Penerapan Aplikasi Z-Score Method Dalam Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal

(1)

i SKRIPSI

PENERAPAN APLIKASI Z-SCORE METHOD DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL

OLEH

KATARINA LABORE PINEM NIM. 110501088

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ii LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Aplikasi Z-Score Method Dalam Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program studi sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Isi dan data pada karya tulis yang saya kutip atau saya peroleh dari publikasi resmi, sumber tertentu dan hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila ditemukan pernyataan ini tidak benar di kemudian hari, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2015

NIM. 110501088 Katarina Labore Pinem


(3)

i ABSTRAK

PENERAPAN APLIKASI Z-SCORE METHOD DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL

Dalam berinvestasi, investor diberikan banyak pilihan saham dengan return dan risiko yang berbeda. Untuk meminimumkan risiko, investor perlu memlakukan diversifikasi atau pembentukan portofolio. Tujuan penelitian adalah untuk membentuk portofolio optimal dengan menggunakan metode baru dan sederhana dalam dunia pasar modal.

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Z-score, dan data yang digunakan adalah data-data dari saham Blue Chip periode tahun 2013.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Z-score dari 23 perusahaan Blue Chip selama periode 2013, terdapat enam saham yang masuk kandidat portofolio optimal, yaitu : UNVR, AALI, MYOR, KLBF, INCO, dan AKRA. Berdasarkan perhitungan, investor akan mendapatkan return portofolio sebesar 0.13% dengan deviasi standar portofolio sebesar 1.63%. Untuk berinvestasi investor dapat membagi pada beberapa saham dengan proporsi pada saham UNVR sebesar 3.766%, AALI sebesar 35.026%, MYOR sebesar 42.797%, KLBF sebesar 16,078%, INCO sebesar 0,8439%, AKRA sebesar 1.489%. Proporsi dana yang dibentuk menggunakan pendekatan Bodie, Kane, Marcus. Dari hasil uji beda dapat disimpulakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara risiko yang masuk portofolio dengan risiko yang tidak masuk portofolio. Namun hasil uji beda return tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Artinya hanya sedikit perbedaan return yaitu 0.33%.

Kata Kunci :Metode Z-score, kandidat portofolio, portofolio optimal, CAL, return ekspektasi, return, risiko.


(4)

ii ABSTRACT

THE APLICATION OF Z-SCORE METHOD TO ESTABLISHMENT OPTIMAL PORTFOLIO SHARE

In investing, investors are given a lot of stock options with different risk and return. To minimize the risk, investors need to diversify their portfolio or formation. The research objective is to establish an optimal portfolio by using a new and simple method in the world capital markets.

This research is using Z-score Method. Data used in this research was from Bue Chip stock period 2013.

The result of the research shows that by using Z-score methode in 23 Blue Chip companies in 2013 there are six companies that could be the candidate of optimal portfolio, they are UNVR, AALI, MYOR, KLBF, INCO, and AKRA. Based on calculation, an investor who invest in this stock will get portfolio return at the rate of 0.13% and 1.63% standard deviation. To invest, investors can share their stock into some companies, in which UNVR has 3.766% proportion , AALI has 35.026% proportion, MYOR has 42.797% proportion, KLBF has 16.078% proportion, INCO has 0.8439% proportion, AKRA has 1.489%. The proportion of funds created using the approach Bodie, Kane, Marcus. From the results of different test can be concluded that there is significant difference between the risk of stocks in portfolio and the risk of stocks that out of portfolio . However, the results of different test return shows no significant difference. There is only a slight difference in return, it is 00:33%

Keywords : Z-score method, portfolio candidates, optimal portfolio, CAL, expected return, return, risk


(5)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi sarjana (S1) yaitu program studi Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah skripsi penulis yang

berjudul “Penerapan Aplikasi Z-Score Method Dalam Pembentukan

Portofolio Saham Yang Optimal”

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua penulis, saudara serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec.Ac,Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., selaku Ketua Departemen

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi .

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

iv 5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara .

6. Bapak Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang

selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., dan Ibu Dra. Raina Linda Sari, MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan maasukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh staff administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam mengurus segala keperluan administrasi.

9. Teman-teman stambuk 2011 Ekonomi Pembangunan atas motivasi dan

dukungan yang diberikan.

Penulis menyadari masih ada kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan dan penyempurnaan penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, Januari 2015

KATARINA (110501088)


(7)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saham ... 9

2.2. Investasi... 12

2.3. Portofolio Saham ... 14

2.4. Return dan Risiko ... 16

2.5. Z-score ... 18

2.6. Garis Alokasi Modal (CAL) ... 19

2.7. Penelitian Terdahulu ... 20

2.8. Kerangka Konseptual ... 23

2.9. Hipotesis Penelitian... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 26

3.2. Batasan Operasional ... 26

3.3. Defenisi Operasional ... 27

3.4. Populasi dan Sampel ... 31

3.5. Jenis Data dan Sumber Data ... 34

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 35

3.7. Teknik Analisis Data ... 35

3.8. Pengujian Hipotesis ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Analisis... 41

4.1.1 Mengumpulkan dan Menghitung Data-data Saham Blue Chip. ... 41

4.1.2 Menghitung Z-score ... 43

4.1.3 Menghitung Aggregate Z-score ... 45


(8)

vi

4.1.5 Mengukur Kinerja Portofolio ... 52

4.2. Uji Hipotesis ... 55

4.3. Pembahasan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(9)

vii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 22

3.1. Daftar Saham Blue Chip di BEI. ... ... 33

4.1. Nilai Kriteria Pemilihan Saham ... 42

4.2. Z-score Nilai Kriteria Pemilihan Saham ... 46

4.3. Ranking Perusahaan Berdasarkan Z-score ... 41

4.4. Standard Deviasi dan Rata-rata Return ... 48

4.5. BI rate tahun 2013 ... 48

4.6. Proporsi Dana ... 49

4.7. Portofolio yang Optimal ... 51

4.8. Sharpe ratio ... 53

4.9. Hasil Uji Statistik Independent Sample T Test antara Return yang masuk Portofolio dengan Return yang tidak masuk Portofolio ... 56

4.10. Hasil Uji Statistik Independent Sample T Test antara Risiko yang masuk Portofolio dengan Risiko yang tidak masuk Portofolio ... 57


(10)

viii DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1. Grafik Hubungan Antara Jumlah Saham dengan Risiko

Portofolio... 4 2.1. Model Kerangka Konseptual ... 23


(11)

ix DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Variabel-variabel dalam Mencari Kriteria Perusahaan .... 65 2 Perhitungan Z-score ... 67 3 Aggregate Z-score ... 69 4 Return, Standard Deviasi, Average Return ... 70 5 Perhitungan Menggunakan Excel Solver dalam Mencari

Proporsi Dana ... 92 6 Perhitungan untuk Mencari Kinerja Portofolio ... 96 7 Uji Beda SPSS 16.0 ... 103


(12)

i ABSTRAK

PENERAPAN APLIKASI Z-SCORE METHOD DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL

Dalam berinvestasi, investor diberikan banyak pilihan saham dengan return dan risiko yang berbeda. Untuk meminimumkan risiko, investor perlu memlakukan diversifikasi atau pembentukan portofolio. Tujuan penelitian adalah untuk membentuk portofolio optimal dengan menggunakan metode baru dan sederhana dalam dunia pasar modal.

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Z-score, dan data yang digunakan adalah data-data dari saham Blue Chip periode tahun 2013.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Z-score dari 23 perusahaan Blue Chip selama periode 2013, terdapat enam saham yang masuk kandidat portofolio optimal, yaitu : UNVR, AALI, MYOR, KLBF, INCO, dan AKRA. Berdasarkan perhitungan, investor akan mendapatkan return portofolio sebesar 0.13% dengan deviasi standar portofolio sebesar 1.63%. Untuk berinvestasi investor dapat membagi pada beberapa saham dengan proporsi pada saham UNVR sebesar 3.766%, AALI sebesar 35.026%, MYOR sebesar 42.797%, KLBF sebesar 16,078%, INCO sebesar 0,8439%, AKRA sebesar 1.489%. Proporsi dana yang dibentuk menggunakan pendekatan Bodie, Kane, Marcus. Dari hasil uji beda dapat disimpulakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara risiko yang masuk portofolio dengan risiko yang tidak masuk portofolio. Namun hasil uji beda return tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Artinya hanya sedikit perbedaan return yaitu 0.33%.

Kata Kunci :Metode Z-score, kandidat portofolio, portofolio optimal, CAL, return ekspektasi, return, risiko.


(13)

ii ABSTRACT

THE APLICATION OF Z-SCORE METHOD TO ESTABLISHMENT OPTIMAL PORTFOLIO SHARE

In investing, investors are given a lot of stock options with different risk and return. To minimize the risk, investors need to diversify their portfolio or formation. The research objective is to establish an optimal portfolio by using a new and simple method in the world capital markets.

This research is using Z-score Method. Data used in this research was from Bue Chip stock period 2013.

The result of the research shows that by using Z-score methode in 23 Blue Chip companies in 2013 there are six companies that could be the candidate of optimal portfolio, they are UNVR, AALI, MYOR, KLBF, INCO, and AKRA. Based on calculation, an investor who invest in this stock will get portfolio return at the rate of 0.13% and 1.63% standard deviation. To invest, investors can share their stock into some companies, in which UNVR has 3.766% proportion , AALI has 35.026% proportion, MYOR has 42.797% proportion, KLBF has 16.078% proportion, INCO has 0.8439% proportion, AKRA has 1.489%. The proportion of funds created using the approach Bodie, Kane, Marcus. From the results of different test can be concluded that there is significant difference between the risk of stocks in portfolio and the risk of stocks that out of portfolio . However, the results of different test return shows no significant difference. There is only a slight difference in return, it is 00:33%

Keywords : Z-score method, portfolio candidates, optimal portfolio, CAL, expected return, return, risk


(14)

1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Investasi merupakan bentuk penanaman modal atau suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan keuntungan kelak. Investasi pada saham menawarkan tingkat pertumbuhan keuntungan yang cepat dengan risiko yang juga sebanding. Namun, tidak semua perusahaan yang memiliki saham terbuka dapat memberikan tingkat risiko yang rendah dan tingkat pengembalian yang tinggi. Para investor harus cerdik dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi. Seorang investor hendaknya harus melakukan analisis terhadap saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang dianggap aman serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Biasanya, semakin tinggi tingkat risiko semakin tinggi pula tingkat pengembalian (return).

Risiko didefinisikan sebagai perbedaan antara hasil yang diharapkan (expected return) dan realisasinya. Secara umum risiko terbagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Para investor tidak dapat menghindari risiko ini dengan melakukan diversifikasi. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terjadi akibat adanya kejadian pada suatu perusahaan atau suatu industri yang mempengaruhi harga saham. Risiko ini dapat dihindari dengan melakukan diversifikasi, yaitu pembentukan portofolio saham.

Return dan risiko investasi merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Harry Markowitz mengatakan bahwa keputusan investsasi yang


(15)

2 dibuat oleh investor didasarkan pada expected return dan varian dari return (sebagai ukuran risiko). Maka, sering kita mendengar “high risk, high return”, yaitu semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula return yang akan kita terima. Sebaliknya, semakin kecil risiko yang diambil, maka semakin kecil pula return yang akan kita terima.

Salah satu cara untuk meminimumkan tingkat risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau menyebar investasinya dengan membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa saham. Hal ini dikarenakan adanya tingkat risk dan return yang fluktuatif, sehingga dengan dilakukannya diversifikasi diharapkan fluktuasi dari risk dan return tidak terlalu tajam dalam portofolio saham. Dan tentu saja untuk menghindari hal tersebut, harus dibentuk porotfolio saham yang tidak asal-asalan, namun harus dianalisis dan memiliki kriteria-kriteria yang sesuai, sehingga dapat terbentuk portofolio saham yang optimal. Risiko portofolio berbeda dengan rata-rata risiko masing-masing saham dalam portofolio tersebut. Risiko portofolio dapat lebih kecil daripada rata-rata risiko masing-masing saham tersebut. Karena, masing-masing saham tersebut saling meredam risikonya satu dengan yang lain.

Pembentukan portofolio saham menyangkut masalah bagaimana mengalokasikan dana pada saham yang berbeda dengan tingkat risiko yang rendah dan return yang tinggi. Selain itu menyangkut masalah proporsi dana pada saham-saham yang dipilih untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Dalam pembentukan portofolio investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat diterima.


(16)

3 Portofolio yang optimal merupakan porotfolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap resiko yang bersedia ditanggunggnya.

Tujuan dari portofolio saham adalah untuk mengurangi resiko dari beberapa saham dan memperoleh keuntungan pada tingkat yang semaksimal mungkin. Portofolio saham terdiri dari beberapa saham yang memiliki tingkat risiko yang berbeda pula. Menurut Tandelilin (2001 : 58) “semakin banyak jumlah saham yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko. Meskipun demikian, manfaat pengurangan rsiko portofolio akan mencapai titik puncaknya pada saat portofolio terdiri dari sekian jenis saham, dan setelah itu manfaat pengurangan risiko portofolio tidak akan terasa lagi”. Efek pengurangan risiko dengan penambahan jumlah saham digambarkan sebagai berikut:


(17)

4 Risiko

Portofolio (standar deviasi)

0,12

0,10

0,08

0,06

0,04

0,02

1 10 20 30 40 50 60 70 80

Jumlah saham dalam portofolio

Gambar 1.1. Grafik hubungan antara jumlah saham dengan risiko portofolio Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa, semakin banyak saham yang ditambahkan dalam portofolio saham, maka semakin kecil pula risiko portofolio. Namun jika pengurangan risiko sudah mencapai titik puncaknya, penambahan saham tidak akan berarti lagi.

Menurut Sri Handaru (1996 : 24) “hakekat dari pembentukan portofolio adalah mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi, sehingga risiko investasi (secara keseluruhan) akan dapat dikurangi (diminumkan)”. Sehingga dapat dikatakan bahwa seorang investor yang rasional adalah investor yang menginvestasikan modalnya tidak hanya pada 1 saham saja, namun beberapa


(18)

5 saham yang memiliki tingkat risiko yang berbeda dan tingkat return yang berbeda pula.

Dalam membentuk satu portofolio, maka sebaiknya investor berusaha memaksimalkan pengembalian (return) yang diharapkan dari investasi yang dilakukan dengan tingkat risiko tertentu. Portofolio seperti ini merupakan portofolio yang efisien. Portofolio yang optimal berbeda dengan portofolio yang efisien. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien, dimana portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. (Tandelilin, 2001 : 74)

Didalam portofolio terdapat portofolio yang jumlahnya tidak terbatas atau banyak sekali dan didalam pembentukan portofolio itu investor akan memilih mana yang tepat dari sekian banyak portofolio yang ada, oleh karena itu investor akan memilih portofolio yang optimal. Pemilihan portofolio yang optimal sangat tergantung pada analisa ketepatan para investor membaca dan mencermati pasar.

Secara umum, teori yang digunakan dalam pembentukan porotofolio saham yang optimal adalah dengan menggunakan model pemilihan saham Markowitz. Model diversifikasi oleh Harry M. Markowitz dikenalkan pada tahun 1952. Metode ini membantu investor dalam memilih aset investasi dan menghitung porsi masing-masing aset tersebut secara ilmiah untuk membentuk portofolio yang paling optimum. Dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi mereka terhadap return yang


(19)

6 diharapkan dan risiko masing-masing pilihan portofolio (Tandelilin, 2001 : 77). Portofolio optimal dengan model Markowitz yang dipilih dari sekian banyak alternatif portofolio efisien dapat memberikan tingkat return yang maksimal sesuai dengan risiko yang berani ditanggung oleh investor. Portofolio Markowitz juga memberikan hasil yang cukup efisien dikarenakan memiliki nilai return ekspektasi positif dari masing-masing portofolio (Indrayati dan Darmayanti, 2013).

Selain model Markowitz, model yang umum digunakan dalam membentuk portofolio optimal adalah Model Indeks Tunggal atau Single Index Model ang merupakan penyederhanaan Index model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. Model ini diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun 1963. Model Indeks Tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika dibandingkan dengan metode perhitungan markowitz (Sukarno, 2007).

Masing-masing model diatas memiliki kelemahan dalam penerapannya pada pembetukan portofolio saham. Pada model Markowitz, kelemahannya adalah portofolio ini hanya berguna dalam meminimumkan resiko dan mempertahankan nilai investasi secara nominal dan tidak secara real. Artinya daya beli dari uang yang diinvestasikan belum tentu sama setelah jangka waktu tertentu (Toni, 2011). Dan kelemahan pada Model Indeks Tunggal adalah model ini hanya


(20)

7 memperhitungkan satu faktor saja dalam mengestimasi return sekuritas. Sementara banyak faktor yang ikut mempengaruhi.

Maka dari itu, penulis mencoba untuk mengembangkan metode baru dalam pembentukan portofolio, yaitu dengan menggunakan metode Z-score. Dimana metode ini lebih sederhana dibandingkan dengan Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal. Penelitian ini mengambil saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tergolong dalam saham-saham Blue Chips. Saham Blue Chip adalah istilah dalam pasar modal yang mengacu pada saham dari yang tidak terlalu banyak. Saham blue chip biasanya memberikan dividen secara reguler, bahkan ketika bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode Z-score dalam membentuk porotfolio saham. Maka dari itu, penelitian ini diberi judul “Penerapan Aplikasi Z-score Method dalam Pembentukan Portofolio Saham yang Optimal.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai acuan dalam mengkaji penelitian ini. Adapun perumusan masalah yang diteliti adalah:

1. Bagaimana pembentukan portofolio saham menggunakan teknik


(21)

8 2. Apakah terdapat perbedaan antara return saham yang masuk portofolio

dengan return saham yang tidak masuk portofolio optimal?

3. Apakah terdapat perbedaan antara risiko saham yang masuk portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk portofolio?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan portofolio saham

menggunakan teknik sederhana, yaitu metode Z-score.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara return saham yang masuk portofolio dengan return saham yang tidak masuk portofolio.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara risiko saham yang masuk portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk portofolio.

1.4 Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian ini, maka manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi investor dalam membentuk portofolio saham.

2. Bagi Mahasiswa, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh mahasiswa.

3. Bagi Penulis, menambah wawasan pengetahuan tentang metode Z-score dalam pembentukan portofolio saham.


(22)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saham (Stock)

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.

Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut (Darmadji, 2001:5).

Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham (Darmadji 2001:6) :

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim a. Saham Biasa (common stock)


(23)

10 Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor. Saham ini serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar deviden. Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.

2. Ditinjau dari cara peralihannya

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.


(24)

11 Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan a. Blue – Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

c. Growth Stocks 1. (Well – Known)

Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.


(25)

12 Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

d. Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. e. Counter Cyclical Stockss

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.2 Investasi

Investasi adalah penempatan dana/penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain selama periode tertentu, yang diharapkan dapat memperoleh penghasilan dan/atau meningkatkan nilai investasi. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satu diantaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Pemodal atau investor dapat menanamkan kelebihan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama investor dalam menanamkan dananya ke bursa efek yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).

Dalam melakukan proses investasi dan pengambilan keputusan, Manajer Investasi akan melakukan analisis sehingga terbentuklah portofolio yang


(26)

13 diinginkan. Portofolio investor secara sederhana merupakan koleksi aset investasi. Setelah dibentuk, sebuah portofolio dapat diperbaharui atau “diseimbangkan” dengan menjual sekuritas yang ada dan menggunakan hasil penjualan tersebut untuk membeli sekuritas baru. Selain itu, investor juga dapat menambahkan dana investasi untuk meningkatkan ukuran total portofolio, atau dengan menjual sekuritas untuk megurangi ukuran portofolio (Bodie, Kane, Marcus 2014 : 8). Berikut adalah proses investasi :

1. Menentukan kebijakan investasi

Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko. Jumlah dana yang diinvestasikan juga mempengaruhi return dan risiko yang ditanggung. Di samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko pemodal. Hal ini mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.

2. Melakukan analisis sekuritas

Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual, dan untuk mengidentifikasi sekuritas digunakan dua filosofi berbeda, yaitu: Untuk sekuritas yang mispriced (harga terlalu tinggi atau terlalu rendah) dapat dengan analisis teknikal atau analisis fundamental. Untuk sekuritas


(27)

14 dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.

3. Membentuk portofolio

Dari hasil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Ini dilakukan dengan harapan risiko yang harus ditanggung terkurangi dan portofolio yang menawarkan return maksimum dengan risiko tertentu atau minimum risiko dengan return tertentu dapat terbentuk.

4. Merevisi portofolio

Revisi atas portofolio berarti merubah portofolio dengan cara menambah atau mengurangi saham dalam portofolio yang dianggap menarik atau tidak lagi menarik. Jika diperlukan, langkah ini dilakukan melalui pengulangan tiga tahap di atas.

5. Evaluasi kinerja portofolio

Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik dalam return yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap portofolio benchmark atau pasar.

2.3. Portofolio Saham

Teori portofolio selama ini dikembangkan pada aktiva keuangan seperti saham dan obligasi. Karena aktiva keuangan mudah dipecah dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Meskipun demikian, kepemilikan saham dan obligasi


(28)

15 mengandung resiko, sehingga para pemodal di bursa melakukan diversifikasi dengan membentuk portofolio. Portofolio adalah kumpulan saham / aset lain yang dimiliki oleh pemodal perorangan atau lembaga. Tujuan portofolio adalah mengurangi risiko dengan penganekaragaman kepemilikan efek. Menurut Tandelilin (2000:9) ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu srategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.

Menurut Zalmi Zubir (2011:2) portofolio saham adalah investasi yang terdiri dari berbagai saham perusahaan yang berbeda dengan harapan bila harga salah satu saham menurun, sementara yang lain meningkat, maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian. Korelasi antara return satu saham dan saham lain jyga akan memperkecil varians return portofolio tersebut.

Menurut Sri Handaru Kurniati et al (1996: 24) hakekat dari pembentukan portofolio adalah mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi, sehingga resiko investasi (secara keseluruhan) akan dapat dikurangi (diminimumkan). Efektivitas pengurangan risiko tersebut akan tergantung pada besarnya koefisien korelasi berbagai kesempatan investasi yang ada dalam portofolio. Koefisien korelasi dihitung dengan membandingkan fluktuasi return historis masing-masing kesempatan investasi.


(29)

16 Karena tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, kita hanya bisa menduga return suatu sekuritas dan penyimpangannya berdasarkan data masa lalu. Markowitz mengatakan bahwa investor dapat memaksimumkan expected return melalui diversifikasi sekuritas dala portofolio karena saham-saham dalam portofolio saling berkorelasi. Sesuai dengan hukum “large of number”, makin banyak sekuritas dalam portofolio, maka actual return portofolio tersebut akan mendekati expected return dan variansnya makin kecil.

2.4 Return dan Risiko

Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.

Untuk menghitung realized return digunakan rumus:

1 1 −

− =

t t t i

P P P R Dimana :

Ri = realized return ( return realisasi ) saham

Pt = harga penutupan saham periode t


(30)

17 Dan untuk menghitung return ekspektasi saham (Expected Return) digunakan rumus:

n R R

E

N

t it

i)=

=1 (

Dimana:

E(Ri) = expected return saham i

Rit = return realisasi saham i pada hari ke t

n = jumlah return realisasi saham i

Risiko adalah perbedaan antara expected return dan realized return tersebut. Inti dari proses investasi adalah memperhitungkan kemungkinan melencengnya realized return terhadap expected return. Perbedaan antara realized return dan expected return dapat negatif, positif, atau nol. (Zubir, 2011:23)

Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh dapat menyimpamg dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Sehingga, untuk mengukur penyebaran tersebut adalah dengan varians atau deviasi standar. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya (berarti risikonya semakin tinggi). (Halim, 2005:42).

Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Risiko sistematis (Systematic risk), merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta


(31)

18 asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. 2. Risiko tidak sistematis, merupakan risiko yang dapat dihilangkan

dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dngan saham yanglain. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktor struktural modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya.

Risiko saham individual dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ��2 = (���){��� − �(��)}2

�=1 Dimana :

�2 = varians dari investasi pada saham i � = standar deviasi dari saham i

Pij = probabilitas diraihnya pengembalian pada kondisi j

Rij = tingkat pengembalian dari investasi pada saham i pada kondisi j E (Ri) = ER dari investasi saham i

2.5 Z-score

Z-score adalah skor standard berupa jarak skor seseorang dari mean

kelompoknya dalam satuan Standard Deviasi. Z-score digunakan untuk


(32)

19 dalam suatu distribusi itu sendiri ditunjukkan dengan simbol +/-. Yang menunjukkan bahwa kalau positif artinya posisi berada di atas mean, sebaliknya apabila negatif maka artinya berada di bawah mean. Menurut Agus Irianto (2004:51), Z-score merupakan perbedaan antara raw score (skor asli) dan rata-rata dengan menggunakan unit-unit simpangan baku (standard deviation) untuk mengukur perbedaan tersebut.

Z-score mempunyai dua bagian :

a. Tanda (bisa positif atau negatif)

b. Nilai numerik.

Kondisi di atas rata-rata diberi tanda positif dan kondisi di bawah rata-rata diberi tanda negatif. Nilai numerik Z-score diperoleh dari perbedaan antara nilai asli dengan rata-ratanya dibagi dengan simpangan baku. Rumus untuk menentukan Z-score, yaitu :

Z-score = �−� � Dimana :

μ = rata-rata populasi

= simpangan baku populasi X = nilai X yang akan diukur

2.6 Garis Alokasi Modal (Captial Allocation Modal)

Garis Alokasi Modal adalah garis yang menggambarkan seluruh kombinasi risiko dan return yang tersedia bagi investor. Kemiringan dari CAL dinyatakan dengan S, menyamakan kenaikan expected return dari portofolio utuh


(33)

20 per unit simpangan baku tambahan. Dengan kata lain, kenaikan return tiap naiknya risiko. Atas alasan ini, kemiringan disebut rasio manfaat terhadap volatilitas (reward-to volatility ratio).

Rumus untuk menghitung CAL adalah sebagai berikut :

S = �(��)−�� �� Dimana:

S = Kemiringan CAL

E(rp) = Expected Return rf = Return bebas risiko �� = Simpangan baku

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dari metode ini untuk pembentukan portofolio yang optimal tidaklah banyak. Penelitian terdahulu salah satunya adalah penelitian dari Deannes Isynuwardhana (2013) melalui jurnalnya dengan menggunakan metode yang sama dalam membentuk portofolio yang optimal. Penulis ingin mencoba penelitian ini agar dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya dengan membentuk portofolio yang optimal, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam menggunakan metode ini untuk membentuk portofolio. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa portofolio yang dibentuk dengan Z-score memberikan return yang lebih tinggi daripada return pasar walaupun memiliki tingkat risiko yang lebih rendah tetapi tingkat return pasar memiliki hasil yang negatif.


(34)

21 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Agustin Sulistyorini (2009), dimana dalam penelitiannya tidak difokuskan dalam membahas metode Z-score, namun menggunakan metode Sharp, Treynor, dan Jensen. Karena mengingat ukuran kinerja dari masing-masing metode tidak sama dan tidak memiliki batas yang maksimal, maka digunakan Z-score. Z-score digunakan untuk mengkonversikan nilai data ke dalam skor standardized yang memiliki nilai means (rata-rata) sama dengan nol dan standar deviasinya sama dengan satu. Maka hasil dari nilai Z-score dapat dilakukan uji beda dengan menggunakan One Way of Variance by Rank dengan Kruskal Wallish.

Hal yang sama juga dalam penelitian oleh Evi Yuliani. Dimana, dalam penelitian ini menganalisis kinerja portofolio LQ 45 dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Dalam penelitian ini Z-score juga digunakan untuk perhitungan kinerja portofolio saham dan selanjutnya menggunakan uji beda dengan menggunakan One Way of Variance by Rank dengan Kruskal-wallish, yang sebelumnya dilakukan transformasi data untuk menstandarkan ukuran kinerja tersebut yaitu dengan menggunakan transformasi Z-score (standardized) untuk mendapatkan skala non parametric yang comparable.


(35)

22 Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NAMA PENELITI

JUDUL PENELITIAN

ALAT

ANALISIS HASIL PENELITIAN Deannes Isynuwardha na (2013) Aplikasi Z-score Method dalam Pembentukan Portofolio Metode Z-score

Portofolio yang dibentuk menggunakan metode Z-score memberikan nilai kinerja yang lebih besar dibandingkan nilai pasar.

Agustin Sulistyorini (2009) Analisis Kinerja Portofolio Saham Dengan Metode Sharpe, Treynor Dan Jensen

Metode Sharpe,

Treynor dan Jensen

Z-score digunakan untuk mengkonversikan nilai data ke dalam skor standardize untuk membuat batas maksimal

antara Sharpe, Treynor, dan Jensen, untuk selanjutnya diolah dengan Kruskal Wallish. Dan hasilnya tidak ada perbedaan kinerja yang signifikan antara metode Sharpe, Treynor, dan Jensen

Evi Yuliani (2011)

Analisis Kinerja Portofolio Saham LQ

45 dengan Menggunakan Metode

Sharpe, Treynor, dan Jensen Periode Januari 2007-Januari 2010

Metode Sharpe,

Treynor dan Jensen

Z-score digunakan untuk transformasi data untuk menstandarkan ukuran kinerja, yang selanjutnya diolah dengan Kruskal Wallish. Hasilnya, tidak ada perbedaan kinerja yang signifikan antara Sharpe, Treynor,dan Jensen


(36)

23 2.8 Kerangka Konseptual

Dengan banyaknya perusahaan yang masuk di (Bursa Efek Indonesia) BEI memudahkan investor untuk berinvestasi karena banyaknya pilihan untuk menginvestasikan dananya. Strategi diversifikasi dilakukan dengan portofolio optimal yang berarti keuntungan diperoleh dengan diversifikasi pada berbagai investasi, dengan jumlah sekuritas tertentu yang memiliki return yang cukup tinggi. Portofolio optimal dicapai dengan melakukan simulasi pada beberapa sekuritas yang dinilai efisien dengan menggunakan prosedur perhitungan tertentu

Adapun jumlah saham yang dipilih untuk membentuk portofolio sangat bervariasi, hal itu tergantung dari preferensi investor terhadap saham itu sendiri. Dalam pemilihan saham juga dipertimbangkan bagaimana kinerja perusahaan-perusahaan tersebut. Salah satu nya adalah saham Blue Chip, yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki pendapatan yang stabil, dan liabilitas yang tidak terlalu banyak dan juga biasanya memberikan dividen secara reguler bahkan ketika bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya.

Dalam membentuk portofolio yang optimal digunakan berbagai metode dengan tujuan untuk mendapatkan return yang tinggi. Namun, pada umumnya metode-metode yang digunakan investor memakai perhitungan yang sedikit rumit. Sehingga, penulis ingin mencoba perhitungan yang sederhana, metode Z-score.


(37)

24 Gambar 2.1

Model Kerangka Konseptual

Uji beda

Saham Blue Chip 2013

Menghitung P/E. P/B, D/E, GPM, ROE, Ri

Z-score P/E, P/B, D/E, GPM, ROE, Ri

Aggregate Z-score

Ranking Z-score bernilai +

Ranking Z-score bernilai -

Masuk kandidat

Portofolio Tidak masuk kandidat Portofolio

Kombinasi proporsi dana portofolio

Menghitung CAL masing-masing kombinasi

CAL tertinggi

CAL terendah

Portofolio Optimal

Return & risiko portofolio


(38)

25 2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara berdasarkan teori-teori yang diuraikan. Tujuannya, agar penelitian yang dilakukan terfokus pada informasi, teori-teori dan data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis.

Berdasarkan kajian landasan teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian yang diajukan untuk rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Ada perbedaan return antara saham yang masuk portofolio dengan

yang tidak masuk portofolio, dan

H2 : Ada perbedaan risiko antara saham yang masuk portofolio dengan


(39)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey terhadap objek penelitian.. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian dengan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2005:54). Sehingga, penelitian deskriptif pada penelitian ini membuat gambaran tentang pembentukan portofolio saham dengan fakta-fakta dengan cara sistematis dan dengan data-data yang ada.

3.2 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya yang termasuk ke dalam daftar saham Blue Chip tahun 2013. Kriteria perusahaan yang termasuk ke dalam Blue Chip adalah :

1. Kapitalisasi pasar yang cukup besar, sehingga akan semakin sulit pasar untuk melakukan manipulasi harga.

2. Likuiditas (presentase kepemilikan publik yang beredar cukup banyak). Jika kepemilikan publik terlalu sedikit, maka harga saham juga akan mudah dimanipulasi.


(40)

27 3. Lama perusahaan melantai di bursa. Untuk mengetahui aktivitas (track record) saham tersebut dalam satu periode. Umumnya patokannya adalah 5 tahun

4. Kinerja perusahaan dan stabilitas kinerjanya. Melihat perjalanan kinerja perusahaan selama kurun waktu tertentu. Dan melihat stabilitas laba perusahaan apakah naik atau jurtru menurun. Perusahaan harus mengalami kenaikan laba secara signifikan.

3.3 Definisi Operasional

1. Price Earning Ratio (P/E)

Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun. Perhitungan rasio P/E atau PER dilakukan dengan cara membagi harga saham saat ini dengan keuntungan tahunan per saham. Rumusnya adalah sebagai berikut :

PER=����� ����� ��� Dimana:

PER = Price Earning Ratio

Stock Price = Harga Saham


(41)

28 2. Price to Book Value (P/B)

Rasio harga saham terhadap nilai buku atau price to book value ratio merupakan perbandingan antara harga suatu saham terhadap nilai buku bersih per lembar saham tersebut. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. cara menghitungnya adalah dengan membagi harga saham dengan Book Value-nya (BV), dimana BV dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah saham yang beredar. Berikut adalah rumusnya:

PBV= �ℎ��������

���� ����� ����ℎ��� Dimana:

PBV = Price to Book Value

Stock Price = Harga Saham

BV = Nilai Buku

3. Debt to Equity Ratio (D/E)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas


(42)

29 perusahaannya. Cara menghitung DER adalah membagi total hutang dengan total ekuitas. Berikut adalah rumusnya:

DER= ����� ����������� ����� ������ Dimana:

DER =Debt to Equity Ratio

Total liabilities = Total hutang Total equity = Total ekuitas

4. Gross Profit Margin (GPM)

Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan,. Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Ratio gross profit margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan. Untuk menghitung GPM adalah membagi laba kotor dengan penjualan. Rumusnya adalah sebagai berikut:

GPM=����������� ����� ������� Dimana:

GPM =Gross profit margin

Gross profit =Laba kotor


(43)

30 5. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang membandingkan antar laba bersih (net profit) perusahaan dengan aset bersihnya (ekuitas atau modal). Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham. Semakin tinggi nilai rasio ini maka perusahaan tersebut semakin baik karena posisi perusahaan semakin kuat. ROE secara umum didapatkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama satu tahun terakhir. Berikut adalah rumusnya:

ROE=������ ������ ������ ��� ����� ������ Dimana:

ROE =Return on equity

Profit before income tax =Laba sebelum pajak

Total equity =Total ekuitas

6. Return Historis

Return historis adalah return realisasi pada periode tertentu. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Rumus untuk menghitungnya adalah: 1 1 − − − = t t t i P P P R Dimana :


(44)

31 Pt = harga penutupan saham periode t

Pt-1 = harga penutupan saham periode sebelumnya

7. Expected Return

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Menurut Deannes (2012) hasil excess return pada masa lalu akan berpengaruh dengan expected return di masa yang mendatang. Untuk menghitung expected return adalah dengan rumus:

n R R

E

N

t it

i)=

=1 (

Dimana:

E(Ri) = expected return saham i

Rit = return realisasi saham i pada hari ke t

n = jumlah return realisasi saham i

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari unit-unit elementer. Populasi adalah kumpulan dari ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin diteliti. Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya ataupun bendanya (Nazir, 2005:273). Populasi merupakan kumpulan individu atau proyek penelitian yang memiliki kualias-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang terdaftar di


(45)

32 Bursa Efek Indonesia periode pengamatan tahun 2013 sebanyak kurang lebih 496 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari populasi, yang merupakan sebagian dari karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah saham-saham yang termasuk ke dalam saham Blue Chip periode tahun 2013. Teknik pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana pengambilan sampel sudah ditetapkan terlebih dahulu kriteria-kriterianya, sehingga sampel yang diambil sesuai dengan penelitian yang akan dijalankan. Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2008:122) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian yang kompeten dibidangnya. Adapun kriteria-kriterian dari saham Blue Chip adalah:

1. Kapitalisasi pasar yang cukup besar, sehingga akan semakin sulit pasar untuk melakukan manipulasi harga.

2. Likuiditas (presentase kepemilikan publik yang beredar cukup banyak). Jika kepemilikan publik terlalu sedikit, maka harga saham juga akan mudah dimanipulasi.

3. Lama perusahaan melantai di bursa. Untuk mengetahui aktivitas (track record) saham tersebut dalam satu periode. Umumnya patokannya adalah 5 tahun.


(46)

33 4. Kinerja perusahaan dan stabilitas kinerjanya. Melihat perjalanan kinerja

perusahaan selama kurun waktu tertentu. Dan melihat stabilitas laba perusahaan apakah naik atau jurtru menurun. Perusahaan harus mengalami kenaikan laba secara signifikan.

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Daftar Saham Blue Chip di BEI Periode 2013

Perusahaan Kode Sektor

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI Perbankan

2. PT Bank Central Asia Tbk BBCA Perbankan

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI Perbankan

4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI Perbankan

5. PT Astra International Tbk ASII Manufaktur

6. PT Charoen Pokphand Tbk CPIN Manufaktur

7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF Manufaktur

8. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP Manufaktur

9. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA Manufaktur

10. PT Kalbe Farma Tbk KLBF Manufaktur

11. PT Mayora Indah Tbk MYOR Manufaktur

12. PT Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR Manufaktur


(47)

34

14. PT Astra Agro Lestari Tbk AALI Perkebunan

15. PT London Sumatera Plantation Tbk LSIP Perkebunan

16. PT Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA Pertambangan

17. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM Pertambangan

18. PT Vale Indonesia Tbk INCO Pertambangan

19. PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG Pertambangan

20. PT Jasa Marga (Persero) Tbk JSMR Infrastruktur

21. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM Infrastruktur

22. PT AKR Corporindo Tbk AKRA Perdagangan

23. PT United Tractor Tbk UNTR Perdagangan

Sumber : 3.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh peneliti, biasanya dari publikas-publikasi yang di buat oleh institusi yang bersangkutan. Data-data penelitian ini terdiri dari: Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham, dan ekspektasi return. Untuk mencari data-data tersebut harus dihitung terlebih dahulu dari laporan keuangan tahunan periode 2013. Laporan keuangan

diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia Dan untuk


(48)

35 3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian

Dalam penelitian ini, dokumentasi untuk variabel Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham, dan ekspektasi return diperoleh dari situs-situs

resmi seperti serta Untuk memperoleh

data-data tersebut harus diolah terlebih dahulu melalui perhitungan-perhitungan sesuai dengan rumus yang ada.

3.7 Teknik Analisis Data

Metode dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan metode Z-score. Hasil dari Z-score adalah merupakan kandidat-kandidat portofolio yang akan dibentuk. Untuk mendapatkan nilai Z-score data diolah dengan program Excel 2007. Variabel-variabel yang akan dicari nilai Z-score adalah Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham. Nilai Z-score yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai numerik.

Dalam pembentukan portofolio dapat dilakukan dengan pemilihan saham,. Investor akan melakukan analisis pada faktor-faktor finansial/fundamental perusahaan dan menetapkan kriteria untuk masuk kedalam portofolio, sehingga


(49)

36 akan dipilih saham-saham yang menurut investor memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan. Investor akan mengurutkan (membuat ranking) nilai kriteria tersebut sesuai dengan preferensi investor, dan memilih saham yang memiliki ranking teratas. Dalam hal ini investor akan menemukan kendala, yaitu ada kemungkinan saham unggulan tidak memenuhi salah satu kriteria investor tersebut. Dalam penggunaan faktor-faktor finansial/fundamental sebagai ukuran, dan menghitung nilai secara keselurahan serta membuat ranking, juga terdapat kendala timbulnya ketidaksesuaian ketika diterapkan untuk skala yang berbeda. Dengan kata lain tidak sesuai jika membandingkan suatu kriteria jika perusahaan pada sektor industri yang berbeda.

Disinilah kegunaan Z-score tersebut, yaitu membuat standarisasi sehingga diperoleh skala yang sama dalam membandingkan nilai suatu kriteria. Model Z-score membandingkan nilai dari kriteria tertentu suatu perusahaan dengan rata-rata industrinya dan membagi selisihnya dengan deviasi standar industrinya. Proses standarisasi ini memungkinkan investor untuk memberikan bobot atau proporsi yang berbeda-beda dari tiap kriteria yang diinginkan investor kedalam suatu nilai total dari masingmasing saham. Metode Z-score juga dapat digunakan untuk mengetahui persentase perusahaan dalam industri sama yang memiliki nilai yang lebih rendah untuk setiap kriteria. (Deannes, 2012). Rumus yang digunakan adalah :

�� = (��−��) � Dimana:


(50)

37 ��= Nilai perusahaan untuk kriteria i

��= Rata-rata industri kriteria i ��= Deviasi standar kriteria i

Dengan rumus diatas, dicari nilai Z-score dari kriteria-kriteria perusahaan dalam penelitian ini, yaitu Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham. Setelah didapat nilai Z-score dari variabel-variabel tersebut, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai total Z-score (Aggregate Z-score) dengan cara menggabungkan seluruh nilai kriteria menjadi satu nilai perusahaan secara keseluruhan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung nilai total Z-score ini adalah variabel dari Debt to Equity Ratio. Investor biasanya lebih menginginkan perusahaan yang tingkat hutang rendah, sehingga untuk kriteria Debt to Equity Ratio diberi tanda negatif dan untuk kriteria yang lain diberi tanda positif. Rumus untuk menghitung nilai total Z-score seluruh perusahaan adalah sebagai berikut:

Aggregate Z-score = ���/�+��/�−��/�+����+����+���� �

Dimana:

��/�,��/�,��/�,����,����,��� = adalah nilai Z-score masing-masing kriteria pada perusahaan.

n = jumlah kriteria perusahaan

Langkah selanjutnya adalah membuat ranking dari hasil Aggregate Z-score. Yang memiliki nilai Z-score tertinggi dan bernilai positif akan masuk menjadi kandidat portofolio yang akan dibentuk. Selanjutnya, untuk membentuk


(51)

38 portofolio yang optimal, terlebih dahulu ditentukan kombinasi bobot atau proporsi saham-saham yang menjadi kandidat portofolio. untuk mencari macam-macam proporsi dana portofolio tersebut digunakan aplikasi Excel Solver 2007.

Selanjutnya, dicari nilai CAL (Capital Allocation Line) untuk menentukan kombinasi saham-saham yang menjadi portofolio yang optimal. hasil dari nilai CAL yang dilihat adalah kombinasi portofolio yang memiliki nilai CAL tertinggi. Rumus untuk mencari CAL adalah sebagai berikut:

S = �����−�� ��

Dimana:

S = Kemiringan CAL

E(�) = Expected Return �� = Return bebas risiko �� = Simpangan baku

Setelah diperoleh satu kombinasi portofolio yang optimal dengan nilai CAL tertinggi, selanjutnya adalah melihat kinerja portofolio dengan mencari apakah ada perbedaan antara return dan risiko portofolio dengan return dan risiko pasar. Untuk mencari return portofolio dengan rumus :

E(�) = (�1��1)+(�2+�2)+.... (��+��) Dimana:

E(�) = Expected return portofolio


(52)

39

�1 = Expected return saham ke i

Untuk rumus mencari risiko portofolio adalah sebagai berikut:

σp2 = βp2. σm2 +

=

n

t i w

1

2. σ ei2

Dimana:

σ2

= varians portofolio

βp2. σm2 = risiko yang berhubungan dengan pasar

Wi2 . σei2 = rata-rata tertimbang dari risiko untuk masing-masing perusahaan

Sedangkan untuk return pasar dihitung dengan menggunakan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini didasari karena IHSG mencerminkan pendapatan semua sektor atau semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga lebih akurat jika digunakan untuk menghitung return pasar. Demikian juga untuk risiko pasar menggunakan data dari IHSG.

Selanjutnya menghitung koefisien korelasi untuk melihat korelasi antara

return dan risiko yaitu dengan membagi risiko portofolio dengan return portofolio.


(53)

40 3.8 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan uji beda t-test dengan membandingkan rata-rata return dan risiko saham yang menjadi kandidat portofolio optimal dengan rata-rata return dan risiko saham yang bukan menjadi kandidat portofolio optimal.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikansi (Sig t) dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α = 0,05, maka hipotesis diterima. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima.


(54)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Analisis

Dalam pembentukan portofolio yang optimal, investor akan melakukan analisis pada faktor-faktor finansial/fundamental perusahaan dan menetapkan kriteria untuk masuk kedalam portofolio, sehingga akan dipilih saham-saham yang menurut investor memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan. Setelah ditetapkan kriteria-kriterianya, maka akan dianalisis lebih lanjut perusahaan-perusahaan yang masuk kedalam kandidat portofolio. Dalam menentukan kandidat portofolio, digunakanlah metode Z-score untuk menyaring dari 23 perusahaan yang masuk ke dalam portofolio. Berikut adalah langkah-langkah pembentukan portofolio yang optimal dengan menggunakan metode Z-score.

4.1.1 Mengumpulkan dan Menghitung Data-data Saham Blue Chip

Data-data kriteria pembentukan portofolio pada penelitian ini, yaitu Price to Earning Ratio (P/E), Price to Book Value (P/B), Debt to Equity Ratio (D/E), Gross Profit Margin (GPM), Return on Equity (ROE), dan Return historis (Ri). Kriteria-kriteria tersebut dihitung dengan rumus yang telah dibahas pada Bab III pada penelitian ini. Maka, hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:


(55)

42 Tabel 4.1.

Nilai Kriteria Pemilihan Saham Periode 2013

Sumber : Data diolah, Lampiran 1

Kode Sektor P/E P/B D/E GPM ROE Ri

BBRI Perbankan 8.38 2.25 6.89 22.43 34.11 0.11

BBCA Perbankan 16.58 3.70 6.76 67.42 28.20 0.11

BBNI Perbankan 8.13 1.53 7.11 39.57 22.50 0.14

BMRI Perbankan 10.06 2.10 7.26 48.21 27.31 0.03

ASII Manufaktur 14.17 2.59 1.02 18.21 21.00 -0.03

CPIN Manufaktur 21.92 22.25 0.58 20.07 25.00 0.11

INDF Manufaktur 23.16 6.04 1.04 24.82 9.40 0.20

INTP Manufaktur 14.70 12.82 0.00 46.30 24.60 -0.01

JPFA Manufaktur 21.79 2.73 2.04 16.90 12.50 -0.01

KLBF Manufaktur 30.49 7.47 0.33 47.99 22.58 0.27

MYOR Manufaktur 22.61 5.97 1.49 24.31 26.00 0.35

SMGR Manufaktur 15.64 15.40 0.41 44.67 25.70 -0.04

UNVR Manufaktur 37.09 46.95 2.15 51.30 168.40 0.26

AALI Perkebunan 21.94 8.35 0.46 32.20 18.53 0.30

LSIP Perkebunan 17.08 1.99 0.21 30.32 11.90 -0.11

PTBA Pertambangan 12.41 3.11 0.55 30.90 24.50 -0.37

ANTM Pertambangan 12.83 0.81 0.71 14.30 3.20 -0.10

INCO Pertambangan 60.92 1.26 0.33 15.18 2.00 0.18

ITMG Pertambangan 11.69 2.74 0.44 23.37 24.00 -0.31

JSMR Infrastruktur 23.98 2.96 1.61 25.87 12.30 -0.10

TLKM Infrastruktur 14.59 3.45 0.83 33.56 24.50 -0.60

AKRA Perdagangan 26.14 12.64 1.73 6.12 13.60 0.05


(56)

43 4.1.2 Menghitung Z-score

Setelah masing-masing kriteria diatas didapatkan, untuk menyaring perusahaan-perusahaan yang masuk kedalam kandidat portofolio menggunakan metode Z-score. Rumus untuk mencari Z-score adalah:

�� = (��−� �)

Dimana:

��= Nilai Z-score kriteria i

��= Nilai perusahaan untuk kriteria i ��= Rata-rata industri kriteria i ��= Deviasi standar kriteria i

Pada perhitungan Z-score ini, rata-rata industri dan deviasi standar industri yang digunakan adalah rata-rata industri dan deviasi standar dari sampel penelitian, yaitu industri yang termasuk kedalam saham Blue Chip saja. Dalam pembentukan portofolio, dilakukan penyaringan perusahaan-perusahaan yang menurut investor memiliki kriteria yang diinginkan. Maka, sampel perusahaan yang terdaftar di Blue Chip merupakan perusahaa-perusahaan yang menurut investor sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Pada penelitian ini diambil sampel Blue Chip yang memiliki karakteristik yang telah ditentukan dan dinilai baik dibandingkan perusahaan-perusahaan yang lain untuk memudahkan investor dalam memilih perusahaan-perusahaannya, dan juga peneliti menerapkan kriteria yaitu berupa rasio-rasio yang merupakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Kemudian, dari 23 sampel yang didapatkan, penulis ingin menyaring kembali


(57)

44 perusahaan mana sajakah yang dapat dijadikan kandidat dalam pembentukan portofolio. Maka, digunakanlah metode Z-score, yaitu untuk melihat posisi masing-masing perusahaan apakah berada diatas rata-rata kriteria atau dibawah rata-rata kriteria dalam ruang lingkup Blue Chip dengan menggunakan ukuran perbedaan, yaitu simpangan baku. Maka, hasil dari perhitungan Z-score adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Z-score Nilai Kriteria Pemilihan Saham Periode 2013

Kode Sektor P/E P/B D/E GPM ROE Ri

BBRI Perbankan -0.61 -0.15 -0.50 -1.17 1.28 7.28

BBCA Perbankan 1.46 1.42 -1.10 1.23 -0.02 7.55

BBNI Perbankan -0.67 -0.94 0.49 -0.26 -1.22 9.75

BMRI Perbankan -0.18 -0.33 1.17 0.20 -0.21 1.81

ASII Manufaktur -1.12 -0.78 0.01 -1.01 -0.33 -2.32

CPIN Manufaktur -0.06 0.62 -0.57 -0.88 -0.25 7.33

INDF Manufaktur 0.10 -0.54 0.03 -0.55 -0.56 14.18

INTP Manufaktur -1.05 -0.05 -1.33 0.94 -0.26 -0.85

JPFA Manufaktur -0.08 -0.77 1.35 -1.10 -0.50 -0.85

KLBF Manufaktur 1.10 -0.43 -0.89 1.06 -0.30 18.98

MYOR Manufaktur 0.03 -0.54 0.64 -0.58 -0.23 25.09

SMGR Manufaktur -0.92 0.13 -0.79 0.83 -0.23 -3.20

UNVR Manufaktur 2.00 2.37 1.50 1.29 2.65 18.68

AALI Perkebunan 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 21.38

LSIP Perkebunan -0.71 -0.71 -0.69 -0.70 -0.71 -8.48

PTBA Pertambangan -0.50 1.01 0.24 1.28 0.89 -27.51

ANTM Pertambangan -0.48 -1.04 1.24 -0.85 -0.82 -7.47

INCO Pertambangan 1.50 -0.64 -1.12 -0.74 -0.91 12.45

ITMG Pertambangan -0.53 0.68 -0.41 0.31 0.84 -22.59

JSMR Infrastruktur 0.71 -0.71 0.71 -0.71 -0.71 -8.01

TLKM Infrastruktur -0.71 0.71 -0.70 0.71 0.71 -43.68

AKRA Perdagangan 0.71 0.71 0.71 -0.71 -0.71 3.53

UNTR Perdagangan -0.71 -0.71 -0.71 0.71 0.71 -1.15


(58)

45 Pada tabel diatas, dapat diketahui Z-score masing-masing kriteria dari perusahaan-perusahaan Blue Chip. Dari hasil Z-score diatas menunjukkan perbandingan antara perusahaan dengan industrinya. Selain itu juga menunjukkan probabilitas akana adanya perusahaan dalam industri yang sama memiliki nilai kriteria yang lebih besar. Misalnya, perusahaan BBCA memiliki nilai Z-score P/E sebesar 1,46, maka artinya adalah nilai P/E BBCA diperkirakan memiliki standar deviasi 1,46 kali lebih besar dibandingkan rata-rata P/E untuk industri yang sama. Atau dengan kata lain, terdapat adanya kemungkinan atau probabilitas sebesar 90,98% untuk menemukan perusahaan dalam sektor industri yang sama memiliki nilai P/E lebih besar dari BBCA. Probabilitas tersebut dapat dilihat dari tabel standar normal distribusi (tabel-z).

4.1.3 Menghitung Aggregate Z-score

Setelah didapatkan hasil Z-score dari masing-masing rasio diatas, selanjutnya adalah membuat ranking Z-score untuk melihat perusahaan yang mana sajakah yang masuk kedalam kandidat portofolio. Rumus yang digunakan untuk mencari aggregate Z-score adalah:

Aggregate Z-score = ���/�+��/�−��/�+����+����+���� �

Dimana:

��/�,��/�,��/�,����,����,��� = adalah nilai Z-score masing-

masing kriteria pada perusahaan


(59)

46 Maka hasil dari perhitungan Z-score dan ranking dari setiap perusahaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3.

Ranking Perusahaan Berdasarkan Z-score Periode 2013

Aggregate Kode Ranking

4.75 UNVR 1

4.15 AALI 2

4.07 MYOR 3

3.25 KLBF 4

2.11 INDF 5

1.76 BBCA 6

1.76 INCO 7

1.19 BBNI 8

1.03 CPIN 9

1.02 BBRI 10

0.71 AKRA 11

0.41 BMRI 12

-0.31 UNTR 13

-0.32 JPFA 14

-0.43 INTP 15

-0.70 SMGR 16

-0.92 ASII 17

-1.45 JSMR 18

-1.57 ANTM 19

-2.00 LSIP 20

-3.61 ITMG 21

-4.10 PTBA 22

-7.16 TLKM 23

Sumber : Data diolah, Lampiran 3

Dari tabel diatas, dapat dilihat ranking dari 23 perusahaan berdasarkan hasil Z-score nya. Perusahaan yang masuk kedalam kandidat portofolio adalah perusahaan yang memiliki nilai aggregate Z-score positif, karena ini artinya nilai


(60)

47 kriteria-kriteria perusahaan tersebut berada diatas rata-rata. Semakin tinggi nilai aggregate Z-score, maka menunjukkan perusahaan tersebut memenuhi kriteria yang diinginkan. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Z-score negatif dikeluarkan dari kandidat portofolio, karena tidak memenuhi kriteria. Perusahaan yang masuk kedalam kandidat portofolio adalah sebanyak 12 perusahaan, yaitu UNVR, AALI, MYOR, KLBF, INDF, BBCA, INCO, BBNI, CPIN, BBRI, AKRA, BMRI. Dari 12 perusahaan ini akan disaring kembali perusahaan yang mana sajakah yang masuk kedalam portofolio yang optimal.

4.1.4 Mencari Kombinasi Proporsi Dana Portofolio

Selanjutnya adalah mencari berbagai kombinasi proporsi dana portofilo yang masuk kedalam kandidat portofolio. Berdasarkan dari 12 perusahaan yang didapatkan dalam pembentukan portofolio akan dicari persentasi kombinasi proporsi dana untuk penentuan perusahaan yang masuk kedalam portofolio yang optimal. Dalam mencari proporsi dana, digunakan aplikasi dalam Excel 2007, yaitu program Excel Solver. Data yang dibutuhkan dalam pembentukan proporsi dana dengan Excel Solver, yaitu : return harian saham yang masuk kandidat portofoloio, standar deviasi saham yang masuk kandidat portofolio, rata-rata return saham yang masuk kandidat portofolio dan BI rate tahun 2013. Hasil perhitungan standard deviasi dan rata-rata return saham disajikan dalam Tabel 4.4. Olah data sepenuhnya dilakukan melalui Excel 2007 untuk mempermudah perhitungan apabila secara manual. Excel 2007 membuat metode ini semakin sederhana dalam perhitungannya.


(61)

48 Tabel 4.4.

Standard Deviasi dan Rata-Rata Return Periode 2013

P

Sumber : Data diolah, Lampiran 4 Tabel 4.5. BI Rate Periode 2013

Sumber : www.bi.go.id

Perusahaan Std. Deviasi Avg. Return

UNVR 2.760 0.110

AALI 2.536 0.126

MYOR 2.534 0.147

KLBF 2.649 0.112

INDF 2.460 0.001

BBCA 2.181 0.046

INCO 3.309 0.074

BBNI 2.627 0.059

CPIN 3.785 0.045

BBRI 2.567 0.044

AKRA 3.104 0.023

BMRI 2.610 0.013

Tanggal BI rate

12-Des-13 7.50%

12-Nop-13 7.50%

08-Okt-13 7.25%

12-Sep-13 7.25%

29-Agust-13 7.00%

15-Agust-13 6.50%

11-Jul-13 6.50%

13-Jun-13 6.00%

14-Mei-13 5.75%

11-Apr-13 5.75%

07-Mar-13 5.75%

12-Feb-13 5.75%

10-Jan-13 5.75%


(62)

49 Rata-rata return digunakan untuk mencari expected return yang terbentuk dari masing-masing kombinasi proporsi dana, sedangkan standar deviasi digunakan untuk mencari matriks kovarian, yaitu gabungan dari variasi tiap variabel atau kovariansi dari dua variabel yang berbeda. Untuk return harian saham diperlukan dalam mencari matriks korelasi, yaitu matriks hubungan antara 2 variabel. BI rate digunakan untuk menghitung CAL setelah kombinasi proporsi dana sudah diketahui, yaitu rata-rata BI rate bulanan pada tahun 2013. Dalam mencari proporsi dana dengan Excel Solver, menggunakan pendekatan Bodie, Kane, Marcus. Maka, hasil dari proporsi dana dengan Excel Solver adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6. Proporsi Dana

Periode 2013

Mean Rf Std. Deviasi CAL Perusahaan Proporsi

Kombinasi 1 0.145 0.065 2.314 0.035 AALI 0.09286

MYOR 0.90714

Kombinasi 2 0.14 0.065 1.907 0.039 AALI 0.32719

MYOR 0.67281

Kombinasi 3 0.13 0.065 1.63 0.04 UNVR 0.03766

AALI 0.35026

MYOR 0.42797

KLBF 0.16078

INCO 0.00844

AKRA 0.01489

Kombinasi 4 0.12 0.065 1.511 0.037 UNVR 0.0385

AALI 0.31551

MYOR 0.36951

KLBF 0.15081

INCO 0.04053


(63)

50

Kombinasi 5 0.11 0.065 1.43 0.032 UNVR 0.02613

AALI 0.28778

MYOR 0.32832

KLBF 0.11864

BBCA 0.00212

INCO 0.0516

BBRI 0.05971

AKRA 0.12569

Kombinasi 6 0.10 0.065 1.378 0.026 UNVR 0.00729

AALI 0.26168

MYOR 0.28998

KLBF 0.08452

BBCA 0.05582

INCO 0.05688

BBRI 0.08889

AKRA 0.15323

BMRI 0.0017

Kombinasi 7 0.09 0.065 1.346 0.019 AALI 0.24329

MYOR 0.26084

KLBF 0.0489

INDF 0.04003

BBCA 0.07168

INCO 0.05916

BBRI 0.08637

AKRA 0.16426

BMRI 0.02546

Kombinasi 8 0.05 0.065 1.388 -0.011 AALI 0.13545

MYOR 0.09878

INDF 0.20421

BBCA 0.11105

INCO 0.06541

BBRI 0.0407

AKRA 0.21122

BMRI 0.13317


(64)

51 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahu berbagai macam kombinasi proporsi dana dengan nilai expected return dan nilai CAL yang berbeda. CAL dihitung dengan rumus :

S = �����−�� ��

Dimana:

S = Kemiringan CAL

E(�) = Expected Return �� = Return bebas risiko

�� = Simpangan baku

Maka, dari berbagai kombinasi proporsi dana pada Tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa kombinasi dana yang memiliki nilai CAL tertinggi adalah kombinasi dengan nilai CAL berada pada titik 0,40 dengan expected return 0,13 dan deviasi standar dengan nilai 1,630. Pada titik CAL 0,40 yang masuk kedalam portofolio yang optimal adalah perusahaan UNVR, AALI, KLBF, MYOR, INCO, dan AKRA. Proporsi dananya adalah:

Tabel 4.7.

Portofolio yang Optimal Periode 2013

Perusahaan Proporsi Dana

UNVR 0.037664194

AALI 0.350259024

MYOR 0.42797345

KLBF 0.160778805

INCO 0.008439337


(65)

52 1. UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk) dengan proporsi dana 0,3766 atau

3,766%. Saham UNVR memiliki nilai saham optimal untuk diinvestasikan oleh investor sebesar 3,766%.

2. AALI (PT Astra Argo Lestari Tbk) dengan proporsi dana 0,35026 atau 35,026%. Saham AALI memiliki nilai saham optimal untuk diinvestasikan oleh investor sebesar 35,026%.

3. MYOR (PT Mayora Indah Tbk) dengan proporsi dana 0.42797 atau

42,797%. Saham MYOR memiliki nilai saham optimal untuk diinvestasikan oleh investor sebesar 42,797%.

4. KLBF (PT Kalbe Farma Tbk) dengan proporsi dana 0.16078 atau

16,078%. Saham KLBF memiliki nilai saham optimal untuk diinvestasikan oleh investor sebesar 16,078%

5. INCO (PT Vale Indonesia Tbk) dengan proporsi dana 0.00844 atau 0,8439%. Saham INCO memiliki nilai saham optimal untuk diinvestasikan oleh investor sebesar 0,8439%.

6. AKRA (PT AKR Corporindo Tbk) dengan proporsi dana 0.01489 atau 1,489%. Saham AKRA memiliki nilai saham optimal untuk diinvestasikan oleh investor sebesar 1,489%

4.1.5 Mengukur Kinerja Portofolio

Setelah portofolio yang optimal sudah didapatkan, berikutnya akan diukur kinerja portofolio dengan menggunakan metode Sharpe. Metode Sharpe atau juga disebut sebagai Reward to Variability Rasio (RVAR) menekankan pada resiko


(1)

98

Mar 6, 2014 0.006222 0.069034 0.008333 -0.00699 0 -0.00628 0.006158 Mar 7, 2014 -0.00618 0.01845 -0.00496 0.003521 0.007435 -0.00105 -0.00042 Mar 10, 2014 0.004444 -0.00091 0.008306 -0.00702 -0.04244 0.010537 -0.00184 Mar 11, 2014 0.007965 0.011786 -0.00494 0.003534 0.013487 -0.0073 0.005764 Mar 12, 2014 0.018437 -0.00269 0 -0.00352 -0.02662 -0.01786 -0.00422 Mar 13, 2014 0.044828 -0.01348 0.000828 0.021201 0.003906 -0.00535 0.008921 Mar 14, 2014 0.018977 -0.04189 0.003309 0.020761 -0.01167 0.027957 0.032261 Mar 17, 2014 -0.03725 -0.00856 -0.00412 0.010169 0 0.056485 -0.0005 Mar 18, 2014 -0.02523 0.002876 -0.0505 -0.02013 0.017717 -0.00495 -0.01447 Mar 19, 2014 -0.00259 -0.00382 0.032258 -0.0274 0.075435 -0.02985 0.003298 Mar 20, 2014 -0.02682 0.014395 0.013514 -0.00352 -0.01978 -0.00923 -0.02541

Mar 21, 2014 0 -0.01987 0 0.007067 0 0.009317 0.000264

Mar 24, 2014 0.006222 0.007722 0 0.017544 0.016514 -0.03282 0.0043 Mar 25, 2014 -0.00177 0.008621 0 -0.00345 0.018051 0.018028 -0.00367 Mar 26, 2014 0.016814 -0.05318 0.008333 0.013841 -0.01241 0.007292 0.005348 Mar 27, 2014 -0.00087 0.019057 -0.00826 0.006826 0 -0.00207 -0.0011

Mar 28, 2014 0.019164 0 0 -0.00678 0.012567 0.002073 0.009574

Apr 1, 2014 0.025641 0.023622 0.0025 0.027304 0.010638 0.049638 0.022157 Apr 2, 2014 -0.0025 0.006731 -0.00249 -0.00664 -0.01053 0 -0.00076 Apr 3, 2014 0.002506 -0.01433 0.01 0.006689 0.030142 -0.02857 0.004335 Apr 4, 2014 -0.02 -0.01744 -0.0132 -0.00332 0.049914 -0.01116 -0.00682 Apr 7, 2014 0.018707 0 0.003344 0.016667 -0.00328 0.011282 0.012989 Apr 8, 2014 -0.00918 0.013807 -0.00833 -0.00984 0.027961 -0.00609 7.32E-05


(2)

99

Apr 10, 2014 -0.00421 0 -0.00504 0 0.0128 -0.03776 -0.03163

Apr 11, 2014 0.032995 0.001905 -0.01351 0 0.045814 -0.01166 0.01067 Apr 14, 2014 0.007371 0.053232 0.014555 0.006623 0.05136 0.019313 0.010028 Apr 15, 2014 -0.00244 0.001805 0 -0.00329 0.002874 0.022105 0.001096 Apr 16, 2014 -0.01874 -0.01892 -0.01435 0.013201 -0.02722 -0.01133 0.000575 Apr 17, 2014 0.023256 -0.00459 0.013699 0.006515 0.047128 -0.00521 0.004933 Apr 21, 2014 -0.00325 0.046125 0 -0.01942 -0.02391 -0.00942 -0.00097 Apr 22, 2014 0.004072 -0.01235 0 0.016502 0.044669 0.011628 0.00121 Apr 23, 2014 -0.02758 0.009821 -0.03209 0.006494 0.022069 -0.00522 -0.00103 Apr 24, 2014 -0.02252 0.029178 0.000873 -0.00645 -0.0081 0.006303 -0.00042 Apr 25, 2014 -0.00939 -0.00344 0.011334 0.003247 -0.00408 -0.00104 0.001341 Apr 28, 2014 -0.0155 -0.02414 -0.03017 -0.00971 -0.00683 0.003135 -0.01611 Apr 29, 2014 0.014873 0.007067 -0.00444 -0.00327 -0.00688 -0.00625 0.000191

Apr 30, 2014 0.008621 0.017544 0 0.013115 -0.01662 0 0.004247

May 2, 2014 -0.00171 0.013793 0.020536 0.009709 -0.02817 -0.02411 -0.00029 May 5, 2014 0.017979 0.00085 0.004374 0 0.043478 -0.00859 0.000773 May 6, 2014 -0.01177 0.008496 0.001742 -0.00321 0.020833 -0.00867 -0.00166 May 7, 2014 0.028936 -0.01938 -0.01652 -0.00643 0.069388 -0.00437 0.005709 May 8, 2014 0.00579 0.004296 0.005305 0.003236 0.02799 0 -0.00024 May 9, 2014 0.011513 -0.00684 -0.00088 0.006452 0.017327 -0.0011 0.007663 May 12, 2014 -0.00569 0.006891 0.010563 0.00641 0.010949 0.023077 0.003034 May 13, 2014 -0.01226 -0.0077 0.010453 -0.01274 -0.02286 0.001074 0.001708 May 14, 2014 0.019868 -0.01724 0.007759 0.035484 -0.02709 0.01073 0.014274 May 16, 2014 0 0.009649 0.012831 0.003115 -0.04684 -0.01486 0.007999


(3)

100

May 19, 2014 -0.00974 0.00695 -0.01014 0.012422 0.027888 -0.01724 -0.00329 May 20, 2014 -0.02951 0.005177 -0.02901 0.01227 0.01292 -0.03947 -0.02374 May 21, 2014 0.013514 -0.05579 0.012302 -0.02424 -0.02806 0.009132 0.002927 May 22, 2014 0.000833 -0.02545 0.017361 0.003106 0.026247 0.005656 0.012136 May 23, 2014 0 0.003731 -0.01365 0.009288 0.014066 -0.00225 0.00064 May 26, 2014 0.003331 0.003717 -0.00519 0 -0.00631 0.001127 -0.00184 May 28, 2014 0.00249 -0.00556 0.002609 -0.0092 0.010152 0.004505 0.004363 May 30, 2014 -0.0356 0.035382 0.000867 -0.04644 -0.01633 -0.07511 -0.01839 Jun 4, 2014 0.039485 -0.03417 -0.00607 0.029221 -0.00383 0.06303 0.007898

Jun 5, 2014 0.00578 -0.00186 0 0 -0.01282 -0.00912 0.000608

Jun 6, 2014 0.000821 0.002799 0 0.012618 0.014286 -0.01151 0.000328 Jun 9, 2014 -0.01641 -0.00093 0.002616 0 -0.0128 -0.00815 -0.01055 Jun 10, 2014 0.007506 -0.02235 0.007826 0.040498 -0.00649 0.03169 0.012489 Jun 11, 2014 0.009106 0.015238 0.009491 0 -0.01305 0.028441 0.005228

Jun 12, 2014 -0.01559 0 0 -0.02395 -0.01455 0.006637 -0.00755

Jun 13, 2014 -0.00667 -0.00938 -0.00085 -0.01227 -0.01477 0.012088 -0.00157 Jun 16, 2014 -0.00503 0.002841 0 -0.00621 -0.00545 -0.00109 -0.00836 Jun 17, 2014 -0.00506 0.004721 0 0.028125 0.021918 -0.01087 0.004925 Jun 18, 2014 -0.00339 0.015977 0.002566 -0.00608 -0.00268 0.006593 -0.00441 Jun 19, 2014 0.005102 0.004625 0 -0.02141 -0.02688 -0.01528 -0.00483 Jun 20, 2014 0.010998 -0.00552 0 0.0125 -0.0221 -0.02217 -0.00341 Jun 23, 2014 -0.00251 0.014815 0 0.015432 0.00565 0.005669 -0.00115

Jun 24, 2014 -0.00336 0 0.000853 0.009119 0 0.014656 0.004153


(4)

101

Jun 26, 2014 0.003367 0.021127 0 0.006024 0.009887 -0.02097 0.006911 Jun 27, 2014 -0.01091 0.010345 0.01023 -0.00599 -0.00559 -0.0124 -0.0056

Jun 30, 2014 -0.00679 -0.02048 -0.00759 0 0 -0.01142 0.006904

Return 0.10244 0.164502 0.131428 0.242976 0.399211 -0.01017 0.125488 Std. Deviasi 0.015602 0.022874 0.012064 0.015311 0.028443 0.019831 0.009741


(5)

102 Lanjutan Lampiran 6

Wi Ri Std Rp STD P

UNVR 0.037664 0.10244 0.015602 0.003858 0.000588 AALI 0.350259 0.164502 0.022874 0.057618 0.008012 MYOR 0.427973 0.131428 0.012064 0.056248 0.005163 KLBF 0.160779 0.242976 0.015311 0.039065 0.002462 INCO 0.008439 0.399211 0.028443 0.003369 0.00024 AKRA 0.014885 -0.01017 0.019831 -0.00015 0.000295

Total 0.160007 0.016759

IHSG 0.125488 0.009741

2014 return rf excess return

UNVR 0.241557 0.075385 0.166171986 AALI 0.018523 0.075385 -0.056861242 MYOR -0.19785 0.075385 -0.273233617 KLBF 0.407737 0.075385 0.332352123 INCO 0.389935 0.075385 0.314550147 AKRA -0.01718 0.075385 -0.092568681

Average 0.065068453

STDEV 0.24415905

SHARPE 1.62082243

2013 return rf excess return

UNVR 0.263002 0.0648 0.198202082

AALI 0.30029 0.0648 0.235490455

MYOR 0.351285 0.0648 0.286485192 KLBF 0.267242 0.0648 0.202441518

INCO 0.177334 0.0648 0.11253386

AKRA 0.054464 0.0648 -0.01033585

Average 0.170802876

STDEV 0.105380375


(6)

103 LAMPIRAN 7.

Uji Beda SPSS 16.0

Group Statistics

perusahaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

expectedreturn kandidat 6 .00098579 .000440922 .000180006

non kandidat 6 .00048447 .000231573 .000094539

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Return Equal variances assumed

2.280 .162 2.466 10 .033 2.280