Teori Keagenan Agency Theory

2. Konvergensi IFRS Konvergensi adalah mekanisme bertahap yang dilakukan suatu negara untuk mengganti standar nasionalnya dengan IFRS Qomariah, 2013. Konvergensi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah keadaan menuju satu titik pertemuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konvergensi IFRS adalah keadaan untuk mengarahkan atau mempertemukan antara Standar Akuntansi Keuangan Nasional dengan Standar Internasional IFRS agar menjadi satu kesatuan Kristanto,et al. 2014. Berdasarkan kesepakatan forum G20, pada November 2008 yang berbunyi “IFRS telah digunakan di banyak negara, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini menggunakan IFRS sebagai standar pelaporan keuangan”. Menurut Utami, et al. 2012 dalam Novianto 2014, mengungkapkan bahwa dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan- tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara -negara maju. Pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Konvergensi IFRS pada penelitian merupakan variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitatif Sekaran,2006. Variabel dummy merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang diduga mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinue. Variabel dummy hanya memiliki 2 nilai yaitu 1 dan 0, serta diberi simbol D Novianto, 2014. D = 1 untuk keadaan dimana konvergensi IFRS sudah mulai diwajibkan yaitu pada tahun 2012 dan 2013. Data perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2012 D = 0 untuk keadaan dimana konvergensi IFRS belum mulai diwajibkan. Data perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2010 dan 2011. Perbedaan tahun yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan perusahaan yang sudah atau belum melakukan konvergensi IFRS digunakan berdasarkan masa konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu pada tahun 2006-2012. Pada penelitian ini tahun 2012 hingga 2013 digunakan sebagai tahun untuk keadaan perusahaan sudah melakukan konvergensi IFRS, karena pada tahun 2012 konvergensi IFRS sudah mulai diwajibkan. Selain itu sejak 1 Januari 2012 semua IFRS yang relevan dengan PSAK telah selesai diterbitkan Juan dan Wahyuni, 2012. Berdasarkan hal tersebut, maka tahun sebelum tahun 2012 digunakan sebagai tahun dimana perusahaan belum melakukan konvergensi IFRS.

E. Manajemen Laba

1. Definisi Manajemen Laba Menurut Schipper 1989 dalam Sulistyanto 2008, manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses. Healy dan Wahlen 1999 dalam Sulistyanto 2008, manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu. 2. Perspektif Manajemen Laba Ada dua perspektif penting yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa manajer melakukan manajemen laba, yaitu perspektif informasi dan perspektif oportunitis Sulistiyanto, 2008. a. Perspektif Informasi Perspektif informasi merupakan pandangan yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan kebijakan manajerial untuk mengungkapkan harapan pribadi manajer tentang arus kas perusahaan di masa depan. Kedua perspektif ini memiliki hubungan sebab-akibat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

7 50 87

Pengaruh Pengadopsian International Financial Reporting Standards (IFRS) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 11

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Hubungan asimetri informasi dan ukuran perusahaan dengan praktik manajemen laba (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2014).

0 0 2

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 15

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 SKRIPSI

0 0 15

Pengaruh Konvergensi International Financial Reporting Standards Terhadap Informasi Asimetris (Studi Kasus Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia) - Ubharajaya Repository

0 0 15

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

PENGARUH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS ( IFRS ) TERHADAP MANAJEMEN LABA ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI ) - Unissula Repository

0 0 11