BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Permainan Tradsional
Gasiang berasal dari bahasa Minangkabau yang berarti “gasing” dalam bahasa
Indonesia. Gasiang yaitu alat permainan yang terbuat dari kayu dan dapat diputarkan dengan tali.
Gasiang termasuk permainan yang berlangsung secara musiman dan dilakukan secara periodik atau pada waktu-waktu tertentu. Artinya dalam satu periode bisa
bertahan selama satu bulan atau lebih dan sesudah itu tidak dimainkan lagi, sama saja dengan musim layang-layang. Tapi pada waktu dan peristiwa main itu muncul kembali,
hampir serempak anak-anak memainkannya, setelah diselingi dengan permainan dalam bentuk yang lain.
Berhubung jenis permainan ini adalah permainan anak-anak usia sekolah, maka waktu penampilannya terutama disaat anak-anak libur atau pada hari-hari besar lainnya.
Pada masa-masa tersebut kelihatanlah anak-anak berkelompok-kelomok dengan asyiknya bermain di pekarangan rumah atau di halaman-halaman sekolah yang terdekat.
Pada umumnya waktu yang tepat bagi mereka untuk bermain adalah pada sore hari menjelang waktu Ashar dan Magrib.
Salah satu keuntungan dari sifat rekreatif, kompetitif permainan ini adalah mendidik anak-anak hidup bermasyarakat sambil menjalin hubungan kerja sama antar
sesamanya. Disamping itu juga mereka secara tidak langsung diajar berkompetisi secara sehat sebagai bekal yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangannya, permainan gasing digunakan sebagai sarana menanamkan nilai kerjasama dan kekompakan, nilai kejujuran, nilai keterbukaan,
sportivitas, nilai prestise, dan nilai ekonomi.
2.2 Latar Belakang
Permainan ini berlaku umum dan dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa melihat latar belakang sosialnya. Oleh karena itu tidak ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
sebelum melakukan permainan ini. Dengan kata lain permainan ini berlaku untuk semua orang.
2.2.1 Latar Belakang Sosial Budaya
Indonesia yang terdiri bermacam-macam suku bangsa dan kebudayaan, merupakan perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial
budaya. Corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya seluruhnya.
Permainan gasiang merupakan permainan masyarakat dan suku-suku bangsa di Indonesia yang sudah ada sejak dahulu kala, tetapi mungkin cara,
bahan dan namanya saja yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah. Kalau memang permainan ini ada pada seluruh suku bangsa di Indonesia, maka
gasiang merupakan unsur yang sama dalam kebudayaan kita. Di Sumatera Barat permainan ini pada masa dahulu dan sekarang sama saja, penyelenggaraannya
tidak dilakukan oleh golongan-golongan tertentu saja dalam masyarakat, tetapi semua golongan boleh melakukannya tanpa membedakan kelas-kelas sosial
dalam masyarakat. Oleh karena itu permainan gasiang dimainkan oleh seluruh
Universitas Sumatera Utara
anak-anak usia sekolah tanpa memandang derajat dan tingkat, kaya, miskin, petani, pengusaha, bangsawan, semuanya boleh ikut serta.
2.2.2 Latar Belakang Sejarah Perkembangannya
Khusus dalam main gasiang, generasi sekarang menghadapi tantangan yang berat untuk mengungkapkan sejarahnya. Hal ini disebabkan karena
kurangnya data yang diperlukan baik secara tertulis maupun peninggalan- peninggalan yang ada. Oleh karena itu satu-satunya sumber yang dapat
membantu memecahkan masalah tersebut adalah informasi yang diperoleh dari orang tua- orang tua yang masih hidup.
Di antara mereka ada yang mengalami secara langsung atau menghayati dan memahami, sehingga dari informasi itu diperoleh sedikit pengetahuan yang
dapat memberi tafsiran tentang main gasiang tersebut. Dari pengalaman masa lalu itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis permainan ini telah lama usianya.
Bahkan sebagai salah satu bentuk tingkah laku masyarakat sudah barang tentu, permainan itu lahir bersamaan dengan masyarakat pendukungnya. Namun yang
jelas fakta telah membuktikan bahwa permainan itu sampai sekarang hidup dengan suburnya secara luas dalam masyarakat Sumatera Barat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III “GASIANG” PERMAINAN RAKYAT
SUMATERA BARAT
3.1 Peserta Pelaku
Main gasiang ini selain sifat rekreatif yaitu sebagai hiburan bagi pesertanya, juga bersifat kompetitif, dipertandingkan. Tetapi sifat kompetitifnya tidaklah
bertujuan memperebutkan juara dan memperoleh hadiah-hadiah tertentu dalam permainan, tetapi hanya bersifat ketangkasan dalam memainkan gasiang itu saja.
a. Jumlah Pelaku
Jumlah pelakunya dalam main gasiang tidak terbatas melainkan tergantung pada anak yang ingin ikut bermain. Tetapi dalam pengamatan yang sering
dilakukan, maka peserta paling minimal dua orang.
b. Usia Pelaku