BAB V PEMBAHASAN
5.1 Lanskap jalan MH Thamrin
Penelitian dilakukan pada jalan MH Thamrin, Sentul City, Bogor. Jalan ini merupakan salah satu jalan utama pada kawasan Sentul City. Jalan MH Thamrin
memiliki panjang jalan sekitar 3 km, meliputi daerah ruang terbuka dan berawal dari simpang susun Sentul Selatan sampai gerbang Siliwangi. Jalan MH Thamrin
dibatasi oleh tol Jagorawi pada bagian utara dan barat. Bagian utara jalan MH Thamrin juga berbatasan dengan kavling-kavling yang belum dikembangkan.
Bagian selatan jalan ini berbatasan dengan kawasan-kawasan komersial dan bisnis. Bagian timur jalan berbatasan dengan Gerbang Siliwangi dan jalan
Siliwangi. Tata guna lahan di sekitar jalan MH Thamrin sebagian besar adalah
kawasan komersial dan bisnis serta kavling-kavling yang belum dikembangkan. Kawasan komersial dan bisnis pada Sentul City cukup banyak berada pada jalan
utama ini. Beberapa contoh tata guna lahan komersial dan bisnis yang ada di sepanjang jalan ini yaitu Marketing Office Sentul City, kawasan perbelanjaan
Bellanova, dan plaza Niaga. Berikut adalah gambar salah satu tata guna lahan yang ada di sekitar jalan MH Thamrin.
Jalan MH Thamrin merupakan jalan dua arah dan terdiri dari dua jalur kendaraan yang dipisahkan oleh satu jalur tanaman. Jalur kendaraan pada jalan
ini memiliki lebar sekitar 9 meter. Jalur tanaman sebagai median yang memisahkan kedua jalur kendaraan tersebut memiliki lebar sekitar 12 meter.
Jalan MH Thamrin dibentuk mengikuti bentuk topografi kawasan yang bergelombang.
Gambar 14 Tampak potongan jalan MH Thamrin Jalan MH Thamrin bersama dengan jalan Siliwangi membentuk jalan
utama kawasan. Jalan MH Thamrin merupakan akses yang menghubungkan kawasan Sentul City ke tol Jagorawi. Jalan ini juga menghubungkan berbagai
bagian pada pemukiman Sentul City. Jalan utama pada kawasan Sentul City terhubung dengan jalan kolektor pada kawasan ini.
Jalan MH Thamrin pada saat ini dikhususkan untuk sirkulasi kendaraan. Jenis kendaraan yang melintas di jalan ini bervariasi, antara lain kendaraan roda
dua yaitu sepeda motor dan kendaraan roda empat antara lain mobil, bus dan truk. Kondisi pergerakan kendaraan pada kawasan Sentul City saat ini masih tergolong
rendah dan didominansi jenis kendaraan mobil penumpang dan kendaraan kecil lainnya PT Sentul City Tbk., 2009. Secara umum, lalu lintas jalan ini relatif
belum padat. Kendaraan yang melintas di jalan MH Thamrin sebagian besar merupakan
kendaraan penghuni kawasan. Pengguna jalan MH Thamrin merupakan penghuni kawasan Sentul City dan masyarakat di sekitar kawasan Sentul City. Para
pengguna menggunakan jalan MH Thamrin untuk mengakses tol Jagorawi, mendatangi kawasan perdagangan dan komersial di sekitar jalan serta menuju
kluster-kluster permukiman dan berbagai area lain di Sentul City. Saat ini, kawasan Sentul City berada pada tahapan kegiatan operasional
dengan sebagian kawasan baru masuk tahap konstruksi dan sebagian lagi masih dalam tahap pra konstruksi. Jumlah unit rumah yang telah terbangun dan
beroperasi mencapai 7677 unit. Pada kondisi saat ini, berdasarkan hasil pencatatan pada pintu tol Sentul Selatan, yang merupakan salah satu akses utama untuk
keluar masuk kawasan, pergerakan kendaraan keluar masuk kawasan masih tergolong rendah PT Sentul City, 2009. Hal ini mungkin disebabkan karena
kawasan masih berkembang dan belum sepenuhnya beroperasi. Kawasan Sentul City secara keseluruhan direncanakan akan terdiri dari 53
kluster dengan jumlah rumah yang akan dibangun seluruhnya mencapai 22.220 unit AMDAL Bukit Sentul, 2000. Sasaran kelompok pembeli kawasan ini
merupakan kalangan menengah atas. Karena itu, diasumsikan bahwa pada tiap unit penghuni rumah sudah memiliki kendaraan sendiri minimal 1 buah. Dengan
demikian, diperkirakan pada kawasan ini sedikitnya akan beroperasi 22.220 unit kendaraan. Dengan demikian, potensi jumlah kendaraan yang akan beroperasi
pada kawasan ini cukup tinggi. Walaupun demikian, jumlah pergerakan kendaraan saat ini masih relatif rendah. Kendaraan-kendaraan tersebut akan
menggunakan jalan utama MH Thamrin yang merupakan akses utama kawasan menuju tol Jagorawi.
Alat transportasi atau kendaraan bermotor, memiliki beberapa dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya, antara lain kebisingan dan polusi udara.
Pembakaran bahan bakar pada alat transportasi merupakan salah satu sumber utama pencemar udara. Pembakaran bahan bakar alat transportasi antara lain
menimbulkan gas timbal Pb, oksida karbon CO
x
, oksida nitrogen NO
x
, dan oksida sulfida SO
x
Fandeli, 2009. Peningkatan jumlah kendaraan dikhawatirkan akan menambahkan tingkat zat pencemar. Dampak tersebut perlu
diperhatikan oleh pengelola kawasan. Dampak polusi udara dapat diminimalkan dengan pengadaan ruang terbuka hijau RTH.
Jalan MH Thamrin saat ini telah dilengkapi RTH atau taman yang luas dan taman tersebut mendapatkan rekor MURI sebagai taman terluas pada jalan utama.
Ruang terbuka hijau memiliki berbagai fungsi ekologis bagi lingkungan salah satunya dapat mengurangi pencemaran udara. Ruang terbuka hijau pada jalan ini
diharapkan dapat membantu mengurangi dampak tersebut. Ruang terbuka hijau pada jalan MH Thamrin berupa jalur hijau jalan.
Gambar 15 Ruang terbuka hijau pada jalan utama
5.2 Identifikasi Karakteristik Jalur Hijau Jalan