PENGERTIAN UMUM SITU ATAU DANAU

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN UMUM SITU ATAU DANAU

Perairan pedalaman terdiri dari sungai, danau, dan rawa. Sungai merupakan suatu bentuk perairan mengalir Lotic system dan danau serta rawa sebagai bentuk perairan tergenang Lentic system. Perairan tergenang dengan berbagai jenisnya memiliki pergerakan air yang minim dengan arah arus yang tidak tetap. Pergerakkan air disebabkan oleh aksi gelombang, arus internal atau pergerakan inlet dan outlet Weltch, 1952. Berbagai bentuk perairan tersebut merupakan bagian dari lahan basah Wetlands yang merupakan sistem pendukung kehidupan paling produktif di muka bumi ini. Lahan basah adalah habitat berbagai jenis organisme dan penyedia keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Danau, situ, dan rawa merupakan bagian dari ekosistem lahan basah. Situ adalah istilah yang digunakan masyarakat sunda untuk menyebut danau yang memiliki ukuran relatif kecil. Situ merupakan daerah penampung air yang terbentuk secara alamiah ataupun buatan manusia yang merupakan sumber air baku bagi berbagai kepentingan dalam kehidupan manusia. Sumber air yang ditampung di perairan ini pada umumnya berasal dari air hujan run off , sungai atau saluran pembuangan, dan mata air. Air tersebut dipasok dari Daerah Tangkapan Air DTA di sekitar situ. Daerah tangkapan air adalah wilayah di atas danau atau situ memasok air ke danau atau situ tersebut. Situ merupakan tipe perairan tergenang yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, diantaranya sebagai resapan air, pengendali banjir, pengendali iklim mikro, habitat bagi biota, sumber air, pemasok air ke lingkungan sekitarnya akuifer, pengendap lumpur serta pencegah intrusi air laut pada daerah pesisir. Bahkan dari segi estetika yang dimiliki, situ dapat berperan sebagai obyek wisata Hotib dan Suryadiputra, 1998. Situ merupakan tipe ekosistem perairan tawar yang tergenang lentic dan dangkal. Zona kedalaman situ ditunjukan pada Gambar 1. Situ juga merupakan kesatuan sistem drainase dan tata aliran air setempat eko- drainase. Bentuk badan air situ seperti bentuk tampungan air permukaan dan 5 air tanah dangkal yang menggenang Strategi Pengelolaan Situ Jabodetabek, 2007. Gambar 1. Zona Kedalaman Bentuk Perairan Menggenang dan Proses Fotosintesis Suwignyo, P, 2000 di dalam Strategi Pengelolaan Situ Jabodetabek, 2007 Sementara itu Haeruman 1999 berpendapat bahwa keberadaan danau atau situ sangat penting dalam turut menciptakan keseimbangan ekologi dan tata air. Dari sudut ekologi, situ merupakan ekosistem yang terdiri dari unsur air, kehidupan akuatik, dan daratan yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya muka air, sehingga kehadiran situ akan mempengaruhi iklim mikro dan keseimbangan ekosistem sekitarnya. Sedangkan jika ditinjau dari sudut tata air, situ berperan sebagai reservoir yang dapat dimanfaatkan airnya sebagai alat pemenuhan irigasi dan perikanan, sebagai sumber air baku, sebagai tangkapan air untuk pengendaliuan banjir, serta penyuplai air tanah. Secara alamiah Situ mempunyai kawasan tandon air yang dibatasi oleh tanggul yang merupakan daerah peralihan ekoton antara ekosistem perairan dan daratan. Secara fisik komponen pembentuk tipologinya dibagi dalam tiga 3 bagian, yaitu: a Medium tampungan sumber daya air. b Daerah peralihan ekotonpenyangga buffer zone. c Daerah tangkapan air catchment area. O 2 CO 2 Zona fotik Zona afotik ¶ 6 Suplai air ke dalam Situ dipengaruhi oleh aliran air baik dari air hujan, permukaan dan air tanah. Bentuk perairannya merupakan perairan daratan sistem terbuka open system. Bila dilihat dari morfologi bentukan, suplai air dan sistem tata airnya, maka arus alirannya adalah relatif tenang. Asal-usul situ di wilayah Jabodetabek terdiri dari situ alami dan buatan. Beberapa situ alami mempunyai mata air, sehingga tidak kering di musim kemarau. Situ alami terbentuk secara alami dapat terbentuk dari sisa rawalahan basah, dimana sumber air utamanya berasal dari rembesan air tanah seepage. Situ buatan dapat berasal dari dam pengendali pada sistem irigasi sawah, bekas galian lio-bata pembuatan batu-bata, bekas galian pasir, atau waduk buatan yang dibuat sebagai pengendali banjir Strategi Pengelolaan Situ Jabodetabek, 2007.

B. EROSI