Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)

(1)

MOTIVASI DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP TELEVISI LOKAL (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil,

Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)

Oleh: GIAN HENDRA

I34070099

Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Sjafri Hubeis

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(2)

ABSTRACT

GIAN HENDRA Teens motivation and gratification of local television. Surprised by

AIDA VITAYALA SJAFRI HUBEIS

Local television is television that is existence can only breachead by a particular area as well as program that be broadcast locally depending on the values and culture that are in the area. A wide selection of events offered by local television allows the audience especially the youth for the opportunity to choose which program to meet their needs. Motivations and pattern of use the television can produce satisfying needs or other unintended consequences as a result of the comparison between the expectations of the audience before watching television with the real acquired after watching television audiences. Motivation in watching local television audiences are influenced by intristic and extrinsic factors. The result showed intrinsic and extrinsic factors have a relationship with the motivation to watch, as well as watch a high motivation to produce high satisfaction watching too.


(3)

RINGKASAN

Gian Hendra. Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat). Di bawah bimbingan Aida Vitayala Sjafri Hubeis.

Televisi adalah bentuk media massa elektronik yang telah masuk ke dalam kebutuhan kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia dan mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk sikap dan perilaku penontonnya. Televisi lokal adalah televisi yang keberadaannya hanya dapat dijangkau oleh suatu daerah tertentu dengan program acara yang bersifat lokal tergantung dengan nilai-nilai dan kebudayaan setempat. Beragam program acara yang disajikan televisi lokal mulai dari berita, hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi ekonomi lokal memungkinkan khalayak, terutama remaja, untuk memilih program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya.

Tujuan penelitian adalah menganalisis motivasi remaja untuk menonton televisi lokal Megaswara dan mengidentifikasi kepuasan remaja terhadap siaran televisi lokal Megaswara. Televisi lokal yang dipilih adalah Megaswara TV, yang merupakan satu-satunya televisi lokal Bogor. Penelitian dilakukan di RW 10 Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, yang menurut penyelenggara siaran terdapat banyak masyarakat yang menonton program acara Megaswara TV. Penelitian bersifat survei yang menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif sebagai penunjangnya. Responden penelitian sebanyak 30 orang yang ditentukan dengan menggunakan full enumeration survey, dan penentuan responden sebagai subjek penelitian menggunakan simple random sampling. Data hasil pengolahan kuesioner disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Sedangkan untuk menganalisis hubungan variabel dilakukan analisis statistik menggunakan uji Chi Square dan Rank Spearman melalui program software SPSS 16.0 for windows.

Faktor intrinsik yang memiliki hubungan dengan motivasi remaja menonton televisi lokal adalah usia, pendidikan, dan etnis, sedangkan jenis kelamin tidak memiliki hubungan terhadap motivasi menonton televisi lokal. Faktor ekstrinsik yang memiliki hubungan dengan motivasi remaja menonton televisi lokal adalah informasi acara, sedangkan pola pengambilan keputusan tidak memiliki hubungan dengan motivasi


(4)

menonton televisi lokal. Kepuasan remja dalam menonton televisi lokal memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi lokal. Responden yang memiliki motivasi tinggi, akan mendapatkan kepuasan yang juga tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh program acara yang ditayangkan oleh pihak Megaswara TV.


(5)

MOTIVASI DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP TELEVISI LOKAL (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil,

Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)

Oleh: GIAN HENDRA

I34070099

SKRIPSI

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(6)

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh: Nama : Gian Hendra

NRP : I34070099

Judul : Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)

dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Sjafri Hubeis NIP. 19470928 197503 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen Sains

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Soeryo Adiwibowo, MS. NIP. 19550630 198103 1 003


(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “MOTIVASI DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP TELEVISI LOKAL (KASUS PEMIRSA MEGASWARA TV DI KELURAHAN TEGAL GUNDIL,

KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT)”

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN BAIK OLEH PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA BERTANGGUNGJAWAB ATAS PERNYATAAN INI.

Bogor, Agustus 2011

Gian Hendra


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 11 Agustus 1989. Penulis merupakan anak tunggal dari ayahanda Hendra dan ibunda Hasna Bermawi.

Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 58 kota Jambi pada tahun 1995-2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTPN) Negeri 1 Kota Jambi pada tahun 2001-2004, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kota Jambi pada tahun 2004-2007. Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Penulis memilih menuntut ilmu di departemen Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).

Selama menempuh pendidikan di IPB penulis tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) sebagai staf Public Relation pada tahun 2008-2009, serta staf advertising and multimedia pada tahun 2009-2010 Penulis juga aktif di beberapa kepanitian acara yang ada di IPB seperti, Indonesian Ecology Expo (INDEX), IPB Art Contest (IAC), dan lain-lain.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, berkat dan kehendakNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)”. Penulis sangat bersyukur karena penyusunan Skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya dan sesuai dengan yang direncanakan.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Sjafri Hubeis selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan, saran serta motivasi selama penulisan Skripsi.

2. Pihak Megaswara TV yang telah bersedia untuk menjadi bahan penelitian, dan atas bantuannya hingga penyelesaian Skripsi ini.

3. Mama (Hasnah Bermawi) sebagai orang tua yang penulis sangat cintai dan sayangi di dunia ini setelah Tuhan dan Rasul, serta atas doa yang telah diberikan terus menerus untuk Penulis.

4. Teman-teman Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 44 yang tidak dapat Penulis tulis satu persatu.

5. Haidar, Lukman Hakim, Diadji Kuntoro, M. Zakiyan Anshori, Ahmad Aulia Arysad, Wira Adiguna, Rajib Gandi, Alfian Helmi, Yudha Santosa, sebagai teman seperjuangan dalam berhayal akan masa depan.

6. Serta berbagai pihak lainnya yang terkait dalam penyelesaian penulisan Skripsi ini.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...X

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Masalah Penelitian ... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 2

1.4 Kegunaan Penelitian ... 2

BAB II PENDEKATAN TEORITIS ... 3

2.1 Tinjauan Pustaka ... 3

2.1.1 Komunikasi Masaa ... 3

2.1.2 Efek Komunikasi Massa ... 3

2.1.3 Televisi dan Perkembangan Televisi Lokal ... 4

2.1.4 Pengertian Remaja ... 5

2.1.5 Motivasi ... 6

2.1.6 The Uses and Gratification ... 7

2.2 Kerangka Pemikiran ... 8

2.3 Hipotesis ... 9

2.4 Definisi Operasional ... 9

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN ... 13

3.1 Metode Penelitian ... 13

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 13

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 13

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 14

BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV .... 15

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Tegal Gundil ... 15

4.2 Gambaran Umum Megaswara TV ... 16

4.2.1 Sejarah Megaswara TV ... 16

4.2.2 Visi dan Misi Megaswara TV ... 17

4.2.3 Program Acara ... 18

4.3 Karakteristik Responden... 18

BAB V MOTIVASI MENONTON TELEVISI LOKAL DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA ... 20


(11)

5.1 Motivasi Menonton Televisi Lokal ... 20

5.1.1 Hubungan Faktor Intrinsik terhadap Motivasi Menonton Televisi Lokal ... 21

5.1.1.1 Motivasi Informasi Menonton Televisi Lokal ... 21

5.1.1.2 Motivasi Identitas Pribadi Menonton Televisi Lokal ... 24

5.1.1.3 Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Menonton Televisi Lokal ... 28

5.1.1.4 Motivasi Hiburan Menonton Televisi Lokal ... 32

5.1.2 Hubungan Faktor Ekstrinsik terhadap Motivasi Menonton Televisi Lokal ... 35

5.1.2.1 Informasi Acara ... 35

5.1.2.2 Pola Pengambilan Keputusan ... 39

BAB VI KEPUASAN MENONTON TELEVISI LOKAL ... 44

6.1 Kepuasan Informasi... 44

6.2 Kepuasan Identitas Pribadi ... 44

6.3 Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial... 45

6.4 Kepuasan Hiburan ... 46

BAB VII PENUTUP ... 47

7.1 Kesimpulan ... 47

7.2 Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Jumlah Penduduk Kelurahan Tegal Gundil Menurut Golongan

Umur Tahun 2009 ... 16 Tabel 2 Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Karakteristik

Responden ... 19 Tabel 3 Jumlah Responden Menurut Jenis dan Kategori Motivasi ... 20 Tabel 4 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi

Informasi ... 21 Tabel 5 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi

Informasi ... 22 Tabel 6 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi

Informasi ... 23 Tabel 7 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi

Informasi ... 24 Tabel 8 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Identitas

Pribadi ... 25 Tabel 9 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi

Identitas Pribadi ... 26 Tabel 10 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi ... 27 Tabel 11 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Identitas

Pribadi ... 28 Tabel 12 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial ... 29 Tabel 13 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi

Integrasi dan Interaksi Sosial ... 30 Tabel 14 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi

Integrasi dan Interaksi Sosial ... 31 Tabel 15 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi


(13)

Tabel 16 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi

Hiburan ... 33 Tabel 17 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori

Motivasi Hiburan ... 33 Tabel 18 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori

Motivasi Hiburan ... 34 Tabel 19 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Hiburan .. 35 Tabel 20 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori

Motivasi Informasi ... 36 Tabel 21 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori

Motivasi Identitas Pribadi ... 37 Tabel 22 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori

Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial ... 38 Tabel 23 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori

Motivasi Hiburan ... 40 Tabel 24 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan

Kategori Motivasi Informasi ... 41 Tabel 25 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan

Kategori Motivasi Identitas Pribadi ... 42 Tabel 26 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan

Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial ... 43 Tabel 27 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan

Kategori Motivasi Hiburan ... 44 Tabel 28 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Informasi dan

Kepuasan Informasi ... 45 Tabel 29 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Identitas Pribadi

dan Kepuasan Identitas Pribadi ... 46 Tabel 30 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Integrasi dan

Interaksi Sosial dan Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial ... 47 Tabel 31 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Hiburan


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Kerangka Pemikiran ... 9


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian, Kelurahan Tegal Gundil ... 51 Lampiran 2. Hasil Olah Data ... 52 Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian ... 65


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia saat ini sangat tidak bisa dipisahkan dengan media massa. Berbagai macam informasi yang didapatkan dari berbagai media massa berkaitan dengan berita dan hiburan, terutama dalam era globalisasi saat ini yang selalu mengalami kemajuan teknologi. Soemandoyo dalam Sukarelawati (2009) lebih jauh mengatakan bahwa dalam masyarakat modern seperti saat ini, media massa merupakan sarana informasi yang paling efisien, karena media massa menyediakan jalur sosialisasi, penyebar informasi, tatanan nilai, dan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Majunya teknologi mengakibatkan sistem jaringan media massa dengan menjangkau daerah-daerah di seluruh Indonesia dan mampu masuk ke berbagai kalangan.

Televisi adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik yang telah masuk ke dalam kebutuhan kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia, dan televisi juga mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk sikap dan perilaku penontonnya. Hal ini disebabkan oleh daya tarik televisi, selain pada unsur kata-kata, musik, dan sound effect juga pada unsur visual berupa gambar Effendi dalam Syarief (2007).

Dewasa ini, keberadaan stasiun televisi serta pengelola materi-materi siaran yang ditampilkan tidak lagi sentralistik di pusat. Televisi lokal adalah televisi yang keberadaannya hanya dapat dijangkau oleh suatu daerah tertentu serta program acara yang disiarkan bersifat lokal tergantung dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang berada di daerah tersebut. Beragam program acara yang disajikan televisi lokal mulai dari berita, hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi ekonomi lokal memungkinkan masyarakat untuk dapat memilih program acara yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Program acara bernuansa lokal menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat masyarakat menonton televisi lokal Rachmiati dalam Asmar (2009). Remaja merupakan generasi yang akan berperan aktif dalam pembangunan, terutama dalam pembangunan daerahnya sendiri. Sasaran bagi suatu program acara yang ditayangkan oleh televisi adalah remaja, terbukti dengan banyaknya bermunculan sinetron remaja dan infotainment yang bertemakan remajamerupakan salah satu bentuk program acara dengan konsumen remaja.


(17)

Beragam pilihan acara-acara yang ditawarkan stasiun televisi nasional dan televisi lokal memungkinkan khalayak terutama remaja untuk berkesempatan memilih program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya, serta melihat posisi televisi lokal apakah dapat bersaing dengan televisi nasional. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa remaja akan menonton suatu program acara jika didorong oleh suatu motivasi tertentu. Motivasi dan pola penggunaan televisi tersebut dapat menghasilkan pemuasan kebutuhan atau konsekuensi lain yang tidak diinginkan sebagai dampak dari perbandingan antara harapan khalayak sebelum menonton televisi dengan yang sesungguhnya diperoleh khalayak setelah menonton televisi.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini. yaitu:

1. Bagaimana motivasi remaja untuk menonton televisi lokal Megaswara? 2. Bagaimana kepuasan remaja terhadap siaran televisi lokal Megaswara? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ialah:

1. Menganalisis motivasi remaja untuk menonton televisi lokal Megaswara. 2. Mengidentifikasi kepuasan remaja terhadap siaran televisi lokal Megaswara. 1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah bagi penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media televisi lokal. 2. Bagi Megaswara TV, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang

diharapkan dapat membantu Megaswara TV meningkatkan kinerja dan menyusun program-program yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat setempat.

3. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi wahana memperluas pengetahuan serta wawasan mengenai motivasi dan kepuasan khalayak menonton televisi lokal.


(18)

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa

Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. Menurut McQuail (1987), ciri-ciri utama komunikasi massa yaitu:

a. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu organisasi formal.

b. Pesan tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesannya diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan merupakan sebuah produk yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai kegunaan.

c. Hubungan antara pengirim dan penerima pesan bersifat satu arah dan jarang sekali yang bersifat interaktif.

2.1.2 Efek Komunikasi Massa

DeFleur dan Ball-Rokeach dalam Kusumah (2010) mengemukakan kerangka teoritis yang berkaitan dengan penggunaan media dan efek terhadap khalayak, sebagai berikut:

1. Perspektif perbedaan individu, yaitu adanya perbedaan individu (karakteristik kepribadian) di antara khalayak akan menimbulkan efek yang bervariasi.

2. Perspektif kategori sosial, yaitu adanya kelompok-kelompok dengan kategori sosial tertentu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, mempunyai kecenderungan untuk menggunakan media massa yang sesuai dengan tujuan suatu kelompok dengan kategori sosial tertentu dan umumnya kelompok dengan kategori sosial tertentu tersebut mempunyai perilaku yang sama terhadap media massa.


(19)

2.1.3 Televisi dan Perkembangan Televisi Lokal

Menurut Kuswandi dalam Syarief (2007), televisi dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualisasi terhadap suatu pemberitaan dan informasi yang sangat cepat, serta bersifat audiovisual sehingga meningkatkan daya rangsang dan pemahaman seseorang terhadap informasi yang disajikan. Menurut Hofman dalam Pinasthika (2010), fungsi televisi tidak lagi sebagai sarana pendidikan dan tidak seharusnya sebagai sarana promosi perdagangan. Peranan televisi digambarkannya dengan lima fungsi televisi antara lain:

1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia. Televisi berfungsi untuk mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ada.

2. Menghubungkan satu dengan yang lain. Televisi dapat menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lain dan menampilkannya sehingga khalayak dapat mengambil kesimpulan sendiri tanpa didikte.

3. Menyalurkan kebudayaan. Peran televisi tidak hanya untuk memperkenalkan kebudayaan, tapi juga mengembangkan kebudayaan

4. Hiburan. Hiburan merupakan rekreasi. Khalayak dapat segar kembali dan siap memulai aktivitasnya setelah menonton televisi.

5. Pengerahan masyarakat unttuk bertindak dalam keadaan darurat. Televisi dapat membantu pemerintah untuk melancarkan gerakan rakyat, seperti program KB, flu burung, dan lain-lain.

Suharto dalam Pinasthika (2010), menyatakan bahwa terdapat tiga bagian acara televisi yang sesuai dengan fungsi peranannya, yaitu:

1. Pendidikan. Program ini berisi tayangan yang dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan penonton

2. Informasi. Program acara ini berisi tayangan yang dapat memberi informasi seperti berita, pesan, fakta, opini, kritik, dan saran kepada penonton.

3. Hiburan. Program acara ini berisi tayangan yang dapat menghibur, berupa film, sinetron, drama, kuis, dan lain-lain

Menurut Zakbah dalam Asmar (2009) media massa lokal adalah media massa yang isi kandungan beritanya mengacu dan menyesuaikan diri pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat dimana media tersebut dikelola. Keberadaan media


(20)

massa lokal sangat penting dalam kehidupan masyarakat setempat karena dapat mempengaruhi irama kehidupan sosial dan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat terutama sebagai sumber pesan yang bermanfaat untuk menghadapi lingkungan luas. Keseriusan dalam mengelola televisi lokal ini terlihat dengan adanya Asosiasi Televisi Lokal (ATVLI). ATVLI didirikan sebagai wadah berkumpulnya stasiun-stasiun televisi lokal di Indonesia guna memperjuangkan kepentingan para anggotanya dan kepentingan masyarakat lokal untuk mendapatkan informasi, serta kepentingan seluruh elemen bangsa sebagai bagian yang utuh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. ATVLI berdiri pada 26 Juli 2002.

2.1.4 Remaja

Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap. (Latifah, 2008)

Adapun batasan usia remaja menurut Kartono (1990), dibagi tiga yaitu : 1. Remaja Awal (12-15 Tahun).

Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.

2. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun).

Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.


(21)

3. Remaja Akhir (18-21 Tahun).

Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

2.1.5 Motivasi

Motif berbeda dengan motivasi. Chaplin dalam Pinasthika (2010) mendefinisikan motif (motive) sebagai suatu dorongan (drive) di dalam individu yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran tertentu. Chaplin dalam Pinasthika (2010) mengartikan motivasi sebagai suatu peubah penyelang (ikut campur) yang digunakan untuk menimbulkan faktor tertentu di dalam individu, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran. Meilani (2007) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses psikologis diakibatkan oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar individu

McQuail (1987) merumuskan motif serta motivasi dalam menggunakan media massa, yaitu:

1. Motif informasi

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif identitas pribadi

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi


(22)

b. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) c. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Motif integrasi dan interaksi sosial

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial. b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

d. Memperoleh teman selain dari manusia. e. Membantu menjalankan peran sosial.

f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Motif hiburan

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi.

f. Membangkitkan gairah seks. 2.1.6 The Uses and Gratification

Teori yang digunakan sebagai dasar penelitian ini adalah teori uses and gratification, yang menyebutkan bahwa khalayak dianggap aktif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi khalayak dalam mengkonsumsi media massa. Studi dalam bidang ini memusatkan pada penggunaan (uses) media untuk medapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Model-model uses and gratification dirancang untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau kelompok-kelompok individu. Adapun asumsi-asumsi dasar dari teori ini menurut Katz et aldalam Rakhmat (2008) adalah:

1. khalayak dianggap aktif, artinya khalayak menggunakan media massa karena memiliki tujuan tertentu,


(23)

2. dalam proses komunikasi inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media tergantung pada kebutuhan,

3. media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan khalayak. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari kebutuhan manusia yang luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media sangat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan, 4. tujuan pemilihan media massa berdasarkan kepada kepentingan dan motif-motif

tertentu dari khalayak, dan

5. penilaian mengenai media massa dilakukan oleh budaya organisasi media massa. McQuail dan Windahl dalam Asmar (2009) menjelaskan bahwa yang paling penting dari teori gratifikasi penggunaan media adalah ide bahwa media menawarkan “imbalan” yang bisa diharapkan (dapat diprediksi) oleh anggota khalayak, dengan dasar pengalaman di masa lalu dengan media. Mereka juga melihat bahwa ide ini menyediakan cara untuk menjelaskan perilaku penggunaan media massa.

2.2 Kerangka Pemikiran

Motivasi khalayak dalam menonton televisi lokal dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Meilani dalam Asmar (2009) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses psikologis diakibatkan oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar individu. Variabel yang termasuk faktor intrinsik, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan etnis. Sedangkan variabel yang termasuk faktor ekstrinsik, yaitu adanya informasi acara dan pola pengambilan keputusan. Pola pengambilan keputusan dalam menonton televisi menurut Roger dalam Camelia (2003) terbagi menjadi pola pengambilan otoritas, pola pengambilan individual, dan pola pengambilan kontingensi.


(24)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:

: hubungan

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. Faktor intrinsik dan ekstrinsik responden memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi lokal.

2. Ada hubungan Motivasi menonton televisi dengan kepuasan yang dirasakan oleh responden terhadap televisi lokal.

2.4 Definisi Operasional

1. Faktor Intrinsik adalah faktor-faktor yang melekat dalam diri responden yang diduga menimbulkan motivasi dalam menonton acara di televisi lokal. Kategorinya adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan etnis.

Faktor Intrinsik  Usia

 Jenis Kelamin

 Pendidikan

 Etnis

Faktor ekstrinsik  Informasi acara

 Pola pengambil keputusan

Tingkat Kepuasan Motivasi Menonton

 Informasi

 Identitas pribadi

 Integrasi dan interaksi sosial


(25)

a. Usia adalah jumlah tahun sejak responden lahir sampai dengan saat dilaksanakan penelitian. Pengukuran usia dikategortikan menjadi:

1. Remaja awal (12-15 Tahun) 2. Remaja menengah (15-18 Tahun) 3. Remaja akhir (18-21 Tahun)

b. Jenis kelamin adalah identitas biologis responden yang terbagi atas dua kategori, yaitu perempuan dan laki-laki.

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertingi yang telah diraih oleh responden. Tingkat pendidikan dikategorikan sebagai berikut:

1. SMP 2. SMA 3. PT

d. Etnis adalah asal daerah responden yang juga berhubungan dengan latar belakang keluarganya.

2. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri responden yang diduga menimbulkan motivasi responden menonton televisi lokal. Variabel ini diukur dari dua indikator, yaitu:

a. Informasi acara adalah pedoman responden untuk mengetahui tinjauan acara televisi yang disiarkan oleh televisi lokal. Dikategorikan menjadi 3, yaitu:

1. Iklan televisi

2. Keluarga atau teman 3. Majalah atau surat kabar

b. Pola pengambilan keputusan adalah adanya pengambilan keputusan menonton yang dijalankan responden. Dibagi menjadi:

1. Pola pengambilan keputusan otoritas

Acara televisi yang ditonton merupakan pilihan acara orang yang berkuasa. Responden tidak dapat berbuat apa-apa untuk memilih acara televisi lainnya 2. Pola pengambilan keputusan individual


(26)

Responden yang bersangkutan mengambil peranan dalam memilih acara televisi yang akan ditonton. Pola ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: a. Pola pengambilan opsional

Keputusan yang dibuat oleh responden untuk memilih acara yang akan ditonton terlepas dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh pihak lain. b. Pola pengambilan keputusan kolektif

Acara televisi yang ditonton merupakan hasil keputusan bersama antara responden dan keluarga.

3. Pola pengambilan keputusan kontingensi

Acara televisi yang ditonton merupakan pilihan acara berdasarkan keputusan lain yang ada sebelumnya.

3. Motivasi menonton adalah keinginan dalam diri responden yang merangsangnya untuk menonton acara televisi lokal. Motivasi-motivasi ini dihitung dengan menggunakan skala dari 1 sampai 4, yaitu:

1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju

3 = setuju 4 = sangat setuju

Setelah diperoleh jawaban dari responden, kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi motivasi rendah dan tinggi.

4. Kepuasan adalah perbandingan anatara harapan responden sebelum menonton televisi lokal dengan yang sesungguhnya diperoleh responden setelah menonton televisi lokal. Kepuasan ini dihitung dengan menggunakan skala dari 1-4, yaitu:

1 = sangat tidak puas 2 = tidak puas

3 = puas 4 = sangat puas

Setelah diperoleh jawaban dari responden, kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan dan dikelompokan menjadi terpuaskan dan tidak terpuaskan untuk masing-masing kategori kepuasan :


(27)

2. Kepuasan identitas pribadi

3. Kepuasan integrasi dan interaksi sosial 4. Kepuasan hiburan


(28)

BAB III

PENDEKATAN LAPANGAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survei yang bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik remaja dengan motivasi serta kepuasan menonton televisi lokal. Oleh karena itu, data utama yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah data kuantitatif, dengan data kualitatif sebagai penunjang metode utama.

Pertanyaan dalam kuisioner terdiri dari pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup digunakan untuk menghindari kesalahan persepsi antara jawaban yang diinginkan peneliti dengan jawaban yang diberikan responden, sedangkan pertanyaan terbuka digunakan untuk memberikan kebebasan terhadap responden untuk menjawab pertanyaan. Adapun data kualitatif digunakan untuk menggali informasi lebih dalam dan untuk menunjang interprestasi data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini didapatkan dengan wawancara mendalam kepada responden dan informan berdasarkan pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner maupun di luar kuisioner yang sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk responden terdiri dari pendengar remaja, dan untuk informan terdiri dari pengelola televisi lokal

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Televisi lokal yang dipilih adalah Megaswara TV, dikarenakan Megaswara TV satu-satunya televisi lokal yang berada di daerah Bogor. Penelitian dilakukan di RW 10 Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat pada bulan Mei. Pemilihan lokasi tersebut sebagai daerah penelitian dikarenakan menurut pihak Megaswara TV terdapat banyak masyarakat yang menonton program acara Megaswara TV. Adanya masyarakat yang menonton Megaswara TV di daerah tersebut diketahui dari banyaknya penelpon dari daerah tersebut kepada pihak Megaswara TV yang memberi saran dan masukan terhadap program acara yang disiarkan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian melalui wawancara kepada responden dan informan yang mengacu kepada panduan pertanyaan (kualitatif) dan kuesioner (kuantitatif). Populasi dari penelitian ini adalah


(29)

anggota masyarakat di RW 10, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penentuan jumlah responden dilakukan melalui full enumeration survey, yaitu seluruh populasi di RW tersebut diberikan angket sederhana yang berisi tentang kebiasaan menonton siaran Megaswara TV dan kesediaan untuk menjadi responden penelitian. Jumlah populasi 60 orang dan yang bersedia serta menjadi responden sebanyak 35 orang. Setelah mendapatkan jumlah responden yang bersedia, dilakukan simple random sampling untuk mendapatkan responden yang akan dijadikan subjek penelitian sebanyak 30 orang dengan 5 orang menjadi cadangan. 3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis Uji Kolerasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi menonton televisi lokal. Selain itu, juga digunakan untuk hubungan motivasi menonton dengan kepuasan menonton televisi lokal. Uji Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor usia, jenis kelamin, dan asal etnis dengan motivasi menonton televisi lokal. Pengolahan data dilakukan menggunakan program software SPSS 16.0 for windows.


(30)

BAB IV

GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Tegal Gundil

Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara memiliki luas wilayah 198 hektar. Kelurahan ini terdiri dari 17 Rukun Warga (RW) dan 98 Rukun Tetangga (RT). Pemanfaatan seluruh wilayah terbagi untuk perumahan dan pekarangan seluas 169,5 hektar, ladang tegalan 18,6 hektar, perkantoran 2,5 hektar, tanah pemakaman 3,46 hektar, dan lain-lain 3,94 hektar. Batas wilayah kelurahan Tegal Gundil adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Cibulul. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tegallega. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bantarjati. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanah Baru.

Secara Topografi, Kelurahan Tegal Gundil termasuk dalam dataran rendah. Kelurahan Tegal Gundil berada pada ketinggian 251,3 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kelurahan Tegal Gundil memiliki curah hujan 235 Milimeter per bulan dan suhu rata-rata harian 26 Celcius. Letak kantor Kelurahan Tegal Gundil tepat berada disamping Kantor Kecamatan Bogor Utara. Jarak kantor kelurahan ke pusat pemerintahan Kota Bogor sejauh 5 Kilometer. Jarak kantor kelurahan ke kantor Ibu Kota Provinsi Jawa sejauh 120 Kilometer. Jumlah penduduk Kelurahan Tegal Gundil adalah sebanyak 25.655 jiwa dengan jumlah laki-laki 11.937 jiwa dan jumlah perempuan 13.718 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak 5676 kepala keluarga. Data jumlah penduduk menurut struktur umur tahun 2009 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Dipilihnya Kelurahan Tegal Gundil pada penelitian ini adalah karena informasi dari pihak Megaswara TV yang menyatakan bahwa masyarakat ini banyak yang menonton Megaswara TV dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini terbukti dari banyaknya feedback oleh masyarakat Tegal Gundil berupa masukan, saran, kritik kepada pihak Megaswara TV mengenai program yang ditayangkan.


(31)

Tabel 1 Jumlah Penduduk Kelurahan Tegal Gundil Menurut Golongan Umur Tahun 2009

Golongan Usia (tahun) Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)

0-4 605 670 1.275

5-9 1.205 1.305 2.510

10-14 741 1.625 2.366

15-19 894 1.509 2.403

20-24 2.167 2.475 4.642

25-29 1.316 1.452 2.768

30-34 1.463 1.037 2.500

35-39 999 1.053 2.052

40-44 807 846 1.653

45-49 560 675 1.235

50-54 350 371 721

55-59 271 289 560

Di atas 60 559 411 970

Jumlah 11.937 13.718 25.655

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Tegal Gundil 2009

4.2 Gambaran Umum Megaswara TV 4.2.1 Sejarah Megaswara TV

Megaswara TV adalah salah satu media informasi yang memiliki sistem terintegrasi dalam manajemen perusahaannya. Sistem yang sudah dijalankan ini memberikan gambaran kekuatan dan eksistensi Megaswara sebagai sebuah media yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang terjadi di masyarakat, keberpihakan pada persoalan masyarakat, serta membina dan memelihara hubungan dengan para mitra kejanya.

Sebagai salah satu unit usaha dari Universitas Gunadarma, Megaswara selalu berusaha untuk menjadi ujung tombak bagi pengembangan bisnis group usaha. Sebagai langkah awal untuk peningkatan kinerja perusahaan dan manajemen, telah dirancang sebuah pengembangan usaha (Bussiness Development) dalam kerangka explorasi sebuah potensi yang dimiliki oleh Megaswara, yang pada akhirnya diharapkan akan menghasikan produk yang optimal dalam pengembangan bisnis di masa depan. Oleh karena itu, lahirlah usaha baru Megaswara yaitu Megaswara TV. Megaswara TV adalah sebuah media informasi elektronik yang merupakan kombinasi antara audio dan video. Sebelumnya Megaswara juga telah mendirikan sebuah radio Megaswara yang sampai sekarang masih berjalan dan cukup berkembang.


(32)

Alasan ekspansi dengan mendirikan Megaswara TV cukuplah nyata, selain dukungan modal usaha yang kuat, pangsa pasar yang terbuka lebar dan manajemen yang cukup professional, adalah brand image nama Megaswara yang sudah sangat melekat di hati warga Bogor dan para pemasang iklan. Selain itu, ada dukungan man power Megaswara yang sudah memiliki pengalaman yang cukup lama di bidang broadcast sehingga para praktisi ini hanya tinggal diberikan ilmu-ilmu lanjutan dalam pengelolaan bisnis televisi.

4.2.2 Visi dan Misi Megaswara TV

Visi Megaswara TV adalah membuat, menyusun dan menayangkan program-program informasi positif dan hiburan yang dibutuhkan oleh masyarakat kota dan Kabupaten Bogor dengan mengangkat dan mengedepankan potensi-potensi lokal yang ada, baik budaya maupun masyarakatnya. Sedangkan misi perusahaan antara lain: 1. menumbuhkan dan melestarikan seni budaya Jawa Barat pada umumnya dan

Bogor pada Khususnya,

2. menayangkan program-program religi yang menyejukkan dengan menampilkan tokoh agamis yang cukup dikenal di Bogor, sehingga program ini diharapkan mampu meningkatkan iman masyarakat, memperbaiki moral serta mengurangi imbas negatif dari budaya asing yang dalam era globalisasi saat ini mudah masuk ke dalam media hiburan, baik cetak maupun elektronik,

3. mempromosikan daerah wisata Bogor yang belum terekspos dan dikenal oleh masyarakat luas, sehingga penayangan promosi di televisi memberikan wacana baru bagi masyarakat untuk menjadi wisatawan dan secara tidak langsung membantu pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota dan Kabupaten Bogor,

4. membantu dan menjadi mitra kerja yang seimbang dengan pemerintah daerah dalam mensosialisasikan kebijakan-kebijakan yang dibuat serta menjadi media promosi yang efektif bagi pelaku bisnis baik lokal maupun nasional, dan

5. menjadi ujung tombak dalam memberikan informasi dan berita sosial, budaya, ekonomi, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah Bogor secara tajam dan aktual, sesuai dengan kaidah jurnalistik media elektronik.


(33)

4.2.3 Program Acara

Penyampaian dan penyajian program siaran seperti informasi pembangunan daerah, potensi wilayah, pariwisata, public service, niaga, dan lain-lain dikemas dengan mengedepankan unsur budaya sunda yang sarat dengan muatan dan sentuhan lokal yang dominan serta interaktif sehingga terjalin hubungan emosional yang kuat antara Megaswara TV dan Masyarakat Bogor. Dengan Konsep tersebut, diharapkan image yang terbentuk di masyarakat Bogor adalah Megaswara TV merupakan TV Urang Bogor sehingga Megaswara TV dapat menjadi aset masyarakat Bogor.

Megaswara TV memiliki komposisi program acara yang terdiri dari entertainment (50%), informasi (37%), religi (9%), sport (2%), dan children (2%). Setiap harinya Megaswara tv mulai menayangkan programnya pada pukul 05.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB.

4.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan motivasi menonton. Karakteristik responden terdiri dari empat variabel, yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, dan etnis. Jenis kelamin digolongkan menjadi laki-laki dan perempuan, sedangkan umur dibagi menjadi tiga golongan usia remaja, yaitu remaja awal (12-15), remaja menengah (15-17), remaja akhir (18-21). Variable pendidikan dibagi SMP, SMA, dan PT (Perguruan Tinggi), serta etnis adalah asal daerah responden yang berhubungan dengan latar belakang keluarganya. Data penjabaran dari karakteristik responden penelitian disajikan dalam Tabel 2.


(34)

Tabel 2 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteritik Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Jenis Kelamin

Laki-laki 14 46,6

Perempuan 16 53,3

Umur

Remaja Awal 12 40,0

Remaja Menengah 12 40,0

Remaja Akhir 6 20,0

Pendidikan

SMP 10 33,3

SMA 12 40,0

PT 8 26,7

Etnis

Sunda 21 70,0

Melayu 3 10,0

Jawa 5 16,7

Minang 1 3,3

Sesuai dengan Tabel 2, responden penelitian meliputi jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terdapat 46,6 persen laki-laki dan 53,3 persen perempuan, pembagian dilakukan dengan acak sehingga tidak ada kesengajaan dalam menentukan jumlah responden dalam kategori jenis kelamin. Begitu juga dengan kategori umur, pada tiap golongan umur remaja awal, menengah, dan akhir pembagian dilakukan dengan acak sehingga tidak ada kesengajaan dalam menentukan jumlah responden. Tabel 2 menunjukan sebanyak 40 persen remaja awal, 40 persen remaja menengah, dan 20 persen remaja akhir. Analisis mengenai pendidikan dibagi menjadi tiga kategori yaitu, SMP, SMA, PT (Perguruan Tinggi). Hasil survei menunjukkan 33,3 persen responden berpendidikan SMP, 40,0 persen responden berpendidikan SMA, dan 26,7 persen responden berpendidikan PT (Perguruan Tinggi). Dan terakhir faktor etnis, dimana terdapat 70 persen responden beretnis Sunda, 10 persen beretnis Melayu, 16,7 persen beretnis Jawa, serta 3,3 persen beretnis Minang.


(35)

BAB V

MOTIVASI MENONTON TELEVISI LOKAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

5.1 Motivasi Menonton Televisi Lokal

McQuail dalam Asmar (2009) mengemukakan empat jenis motivasi dalam diri individu yaitu, motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan. Masing-masing motivasi dikembangkan ke dalam beberapa bagian. Setiap motivasi dilihat dari pernyataan-pernyataan responden tentang apa yang dicari dan diharapkan dari acara-acara televisi lokal.

Motivasi responden di dalam menonton siaran televisi lokal dikategorikan menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi berdasarkan rataan skor dari empat variabel di dalamnya. Setiap motivasi menonton televisi lokal diperoleh dari pernyataan-pernyataan responden tentang apa yang dicari dan diharapkan dari acara-acara televisi lokal. Setiap peryataan tersebut diukur dengan pemberian skala mulai dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), setuju (3), dan sangat setuju (4). Skor-skor yang didapat kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total skor untuk masing-masing motivasi.

Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah responden berdasarkan motivasi menonton televisi lokal berdasarkan tinggi dan rendah. Terlihat pada Tabel tersebut bahwa mayoritas responden memiliki motivasi yang tinggi pada setiap jenis motivasi. Dari empat jenis motivasi tersebut, motivasi yang paling tinggi dirasakan oleh responden adalah motivasi mencari informasi dan hiburan.

Tabel 3 Jumlah Responden Menurut Jenis dan Kategori Motivasi

Jenis Motivasi Kategori Motivasi Total

Rendah Tinggi

Motivasi Informasi 9 21 30

Motivasi Identitas Pribadi 14 16 30

Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial 13 17 30


(36)

5.1.1 Hubungan Faktor Intrinsik terhadap Motivasi Menonton Televisi Lokal Faktor intrinsik yang ingin dilihat hubungannya dengan motivasi responden menonton televisi lokal dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, dan etnis.

5.1.1.1 Motivasi Informasi Menonton Televisi Lokal

1. Hubungan usia dengan motivasi informasi menonton televisi lokal

Hubungan usia responden dengan motivasi informasi menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi yang paling tinggi adalah remaja golongan 15-18 tahun (Tabel 4). Pada Tabel 4 diketahui bahwa seluruh responden yang tergolong usia remaja awal (12-15 tahun) memiliki motivasi informasi yang tinggi dan rendah sama besarnya. Pada remaja golongan 15-18 tahun terdapat tiga orang yang memiliki motivasi informasi yang rendah dan sembilan orang yang memiliki motivasi informasi yang tinggi. Sedangkan untuk remaja golongan 18-21 tahun memiliki motivasi informasi yang tinggi.

Dari hasil Uji Chi Square diperoleh nilai 0,082 yang artinya antara usia responden dan motivasi informasi memiliki hubungan, dimana semakin tinggi usia remaja semakin tinggi motivasi menonton televisi lokal yang dimilikinya. Remaja umur 18-21 tahun memiliki motivasi informasi yang tinggi, dikarenakan adanya perasaan kebutuhan akan informasi yang lebih besar dibandingkan remaja usia di bawahnya. Acara yang paling banyak dilihat oleh remaja 18-21 tahun adalah acara Bogor Update yang berisikan berita-berita tentang peristiwa dan keadaan kota bogor setiap harinya. Bogor Update tayang setiap hari senin sampai dengan hari jum’at dimulai dari pukul 06.30 – 07.30 WIB. Acara ini sangat disukai dikarena informasi tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar Bogor selalu yang terkini. Sedangkan acara yang paling diminati oleh remaja golongan 15-18 adalah acara yang berisikan informasi tentang tempat wisata kuliner di daerah Bogor.

Tabel 4 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Informasi

Usia Motivasi Informasi Total

Rendah Tinggi

12-15 6 6 12

15-18 3 9 12

18-21 0 6 6


(37)

2. Hubungan jenis kelamin dengan motivasi informasi menonton televisi lokal

Hubungan jenis kelamin responden dengan motivasi informasi menunjukkan bahwa remaja perempuan dengan kategori motivasi informasi tinggi lebih banyak dibandingkan dengan remaja laki-laki. Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa remaja laki-laki sebanyak enam orang memiliki motivasi informasi rendah dan delapan orang dengan motivasi informasi tinggi. Sedangkan pada responden remaja perempuan terdapat enam orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan sepuluh orang yang memiliki motivasi informasi tinggi. Hal ini disebabkan remaja perempuan memiliki waktu yang banyak untuk menonton acara informasi tentang lingkungan sekitar dibandingkan remaja laki-laki yang lebih suka pada acara hiburan saja.

Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value (0,151 > 0,05) yang artinya antara jenis kelamin dan motivasi informasi tidak ada hubungan. Dengan demikian, responden remaja laki-laki dan perempuan memiliki motivasi informasi yang sama besarnya dalam mencari informasi yang berkaitan dengan peristiwa dan pengetahuan tentang daerah sekitarnya. Dilihat dari motivasi informasinya, dengan kata lainnya antara remaja laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam menonton Megaswara TV.

Tabel 5 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Informasi

Jenis Kelamin Motivasi Informasi Total

Rendah Tinggi

Laki-laki 6 8 14

Perempuan 6 10 16

Total 12 18 30

3. Hubungan pendidikan dengan motivasi informasi menonton televisi lokal

Hubungan tingkat pendidikan responden dengan motivasi informasi menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi paling tinggi adalah golongan tingkat penddikan SMA dan PT (Perguruan Tinggi). Tabel 6, menunjukkan bahwa remaja golongan SMP dengan motivasi informasi yang tinggi dan rendah berjumlah sama besarnya. Remaja golongan SMA terdapat empat orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan delapan orang yang memiliki motivasi informasi tinggi. Sedangkan semua remaja golongan PT (Perguruan Tinggi) memiliki motivasi informasi yang tinggi. Hal ini disebabkan pada saat penelitian ini berlangsung remaja golongan


(38)

SMP dan SMA sedang dalam proses ujian akhir sekolah. Sehingga acara yang paling diminati oleh kedua golongan tersebut adalah acara Persiapan Akhir Sekolah yang ditayangkan lima kali dalam seminggu.

Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,024 artinya antara tingkat pendidikan dan motivasi informasi memiliki hubungan, dimana semakin tinggi pendidikan responden semakin tinggi motivasi mencari informasi.

Tabel 6 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Informasi

Pendidikan Motivasi Informasi Total

Rendah Tinggi

SMP 5 5 10

SMA 4 8 12

PT 0 8 8

Total 9 21 30

4. Hubungan etnis dengan motivasi informasi menonton televisi lokal

Hubungan etnis dengan motivasi informasi responden menunjukkan bahwa remaja lokal (Sunda) memiliki motivasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan sunda (Melayu, Jawa, dan Minang) (Tabel 7). Pada tabel tersebut semua remaja dengan golongan etnis Sunda memiliki motivasi informasi yang tinggi, dan pada golongan Melayu, Jawa, dan Minang memiliki motivasi informasi yang rendah. Remaja lokal merasa lebih membutuhkan informasi mengenai daerah sendiri (informasi lokal) dibanding remaja yang bukan keturunan asli Sunda, sehingga mereka lebih banyak menonton acara-acara yang berisi informasi tentang daerahnya, baik itu berupa informasi ekonomi, poliik, sosial, dan budaya, serta tayangan tersebut memakai bahasa Sunda sebagai pengantarnya.

Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value (0,000 < 0,05) artinya terdapat hubungan antara asal etnis dan motivasi informasi responden. Etnis remaja asli (Sunda) lebih memiliki motivasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Remaja etnis Sunda lebih banyak menonton acara informasi dibandingkan remaja yang bukan etnis Sunda. Selain itu, hal ini berkaitan dengan program acara dari Megaswara TV yang menanyangkan informasi-informasi yang berkaitan dengan pengetahuan lokal seperti sejarah daerah bogor. Menurut sebagian besar responden, acara yang paling diminati adalah acara Jelajah Bogor Akhir Pekan.


(39)

Hal ini berkaitan dengan tema acara yang selalu menyajikan tempat-tempat bersejarah dan wisata yang ada di Bogor.

Tabel 7 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Informasi

Etnis Motivasi Informasi Total

Rendah Tinggi

Sunda 0 21 21

Melayu 3 0 3

Jawa 5 0 5

Minang 1 0 1

Total 9 21 30

5.1.1.2 Motivasi Identitas Pribadi Menonton Televisi Lokal

1. Hubungan usia dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal

Hubungan usia dengan motivasi identitas pribadi responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi yang paling tinggi adalah kelompok 15-18 dan 18-21 tahun (Tabel 8). Pada Tabel tersebut diketahui bahwa delapan orang responden yang tergolong usia remaja awal (12-15 tahun) memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan empat orang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Remaja golongan 15-18 tahun memiliki motivasi identitas pribadi yang tinggi dan rendah dalam jumlah yang sama besar. Sedangkan semua remaja untuk golongan 18-21 tahun memiliki motivasi identitas pribadi yang tinggi, karena umumnya remaja pada kelompok usia tersebut sudah dapat mengidentifikasi nilai-nilai dalam televisi dan sudah mampu mengenali indentitas pribadi sendiri dibandingkan dengan usia lainnya.

Selanjutnya, berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 027 artinya antara usia dan motivasi identitas pribadi responden memiliki hubungan, dimana semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi motivasi identitas pribadi yang dimilikinya. Setiap golongan usia memiliki motivasi yang sama, tetapi perbedaannya dilihat dari jumlah acara identitas pribadi yang ditonton oleh responden seperti acara Gorobog.


(40)

Tabel 8 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi

Usia Motivasi Identitas Pribadi Total

Rendah Tinggi

12-15 8 4 12

15-18 6 6 12

18-21 0 6 6

Total 14 16 30

2. Hubungan jenis kelamin dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal Hubungan jenis kelamin dengan motivasi identitas pribadi responden menunjukkan bahwa responden perempuan lebih tinggi dalam kategori motivasi identitas pribadi dibandingkan dengan responden laki-laki (Tabel 9). Pada tabel tersebut, jumlah responden laki-laki yang memiliki motivasi identitas pribadi yang tingi dan rendah sama besarnya. Sedangkan responden perempuan terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan sembilan orang yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Ini dikarenakan remaja perempuan pada umumnya memiliki lebih banyak waktu untuk luas menonton televisi, sehingga identitas pribadi remaja perempuan lebih banyak didapat dari tontonan televisi dari pada remaja laki-laki yang waktunya lebih banyak dipakai untuk berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Remaja perempuan pada umumya lebih banyak memerlukan penunjang nilai-nilai pribadi, mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain dalam media, dan meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dibanding remaja laki-laki. Acara yang paling sering ditonton oleh remaja perempuan adalah acara Wanita Sunda, ini dikarenakan remaja perempuan dapat melihat perilaku dan sifat wanita menurut adat Sunda.

Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,732 > 0,05. Artinya antara jenis kelamin dan motivasi identitas pribadi tidak ada hubungan atau tidak terlihat perbedaan yang sangat signifikan antara jumlah responden dengan motivasi identitas pribadi yang tinggi dan rendah.


(41)

Tabel 9 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi

Jenis Kelamin Motivasi Identitas Pribadi Total Rendah Tinggi

Laki-laki 7 7 14

Perempuan 7 9 16

Total 14 16 30

3. hubungan pendidikan dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal Hubungan tingkat pendidikan dengan motivasi indentitas pibadi responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi identitas pribadi paling tinggi adalah golongan tingkat pendidikan PT (Tabel 10). Pada tabel tersebut remaja golongan SMP terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan tiga orang yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Remaja golongan SMA terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan lima orang yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Sedangkan semua remaja golongan PT (Perguruan Tinggi) memiliki motivasi identitas pribadi yang tinggi. Hal ini berhubungan dengan jenis acara yang ditonton oleh responden. Acara-acara yang dapat meningkatkan motivasi identitas pribadi banyak diminati oleh responden dengan tingkat pendidikan PT (Perguruan Tinggi) seperti acara Gorobog. Acara Gorobog bertemakan acara keluarga yang dikemas dalam bahasa Sunda.

Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,003 artinya antara tingkat pendidikan dan motivasi identitas pribadi memiliki hubungan, dimana semakin tinggi pendidikan responden semakin tinggi motivasi identitas pribadi dengan pendidikan di bawahnya. Hal ini dikarenakan remaja yang memiliki pendidikan PT memiliki pemahaman yang tinggi tentang identitas pribadinya dibandingkan dengan remaja yang memiliki pendidikan SMP dan SMA, dimana remaja SMP dan SMA sedang dalam masa mencari identitas pribadi dalam kehidupan sosialnya. Pada acara Sunda Bogor dan Gorobog kebanyakan remaja SMP dan SMA hanya mengetahui isi acara, berbeda dengan remaja yang berpendidikan PT yang dapat mengerti sifat satu karakter dalam dua acara tersebut.


(42)

Tabel 10 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi

Pendidikan Motivasi Identitas Pribadi Total Rendah Tinggi

SMP 7 3 10

SMA 7 5 12

PT 0 8 8

Total 14 16 30

4. Hubungan etnis dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal

Hubungan faktor asal etnis terhadap motivasi identitas pribadi menunjukkan bahwa responden yang berasal dari remaja lokal (Sunda) memiliki motivasi identitas pribadi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda (Tabel 11). Pada tabel tersebut remaja dengan golongan etnis Sunda sebanyak lima orang memiliki motivasi identitas pribadi yang rendah dan enambelas orang memiliki motivasi identitas pribadi yang tinggi. Pada etnis Melayu, Jawa, dan Minang semuanya memiliki motivasi identitas pribadi yang rendah. Hal ini berkaitan dengan program acara yang disiarkan mengenai nilai-nilai budaya lokal (Sunda) dan memakai bahasa lokal (Sunda).

Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,002 < 0,05 artinya terdapat hubungan antara asal etnis dan motivasi identitas pribadi responden. Etnis remaja asli (Sunda) lebih memiliki motivasi identitas pribadi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Hal ini disebabkan karena Megaswara TV lebih banyak menayangkan acara-acara yang memiliki nilai-nilai budaya lokal (Sunda), sehingga hal ini menarik minat remaja keturunan Sunda dibanding yang bukan keturunan Sunda. Bahasa juga merupakan suatu kendala, contoh acara Gorobog yang merupakan acara lawak yang memakai bahasa Sunda. Bagi remaja Sunda tontonan tersebut sangat menarik dan dapat meningkatkan identitas pribadi mereka, sedangkan bagi remaja yang bukan keturunan sunda serta tidak mengerti bahasa lokal akan melihat acara tersebut sebagai acara yang tidak menarik. Dengan kata lain acara Budaya Sunda juga sangat banyak diminati oleh remaja yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi.


(43)

Tabel 11 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi

Etnis Motivasi Identitas Pribadi Total

Rendah Tinggi

Sunda 5 16 21

Melayu 3 0 3

Jawa 5 0 5

Minang 1 0 1

Total 14 16 30

5.1.1.3 Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Menonton Televisi Lokal 1. Hubungan usia dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi

lokal

Hubungan usia dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang paling tinggi adalah kelompok 15-18 tahun (Tabel 12). Pada Tabel tersebut diketahui bahwa dari seluruh responden yang tergolong usia remaja awal (12-15 tahun) terdapat delapan orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan empat orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Remaja golongan 15-18 tahun terdapat empat orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan delapan orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Sedangkan untuk golongan 18-21 tahun terdapat satu orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaks sosial rendah dan lima orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Hal ini disebabkan remaja usia 15-18 tahun memiliki motivasi yang tinggi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial, menemukan bahan percakapan dalam kehidupan sehari-hari, dan peran lainnya melalui televisi.

Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 087 artinya antara usia dan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden memiliki hubungan, dimana semakin tinggi usia seseorang semakin motivasi integrasi dan interaksi sosial yang dimilikinya dalam menonton televisi lokal. Remaja yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi biasanya menonton acara Berita Bogor, mereka sangat menyukai acara tersebut disebabkan bisa menjadi bahan percakapan dalam pergaulan sehari-hari.


(44)

Tabel 12 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial

Usia Motivasi Integrasi dan

Interaksi Sosial

Total Rendah Tinggi

12-15 8 4 12

15-18 4 8 12

18-21 1 5 6

Total 13 17 30

2. Hubungan jenis kelamin dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal

Hubungan jenis kelamin dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden perempuan lebih tinggi dalam kategori motivasi integrasi dan interaksi sosial dibandingkan dengan responden laki-laki (Tabel 13). Pada tabel tersebut responden laki-laki memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang sama besarnya. Sedangkan responden perempuan terdapat enam orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan sepuluh orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Hal ini disebabkan beberapa remaja perempuan lebih tinggi interaksinya dengan lingkungan sekitar dan rasa empati sosial dibandingkan dengan remaja laki-laki setelah melihat tayangan acara Megaswara TV.

Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,491 > 0,05 artinya antara jenis kelamin dan motivasi integrasi dan interaksi sosial tidak ada hubungan. Hal ini menyebabkan tidak terlihatnya perbedaan motivasi integrasi dan interaksi sosial yang signifikan antara remaja laki-laki dan perempuan. Tapi pada responden yang memilki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang tinggi merasa acara Dinamika Bogor dapat meningkatkan rasa kepedulian, rasa memiliki, dan tanggung jawab akan lingkungan sekitarnya. Acara tersebut juga biasanya dapat menjadikan pembuka bahan percakapan dalam pergaluan sosial sehari-hari.


(45)

Tabel 13 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial

Jenis Kelamin Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial

Total Rendah Tinggi

Laki-laki 7 7 14

Perempuan 6 10 16

Total 13 17 30

3. Hubungan pendidikan dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal

Hubungan pendidikan dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial paling tinggi adalah golongan tingkat penddikan SMA dan PT (Tabel 14). Pada tabel tersebut remaja golongan SMP terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi rendah dan tiga orang yang memiliki motivasi integritas dan interaksi pribadi tinggi. Remaja golongan SMA terdapat lima orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan tujuh orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Sedangkan remaja golongan PT (Perguruan Tinggi) terdapat satu orang memiliki motivasi integrasi dan interaks sosial rendah dan tujuh orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang tinggi. Remaja tingkat SMA dan PT lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, sehingga membutuhkan bahan percakapan dalam kehidupan sosialnya. Hal ini yang membuat motivasi mereka untuk menonton acara yang dapat menambahkan motivasi integrasi dan interaksi sosial seperti pada program informasi terlihat tinggi.

Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,013 artinya antara tingkat pendidikan dan motivasi integrasi dan interaksi sosial memiliki hubungan, dimana semakin tinggi pendidikan seorang responden memiliki perbedaan motivasi informasi dengan pendidikan di bawahnya. Remaja dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi selalu menjadikan tayangan acara Megaswara TV sebagai bahan percakapan pada pergaulan sehari-hari. Remaja dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi juga merasa dengan menonton acara-acara Megasara TV dapat meningkatkan rasa kepedulian dan memiliki mereka terhadap lingkungan sekitar. Acara yang paling sering ditonton oleh remaja yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi adalah


(46)

acara Dinamika Bogor, dimana acara tersebut memberikan informasi-infromasi dari peristiwa hingga sejarah daerah Bogor.

Tabel 14 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial

Pendidikan Motivasi Integrasi dan

Interaksi Sosial

Total Rendah Tinggi

SMP 7 3 10

SMA 5 7 12

PT 1 7 8

Total 13 17 30

4. Hubungan etnis dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal

Hubungan etnis dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden yang berasal dari remaja lokal (Sunda) memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan sunda (Tabel 15). Pada tabel tersebut remaja dengan golongan etnis Sunda sebanyak lima orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan enambelas orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang tinggi. Pada golongan etnis Melayu, Jawa, dan Minang memiliki motivasi integritas dan interaksi sosial yang rendah. Hal ini berkaitan dengan program acara yang ditayangkan Megaswara TV, acara yang ditayangkan lebih banyak mengenai pengetahuan lokal dan keadaan lokal sehari-hari, sehingga lebih menarik minat remaja yang beretnis Sunda.

Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,011 < 0,05 artinya terdapat hubungan antara asal etnis dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden. Etnis remaja asli (Sunda) lebih memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya jumlah acara yang ditayangkan tentang pengetahuan dan keadaan lokal, sehingga berpengaruh terhadap pemenuhan motivasi integrasi dan interaksi sosial mereka. Acara yang paling diminati tentu adalah acara Beja Ti Bogor, karena responden merasa acara tersebut dapat meningkatkan motivasi integrasi dan interaksi sosial mereka.


(47)

Tabel 15 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial

Etnis Motivasi Integrasi dan

Interaksi Sosial

Total Rendah Tinggi

Sunda 5 16 21

Melayu 3 0 3

Jawa 4 1 5

Minang 1 0 1

Total 13 17 30

5.1.1.4 Motivasi Hiburan Menonton Televisi Lokal

1. Hubungan usia dengan Motivasi hiburan menonton televisi lokal

Hubungan usia dengan motivasi hiburan responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi yang paling tinggi adalah kelompok 15-18 tahun(Tabel 16). Pada Tabel 4 diketahui seluruh responden yang tergolong usia remaja awal (12-15 tahun) terdapat tiga orang memiliki motivasi hiburan rendah dan sembilan orang yang memiliki motivasi hiburan. Remaja golongan 15-18 tahun terdapat lima orang yang memiliki motivasi hiburan yang rendah dan tujuh orang yang memiliki motivasi hiburan yang tinggi. Sedangkan untuk golongan 18-21 tahun memiliki terdapat satu orang yang memiliki motivasi hiburan yang rendah dan lima orang yang memiliki motivasi hiburan yang tinggi. Menurut remaja berumur 18-21 tahun menonton acara hiburan merupakan untuk mengisi waktu kosong dan melepaskan diri dari permasalahan. Sedangkan bagi remaja berumur 12-18 tahun menonton acara hiburan merupakan mengisi waktu bersantai.

Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 490 artinya antara usia dengan motivasi hiburan responden tidak memiliki hubungan, dimana semakin tinggi usia responden semakin rendah motivasi hiburannya dan semakin rendah umur responden semakin tinggi motivasi hiburannya. Remaja yangmemiliki motivasi hiburan tinggi merasa program musik menjadi acara yang paling diminati, karena jarang tayangan televisi yang menayangkan program musik. Selain itu program acara Gorobog Bogor merupakan acara paling diminati oleh responden pada malam hari.


(48)

Tabel 16 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Hiburan

Usia Motivasi Hiburan Total

Rendah Tinggi

12-15 3 9 12

15-18 5 7 12

18-21 1 5 6

Total 9 21 30

2. Hubungan jenis kelamin dengan motivasi hiburan menonton televisi lokal

Hubungan jenis kelamin dengan motivasi informasi hiburan menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih tinggi dalam kategori motivasi informasi dibandingkan dengan responden perempuan. Pada tabel tersebut remaja laki-laki terdapat tiga orang memiliki motivasi hiburan rendah dan sebelas orang yang memiliki motivasi hiburan tinggi. yang sama besarnya. Sedangkan remaja perempuan terdapat enam orang yang memiliki motivasi hiburan rendah dan sepuluh orang yang memiliki motivasi tinggi. Hal ini berkaitan dengan minat remaja laki-laki yang menonton acara hiburan lebih banyak dibandingkan remaja perempuan. Remaja laki-laki biasanya mengisi waktu kosong dengan menonton acara hiburan, sedangkan bagi remaja perempuan menonton acara hiburan dapat mengisi waktu bersantai.

Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,338 > 0,05 artinya antara jenis kelamin dan motivasi hiburan tidak ada hubungan, dimana responden laki-laki dan perempuan memiliki motivasi hiburan yang sama besarnya, hanya sebesar sembilan orang yang memiliki motivasi hiburan rendah, serta tidak terlihat perbedaan yang signifikan pada motivasi hiburan yang tinggi. Menurut remaja yang memiliki motivasi hiburan tinggi, acara Gorobog merupakan acara hiburan yang menarik dan jam tayangkan yang sesuai.

Tabel 17 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Hiburan

Jenis Kelamin Motivasi Hiburan Total

Rendah Tinggi

Laki-laki 3 11 14

Perempuan 6 10 16


(49)

3. Hubungan pendidikan dengan motivasi hiburan menonton televisi lokal

Hubungan tingkat pendidikan dengan motivasi hiburan responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi hiburan paling tinggi adalah golongan tingkat penddikan SMA (Tabel 18). Pada tabel tersebut remaja golongan SMP memiliki motivasi hiburan yang sama besar. Remaja golongan SMA terdapat tiga orang yang memiliki motivasi hiburan rendah dan sembilan orang yang memiliki motivasi hiburan tinggi. Sedangkan remaja golongan PT (Perguruan Tinggi) terdapat satu orang memiliki motivasi hiburan rendah dan tujuh orang yang memiliki motivasi hiburan tinggi.

Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,082 artinya antara tingkat pendidikan dan motivasi hiburan memiliki hubungan. Semakin tinggi pendidikan seorang responden memiliki perbedaan motivasi hiburan dengan pendidikan di bawahnya. Remaja dengan pendidikan SMP, SMA, dan PT (Perguruan Tinggi) yang memilki motivasi hiburan tinggi lebih banyak waktu untuk menonton televisi setelah beraktivitas sehari-hari dan mereka merasa jenuh biasanya memlih waktu bersantai dengan menonton acara hiburan. Acara yang paling diminati adalah Gorobog, ini dikarenakan jam tayang dan hari yang sesuai dengan waktu luang responden.

Tabel 18 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Hiburan

Pendidikan Motivasi Hiburan Total

Rendah Tinggi

SMP 5 5 10

SMA 3 9 12

PT 1 7 8

Total 9 21 30

4. Hubungan etnis dengan motivasi hiburan menonton televisi lokal

Hubungan etnis dengan motivasi hiburan responden menunjukkan bahwa responden yang berasal dari remaja lokal (Sunda) memiliki motivasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan sunda (Tabel 19). Pada tabel tersebut remaja dengan golongan etnis Sunda sebanyak tiga orang memiliki motivasi hiburan rendah dan delapanbelas orang memiliki motivasi hiburan yang tinggi. Pada golongan etnis Melayu, Jawa, dan Minang memiliki motivasi integritas dan interaksi sosial yang rendah, ini terlihat dari jumlah responden. Hal ini berkaitan dengan jenis program hiburan yang ditayangkan Megaswara TV. Megaswara TV lebih banyak


(50)

menayangkan program acara hiburan yag bersifat lokal (Sunda) yang lebih banyak diminati oleh remaja Sunda dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda.

Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,013 < 0,05 artinya terdapat hubungan antara asal etnis dan motivasi hiburan responden. Etnis remaja asli (Sunda) lebih memiliki motivasi hiburan yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Hal ini disebabkan Megaswara TV lebih banyak menayangkan program hiburan yang bersifat lokal (Sunda), seperti acara Gorobong yang lebih banyak diminati oleh golongan etnis Sunda dibadingkan etnis lainnya. Selain itu acara Sunda Bogor merupakan acara yang paling diminati oleh remaja Sunda. Bahasa merupakan salah satu kendala bagi remaja yang bukan etnis Sunda.

Tabel 19 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Hiburan

Etnis Motivasi Hiburan Total

Rendah Tinggi

Sunda 3 18 21

Melayu 1 2 3

Jawa 4 1 5

Minang 1 0 1

Total 9 21 30

5.1.2 Hubungan Faktor Ekstrinsik terhadap Motivasi Menonton Televisi Lokal Faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan motivasi responden dalam menonton televisi lokal dalam penelitian ini adalah informasi acara dan pola pengambilan keputusan.

5.1.2.1 Informasi Acara

1. Hubungan informasi acara dengan motivasi informasi menonton televisi lokal

Hubungan faktor informasi acara terhadap motivasi informasi responden menunjukkan responden yang memiliki motivasi informasi tinggi lebih banyak memperoleh informasi acara dari iklan televisi (Tabel 20). Pada tabel tersebut responden yang mendapat informasi acara melalui iklan televisi terdapat empat orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan limabelas orang memiliki motivasi informasi tinggi. Responden yang mendapat informasi acara melalui media cetak terdapat satu orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan empat orang memiliki motivasi informasi tinggi. Responden mendapat informasi acara melalui keluarga atau teman terdapat dua orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan empat orang


(1)

Hubungan Pola Pengambilan Keputusan dengan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .166a 3 .983

Likelihood Ratio .169 3 .982

Linear-by-Linear

Association .013 1 .911

N of Valid Cases 30

a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,30.

Hubungan Pola Pengambilan Keputusan dengan Motivasi hiburan

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1.394a 3 .707

Likelihood Ratio 1.482 3 .686

Linear-by-Linear

Association 1.195 1 .274

N of Valid Cases 30

a. 7 cells (87,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,90.


(2)

63

Hubungan Motivasi Informasi dengan Kepuasan Informasi

Correlations MOTIVASI INFORMASI KEPUASAN MOTIVASI INFORMASI Spearman's rho MOTIVASI INFORMASI Correlation Coefficient 1.000 -.361*

Sig. (2-tailed) . .050

N 30 30

KEPUASAN MOTIVASI INFORMASI

Correlation Coefficient -.361* 1.000

Sig. (2-tailed) .050 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hubungan Motivasi Identitas Pribadi dengan Kepuasan Identitas Pribadi

Correlations MOTIVASI IDENTITAS PRIBADI KEPUASAN MOTIVASI IDENTITAS PRIBADI Spearman's rho MOTIVASI IDENTITAS

PRIBADI

Correlation Coefficient 1.000 .397*

Sig. (2-tailed) . .030

N 30 30

KEPUASAN MOTIVASI IDENTITAS PRIBADI

Correlation Coefficient .397* 1.000

Sig. (2-tailed) .030 .

N 30 30


(3)

Hubungan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial dengan Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial Correlations MOTIVASI INTEGRASI DAN INTERAKSI SOSIAL KEPUASAN MOTIVASI INTEGRASI DAN INTERAKSI SOSIAL Spearman's rho MOTIVASI INTEGRASI DAN

INTERAKSI SOSIAL

Correlation Coefficient 1.000 .396*

Sig. (2-tailed) . .031

N 30 30

KEPUASAN MOTIVASI INTEGRASI DAN INTERAKSI SOSIAL

Correlation Coefficient .396* 1.000

Sig. (2-tailed) .031 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hubungan Motivasi Hiburan dengan Kepuasan Hiburan

Correlations MOTIVASI HIBURAN KEPUASAN MOTIVASI HIBURAN Spearman's rho MOTIVASI HIBURAN Correlation Coefficient 1.000 .455*

Sig. (2-tailed) . .012

N 30 30

KEPUASAN MOTIVASI HIBURAN

Correlation Coefficient .455* 1.000

Sig. (2-tailed) .012 .

N 30 30


(4)

65


(5)

RINGKASAN

Gian Hendra. Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat). Di bawah bimbingan Aida Vitayala Sjafri Hubeis.

Televisi adalah bentuk media massa elektronik yang telah masuk ke dalam kebutuhan kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia dan mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk sikap dan perilaku penontonnya. Televisi lokal adalah

televisi yang keberadaannya hanya dapat dijangkau oleh suatu daerah tertentu dengan program acara yang bersifat lokal tergantung dengan nilai-nilai dan kebudayaan setempat. Beragam program acara yang disajikan televisi lokal mulai dari berita, hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi ekonomi lokal memungkinkan khalayak, terutama remaja, untuk memilih program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya.

Tujuan penelitian adalah menganalisis motivasi remaja untuk menonton televisi lokal Megaswara dan mengidentifikasi kepuasan remaja terhadap siaran televisi lokal Megaswara. Televisi lokal yang dipilih adalah Megaswara TV, yang merupakan satu-satunya televisi lokal Bogor. Penelitian dilakukan di RW 10 Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, yang menurut penyelenggara siaran terdapat banyak masyarakat yang menonton program acara Megaswara TV. Penelitian bersifat survei yang menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif sebagai penunjangnya. Responden penelitian sebanyak 30 orang yang ditentukan dengan menggunakan full

enumeration survey, dan penentuan responden sebagai subjek penelitian menggunakan

simple random sampling. Data hasil pengolahan kuesioner disajikan dalam bentuk tabel

frekuensi dan tabulasi silang. Sedangkan untuk menganalisis hubungan variabel dilakukan analisis statistik menggunakan uji Chi Square dan Rank Spearman melalui program software SPSS 16.0 for windows.

Faktor intrinsik yang memiliki hubungan dengan motivasi remaja menonton televisi lokal adalah usia, pendidikan, dan etnis, sedangkan jenis kelamin tidak memiliki hubungan terhadap motivasi menonton televisi lokal. Faktor ekstrinsik yang memiliki hubungan dengan motivasi remaja menonton televisi lokal adalah informasi acara, sedangkan pola pengambilan keputusan tidak memiliki hubungan dengan motivasi


(6)

iv

menonton televisi lokal. Kepuasan remja dalam menonton televisi lokal memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi lokal. Responden yang memiliki motivasi tinggi, akan mendapatkan kepuasan yang juga tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh program acara yang ditayangkan oleh pihak Megaswara TV.


Dokumen yang terkait

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja Ader Posyandu di Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Utara Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat

0 4 98

Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Membeli Susu Formula (Studi Kasus di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor)

0 9 5

Sikap, Preferensi, dan Loyalitas Konsumen Terhadap Susu Formula (Studi Kasus di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 4

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi (Kasus Pemirsa di Bojong Gede, Bogor)

0 23 216

Motivasi dan Perilaku Menonton serta Penilaian Khalayak Terhadap Program Acara Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di RW 01 Kelurahan Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan RW 17 Kelurahan Tegal Gundil Kecamatan Bogor Utara, Kota Bo

0 3 204

Efek Tayangan Sulanjana di Megaswara TV dalam Pelestarian Kebudayaan Lokal (Kasus Desa Babakan RW. 01 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor)

0 5 198

Perilaku Remaja dalam Mendengarkan Radio Komunitas (Kasus Pendengar BeTe Radio di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 6 85

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu-Ibu Terhadap Pencegahan Kanker Serviks Di Kelurahan Tegal Gundil Kota Bogor.

0 0 27

ATRAKSI WISATA MEMPENGARUHI MOTIVASI PENGUNJUNG DI RESTORAN CIMORY RIVERSIDE, BOGOR, JAWA BARAT

1 4 20