Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 5. Penghitungan Tingkat Asimetri Informasi Lanjutan
No Kode
Emiten SPREAD
2010 2011
2012 2013
68 VOKS 59.09091
71.87500 86.95652
92.68293 69 YPAS
28.57143 21.53846
10.52632 21.58273
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
4. Penghitungan Tingkat Manajemen Laba
Hasil penghitungan tingkat manajemen laba dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Penghitungan DA
No Kode
Emiten DA
2010 2011
2012 2013
1 ADES -0.01591 -0.24427
0.45969 0.27636
2 ALMI -0.23527 -0.24227
0.54211 0.68396
3 AMFG -0.36877 -0.12840
0.51404 0.22281
4 APLI -0.32924 -0.09958
0.51951 0.06376
5 ARGO -0.33494 -0.15513
0.38877 0.48347
6 ASII -0.28615 -0.16369
0.66898 0.26791
7 AUTO -0.35742 -0.16283
0.52441 0.27908
8 BRNA -0.34622 -0.17114
1.86887 0.17457
9 BTON -0.49660 -0.30436
0.50671 0.33866
10 BUDI -0.27725 -0.09091
0.53063 0.24205
11 CEKA 0.12033 -0.16715
0.39451 0.30861
12 CPIN -0.33644
0.11754 0.72577
0.40117 13 DLTA
-0.13578 -0.16756 0.54724
0.21171 14 DVLA
-0.32131 -0.09739 0.58320
0.30346 15 FASW
-0.50952 -0.45094 0.52554
0.33646 16 GDST
-0.05627 -0.10665 0.17976
0.18674 17 GGRM -0.27822 -0.00329
0.63622 0.36330
18 GJTL -0.34812 -0.08782
0.46721 0.28207
19 HDTX -0.37150 -0.16097
0.43993 -0.22672 20 ICBP
-0.35914 -0.19460 0.53778
0.30900 21 IGAR
-0.41019 -0.11007 0.56983
0.28961 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 6. Penghitungan DA Lanjutan
No Kode
Emiten DA
2010 2011
2012 2013
22 INAF -0.30645 -0.08770
0.61130 0.34437
23 INAI -0.06847 -0.14883
0.76490 0.16116
24 INDF -0.41087 -0.18975
0.56079 0.27776
25 INDS -0.22190
0.11340 0.56861
0.23412 26 INTP
-0.32130 -0.15099 0.55429
0.30507 27 JECC
-0.36751 -0.13286 0.61500
0.59981 28 JPFA
-0.30906 -0.04254 0.68545
0.42282 29 JPRS
-0.35149 -0.03117 0.56615
0.04972 30 KAEF
-0.34294 -0.11505 0.54142
0.26903 31 KBLI
-0.40739 -0.09811 0.66097
0.42694 32 KBLM
-0.30577 -0.11198 0.71655
0.48986 33 KBRI
-0.31310 -0.08234 0.44613
0.26864 34 KDSI
-0.23232 -0.20146 0.50178
0.19874 35 KICI
-0.42519 -0.16058 0.49713
0.31040 36 KLBF
-0.28640 -0.14421 0.64138
0.43727 37 LION
-0.29208 -0.16001 0.57410
0.28493 38 LMPI
-0.33854 -0.12631 0.55698
0.32619 39 LMSH
-0.29952 -0.03932 0.81886
0.25353 40 LPIN
-0.39150 -0.17041 0.51507
0.29952 41 MAIN
-0.23904 0.10081
0.59766 0.41556
42 MERK -0.35066
0.04345 0.59188
0.39180 43 MLBI
-0.04038 -0.14740 0.53524
0.56292 44 MRAT
-0.23344 -0.09161 0.56134
0.19763 45 MYOR -0.23039
0.14360 0.57620
0.30703 46 MYTX
-0.38467 -0.17442 0.44569
0.24883 47 NIPS
-0.35738 0.11964
0.54037 0.54130
48 PICO -0.23621 -0.12991
0.55749 0.28835
49 PRAS -0.54862 -0.16619
0.37731 0.26435
50 RICY -0.35406 -0.16703
0.51967 0.43930
51 RMBA -0.37776 -0.08850
0.28679 0.02429
52 SCPI -0.38384 -0.06855
0.43888 0.54865
53 SIAP -0.30297 -0.07386
0.38648 0.45256
54 SIPD -0.27863 -0.09584
0.60291 0.28774
55 SMCB -0.30412 -0.17632
0.53241 0.26681
56 SMGR -0.29643 -0.11397
0.54860 0.32590
57 SMSM -0.25608 -0.11531
0.48076 0.28057
Tabel 6. Penghitungan DA Lanjutan
No Kode
Emiten DA
2010 2011
2012 2013
58 SPMA -0.29384 -0.13133
0.54020 0.30696
59 SRSN -0.30019 -0.18282
0.59696 0.23064
60 SSTM -0.33801 -0.25561
0.37082 0.13774
61 SULI -0.27347 -0.29799
0.37722 0.32627
62 TCID -0.31655 -0.06188
0.45942 0.23822
63 TIRT -0.37348 -0.05053
0.44069 0.11355
64 TOTO -0.24222 -0.10491
0.61761 0.26405
65 TRST -0.31507 -0.15794
0.49862 0.26213
66 TSPC -0.35544 -0.18894
0.55339 0.32360
67 UNIT -0.34953 -0.20104
0.43897 0.33020
68 VOKS -0.40351 -0.18969
0.59077 0.14304
69 YPAS -0.30625 -0.07491
0.69649 0.37304
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Deskripsi Variabel
a. Manajemen Laba
Berdasarkan data perhitungan manajemen laba pada tabel 6, pada tahun 2010 dan 2011 sebagian besar nilai manajemen laba
bernilai negatif. Pada tahun 2012 dan 2013 sebagian besar data manajemen laba bernilai positif. Manajemen laba negatif berarti
perusahaan melakukan penurunan laba minimization income dan manajemen laba positif berarti perusahaan melakukan peningkatan
laba maximization income. Berikut ini histogram untuk melihat sebaran data manajemen laba.
Gambar 2. Histogram Data Mentah Manajemen Laba PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan gambar 2, dari 276 perusahaan terdapat 132 perusahaan memiliki angka manajemen laba negatif dan sebanyak
144 perusahaan memiliki angka manajemen laba positif. Sumbu horizontal pada gambar 2 merupakan tingkat manajemen laba yang
diproksikan dengan discretionary accruals. Sumbu vertikal menunjukan frekuensi jumlah perusahaan. Manajemen laba
berskala rasio, semakin menjauhi 0 berarti tingkat manajemen laba semakin tinggi.
Manajemen laba dengan cara minimization income dan maximization income memiliki arah yang berbeda dalam mengukur
tingkat manajemen laba. Gambar berikut ini akan mempermudah dalam memahami pengukuran tingkat manajemen laba.
Gambar 3. Pengukuran Manajemen Laba -negatif
+ positif Minimization Income
Maximization Income Gambar 3 merupakan gambar garis bilangan yang akan
mempermudah dalam memahami perbedaan arah dalam mengukur tingkat manajemen laba. Minimization income terletak pada sisi
sebelah kiri - pada garis bilangan, maka semakin kecil angka manajemen laba tingkat manajemen laba semakin tinggi.
Maximization income terletak di sisi sebelah kanan + pada garis bilangan, maka semakin besar angka manajemen laba tingkat
manajemen laba semakin tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Manajemen laba diklasifikasikan menjadi 3. Pertama klasifikasi manajemen laba menjadi minimization income kategori
0 dan maximization income kategori 1. Kedua klasifikasi manajemen laba dengan minimization income untuk menentukan
tingkat manajemen laba. Ketiga klasifikasi manajemen laba dengan maximization income untuk menentukan tingkat manajemen laba.
Deskripsi data dan klasifikasi data minimization income dan maximization income akan dijelaskan dalam pembahasan berikut.
1 Minimization Income
Deksripsi data minimization income disajikan dalam tabel dan histogram. Berikut ini tabel yang menunnjukan nilai
mean, minimum, dan maximum dari minimization income. Tabel 7. Nilai Mean, Minimum, Maximum Minimization
Income Minimization Income
Valid 132
Missing Mean
-0.23064 Minimum
-0.54862 Maximum
-0.00329 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 7, sebanyak 132 perusahaan dari total 276 perusahaan memiliki nilai manajemen laba negatif.
Minimization income dikatakan semakin tinggi apabila angka discretionary accruals semakin negatif menjauhi 0. Nilai
terendah menjadi nilai tertinggi dalam minimization income. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Angka terendah perhitungan minimization income tersebut diperoleh dari perhitungan manajemen laba PT Prima Alloy
Steel Universal Tbk pada pengamatan tahun 2011. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk memiliki data manajemen laba tahun
2010 dan 2011 bernilai negatif, sedangkan tahun 2012 dan 2013 bernilai positif. Pada tahun 2010 tingkat manajemen laba
PT Prima Alloy Steel Universal Tbk sebesar -0,54862, dan menurun ditahun 2011 menjadi -0,16619.
Nilai tertinggi manajemen laba dengan minimization income sebesar -0,00329. Nilai tersebut merupakan tingkat
manajemen laba terendah dalam minimization income. Angka tersebut diperoleh dari perhitungan manajemen laba PT
Gudang Garam Tbk pada tahun 2011. PT Gudang Garam Tbk memiliki data manajemen laba pada tahun 2010 dan 2011
bernilai negatif, sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 bernilai positif. Pada tahun 2010 tingkat manajemen laba PT Gudang
Garam Tbk sebesar -0,27822, sedangkan pada tahun 2011 sebesar -0,00329.
Sebagian besar manajemen laba dengan minimization income terjadi pada tahun sebelum IFRS, yaitu pada tahun
2010 dan 2011. Tidak semua perusahaan melakukan minimization income sebelum konvergensi IFRS. Beberapa
perusahaan melakukan minimization income dengan pola yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbeda, antara lain PT Cahaya Kalbar Tbk yang hanya melakukan minimization income pada tahun 2011. PT Charoen
Pokphand Indonesia Tbk yang hanya melakukan minimization income pada tahun 2010. PT Pan Asia Indosyntec Tbk yang
melakukan minimization income selama 3 tahun, yaitu pada tahun 2010, 2011, dan 2013.
Sebaran data minimization income tidak luas, hal tersebut dibuktikan dari selisih nilai tertinggi dan terendah minimization
income tidak terlalu tinggi. Berikut ini histogram untuk melihat sebaran data minimization income.
Gambar 4. Histogram Minimization Income
Berdasarkan gambar 4, sebaran angka manajemen laba terletak di antara 0 hingga -0,6. Sumbu horizontal
menunjukkan tingkat manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals. Sumbu vertikal menunnjukan frekuensi
jumlah perusahaan. Berdasarkan gambar 4, data minimization income tidak terdistribusi normal, karena terdapat beberapa
data yang nilainya kecil yang terletak diantara -0,6 hinga -0,5. Berdasarkan gambar 4, minimization income diklasifikasikan
dengan kategori sebagai berikut. -0,15
≥ X 0 dikategorikan sangat rendah -0,30
≥ X -0,15 dikategorikan rendah -0,45
≥ X -0,30 dikategorikan tinggi X -0,45 dikategorikan sangat tinggi
Berikut ini adalah tabel klasifikasi minimization income . Tabel 8. Klasifikasi Minimization Income
Minimization Income Frequency
Percent Sangat Rendah
39 29.5
Rendah 47
35.6 Tinggi
42 31.8
Sangat Tinggi 4
3.0 Total
132 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 8, perusahaan yang memiliki kategori
minimization income sangat rendah yaitu sebanyak 39 perusahaan atau sebesar 29,5 dari total 132 perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kategori minimization income rendah yaitu sebanyak 47 perusahaan atau sebesar 35,6 dari
total 132 perusahaan. Perusahaan yang memiliki kategori minimization income tinggi yaitu sebanyak 42 perusahaan atau
sebesar 31,8 dari total 132 perusahaan. Perusahaan yang memiliki kategori minimization income sangat tinggi yaitu
sebanyak 4 perusahaan atau sebesar 3 dari total 132 perusahaan. Berdasarkan tabel 8, kategori minimization income
terbanyak terdapat pada kategori rendah, sedangkan kategori minimization income paling sedikit terdapat pada kategori
sangat tinggi. 2
Maximization Income Deskripsi data maximization income disajikan dalam
tabel dan histogram. Berikut ini tabel yang menunnjukan nilai mean, minimum, dan maximum dari maximization income.
Tabel 9. Nilai Mean, Minimum, dan Maximum Maximization Income
Maximization Income Valid
144 Missing
Mean 0.416145152
Minimum 0.024289031
Maximum 1.868867583
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 9, terdapat 144 maximization income
bernilai positif. Berbeda dengan minimization income, dalam maximization income semakin positif menjauhi 0 berarti tingkat
manajemen laba dikatakan semakin tinggi. Nilai terendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tingkat manajemen laba dengan maximization income sebesar 0,02429. Angka tersebut diperoleh dari perhitungan manajemen
laba PT Bentoel International Investama Tbk pada tahun 2013. Maximization income pada PT Bentoel International Investama
Tbk terjadi pada tahun 2012 dan 2013, dan terjadi penurunan pada tahun 2013.
Nilai tertinggi tingkat
manajemen laba dengan maximization income sebesar 1,86887. Angka tersebut
diperoleh dari perhitungan data manajemen laba PT Berlina Tbk pada tahun 2012. Seperti PT Bentoel International
Investama Tbk, PT Berlina Tbk juga mengalami penurunan tingkat manajemen laba pada tahun 2013. Secara berturut-turut
pada tahun 2012 dan 2013 tingkat maximization income PT Berlina sebesar 1,86887 dan 0,17457. Sebagian besar
manajemen laba dengan maximization income terjadi pada tahun 2012 dan 2013 atau tahun sesudah konvergensi IFRS.
Berdasarkan data hasil perhitungan manajemen laba pada tabel 6 halaman 62, maximization income terjadi pada tahun
2012 dan sebagian besar mengalami penurunan di tahun 2013. Tahun 2012 adalah tahun awal penerapan IFRS di Indonesia,
jadi ada kemungkinan bahwa pada tahun awal penerapan IFRS tingkat manajemen laba mengalami peningkatan. Cara
manajemen laba berubah dari minimization income menjadi maximization income.
Tidak semua perusahaan dalam populasi sasaran mengalami penurunan maximization income pada tahun 2012
ke tahun 2013. Beberapa perusahaan mengalami peningkatan tingkat manajemen laba, antaralain PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Nippres Tbk,
PT Schering Plough Indonesia Tbk, dan PT Sekawan Inti pratama Tbk. Sebaran data manajemen laba dengan
maximization income tidak luas, karena selisih nilai tertinggi dan terendah yang tidak terlalu besar. Berikut akan disajikan
gambaran data secara visual dalam bentuk histogram. Gambar 5. Histogram Maximization Income
Berdasarkan gambar 5, sebaran angka manajemen laba minimization income terletak di antara 0 hingga 2,0. Sumbu
horizontal meunnjukan tingkat manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals. Sumbu vertikal
menunnjukkan frekuensi jumlah perusahaan. Berdasarkan gambar 5, data maximization income tidak terdistribusi normal
karena terdapat 1 data yang bernilai sangat besar yang selisihnya sangat banyak dengan data yang lain. Gambar
histogram 5 menjadi dasar untuk mengklasifikasikan angka maximization income sesuai dengan interval yang disajikan
dalam histogram. Kategori pengklasifikasian menjadi seperti berikut ini.
0 ≥ X ≤ 0,25 dikategorikan sangat rendah 0,25
X ≤ 0,50 dikategorikan rendah 0,50
X ≤ 0,75 dikategorikan tinggi X 0,75 dikategorikan sangat tinggi
Berikut ini adalah tabel klasifikasi maximization income. Tabel 10. Klasifikasi Maximization Income
Maximization Income Frequency
Percent Sangat Rendah
26 18.1
Rendah 64
44.4 Tinggi
51 35.4
Sangat Tinggi 3
2.1 Total
144 100
Sumber: data sekunder yang diolah , 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 10, perusahaan yang memiliki kategori minimization income sangat rendah yaitu sebanyak 26
perusahaan atau sebanyak 18,1 dari total 144 perusahaan. Perusahaan yang memiliki kategori minimization income
rendah yaitu sebanyak 64 perusahaan atau sebanyak 44,4 dari total 144 perusahaan. Perusahaan yang memiliki kategori
minimization income tinggi yaitu sebanyak 51 perusahaan atau sebanyak 35,4 dari total 144 perusahaan. Perusahaan yang
memiliki kategori minimization income sangat tinggi yaitu sebanyak 3 perusahaan dari total 144 perusahaan. Berdasarkan
tabel 10, Kategori maximization income terbanyak terdapat pada kategori rendah, sedangkan kategori maximization income
paling sedikit terdapat pada kategori sangat tinggi. b.
Asimetri Informasi Deskripsi data asimetri informasi disajikan dalam tabel dan
histogram. Berikut ini tabel yang menunjukkan nilai mean, minimum, dan maximum asimetri informasi.
Tabel 11. Nilai Mean, Minimum, dan Maximum Asimetri Informasi Asimetri Informasi
Valid 276
Missing Mean
70.01086 Minimum
3.921569 Maximum
196.0661 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 11, dari 276 perusahaan nilai terendah tingkat asimetri informasi sebesar 3,9216. Nilai terendah tersebut didapat dari
perhitungan nilai ask dan bid dari saham PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk pada tahun 2013. Terjadi penurunan tingkat asimetri
informasi pada PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk, secara berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2012 nilai asimetri informasi
sebesar 149,367, 63,946, dan 34,711. Tingkat asimetri informasi yang menurun menandakan bahwa kualitas informasi yang diukur dari harga
ask dan bid saham semakin baik. Selain PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk beberapa perusahaan yang juga mengalami penurunan
tingkat asimetri informasi di antaranya PT Asahimas Flat Glass Tbk, PT Indospring Tbk, dan PT Mustika Ratu Tbk.
Nilai tertinggi tingkat asimetri informasi didapat dari perhitungan nilai ask dan bid dari saham PT Multi Bintang Indonesia
Tbk, yaitu sebesar 196,066 pada tahun 2013. Berbeda dengan PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk yang mengalami penurunan
tingkat asimetri informasi, PT Multi Bintang Indonesia Tbk memiliki nilai asimetri informasi yang tidak stabil meningkat maupun menurun
setiap tahun. Secara berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2012 tingkat asimetri informasi PT Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 58,99,
38,71, dan 69,336. Tidak hanya penurunan beberapa perusahaan pada populasi sasaran mengalami peningkatan asimetri informasi, antaralain
PT Prima Alloy Steel Universal Tbk dan PT Voksel Elektrik Tbk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan nilai asimetri informasi terendah diperoleh dari perhitungan nilai ask sebesar Rp52,-, dan bid sebesar Rp50,-.
Perhitungan nilai asimetri informasi tertinggi diperoleh dari perhitungan nilai ask sebesar Rp74.000,-, dan bid sebesar Rp735,-.
Berdasarkan perhitungan nilai ask dan bid, nilai tertinggi diperoleh karena antara nilai ask dan bid memiliki selisih yang sangat banyak.
Nilai terendah diperoleh karena antara nilai ask dan bid memiliki selisih yang tidak terlalu tinggi.
Sebaran data asimetri informasi sangat luas, hal tersebut dapat dibuktikan dari selisih nilai yang sangat tinggi antara nilai asimetri
informasi teringgi dan terendah. Berikut ini histogram sebaran data asimetri informasi.
Gambar 6. Histogram Data Mentah Asimetri Informasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan gambar 6, sebaran angka asimetri informasi berada di antara 0 sampai 200. Sumbu horizontal menunjukkan tingkat
asimetri informasi yang diproksikan dengan spread. Sumbu vertikal menunjukkan frekuensi jumlah perusahaan. Berdasarkan gambar 6,
data simetri informasi tidak terdistribusi normal, karena terdapat beberapa data yang memiliki selisih nilai yang tinggi pada kisaran
angka 150 hingga 200. Gambar histogram 6 juga menjadi dasar untuk mengklasifikasikan nilai asimetri informasi menjadi 4 kategori, dengan
kriteria sebagai berikut. 0 ≥ X ≤ 50 dikategorikan sangat rendah
50 X ≤ 100 dikategorikan rendah 100 X
≤ 150 dikategorikan tinggi X 150 dikategorikan sangat tinggi
Berikut adalah tabel klasifikasi asimetri informasi. Tabel 12. Klasifikasi Asimetri Informasi
Asimetri Informasi Frequency
Percent Sangat Rendah
84 30.4
Rendah
146 52.9
Tinggi 38
13.8
Sangat Tinggi 8
2.9
Total 276
100 Sumber: data sekunder yang diolah , 2016
Berdasarkan tabel 12, perusahaan yang memiliki kategori asimetri informasi sangat rendah yaitu sebanyak 84 perusahaan atau
sebanyak 30,4 dari total 276 perusahaan. Perushaan yang memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kategori asimetri informasi rendah yaitu sebanyak 146 perusahaan atau sebanyak 52,9 dari total 276 perusahaan. Perusahaan yang memiliki
kategori asimetri informasi tinggi, yaitu sebanyak 38 perusahaan atau sebanyak 13,8 dari total 276 perusahaan. Perusahaan yang memiliki
kategori asimetri informasi sangat tinggi yaitu sebanyak 8 perusahaan atau sebanyak 2,9 dari total 276 perusahaan. Berdasarkan tabel 16,
kategori asimetri informasi terbanyak terdapat pada kategori rendah, sedangkan kategori paling sedikit terdapat pada kategori sangat tinggi.
c. Konvergensi International Financial Reporting Standards
Data konvergensi IFRS dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy, dengan 2 kategori 0 dan 1. Kategori 0 berarti
perusahaan belum melakukan konvergensi IFRS, sedangkan kategori 1 berarti perusahaan sudah melakukan konvergensi IFRS. Frekuensi
jumlah perusahaan yang sudah melakukan konvergensi IFRS dan yang belum melakukan konvergensi IFRS disajikan dalam tabel 13 berikut.
Tabel 13. Frekuensi Konvergensi IFRS
Konvergensi IFRS Frequency
Percent Belum IFRS
138 50
Sudah IFRS 138
50
Total 276
100 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 13, dari total 276 perusahaan terdapat 138 perusahaan atau sebesar 50 dari total 276 perusahaan belum
melakukan konvergensi IFRS. Perusahaan yang sudah melakukan konvergensi IFRS, yaitu sebanyak 138 perusahaan atau sebesar 50
dari total 276 perusahaan. Data konvergensi IFRS hanya menggunakan perbedaan tahun dalam menentukan sudah atau belum konvergensi
IFRS. Tahun 2010 dan 2011 untuk perusahaan yang belum melakukan konvergensi IFRS, sedangkan untuk perusahaan yang sudah
melakukan konvergensi IFRS pada tahun 2012 dan 2013. Proporsi data konvergensi IFRS antara sudah dan belum konvergensi IFRS sama,
yaitu sebesar 50-50. 6.
Pengklasifikasian Data a.
Data Manajemen Laba Tabel di bawah ini merupakan hasil pengklasifikasian data manajemen
laba menjadi 2 kategori, minimization income dan maximization income..
Tabel 14. Pengklasifikasian Minimization Income dan Maximization Income
No Kode
Emiten DA
2010 2011 2012 2013
1 ADES 1
1 2 ALMI
1 1
3 AMFG 1
1 4 APLI
1 1
5 ARGO 1
1 6 ASII
1 1
7 AUTO 1
1 8 BRNA
1 1
9 BTON 1
1 10 BUDI
1 1
11 CEKA 1
1 1
12 CPIN 1
1 1
13 DLTA 1
1 14 DVLA
1 1
Tabel 14. Pengklasifikasian Minimization Income dan Maximization Income Lanjutan
No Kode
Emiten DA
2010 2011 2012 2013
15 FASW 1
1 16 GDST
1 1
17 GGRM 1
1 18 GJTL
1 1
19 HDTX 1
20 ICBP 1
1 21 IGAR
1 1
22 INAF 1
1 23 INAI
1 1
24 INDF 1
1 25 INDS
1 1
1 26 INTP
1 1
27 JECC 1
1 28 JPFA
1 1
29 JPRS 1
1 30 KAEF
1 1
31 KBLI 1
1 32 KBLM
1 1
33 KBRI 1
1 34 KDSI
1 1
35 KICI 1
1 36 KLBF
1 1
37 LION 1
1 38 LMPI
1 1
39 LMSH 1
1 40 LPIN
1 1
41 MAIN 1
1 1
42 MERK 1
1 1
43 MLBI 1
1 44 MRAT
1 1
45 MYOR 1
1 1
46 MYTX 1
1 47 NIPS
1 1
1 48 PICO
1 1
49 PRAS 1
1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 14. Pengklasifikasian Minimization Income dan Maximization Income Lanjutan
No Kode
Emiten DA
2010 2011 2012 2013
50 RICY 1
1 51 RMBA
1 1
52 SCPI 1
1 53 SIAP
1 1
54 SIPD 1
1 55 SMCB
1 1
56 SMGR 1
1 57 SMSM
1 1
58 SPMA 1
1 59 SRSN
1 1
60 SSTM 1
1 61 SULI
1 1
62 TCID 1
1 63 TIRT
1 1
64 TOTO 1
1 65 TRST
1 1
66 TSPC 1
1 67 UNIT
1 1
68 VOKS 1
1 69 YPAS
1 1
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Keterangan
1 = maximization income 0 = minimization income
Data manajemen laba diklasifikasikan lagi untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat manajemen laba dalam suatu perusahaan. Tabel di
bawah ini merupakan hasil klasifikasi manajemen laba dengan minimization income.
Tabel 15. Pengklasifikasian Minimization Income No
Kode Emiten
Minimization Income 2010 2011 2012 2013
1 ADES 1
2 2 ALMI
2 2
3 AMFG 3
1 4 APLI
3 1
5 ARGO 3
2 6 ASII
2 2
7 AUTO 3
2 8 BRNA
3 2
9 BTON 4
3 10 BUDI
2 1
11 CEKA 2
12 CPIN 3
13 DLTA 1
2 14 DVLA
3 1
15 FASW 4
4 16 GDST
1 1
17 GGRM 2
1 18 GJTL
3 1
19 HDTX 3
2 2
20 ICBP 3
2 21 IGAR
3 1
22 INAF 3
1 23 INAI
1 1
24 INDF 3
2 25 INDS
2 26 INTP
3 2
27 JECC 3
1 28 JPFA
3 1
29 JPRS 3
1 30 KAEF
3 1
Tabel 15. Pengklasifikasian Minimization Income Lanjutan No
Kode Emiten
Minimization Income 2010 2011 2012 2013
31 KBLI 3
1 32 KBLM
3 1
33 KBRI 3
1 34 KDSI
2 2
35 KICI 3
2 36 KLBF
2 1
37 LION 2
2 38 LMPI
3 1
39 LMSH 2
1 40 LPIN
3 2
41 MAIN 2
42 MERK 3
43 MLBI 1
1 44 MRAT
2 1
45 MYOR 2
46 MYTX 3
2 47 NIPS
3 48 PICO
2 1
49 PRAS 4
2 50 RICY
3 2
51 RMBA 3
1 52 SCPI
3 1
53 SIAP 3
1 54 SIPD
2 1
55 SMCB 3
2 56 SMGR
2 1
57 SMSM 2
1 58 SPMA
2 1
59 SRSN 3
2 60 SSTM
3 2
61 SULI 2
2 62 TCID
3 1
63 TIRT 3
1 64 TOTO
2 1
65 TRST 3
2 66 TSPC
3 2
67 UNIT 3
2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 15. Pengklasifikasian Minimization Income Lanjutan No
Kode Emiten
Minimization Income 2010 2011 2012 2013
68 VOKS 3
2 69 YPAS
3 1
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Keterangan
1 = Sangat Rendah 2 = Rendah
3 = Tinggi 4 = Sangat Tinggi
Tabel berikut ini merupakan hasil klasifikasi manajemen laba dengan
maximization income. Tabel 16. Pengklasifikasian Maximization Income
No Kode
Emiten Maximization Income
2010 2011 2012 2013 1 ADES
2 2
2 ALMI 3
3 3 AMFG
3 1
4 APLI 3
1 5 ARGO
2 2
6 ASII 3
2 7 AUTO
3 2
8 BRNA 4
1 9 BTON
3 2
10 BUDI 3
1 11 CEKA
1 2
2 12 CPIN
1 3
2 13 DLTA
3 1
14 DVLA 3
2 15 FASW
3 2
16 GDST 1
1 17 GGRM
3 2
18 GJTL 2
2 19 HDTX
2 20 ICBP
3 2
21 IGAR 3
2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 16. Pengklasifikasian Maximization Income Lanjutan No
Kode Emiten
Maximization Income 2010 2011 2012 2013
22 INAF 3
2 23 INAI
4 1
24 INDF 3
2 25 INDS
1 3
1 26 INTP
3 2
27 JECC 3
3 28 JPFA
3 2
29 JPRS 3
1 30 KAEF
3 2
31 KBLI 3
2 32 KBLM
3 2
33 KBRI 2
2 34 KDSI
3 1
35 KICI 2
2 36 KLBF
3 2
37 LION 3
2 38 LMPI
3 2
39 LMSH 4
2 40 LPIN
3 2
41 MAIN 1
3 2
42 MERK 1
3 2
43 MLBI 3
3 44 MRAT
3 1
45 MYOR 1
3 2
46 MYTX 2
1 47 NIPS
1 3
3 48 PICO
3 2
49 PRAS 2
2 50 RICY
3 2
51 RMBA 2
1 52 SCPI
2 3
53 SIAP 2
2 54 SIPD
3 2
55 SMCB 3
2 56 SMGR
3 2
57 SMSM 2
2 58 SPMA
3 2
Tabel 16. Pengklasifikasian Maximization Income Lanjutan No
Kode Emiten
Maximization Income 2010 2011 2012 2013
59 SRSN 3
1 60 SSTM
2 1
61 SULI 2
2 62 TCID
2 1
63 TIRT 2
1 64 TOTO
3 2
65 TRST 2
2 66 TSPC
3 2
67 UNIT 2
2 68 VOKS
3 1
69 YPAS 3
2 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Keterangan 1 = Sangat Rendah
2 = Rendah 3 = Tinggi
4 = Sangat Tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Data Asimetri Informasi
Tabel di bawah ini merupakan hasil pengklasifikasian data asimetri informasi.
Tabel 17. Pengklasifikasian Data Asimetri Informasi No
Kode Emiten
Asimetri Informasi 2010 2011 2012 2013
1 ADES
4 3
4 4
2 ALMI
3 3
3 1
3 AMFG
4 3
2 1
4 APLI
2 4
2 2
5 ARGO
1 1
1 1
6 ASII
2 2
4 2
7 AUTO
4 4
1 1
8 BRNA
4 1
4 2
9 BTON
3 1
4 2
10 BUDI
1 2
4 1
11 CEKA
2 2
4 2
12 CPIN
4 3
2 3
13 DLTA
3 1
3 1
14 DVLA
3 1
2 4
15 FASW
4 3
3 1
16 GDST
4 2
1 2
17 GGRM
4 3
1 2
18 GJTL
4 2
1 3
19 HDTX
1 1
4 3
20 ICBP
2 1
2 2
21 IGAR
2 4
3 2
22 INAF
1 4
3 4
23 INAI
3 4
2 1
24 INDF
2 2
1 1
25 INDS
4 4
3 1
26 INTP
2 2
1 2
27 JECC
3 2
4 2
28 JPFA
4 3
2 4
29 JPRS
4 3
3 3
30 KAEF
4 4
3 4
31 KBLI
3 2
3 3
32 KBLM
2 1
2 3
Tabel 17. Pengklasifikasian Data Asimetri Informasi Lanjutan No
Kode Emiten
Asimetri Informasi 2010 2011 2012 2013
33 KBRI
4 3
1 1
34 KDSI
3 2
4 3
35 KICI
4 1
3 2
36 KLBF
4 1
4 1
37 LION
4 2
3 2
38 LMPI
3 3
3 4
39 LMSH
4 1
3 3
40 LPIN
4 3
4 3
41 MAIN
4 4
4 3
42 MERK
2 1
1 2
43 MLBI
2 1
3 4
44 MRAT
3 2
1 1
45 MYOR
4 2
3 3
46 MYTX
2 4
3 4
47 NIPS
4 1
2 4
48 PICO
3 3
3 3
49 PRAS
3 4
4 4
50 RICY
3 3
2 1
51 RMBA
4 1
2 1
52 SCPI
3 2
2 1
53 SIAP
1 3
4 1
54 SIPD
2 2
1 1
55 SMCB
2 1
2 3
56 SMGR
1 1
2 2
57 SMSM
3 1
3 2
58 SPMA
2 3
3 3
59 SRSN
1 1
1 1
60 SSTM
1 4
2 3
61 SULI
4 1
4 3
62 TCID
1 1
1 1
63 TIRT
3 2
3 1
64 TOTO
4 2
4 1
65 TRST
2 4
2 2
66 TSPC
4 3
2 2
67 UNIT
4 4
2 4
68 VOKS
2 3
4 4
69 YPAS
1 1
1 1
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan 1 = Sangat Rendah
2 = Rendah 3 = Tinggi
4 = Sangat Tinggi
7. Analisis Tabulasi Silang Crosstabs
Analisis tabulasi silang pertama dilakukan untuk menentukan hubungan konvergensi IFRS dengan manajemen laba. Variabel
konvergensi IFRS dan manajemen laba dalam analisis pertama ini merupakan data nominal. Perhitungan koefisien hubungan menggunakan
koefisien Phi dan Cramer’s V. Berikut akan disajikan hasil analisis crosstabs serta pembahasannya.
a. Hubungan Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba
Berikut ini akan disajikan hasil tabel silang antara konvergensi IFRS dengan manajemen laba pada tabel 18, serta hasil koefisien
hubungan antara konvergensi IFRS dengan manajemen laba pada tabel 19.
Tabel 18. Tabel Silang Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba
Konvergensi I
IFRS
Belum IFRS
Sudah IFRS
Total
M an
aj em
e n
L ab
a
Minimization Income
131 1
132 Maximization
Income 7
137 144
Total 138
138 276
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 18, dari 276 perusahaan terdapat sebanyak 132 perusahaan melakukan minimization income, dan 144 perusahaan
melakukan maximization income. Sebagian besar perusahaan yang belum melakukan konvergensi IFRS melakukan manajemen laba
dengan cara menurunkan laba. Hal tersebut dapat diketahui dari tabel 18, sebanyak 131 perusahaan melakukan minimization income pada
saat belum melakukan konvergensi IFRS, sedangkan yang melakukan maximization income hanya 7 perusahaan.
Sebagian besar perusahaan yang sudah melakukan konvergensi IFRS melakukan manajemen laba dengan cara menaikan laba. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 19, yang menunjukkan bahwa terdapat 137 perusahaan yang melakukan maximization income pada saat sudah
melakukan konvergensi
IFRS, sedangkan
yang melakukan
minimization income hanya ada 1 perusahaan. Berdasarkan tabel 18, perusahaan yang belum melakukan konvergensi IFRS cenderung
melakukan manajemen laba dengan minimization income. Perusahaan yang sudah melakukan konvergensi IFRS cenderung melakukan
manajemen laba dengan maximization income Kekuatan
hubungan antara
konvergensi IFRS
dengan manajemen laba diketahui dengan menginterpretasikan koefisien Phi
dan Cramers’s V. Berikut akan disajikan hasil perhitungan koefisisen Phi dan Cr
amer’s V dalam tabel 19. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 19. Koefisien Hubungan Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba
Koefisien Value
Phi .943
Cramer’s V
.943 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 19, nilai koefisien Phi sebesar 0,943, hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara
konvergensi IFRS dengan manajemen laba. Nilai koefisien Cramer’s V
sebesar 0,943, hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara konvergensi IFRS dengan manajemen laba. Angka koefisien
Cramer’s V sama dengan koefisien Phi, denagn arah hubungan positif. Arah
hubungan positif bearti apabila konvergensi IFRS meningkat, maka manajemen laba juga meningkat.
b. Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba
Analisis tabulasi silang kedua dilakukan untuk menentukan hubungan antara asimetri informasi dengan manajemen laba.
Hubungan antara asimetri informasi dengan manajemen laba dilakukan dengan menguji tiga hubungan. Pertama hubungan asimetri informasi
dengan manajemen laba minimization income dan maximization income. Kedua hubungan asimetri informasi dengan minimization
income. Ketiga hubungan asimetri informasi dengan maximization income.
1 Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba
Maximization Income dan Minimizastion Income Berikut ini akan disajikan hasil analisis tabulasi silang
asimetri informasi dengan manajemen laba minimization income dan maximization income pada tabel 20, serta koefisien hubungan
asimetri informasi dengan manajemen laba pada tabel 21. Tabel 20. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Manajemen
Laba Minimization Income dan Maximization Income
I Manajemen Laba
Minimization Income
Maximization Income
Total
Asime tr
i
In for
m asi
Sangat Rendah
33 51
84 Rendah
71 75
146 Tinggi
26 12
38 Sangat
Tinggi 2
6 8
Total 132
144 276
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 20, pada kategori tingkat asimetri
informasi sangat rendah terdapat 33 perusahaan melakukan minimization income, dan sebanyak 51 melakukan maximization
income. Pada kategori tingkat asimetri informasi rendah terdapat 71 perusahaan melakukan minimization income, dan sebanyak 75
melakukan maximization income. Pada kategori tingkat asimetri informasi tinggi terdapat 26 perusahaan melakukan minimization
income, dan sebanyak 12 perusahaan melakukan maximization income. Pada kategori tingkat asimetri informasa sangat tinggi
terdapat sebanyak 2 perusahaan melakukan minimization income, dan sebanyak 6 perusahaan melakukan maximization income.
Berdasarkan tabel 20, tingkat asimetri informasi tidak menentukan cara manajemen laba. Tingkat asimetri informasi
dalam suatu perusahaan tidak menentukan cara perusahaan dalam melakukan
manajemen laba
minimization income
dan maximization income. Terdapat perbedaan jumlah yang tidak
menentu dari setiap kategori asimetri informasi dalam kaitannya dengan manajemen laba minimization income dan maximization
income, maka tingkat asimetri informasi tidak memiliki kecenderungan untuk mempengaruhi pola manajemen laba
minimization income dan maximization income. Kekuatan hubungan asimetri informasi dengan manajemen
laba minimization income dan maximization income diukur dengan koefisien Lambda. Berikut ini hasil perhitungan koefisien
Lambda pada tabel 21. Tabel 21. Koefisien Hubungan Asimetri Informasi dengan
Manajemen Laba Minimization Income dan Maximization Income
Value Lambda
Asimetri Dependent
.000 Manajemen Laba
Dependent .106
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 21, besarnya koefisien lambda jika manajemen laba sebagai variabel dependen didapat hasil 0,106.
Hal tersebut berarti tingkat asimetri informasi dapat meningkatkan prediksi atas manajemen laba sebesar 10,6. Jika asimetri
informasi sebagai variabel dependen, akan diperoleh koefisien lambda sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa variabel manajemen
laba tidak dapat memprediksi tingkat asimetri informasi, atau dapat dikatakan memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif.
2 Hubungan Asimetri Informasi dengan Minimization Income
Berikut ini akan disajikan hasil analisis tabulasi silang asimetri informasi dengan minimization income pada tabel 22, serta
koefisien hubungan asimetri informasi dengan minimization income pada tabel 23.
Tabel 22. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Minimization Income
Minimization Income
Sangat Rendah
Rendah Tinggi
Sangat Tinggi
Total
Asime tr
i
in for
m asi
Sangat Rendah
11 25
2 1
39 Rendah
12 22
12 1
47 Tinggi
10 20
12 42
Sangat Tinggi
4 4
Total 33
71 26
2 132
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 22, ketika tingkat asimetri informasi pada
kategori sangat rendah jumlah perusahaan yang melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minimization income pada kategori sangat rendah hingga sangat tinggi secara berturut-turut, yaitu sebanyak 11, 25, 2, dan 1
perusahaan. Pada kategori asimetri informasi sangat rendah perusahaan banyak melakukan minimization income pada kategori
rendah. Ketika tingkat asimetri informasi pada kategori rendah jumlah perusahaan yang melakukan minimization income pada
kategori sangat rendah hingga sangat tinggi secara berturut-turut, yaitu sebanyak 12, 22, 12, dan 1 perusahaan. Pada kategori tingkat
asimetri informasi rendah perusahaan banyak melakukan minimization income pada kategori rendah.
Ketika tingkat asimetri informasi pada kategori tinggi jumlah perusahaan yang melakukan minimization income pada kategori
sangat rendah hingga sangat tinggi secara berturut-turut, yaitu sebanyak 10, 20, 12, dan 0 perusahaan. Pada kategori tingkat
asimetri informasi tinggi tidak ada perusahaan yang melakukan minimization income pada kategori sangat tinggi. Pada kategori
tingkat asimetri informasi tinggi perusahaan banyak melakukan minimization income pada kategori rendah. Ketika tingkat asimetri
informasi pada kategori sangat tinggi perusahaan hanya melakukan minimization income pada kategori rendah, yaitu sebanyak 4
perusahaan. Berdasarkan tabel 22, pada kategori tingkat asimetri
informasi sangat rendah hingga sangat tinggi perusahaan banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan minimization income dengan kategori rendah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat asimetri informasi belum
tentu tingkat minimization income semakin tinggi pula. Kekuatan hubungan asimetri informasi dengan minimization income diukur
dengan menggunakan koefisien Gamma. Berikut ini tabel hasil perhitungan koefisien Gamma hubungan asimetri informasi dengan
minimization income. Tabel 23. Koefisien Korelasi Hubungan Asimetri Informasi dengan
Minimization Income
Koefisien Value
Gamma .177
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 23, nilai koefisien gamma sebesar 0,177
yang berarti tingkat asimetri informasi dengan minimization income memiliki hubungan yang sangat lemah dengan arah
hubungan positif. Arah hubungan positif berarti apabila tingkat asimetri meningkat maka tingkat minimization income juga akan
meningkat. 3
Hubungan Asimetri Informasi dengan Maximization Income Berikut ini merupakan hasil analisis tabulasi silang
hubungan asimetri informasi dengan maximization income pada tabel 24, serta koefisien hubungan asimetri informasi dengan
maximization income pada tabel 25. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 24. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Maximization Income
Maximization Income
Sangat Rendah
Rendah Tinggi Sangat
Tinggi Total
Asime tr
i
In for
m asi
Sangat Rendah
15 20
16 51
Rendah 9
38 26
2 75
Tinggi 2
4 5
1 12
Sangat Tinggi
2 4
6 Total
26 64
51 3
144 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 24, ketika tingkat asimetri informasi pada kategori sangat rendah jumlah perusahaan yang melakukan
maximization income pada kategori sangat rendah hingga sangat tinggi secara berturut-turut, yaitu sebanyak 15, 20, 16, dan 0
perusahaan. Pada kategori tingkat asimetri informasi sangat rendah perusahaan banyak melakukan maximization income pada kategori
rendah. Pada kategori tingkat asimetri informasi sangat rendah tidak ada perusahaan yang melakukan maximization income pada
kategori sangat tinggi. Ketika tingkat asimetri informasi pada kategori rendah jumlah perusahaan yang melakukan maximization
income pada kategori sangat rendah hingga sangat tinggi secara berturut-turut, yaitu sebanyak 9, 38, 26, dan 2 perusahaan. Pada
kategori tingkat asimetri informasi rendah perusahaan banyak melakukan maximization income pada kaetgori rendah.
Ketika tingkat asimetri informasi pada kategori tinggi jumlah perusahaan yang melakukan maximization income pada kategori
sangat rendah hingga sangat tinggi secara berturut-turut, yaitu sebanyak 2, 4, 5, dan 1 perusahaan. Pada kategori tingkat asimetri
informasi tinggi perusahaan banyak melakukan maximization income pada kategori tinggi. Ketika tingkat asimetri informasi pada
kategori sangat tinggi perusahaan hanya melakukan maximization income pada kategori rendah dan tinggi, yaitu sebanyak 2 dan 4
perusahaan. Berdasarkan tabel 24, pada kategori tingkat asimetri
informasi sangat rendah dan rendah perusahaan banyak melakukan maximization income pada kategori rendah. Pada kategori tingkat
asimetri informasi tinggi dan sangat tinggi perusahaan banyak melakukan maximization income pada kategori tinggi. Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat asimetri informasi belum tentu tingkat maximization income semakin tinggi pula. Kekuatan
hubungan asimetri informasi dengan maximization income diukur dengan menggunakan koefisien Gamma. Berikut ini tabel hasil
perhitungan koefisien Gamma hubungan asimetri informasi dengan maximization income.
Tabel 25. Koefisein Korelasi Hubungan Asimetri Informasi dengan Maximization Income
Koefisien Value
Gamma .292
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 25, nilai koefisien gamma sebesar 0,292
yang berarti tingkat asimetri informasi dengan maximization income memiliki hubungan yang lemah dengan arah hubungan
positif. Arah hubungan positif berarti apabila tingkat asimetri informasi meningkat, maka tingkat maximization income juga
meningkat.