BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang
memiliki potensi perairan yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan perikanan baik penangkapan maupun akuakultur Widodo, 2006 :1.
Tingginya permintaan pasar dunia terhadap produk perikanan sering kali tidak terpenuhi. Oleh karena itu, perlu mengatasi masalah dalam pemenuhan
permintaan dari negara negara pengimport dari tahun ke tahun yang terus
meningkat. Salah satu caranya dengan meningkatkan produksi perikanan melalui usaha budidaya, baik untuk ikan tambak, ikan laut, maupun ikan tawar, termasuk
ikan hias. Usaha ini akan memperbanyak peluang bersaing dibandingkan dengan usaha penangkapan Tim Penulis PS, 2008: 7.
Usaha perikanan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu usaha perikanan darat dan perikanan laut. Usaha perikanan darat juga disebut perikanan air tawar
Evy, 2001 : 7 adalah Tempat yang dipergunakan untuk perikanan darat meliputi sungai, danau,
bendungan, rawa empang, kolam, sawah, serta tambak di tepi pantai. Usaha perikanan darat pada umumnya diusahakan oleh petani sebagai mata pencaharian
Evy, 2001 : 7 Usaha perikanan di Propinsi Sumatera Utara meliputi perikanan laut dan
perikanan darat. Usaha perikanan darat meliputi perikanan perairan umum sungai
Universitas Sumatera Utara
dan danau, dan perikanan budi daya tambak, kolam, sawah, keramba. Usaha perikanan darat tersebar hampir di semua daerah kabupaten. Danau Toba
merupakan salah satu di antara sentra perikanan darat di Sumatera Utara Evy, 2001 : 66.
Daerah utama perikanan budidaya terdapat di Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Asahan, Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara dan Kodya
Medan Evy, 2001 : 66. Kawasan Danau Toba, adalah salah satu kawasan andalan wisata yang
merupakan asset nasional, dan memiliki nilai strategis bagi Propinsi Sumatera Utara, dengan fungsinya yang beraneka ragam, yaitu sebagai andalan daerah
tujuan wisata, sumber air bersih bagi penduduk, kegiatan perikanan, baik secara tradisional maupun budidaya Keramba Jaring Apung KJA, kegiatan pertanian,
kegiatan transportasi
air dan
pembangkit tenaga
listrik www.google.comprofildanautoba, 2010.
Danau Toba luasnya mencapai 1.256 kilometer persegi, perairannya dimanfaatkan sebagian warga untuk pengolahan Keramba Jaring Apung KJA.
Sedikitnya ada sekitar 7.000 petani KJA, yang tersebar di beberapa daerah seperti Haranggaol, Pangururan, Tomok, Tuktuk, Balige, Muara, Paropo, Tabun Raya,
Sigapitan, Tongging dan Panahatan www.batakland.blogspot.com.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Jumlah Sarana, RTP dan Produksi Perikanan Budidaya Jaring Apung daerah Pengembangan II Danau Toba Tahun 2008.
No. KabupatenKota
Sarana Ha Rumah Tangga
Perikanan RTP
Produksi Ton
1 Tapanuli Utara
52.3 21
290.9 2
Humbang Hasundutan 40.3
40 154.1
3 Toba Samosir
1,370.1 368
397.3 4
Samosir 1,704.6
496 491.0
5 Simalungun
2,597.3 207
1,754.6 6
Dairi 23,7
13 282,7
7 Pak-pak Barat
- -
- 8
Karo 147,2
19 57,2
J u m l a h 5,935.5
1,165 3,439.0
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008
Kegiatan budidaya perikanan di danau Toba menciptakan kesempatan kerja beragam dan meningkatkan produksi ikan. Pemeliharaan dengan
menggunakan Keramba Jaring Apung yang banyak di lakukan di Danau Toba kini melibatkan sampai ratusan kepala keluarga Ginting, 2008 : 62.
Jumlah Rumah Tangga Produksi RTP yang mengupayakan Budidaya Keramba Jaring Apung di daerah Danau Toba pada tahun 2008 ada sebesar 1.165
RTP Dinas Kelautan dan Perikanan Prov.SUMUT, 2008. Keramba Jaring Apung mulai berkembang di perairan Danau Toba
semenjak tiga tahun terakhir. Petani Keramba Jaring Apung menghasilkan produksi rata-rata sekitar 1.171 Kg per tahun. Kegiatan usaha budidaya Keramba
Jaring Apung yang diusahakan oleh masyarakat setempat dalam skala kecil mengalami perkembangan fluktuatif, dimana banyak dijumpai keramba yang
tidak diusahakan lagi oleh pemiliknya Ginting, 2008 : 62.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Keramba Jaring Apung yang tercatat pada tahun 1999 berjumlah 2.407 unit, terdiri dari 1.704 unit milik masyarakat dan 703 unit milik perusahaan
swasta. Secara keseluruhan, luas areal perairan yang digunakan untuk Keramba Jaring Apung sekitar 40 ha Ginting, 2008 : 65.
Peluang usaha KJA ini tidak saja bermanfaat untuk pengusaha perikanan besar, tetapi juga sangat strategis untuk pengusaha perikanan kecil, sebab selain
murah juga mudah dalam pengelolaanya. Keramba jaring apung dapat dibangun dengan cepat, serta dapat dipindahkan apabila ternyata perairannya sudah tidak
cocok lagi untuk diusahakan. Teknologi KJA jauh lebih mudah untuk dikuasi oleh nelayan dari pada teknologi permesinan pada perahu bermotor atau alat-alat
pendingan. KJA selain memberikan kepastian hasil produksi, juga meningkatkan posisi tawar menawar yang lebih baik karena tidak perlu lagi tergesa-gesa
menjualnya. Ikannya dapat terus disimpan dan dipelihara didalam KJA sampai mendapat harga yang baik Abdulkadir, 2010.
Dalam konteks bisnis,strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan
sumberdaya dan usaha suatu organisasi. Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi berikut antaralain yakni sumber daya yang dimiliki
terbatas, ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi, komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi, keputusan-keputusan harus
dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu, dan ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif Tjiptono, 2008 : 3.
Pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyampaikan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Proses ini merupakan suatu alur yang
Universitas Sumatera Utara
melibatkan lembaga-lembaga tata niaga seperti agen, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, serta industri pengolahan dan sebagainya
Lamb, 2001. Distribusi adalah juga merupakan bagian yang vital dari bagian strategi
pemasaran itu sendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu produk sampai ke konsumen dengan harga yang sesuai dengan yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Karena tak jarang suatu produk yang telah dibandrol dengan harga sekian, namun karena kesalahan ditribusi ketika sampai ke tangan
konsumen, harga yang terjadi ketika transaksi jual beli adalah lebih mahal dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang sebelumnya
www.go-kerja.com. Salah satu strategi pemasaran yang sebaiknya harus diperhatikan agar
aktivitas jalannya distribusi dapat berjalan dengan lancar, adalah dengan memperhatikan perihal channel of ditribusi atau jika diterjemahkan mengandung
arti saluran distribusi. Saluran ditribusi dapat membantu perusahaan dalam proses pemasaran terutama untuk menganalisis berbagai kendala yang terjadi di
lapangan, sehingga dapat diambil kebijakan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan distibusi kembali akan dapat berjalan
dengan normal dan baik demi tercapainya kepuasan konsumen www.go-kerja.com.
Produksi ikan budidaya melalui Keramba Jaring Apung di Danau Toba menunjukkan besaran yang setara dengan produksi ikan tangkapan. Jenis ikan
yang dibudidayakan antara lain setara dengan produksi ikan tangkapan. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain ikan nila merah yang dibudidayakan oleh pihak
Universitas Sumatera Utara
swasta, sedangkan penduduk cenderung membudidayakan jenis ikan mas Ginting, 2008 : 64.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu diidentifikasi tentang bagaimana strategi pemasaran ikan hasil Budidaya Keramba Jaring Apung Floating Net pada
daerah penelitian.
1.2. Identifikasi Masalah