Klasifikasi Piutang Uraian Teoritis 1. Pengertian Akuntansi

tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. 3. Laporan sumber dan penggunaan dana Disini dimuat sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode yang sering menjadi masalah dalam laporan ini adalah mengenai penggunaan dana. 4. Laporan arus kas Disini disajikan informasi tentang dari mana sumber kas diperoleh dan kemana kas dipergunakan. d. Buku Besar General Ledger Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam buku jurnal. e. Buku pembantu Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

4. Klasifikasi Piutang

Piutang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika pelunasannya terjadi dalam satu tahun periode akuntansi, jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang akan dikalsifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Piutang yang tidak diterima pembayarannya atau pelunasannya akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Untuk menghindari kerugian yang di akibatkan karena tidak tertagihnya piutang, perlu kiranya pimpinan Universitas Sumatera Utara perusahaan menempuh kebijakan dalam pemberian dana kepada nasabah debitur. Ada 4 kebijakan dalam melakukan penjualan secara kredit yaitu : a. Standar kredit atau resiko maksimum dari perkiraan kredit yang dapat diterima. b. Periode kredit atau jangka waktu kredit yang diperkenankan. c. Potongan yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal. d. Kebijakan penagihan dari perusahaan. Menurut Skousen, dkk 2001:479 menyebutkan dalam mengklasifikasikan piutang perlu dibuat perbedaan yang penting antara piutang dagang dan piutang non dagang. Piutang dagang biasa diperkuat dengan janji tertulis untuk membayar dan disebut wesel tagih. Namun dalam banyak kasus piutang adalah “Piutang terbuka yang tidak dijamin yang sering disebut sebagai piutang usaha”. Klasifikasi piutang yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan dapat di klasifikasikan, atas: 1. Piutang Niaga Piutang Usaha Piutang ini timbul dari hasil penjualan perkebunan yang berupa karet dan kelapa sawit CPO kepada pelanggan. Awal munculnya piutang ini karena adanya pesananorder dari pelanggan untuk membeli secara kredit hasil perkebunan tersebut, maka PT. Perkebunan Nusantara III Persero akan memenuhi pesananorder dari pelanggan. Setelah penjualan kredit terjadi maka pelanggan akan memiliki kewajiban untuk membayar hutang yang Universitas Sumatera Utara merupakan piutang bagi pihak perusahaan. Besarnya piutang yang ditagih oleh perusahaan setiap bulannya tergantung pada banyaknya pembelian yang telah dilakukan oleh pelanggan 2. Wesel Tagih Piutang ini merupakan jumlah yang terutang bagi pelanggan, dimana pelanggan dimaksud telah menerbitkan surat utang formal kepada perusahaan karena perusahaan telah meminta uang muka dan menerima promes wesel tagih untuk sisa pembayarannya. 3. Piutang Lain-Lain Piutang ini merupakan piutang yang berasal dari tagihan atas pemakaian pupuk dan bahan kimia peserta Perkebunan Inti Raya PIR dalam maupun dari luar operasi perusahaan. Contoh dari piutang lain-lain yang berasal dari dalam operasi perusahaan adalah piutang karyawan yang merupakan pinjaman karyawan yang pembayarannya dapat dicicil melalui pemotongan gaji setiap bulannya. 4. Piutang Pihak Ketiga Piutang Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Piutang ini merupakan piutang yang berasal dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara Intermediaries mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama dengan perusahaan termasuk Holding Companies, Subsidiaries dan Fellowship Subsidiaries, Perusahaan Asosiasi Associated Companies, Perusahaan yang memiliki baik secara langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan Universitas Sumatera Utara tersebut yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau di pengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan

5. Pencatatan Piutang