Manajemen Laba LANDASAN TEORI

6. Pengukuran Manajemen Laba Perilaku earnings management dapat dideteksi dengan melihat perubahan akrual diskresioner suatu perusahaan. Perubahan akrual dapat disebabkan karena adanya pertimbangan diskresi dari pihak manajemen seperti permainan kebijakan akuntansi Sulistiawan et al, 2011. Perubahan akrual juga dapat terjadi karena adanya perubahan kondisi ekonomi, seperti perubahan penjualan dan perubahan property, plant, dan equipment PPE atau asset tetap Sulistiawan et al, 2011. Discretionary accruals digunakan sebagai indikator adanya praktik manajemen laba, karena manajemen laba lebih menekankan pada keleluasaan atau kebijakan discretion yang tersedia dalam memilih dan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencapai hasil akhir, dan dijalankan dalam kerangka praktik yang berlaku secara umum yang masih diperdebatkan. Atau dengan kata lain, discretionary accruals merupakan accruals dimana manajemen memiliki fleksibilitas dalam mengontrol jumlahnya karena discretionary accruals ada di bawah kebijaksanaan discretion manajemen Restuwulan, 2013. Secara sistematis akrual diskresioner dapat dihitung dengan menggunakan Model Jones Dimodifikasi Dechow, et al. 1995, dengan langkah-langkah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a Menentukan nilai total akrual TA dengan formulasi: b Menentukan nilai parameter α1, α2, dan α3 menggunakan Jones Model 1991, dengan formulasi: Lalu, untuk menskala data, semua variabel tersebut dibagi dengan aset tahun sebelumnya sehingga formulasinya menjadi: c Menghitung nilai akrual nondiskresioner NDA dengan formulasi: Nilai α1, α2, dan α3 adalah hasil dari perhitungan pada langkah ke-2. Isikan semua nilai yang ada dalam formula sehingga nilai NDA akan bisa didapatkan. d Menentukan nilai akrual diskresioner yang merupakan indikator manajemen laba akrual dengan cara mengurangi total akrual dengan akrual nondiskresioner, dengan formulasi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keterangan: = total akrual perusahaan i dalam periode t. = laba bersih perusahaan i pada periode t. = arus kas operasi perusahaan i pada periode t. = akrual nondiskresioner perusahaan i pada periode t. = akrual diskresioner perusahaan i pada periode t. = total asset total perusahaan i pada periode t-1. = perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t. = perubahan piutang perusahaan i pada periode t. = property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t. = parameter yang diperoleh dari persamaan regresi. = error term perusahaan i pada periode t.

F. Asimetri Informasi

1. Definisi Asimetri Informasi Asimetri Informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lain. Jika dikaitkan dengan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan terhadap investor guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat berupa laporan keuangan Novianto, 2014. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh manajer perusahaan untuk mengatur laba sedemikian rupa dengan metode-metode yang tersedia dalam penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan sendiri. 2. Tipe Asimetri Informasi Menurut Jensen dan Meckling 1976 dalam Putro 2013, ada dua tipe asimetri informasi: adverse selection dan moral hazard. a. Adverse selection Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dimana salah satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak-pihak dalam manajemen perusahaan lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan dari pada investor luar. b. Moral hazard Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dimana suatu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau suatu transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan- tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar. 3. Pengukuran Asimetri Informasi Asimetri Informasi diketahui dengan mengukur bid-ask spread suatu perusahaan. Asimetri Informasi diproksikan dengan bid-ask spread, yang dapat dinyatakan sebagai berikut Rahmawati, dkk. 2006: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keterangan: harga ask tawar tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t 31 Desember harga bid minta terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t 31 Desember.

G. Hubungan Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba

Scott 2009 menjelaskan manajemen laba adalah tindakan manajer untuk melaporkan laba yang dapat memaksimalkan kepentingan pribadi atau perusahaan dengan menggunakan kebijakan metode akuntansi yang disediakan. Manajemen laba dapat dijelaskan sesuai dengan teori agensi. Scott 2009, dalam teori keagenan disebutkan bahwa masing-masing pihak yaitu agent dan principal berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan konflik kepentingan diantara principal dan agent. Standar akuntansi dapat menyebabkan manajemen laba karena berbagai tawaran metode akuntansi yang disediakan oleh suatu standar dalam proses pelaporan keuangan perusahaan Sulisttyanto, 2008. Hal ini berarti semakin banyaknya metode yang ditawarkan oleh suatu standar maka potensi terjadinya praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan akan semakin besar. Laporan keuangan perusahaan dengan tingkat manajemen laba yang tinggi membuat kualitas laba yang dihasilkan sangat rendah. Meskipun dalam laporan keuangan menunjukan laba yang tinggi yang diperoleh perusahaan namun laba tersebut tidak menunjukan laba yang sesungguhnya dari aktivitas perusahaan yang tidak diketahui oleh publik Sulisttyanto, 2008. Angkoso 2012 menyatakan secara umum bahwa salah satu manfaat dari konvergensi IFRS ini adalah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan, antara lain dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan manajemen laba earning management. Hal ini berarti dengan melakukan konvergensi IFRS tingkat manajemen laba dalam suatu perusahaan akan berkurang. IFRS akan meningkatkan kualitas laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan karena dinilai dapat mengurangi tingkat manajemen laba. Hal tersebut dapat terjadi karena IFRS adalah standar berbasis prinsip principal based yang lebih menekankan atas interpretasi dan aplikasi atas standar. Penggunaan standar berbasis prinsip akan mengakibatkan pengungkapan informasi yang lebih luas baik dari segi keuangan maupun non keuangan. Dengan pengungkapan yang lebih luas full disclosure, informasi dalam laporan keuangan akan menjadi lebih berkualitas karena memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan relevance dan faithfull representation. Adopsi standar akuntansi internasional memaksa manajemen untuk menggunakan kebijakan-kebijakan yang ditawarkan dalam standar tersebut dalam rangka harmonisasi standar. Proses konvergensi standar ini dapat mengurangi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen karena keharusan penggunaan kebijakan dari standar tersebut. Menurut Cai et al, 2008 dalam Qomariah 2013 standar akuntansi internasional bertujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk menyederhanakan berbagai alternatif kebijakan akuntansi yang diperbolehkan dan diharapkan untuk membatasi pertimbangan kebijakan manajemen management’s discretion terhadap manipulasi laba sehingga dapat meningkatkan kualitas laba. Semakin ketat kebijakan yang ditawarkan oleh suatu standar kesempatan manajemen untuk melakukan manajemen laba semakin kecil sehingga kualitas laba akan meningkat, atau dengan kata lain manajemen laba akan berkurang dengan melakukan proses konvergensi IFRS.

H. Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba

Tingkat asimetri informasi yang tinggi dapat dikatakan menjadi situasi yang mendukung untuk manajer melakukan dis-functional behavior dengan melakukan manajemen laba, terutama jika informasi tersebut terkait dengan pengukuran kinerja manajer Scott, 1997. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi asimetri informasi dimana manajer mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempengaruhi tingkat manajemen laba. Hal ini berarti jika tingkat asimetri informasi dalam suatu perusahaan tinggi maka tingkat manajemen laba juga tinggi, sebaliknya jika tingkat asimetri informasi rendah maka tingkat manajemen laba juga rendah. Tingkat asimetri informasi yang menurun dapat diartikan bahwa manajer bekerja dengan baik dalam memenuhi kebutuhan prinsipal, dimana dengan hal itu dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Penelitian Terdahulu

Pada sub-bab ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh konvergensi IFRS terhadap manajemen laba, serta pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba. Qomariah 2013 melakukan penelitian tentang dampak konvergensi IFRS terhadap manajemen laba dengan struktur kepemilikan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konvergensi IFRS mempunyai pengaruh negatif terhadap tindakan manajemen laba, struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap tindakan perataan laba, dan struktur kepemilikan manajerial pada saat konvergensi IFRS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Kurniawati 2014 melakukan penelitian mengenai pengaruh adopsi IFRS terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Menemukan bahwa adopsi IFRS berpengaruh terhadap manajemen laba dan adopsi IFRS dapat menurunkan tingkat manajemen laba. Ewert dan Wagenhofer 2005 melakukan penelitian mengenai pengaruh ekonomi dari keketatan standar akuntansi untuk membatasi manajemen laba. Menemukan bahwa standar akuntansi yang semakin ketat akan menurunkan tingkat manajemen laba dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Beuren dan Klann 2015 melakukan penelitian tentang dampak IFRS terhadap manajemen laba pada Negara-negara di Eropa. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada sebagian Negara di Eropa yang memiliki hasil

Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

7 50 87

Pengaruh Pengadopsian International Financial Reporting Standards (IFRS) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 11

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Hubungan asimetri informasi dan ukuran perusahaan dengan praktik manajemen laba (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2014).

0 0 2

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 15

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 SKRIPSI

0 0 15

Pengaruh Konvergensi International Financial Reporting Standards Terhadap Informasi Asimetris (Studi Kasus Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia) - Ubharajaya Repository

0 0 15

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

PENGARUH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS ( IFRS ) TERHADAP MANAJEMEN LABA ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI ) - Unissula Repository

0 0 11