BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bentuk perjanjian baku dalam pembiayaan syariah murabahah pada PT. Bank
Syariah Mandiri Pematangsiantar terdiri atas klausul – klausul baku yang dimana Bank Syariah banyak menentukan sendiri isisyarat - syarat
perjanjian baku pembiayaan dengan berpedoman pada ketentuan Al-Qur’an, hadist, Fatwa DSN-MUI, dan hukum positif di Indonesia. Akan tetapi, dalam
hal ini nasabah masih berpeluang untuk merundingkan atau meminta perubahan atas klausul inti perjanjian baku pembiayaan besar margin atau
nisbah bagi hasil sehingga perjanjian ini termasuk jenis perjanjian baku timbal balik.
2. Bentuk perlindungan bagi para pihak dalam klausul - klausul perjanjian baku
pembiayaan murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar meliputi hal – hal sebagai berikut :
a. bagi bank syariah, perlindungan hukum dalam klausul kontrak itu
meliputi : 1
pembayaran kembali pokok pembiayaan dan margin keuntungan atau bagi hasil secara tepat waktu, yakni bentuk
hak bank syariah dan kewajiban nasabah debitur merupakan
Universitas Sumatera Utara
bentuk pelaksanaan ketentuan Pasal 8 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang No. Tahun 1992 tentang Perbankan, yaitu itikad baik, kemampuan dan kesanggupan nasabah untuk
mengembalikan pembiayaan sesuai perjanjian; 2
penggunaan dana sesuai dengan tujuan permohonan pembiayaan dan tidak melanggar syariah, yakni penggunaan
dana pembiayaan agar sesuai dengan tujuan permohonan secara tegas diatur dalam setiap perjanjian baku pembiayaan
syariah. Hal ini merupakan bentuk pelaksanaan ketentuan bank syariah wajib melaksanakan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian sebagaimana termuat dalam Pasal 6 huruf m, Pasal 1 ayat 12, dan Pasal 1 ayat 13
2 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, dan;
3 kepastian pembayaran yaitu melalui jaminan tambahan dan
asuransi pembiayaanasuransi jiwa nasabah, yakni bank ingin memastikan adanya kepastian pembayaran nasabah dengan
mencantumkan klausula jaminan dalam perjanjian baku pembiayaan murabahah dengan harapan agar nasabah dapat
mengerti akan kewajibannya terhadap bank, serta memudahkan upaya bank apabila terjadi hal yang tidak
diinginkan di kemudian hari.
Universitas Sumatera Utara
b. sedangkan, perlindungan hukum khusus bagi kepentingan nasabah
debitur, meliputi: 1
penyerahan dana pembiayaan tepat waktu sesuai kebutuhan nasabah, di mana hal ini merupakan salah bentuk realisasi
perlindungan hukum bagi nasabah debitur, sehingga yang bersangkutan dapat menikmati hak sebagai konsumen jasa
pembiayaan bank syariah, sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan Pasal 4 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar menetapkan sejumlah persyaratan yang harus
dipenuhi oleh nasabah debitur sebelum mencairkan dana pembiayaan. Hal ini harus diartikan bahwa bank syariah
konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyalurkan dana pembiayaan sebagaimana digariskan oleh
Bank Indonesia. 2
pelunasan di awal waktu sebelum jatuh tempo, yaitu bank syariah membolehkan tetapi tidak mengatur secara tegas di
dalam perjanjian baku pembiayaan syariah, sehingga nasabah debitur tidak mengetahui ada hak untuk segera melunasi
pembiayaan dan memperoleh potongan margin keuntungan. Selain itu, dalam hal penyelesaian sengketa apabila terjadi wanprestasi,
pada PT. Bank Syariah Mandiri yang pertama kali dilakukan adalah dengan jalan musyawarah mufakat, bila dalam musyawarah tidak juga ditemukan
Universitas Sumatera Utara
kesepakatan antara kedua belah pihak yang berperkara, maka pihak PT. Bank Syariah Mandiri membawa perkara ini sesuai dengan klausul penyelesaian
sengketa dalam kontrak, baik melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional BASYARNAS. Namun, apabila dalam proses berperkara dalam arbitrase
masih belum menemukan kesepakatan antara kedua belah pihak, maka perkara tersebut dapat dibawa ke Pengadilan Agama sampai perkara tersebut
diputus oleh Hakim Pengadilan Agama yang bersangkutan sesuai dengan tempat kedudukan dalam isi perjanjiankontrak yang dibuat oleh kedua belah
pihak.
B. SARAN