya: Al Ikhlas. Basrowi dan suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Bungin, M. B. (2010). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Dhurman, M. (2010). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Keyakinan Diri

Terhadap Kreativitas Pada Anak Jalanan Skripsi pada Pendidikan Luar

Biasa UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dokumen. (2012). Profil Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Cimahi: tidak diterbitkan.

Falih, A. dan Yusuf, C. (1985). Akhlak Membentuk Pribadi Muslim.Semarang: CV Aneka Ilmu.

Herlambang, G. C. (2010). Depsos Siapkan Rp 184 Miliar untuk Anak Jalanan. [online]. Kompas tersedia:

http://nasional.kompas.com/read/2010/01/15/12280914/Depsos.Siapkan.Rp. 184.Miliar.untuk.Anak.Jalanan [15 Januari 2010].

Indra. (2012). 2014 Bandung Bebas Anak Jalanan. [online]. Tersedia:

http://nasional.kompas.com/read/2012/10/14/1726507/2014.Bandung.Bebas .Anak.Jalanan. [14 Oktober 2012].

Meleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


(4)

Mira. (2012). Miris Banyak Anak Jalanan Ngelem di Bypas Buah Batu. [online]. Tersedia:http://www.facebook.com/140438406087763/posts/231477843650 485 [23 November 2012].

Mustofa, A. (1999). Akhlak Tasawuf Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: CV Pustaka Setia.

Nasution, S. (2009). Metode Research, Penelitian Ilmiah.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nata, A. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nugroho. (2012). Langkah Solutif Permasalahan Anak Jalanan. [online]. Tersedia: http://benradit.wordpress.com/2012/05/23/langkah-solutif-permasalahan-anak-jalanan-2/. [23 Mei 2012].

Nurdiawati, H. (2008). Pembinaan Anak Jalanan

Menjadi Warga Negara yang Baik

(Studi Kasus Tentang Proses Pembinaan Anak Jalanan

Pada ‘Yayasan Saudara Sejiwa’ Ujungberung Bandung). Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, A. (2010). Pola Pendidikan Agama Islam pada Anak Jalanan di Griya

Baca Malang. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Malang: tidak

diterbitkan.

Rachman, M. F. (2009). Wanita yang Merindukan Syurga: Ibadah-ibadah Khusus Wanita. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Sa’duddin, I. A. (2006). Meneladani Akhlak Nabi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Salamullah, A. (2008). Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

. (2008). Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Shalahuddin, O. (2012). 230,000 Anak Jalanan di Indonesia. [online]. Tersedia: http://odishalahuddin.wordpress.com/2012/01/06/230000-anak-jalanan-di-indonesia/. [6 Januari 2012].

. (2012). Anak Jalanan. [online].

Tersedia:http://odishalahuddin.wordpress.com/2012/01/06/230000-anak-jalanan-di-indonesia/, [6 Januari 2012].


(5)

Novi Samiasih, 2013

Pembinaan Akhlak Bagi Anak-Anak Jalanan Di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Subhansyah, et al. (T.Tahun). Anak Jalanan di Indonesia. Yogyakarta: YLPS Humana.

Sudarsono. (2005). Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, D. (2010). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sudjana, N. (1997). Tuntutan penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: PT Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R &D. Bandung: ALFABETA.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Susilo, S. (2005). Sumbangan Penghasilan Kerja Anak Jalanan Terhadap

Ekonomi Keluarga di Kota Surabaya. Malang: LEMLIT UM.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam al Quran. Bandung: Alfabeta.

Syahidin, et al. (2009). Moral dan Kognisi Islam. Bandung: CV ALFABETA. Syarifuddin, A. (2004). Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai

Al-Qur`an. Jakarta: Gema Insani Press.

Sylviyanah, S. (2011). Pembinaan Akhlak Mulia pada Sekolah Dasar skripsi pada Ilmu Pendidikan Agama Islam di UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Tranquilina. (2009). Rumah Singgah Untuk Anak Jalanan di Makasar. [online]. Tersedia:http://rumahsinggah-ku.blogspot.com/2011/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_29.html. [29 Agustus 2009].

Undang-undang Dasar 1945. (2009). UUD ’45 yang Sudah Diamandemen dengan

Penjelasannya. Surabaya: Karya Ilmu.

Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. (2007).

Undang-undang HAM. Jakarta: Visimedia.

Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. (2007).

Undang-undang HAM. Jakarta: Visimedia.

Widodo Y, S. (2010). Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Meningkatkan Keterampilan Tataboga di Rumah Perlindungan Anak Yayasan Generasi


(6)

Anti Narkotika dan Kriminalitas kota Bandung Skripsi pada Pendidikan Luar Sekolah UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wikipedia. (2012). Street Child. [online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Street_child. [November 2012].

__________. (2013). Teori perkembangan kognitif. [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif. [8 April 2013]. Wong, D, L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pedriatik Wong. Jakarta:

Kedokteran EGC.

Wulan, A. (2010). Akarnya Kemiskinan dan Rendahknya Prioritas. [online]. Tersedia:http://nasional.kompas.com/read/2010/02/01/07310512/Akarnya.K emiskinan.dan.Rendahnya.Prioritas[1 Februari 2013].

Ya’qub, H. (1983). Etika Islam Pembinaan Akhlakulkarimah (suatu pengantar). Bandung: CV Diponegoro.

Yusuf LN, S. (2010). Psikologi perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zahruddin, AR. dan Sinaga, H. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Zarman, W. (2011). Mendidik Anak Cara Rasulullah itu Mudah & Lebih Efektif. Bandung: Ruang Kata imprint Kawan Pustaka.