5.2. Peluang peluang Dalam Pemasaran Ikan Hasil Keramba Jaring Apung KJA di Daerah Penelitian
Dalam pemasarannya, dijumpai berbagai peluang-peluang di Desa Tongging dan Desa Sibolangit. Adapun peluang-peluang yang dapat
dimanfaatkan petani di Desa Tongging dalam pemasarannya, yakni antara lain : Waktu panen yang dapat diatur
Dengan berbedanya besar ikan yang dibudidayakan maka waktu panen ikan menjadi lebih mudah untuk diatur. Perbedaan waktu panen ini akan
mempengaruhi harga jual akan ikan. Sehingga jumlah ikan yang dipanen pada saat panen raya dapat berkurang. Harga pun menjadi lebih tinggi,
keadaan ini akan menguntungkan petani. Tersedianya tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang tersedia di daerah ini amat banyak. Dengan demikian tidak sulit bagi petani keramba ikan untuk mencari petani lain
untuk digunakan sebagai tenaga kerjanya. Melimpahnya sumber daya ini membuat harga tenaga kerja di daerah Tongging ini murah.
Izin Usaha tidak ada Adapun kegiatan pemasaran ikan di daerah ini tidak memerlukan izin
usaha. Sehingga pemasaran ikan nila ini tidak bertambah lagi biayanya. Retribusi pun yang dipungut hanya seadanya. Sehingga biaya pemasaran
tidak semakin besar. Adapun peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan petani di Desa
Sibolangit dalam pemasarannya, yakni antara lain : Adanya bantuan dana dari Pemerintah Daerah
Universitas Sumatera Utara
Adanya bantuan dana yang berasal dari pemerintah, khususnya dalam membantu pembuatan petakan KJA dan rumah jaga merupakan peluang
penting dan bermanfaat dalam mengembangkan usaha budidaya ikan nila di daerah ini yang diharapkan agar desa ini mampu menjadi salah satu
daerah pemasok ikan Nila khususnya didaerah Karo dan umumnya di berbagai Kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara.
Izin Usaha tidak ada Adapun kegiatan pemasaran ikan di daerah ini tidak memerlukan izin
usaha. Sehingga pemasaran ikan nila ini tidak bertambah lagi biayanya. Retribusi pun yang dipungut hanya seadanya. Sehingga biaya pemasaran
tidak semakin besar. Tersedianya tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang tersedia di daerah ini amat banyak. Dengan demikian tidak sulit bagi petani keramba ikan untuk mencari petani lain
untuk digunakan sebagai tenaga kerjanya. Melimpahnya sumber daya ini membuat harga tenaga kerja di daerah ini murah.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pemasaran ikan nila di Desa
Tongging dan Desa Sibolangit, yakni tidak adanya ijin usaha, adanya bantuan
dana dari pemerintah, serta tersedianya tenaga kerja, maka hipotesis 1 diterima.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Tantangan yang Dihadapi dalam Pemasaran Ikan Hasil Keramba Jaring Apung KJA di Daerah Penelitian
Dalam memasarkan ikan nila, dijumpai berbagai tantangan yang dihadapi petani di Desa Tongging dan Desa Sibolangit. Adapun tantangan yang dihadapi
petani di Desa Tongging dalam pemasarannya, yakni antara lain : Persaingan daerah pasar ikan
Pemasaran ikan nila ini juga melihat ke dalam kebutuhan konsumen. Dalam hal ini daerah konsumsi ikan nila dari desa Tongging merupakan
daerah konsumsi ikan nila dari daerah lain juga. Sehingga timbul banyak pesaing yang ingin menjual ikan nila di pasar yang sama. Dengan
demikian, apabila jumlah ikan yang tersedia melebihi jumlah ikan yang dibutuhkan oleh konsumen akan mengakibatkan ikan tidak dapat
dipasarkan. Harga jual yang ditetapkan oleh pedagang
Petani biasanya tidak mampu menetapkan harga ikan. Harga ikan yang diterima oleh petani, merupakan harga ikan yang terlebih dahulu telah
ditetapkan oleh pedagang. Sehingga petani hanya mampu menerima harga yang sudah ada, tanpa bisa meningkatkan harga ikan nila.
Promosi yang tidak ada Suatu produk akan lebih dikenal apabila dipromosikan. Berdasarkan
penelitian, peneliti sering mendengar bahwa ikan nila yang berasal dari Tongging rasanya manis dan gurih. Namun hal ini belum mampu untuk
dipromosikan, baik oleh pemerintah maupun petani sendiri. Sehingga pemasaran ikan nila pun hanya dijual ke luar daerah yang sama juga.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tantangan yang dihadapi petani ikan nila di Desa Sibolangit dalam memasarkan ikan nila, yakni antara lain :
Persaingan daerah pasar ikan Pemasaran ikan nila ini juga melihat ke dalam kebutuhan konsumen.
Dalam hal ini daerah konsumsi ikan nila dari desa Sibolangit merupakan daerah konsumsi ikan nila dari daerah lain juga. Sehingga timbul banyak
pesaing yang ingin menjual ikan nila di pasar yang sama. Dengan demikian, apabila jumlah ikan yang tersedia melebihi jumlah ikan yang
dibutuhkan oleh konsumen akan mengakibatkan ikan tidak dapat dipasarkan.
Harga jual yang ditetapkan oleh pedagang Petani biasanya tidak mampu menetapkan harga ikan. Harga ikan yang
diterima oleh petani merupakan harga ikan yang terlebih dahulu telah ditetapkan oleh pedagang. Sehingga petani di daerah ini hanya mampu
menerima harga yang sudah ada, tanpa bisa meningkatkan harga ikan nila.
Promosi yang tidak ada Sama halnya dengan daerah Tongging, di Desa ini belum pernah
melakukan suatu promosi ke luar daerah pasar yang lain sehingga tujuan pasar menjadi tetap sama dengan Desa Tongging. Hal ini bisa menjadi
suatu ancaman bagi petani ikan di desa Sibolangit karena ikan nila yang dihasilkan kemungkinan akan kalah saing dengan dearah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Sarana yang kurang memadai Jalur transportasi juga sangat dibutuhkan dalam memasarkan ikan,
namun di daerah ini sarana jalan belum cukup baik dan jarak tempuh antara pasar dan lokasi pembudidayaan cukup jauh. Hal ini bisa menjadi
salah satu faktor penentu harga menjadi rendah dibanding daerah lain. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
tantangan yang dihadapi petani di Desa Tongging dan Desa Sibolangit dalam
pemasaran ikan nila, maka hipotesis 2 diterima.
5.4. Kekuatan dan Kelemahan Dalam Pemasaran Ikan Hasil Keramba Jaring Apung KJA di Daerah Penelitian
Pemasaran ikan nila hasil KJA di desa Tongging dan Desa Sibolangit memiliki kekuatan dan kelemahan yang dapat membedakannya satu sama lain.
Adapun kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Desa Tongging dalam pemasarannya, yakni antara lain :
A. Kekuatan Strengths
Jenis pakan yang berbeda Petani membudidayakan ikan nila didalam keramba jaring apungnya
masing-masing menggunakan jenis pakan yang berbeda-beda. Adapun jenis pakan yang digunakan yakni pakan terapung dan tenggelam namun
kebayakan petani menggunakan jenis pakan tenggelam. Jenis pakan tenggelam dengan berbagai ukuran seperti L3 3 mili dan L2 2 mili ini
menjadikan beberapa petani mendapatkan hasil ikan yang cepat besar dan bobot ikan lebih padat.
Universitas Sumatera Utara
Sumber modal pribadi Petani ikan nila dengan KJA di Desa Tongging menggunakan modalnya
sendiri dalam pembudidayaan dan pemeliharaan ikan nila. Yang mana mereka memulai usaha KJA tersebut dari 1-6 petakan dan lama kelamaan
menjadi semakin bertambah disesuaikan dari hasil produksi dan penjualan ikan nila tersebut. Dengan memiliki modal sendiri, ini menjadikan petani
lebih tenang dalam membudidayakan usaha KJA nya karena mereka tidak harus memikirkan cicilan ke BANK atau sumber modal pinjaman lainnya.
Waktu panen yang berbeda Petani KJA di Desa Tongging memanen ikan nilanya tidak secara
serentak. Waktu panen dilakukan pada saat ikan sudah berumur 3-4 bulan dan ada juga yang berumur 4-5 bulan. Hal ini sangat berpengaruh pada
harga jual tolak ikan ke agen, sehingga agen tidak lagi terlalu menekan harga beli agen kepada petani karena produksi ikan dan permintaan
konsumen menjadi berimbang serta kebutuhan ikan untuk konsumen mencukupi setiap harinya.
B. Kelemahan Weaknesses
Penggunaan merk pakan yang berbeda Hal ini disebabkan rendahnya sumberdaya manusia SDM yang dimiliki
petani. Petani kurang mampu mengetahui merk pakan apa yang tepat digunakan pada kerambanya. Sehingga ketidaktepatan .pemilihan ini
berdampak pada besarnya biaya produksi yang digunakan oleh petani
Universitas Sumatera Utara
Luas Keramba yang berbeda Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam luas tumbuh ikan nila.
Dengan luas keramba yang berbeda petani di daerah ini tidak membedakan perlakuan terhadap ikan dan besarnya pemberian pakan pada keramba
yang berbeda ini. Jumlah pemberian pakan
Tidak adanya ketetapan khusus mengenai besarnya jumlah pakan yang akan diberikan pada ikan nila menyebabkan petani tidak mempu membuat
takaran pasti jumlah pakan ikan. Hal ini menjadikan petani membuat satuan tersendiri untuk member pakan ikan.
Adapun kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Desa Sibolangit dalam pemasarannya, yakni antara lain :
A. Kekuatan Strengths
Jenis Pakan yang berbeda Petani di Desa Sibolangit membudidayakan ikan nila didalam keramba
jaring apungnya masing-masing menggunakan jenis pakan yang berbeda- beda. Adapun jenis pakan yang digunakan yakni pakan terapung dan
pakan tenggelam. Jenis pakan tenggelam dengan berbagai ukuran seperti L3 3 mili dan L2 2 mili dan jenis terapung dengan berbagai ukuran ini
menjadikan petani berupaya mendapatkan hasil ikan yang lebih cepat besar dan bobot ikan lebih padat.
Jumlah ikan yang sedikit Dalam pengelolaan dan pemasaran ikan nila yang jumlahnya sedikit di
desa ini, menjadikan petani lebih berani dalam menentukan harga jual
Universitas Sumatera Utara
karena dilihat dari jumlah konsumen yang banyak. Dan petani pun tidak perlu terlalu takut akan tekanan harga dari para agen pembeli di pasar.
B. Kelemahan Weaknesses
Waktu panen ikan yang sama Petani KJA di Desa Sibolangit memanen ikan nilanya secara serentak.
Waktu panen dilakukan pada saat ikan sudah berumur 5-6 bulan. Hal ini sangat berpengaruh pada harga jual tolak ikan ke agen, sehingga agen
boleh saja menekan harga beli dari petani karena produksi ikan yang menjadi begitu banyak dalam satu musim panen. Selain itu, ikan juga
akan menjadi habis sehingga harus menunggu sampai panen musim berikutnya.
Jumlah pemberian pakan Tidak adanya ketetapan khusus mengenai besarnya jumlah pakan yang
akan diberikan pada ikan nila menyebabkan petani tidak mampu membuat takaran pasti dalam penaburan pakan ikan. Hal ini menjadikan
petani membuat satuan tersendiri untuk memberi pakan ikan. Kurangnya pendidikan dan pelatihan dalam pembudidayaan dan
pemasaran ikan hasil KJA. Hal ini menyebabkan rendahnya pemahaman dalam mengelola usaha ikan di KJA.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani ikan nila di Desa Tongging dan
Desa Sibolangit ditinjau dari aspek pemasarannya, maka hipotesis 3 diterima.
Universitas Sumatera Utara
Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Hasil identifikasi faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman tantangan, pembobotan dan rating dipindahkan ke dalam Tabel
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal EFE untuk diberi skor, yakni bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman,
masing-masing dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan, sedangkan hasil identifikasi faktor-faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan,
pembobotan dan rating dipindahkan ke dalam Tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal EFI untuk diberi skor, yakni bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci
internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan masing-masing dijumlahkan. Adapun Tabel perhitungan pembobotan x rating faktor strategis eksternal
Pemasaran Ikan Nila hasil KJA dapat disajikan pada Tabel 15. berikut ini.
Tabel 15. Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Tongging
Faktor Strategis Eksternal Bobot
Rating Bobot x
Rating Peluang O
Waktu panen yang dapat diatur 0.27
8 2.13
Tersedianya tenaga kerja 0.20
8 1.60
Ijin usaha tidak ada 0.20
6 1.20
Ancaman T Persaingan daerah pasar ikan
0.13 4
0.53 Harga jual yang ditetapkan oleh pedagang
0.13 8
1.07 Promosi yang tidak ada
0.07 2
0.13
TOTAL 1.00
6.67
Sumber : Data diolah Lampiran 9a
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 15. di atas dapat diketahui total skor faktor strategis eksternal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Tongging adalah sebesar 6,67.
Hal ini menunjukkan bahwa Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Tongging di atas rata-rata dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan
peluang atau menghindari ancaman eksternal. Adapun Tabel perhitungan pembobotan x rating faktor strategis internal
Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Tongging dapat disajikan pada Tabel 16. berikut ini.
Tabel 16.Evaluasi Faktor Strategis Internal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Tongging
Faktor Strategis Internal Bobot
Rating Bobot x
Rating Kekuatan S
Sumber modal pribadi 0.20
8 1.60
Jenis pakan yang berbeda 0.20
6 1.20
Waktu panen yang berbeda 0.15
8 1.20
Kelemahan W Penggunaan merk pakan yang berbeda
0.15 4
0.60 Luas keramba yang berbeda-beda
0.15 2
0.30 Jumlah pemberian pakan
0.15 6
0.90
TOTAL 1.00
5.80
Sumber : Data diolah Lampiran 9b
Berdasarkan Tabel 16. di atas dapat diketahui total skor faktor strategis internal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Tongging adalah sebesar 5,80.
Hal ini menunjukkan bahwa Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Tongging di atas rata-rata dalam usahanya untuk menjalankan strategi menggunakan kekuatan
yang dimiliki serta meminimumkan kelemahan internal.
Universitas Sumatera Utara
Adapun Tabel perhitungan pembobotan x rating faktor strategis eksternal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Sibolangit dapat disajikan pada Tabel 17.
berikut ini.
Tabel 17. Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Sibolangit
Faktor Strategis Eksternal Bobot
Rating Bobot x
Rating Peluang O
Adanya bantuan dana dari Pemerintah Daerah 0.27
2 0.53
Tersedianya tenaga kerja 0.20
6 1.20
Ijin usaha tidak ada 0.20
4 0.80
Ancaman T Persaingan daerah pasar ikan
0.13 4
0.53 Harga jual yang ditetapkan oleh pedagang
0.07 6
0.40 Promosi yang tidak ada
0.07 8
0.53 Sarana yang kurang memadai
0.07 6
0.40
TOTAL 1.00
4.40
Sumber : Data diolah Lampiran 9c
Berdasarkan Tabel 17. di atas dapat disajikan total skor faktor strategis eksternal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Sibolangit adalah sebesar 4,40.
Hal ini menunjukkan bahwa Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Sibolangit di bawah rata-rata dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan
peluang atau menghindari ancaman eksternal. Adapun Tabel perhitungan pembobotan x rating faktor strategis internal
Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Sibolangit dapat disajikan pada Tabel 18. berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18.Evaluasi Faktor Strategis Internal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Sibolangit
Faktor Strategis Internal Bobot
Rating Bobot x
Rating Kekuatan S
Jenis pakan yang berbeda 0.27
8 2.13
Jumlah ikan yang sedikit 0.20
5 1.00
Kelemahan W Waktu panen ikan yang sama
0.13 4
0.53 Jumlah pemberian pakan
0.13 2
0.27 Kurangnya pendidikan dan pelatihan dalam
pembudidayaan dan pemasaran 0.27
6 1.60
TOTAL 1.00
5.53
Sumber : Data diolah Lampiran 9d
Berdasarkan Tabel 18. di atas dapat diketahui total skor faktor strategis internal Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Sibolangit adalah sebesar 5,53.
Hal ini menunjukkan bahwa Pemasaran Ikan Nila Hasil KJA di Desa Sibolangit di atas rata-rata dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan
kekuatan dan meminimumkan kelemahan internal.
Universitas Sumatera Utara
Alternatif strategi bagi pemasaran ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Tongging dapat disajikan pada Tabel 19. berikut ini.
Tabel 19. Penentuan Strategi Pemasaran di Desa Tongging dengan Matriks SWOT
IFAS
EFAS
KEKUATAN S KELEMAHAN W
1. Jenis Pakan yang bebeda 2. Sumber modal pribadi
3. Waktu panen yang berbeda 1. Penggunaan merk pakan
yang berbeda 2. Luas
keramba yang
berbeda-beda 3. Jumlah pemberian pakan
PELUANG O Strategi SO
Strategi WO
1. Waktu panen yang dapat diatur
2. Tersedianya Tenaga Kerja 3. Ijin usaha tidak ada
1. Memvariasikan jenis pakan ditiap musim setelah panen
S1S3O1 2. Memberikan jenis pakan
berkualitas yang dapat lebih mempercepat waktu panen
S1S2O1 3. Memperluas dan menambah
jumlah petakan keramba S2O2O3
1. Menyesuaiakan tenaga kerja dengan
luas petakan
keramba W2O2 2. Mempercepat waktu panen
untuk menghindari
pemberian pakan yang melebihi target W3O1
ANCAMAN T Strategi ST
Strategi WT
1. Persaingan daerah pasar ikan
2. Harga jual yang ditetapkan oleh pedagang
3. Promosi yang tidak ada 1. Memilih
jenis pakan
berkualitas untuk
meningkatkan harga jual S1T1T2
2. Mengatur waktu panen agar tetap bisa bersaing dengan
daerah lain S3T1 3. Mengadakan promosi ke
daerah lain S2T3 1. Menggunakan satu merk
pakan saja W1W3T1T3 2. Menentukan takaran tetap
dalam pemberian pakan untuk menghindari biaya
produksi yang tidak sesuai dengan hasil produksi W3
T2
Strategi SO
Strategi Pemasaran ikan nila di Desa Tongging dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Memvariasikan jenis pakan ditiap musim setelah panen S1S3O1, dengan memanfaatkan waktu panen yang dapat diatur sehingga boleh dilakukan
variasi jenis pakan disetiap musim panen yang juga bisa disesuiakan dengan kondisi air.
2. Memberikan jenis pakan berkualitas yang dapat lebih mempercepat waktu panen S1S2O1, dengan memanfaatkan waktu panen yang bisa diatur
maka diupayakan agar dilakukan pembudidayaan dan pemanenan yang dapat dipercepat dengan memilih jenis pakan yang berkualitas.
3. Memperluas dan menambah jumlah petakan keramba S2O2O3. Jumlah tenaga kerja yang tersedia dan izin usaha yang tidak ada dimanfaatkan
dalam memperluas jumlah petakan keramba untuk meningkatkan hasil produksi yang lebih baik.
Strategi WO
Strategi pemasaranan ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Tongging dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada yaitu :
1. Menyesuaiakan tenaga kerja dengan luas petakan keramba W2O2. Petani dapat menggunakan tenaga kerja yang tersedia untuk mengelola keramba
yang jumlah petakannya lebih banyak dan lebih luas. 2. Mempercepat waktu panen untuk menghindari pemberian pakan yang
melebihi target W3O1. Dengan mengatur waktu panen atau mempercepat waktu pemanenan ikan nila tersebut maka akan mengurangi
cost biaya yang berlebih dalam penggunaan dan pembelian pakan.
Universitas Sumatera Utara
Strategi ST
Strategi pemasaranan ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Tongging dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada yaitu :
1. Memilih jenis pakan berkualitas untuk meningkatkan harga jual S1T1T2. Dengan memilih jenis pakan yang berkualitas dan mampu membantu
mempercepat pertumbuhan ikan nila dengan bobot yang besar maka akan mempengaruhi harga jual dan mampu bersaing di pasaran.
2. Mengatur waktu panen agar tetap bisa bersaing dengan daerah lain S3T1. Mengatur waktu panen yang cocok dan diupayakan agar tidak terjadi
produksi ikan nila yang berlebih di daerah ini untuk menghindari penekanan harga dari agen pembeli ikan.
3. Mengadakan promosi ke daerah lain S2T3. Untuk memperoleh hasil penjualan yang lebih baik maka sebaiknya dilakukan promosi agar ikan
nila dari daerah Tongging dikenal oleh konsumen daerah luar.
Strategi WT
Strategi pemasaranan ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Tongging dengan meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman yang ada yaitu :
1. Menggunakan satu merk pakan saja W1W3T1T3. Untuk menghidari perbedaan harga dalam pembelian pakan yang digunakan untuk ikan nila
di Desa Tongging sebaiknya satu merk pakan saja, agar tidak terjadi timpang harga antar petani.
2. Menentukan takaran tetap dalam pemberian pakan untuk menghindari biaya produksi yang tidak sesuai dengan hasil produksi W3 T2
.
Dengan
Universitas Sumatera Utara
menetukan takaran yang tetap dalam pemberian pakan untuk tiap petakan maka akan dapat mengurangi jumlah kebutuhan pakan yang berlebih
dalam satu musim panen. Karena hal ini juga akan mempengaruhi biaya produksi dengan hasil produksi apabila tidak adanya takaran yang tetap.
Universitas Sumatera Utara
Alternatif strategi bagi pemasaran ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Sibolangit dapat disajikan pada Tabel 20. berikut ini.
Tabel 20. Penentuan Strategi Pemasaran di Desa Sibolangit dengan Matriks SWOT
IFAS
EFAS
KEKUATAN S KELEMAHAN W
1. Jenis pakan yang berbeda
2.
Jumlah ikan yang sedikit. 1. Waktu panen ikan yang
sama 2. Jumlah pemberian pakan
3. Kurangnya pendidikan dan pelatihan
dalam pembudidayaan
dan pemasaran
PELUANG O Strategi SO
Strategi WO
1. Adanya bantuan dana dari Pemerintah Daerah
2. Izin usaha tidak ada 3. Tersedianya tenaga kerja
1. Memilih jenis
pakan berkualitas S1O1
2. Memperluas jumlah
petakan kerambah
S2O1O203 1. Melakukan
waktu pemanenan yang berbeda-
beda dengan memanfaatkan tenaga kerja yang ada
W1O3 2. Mengadakan
pendidikan dan pelatihan
dengan melibatkan Dinas Perikanan
W1W2W3O3
ANCAMAN T Strategi ST
Strategi WT
1. Persaingan daerah pasar ikan
2. Harga jual yang ditetapkan oleh pedagang
3. Promosi yang tidak ada 4. Sarana
yang kurang
memadai 1. Memilih
jenis pakan
berkualitas untuk
meningkatkan harga jual S1T1T2
2. Mengatur waktu panen agar tetap bisa bersaing dengan
daerah lain S2T1 3. Mengadakan promosi ke
daerah lain S2T3 4. Memperbaiki sarana jalan
S1S2T4 1. Mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan SDM agar tidak kalah saing
W3T1 2. Menentukan takaran tetap
dalam pemberian pakan untuk menghindari biaya
produksi yang tidak sesuai dengan hasil produksi W2
T2 3. Adakan kerjasama dengan
agenpedagang agar waktu panen disesuaikan dengan
agen yang akan menjemput kelokasi produksi
W1T3T4
Universitas Sumatera Utara
Strategi SO
Strategi pemasaranan ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Sibolangit dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada
yaitu : 1. Memilih jenis pakan berkualitas S1O1. Adanya bantuan dana dari
Pemerintah Daerah sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk membeli pakan yang berkualitas.
2. Memperluas jumlah petakan kerambah S2O1O203. Dengan tersedianya tenaga kerja, dan ijin usaha yang tidak ada maka dapat dimanfaatkan untuk
memperluas jumlah petakan agar ikan nila yang diproduksi bisa menjadi bertambah. Meskipun dengan ikan yang sedikit didaerah ini sudah mampu
bersaing dengan daerah lain,tetapi sebaiknya dilakukan perluasan usaha produksi juga.
Strategi WO
Strategi pemasaranan ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Sibolangit dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada yaitu :
1. Melakukan waktu pemanenan yang berbeda-beda dengan memanfaatkan tenaga kerja yang ada W1O3. Dengan memanfaatkan tenaga kerja yang
tersedia maka dapat dilakukan pemanenan yang berbeda-beda yang mana tujuannya untuk menghindari produksi ikan berlebih dan harga dapat di
stabilkan. 2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan dengan melibatkan Dinas
Perikanan W1W2W3O3. Melibatkan Dinas Perikanan di derah tersebut
Universitas Sumatera Utara
untuk malakukanmengadakan pendidikan dan pelatihan dalam pembudidayaan dan pemasaran pada sumberdaya manusia yang ada di
daerah tersebut.
Strategi ST
Strategi pemasaranan ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Sibolangit dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada yaitu :
1. Memilih jenis pakan berkualitas untuk meningkatkan harga jual S1T1T2. Dengan memilih jenis pakan yang berkualitas dan mampu membantu
mempercepat pertumbuhan ikan nila dengan bobot yang besar maka akan mempengaruhi harga jual dan mampu bersaing di pasaran.
2. Mengatur waktu panen agar tetap bisa bersaing dengan daerah lain S3T1. Mengatur waktu panen yang cocok dan diupayakan agar tidak terjadi
produksi ikan nila yang berlebih di daerah ini untuk menghindari penekanan harga dari agen pembeli ikan.
3. Mengadakan promosi ke daerah lain S2T3. Untuk memperoleh hasil penjualan yang lebih baik maka sebaiknya dilakukan promosi agar ikan
nila dari daerah Sibolangit dikenal oleh konsumen daerah luar. 4. Memperbaiki sarana jalan S1S2T4. Dengan memperbaiki sarana
transportasi jalan ke lokasi produksi ikan nila maka akan mampu mempermudah proses pemasaran ikan nila dari daerah ini.
Universitas Sumatera Utara
Strategi WT
Strategi pemasaranan ikan nila hasil budidaya KJA di Desa Sibolangit dengan meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman yang ada yaitu :
1. Mengikuti pelatihan untuk meningkatkan SDM agar tidak kalah saing W3T1. Petani didaerah tersebut mengikuti pendidikan dan pelatihan
dalam pembudidayaan dan pemasaran agar tidak kalah saing dengan sumber daya manusia daerah yang lain yang memproduksi ikan nila hasil
budidaya KJA. 2. Menentukan takaran tetap dalam pemberian pakan untuk menghindari
biaya produksi yang tidak sesuai dengan hasil produksi W2 T2 3. Adakan kerjasama dengan agenpedagang agar waktu panen disesuaikan
dengan agen yang akan menjemput kelokasi produksi W1T3T4. Kerjasama yang dibangun antara petani dengan penjual dipasar akan
menciptakan kondisi harga jual yang pasti sehingga para agen tidak lagi terlalu menekan harga saat mengambil ikan dari lokasi produksi.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN