Hubungan konvergensi international financial reporting standards, asimetri informasi dengan manajemen laba (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013).

(1)

xiv

HUBUNGAN KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL

REPORTING STANDARDS, ASIMETRI INFORMASI DENGAN

MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

Aloysius Reinaldo Yunivan Prasetya NIM : 122114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara konvergensi IFRS dan manajemen laba yang diukur dengan discretionary accruals. Penelitian ini juga menguji hubungan antara asimetri informasi yang diukur dengan bid-ask-spread dan manajemen laba.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Jumlah populasi sasaran sebanyak 69 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian adalah deskriptif statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara konvergensi IFRS dengan manajemen laba. Hubungan antara asimetri informasi dengan manajemen laba dibagi menjadi tiga analisis. Analisis pertama menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif antara asimetri informasi dan manajemen laba (minimization income dan maximization income). Analisis kedua menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif antara asimetri informasi dengan minimization income. Analisis ketiga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan positif antara asimetri informasi dengan maximization income.

Kata kunci: Konvergensi IFRS, Asimetri Informasi, Manajemen Laba,


(2)

xv

THE RELATIONSHIPS BETWEEN CONVERGENCE

INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS,

INFORMATION ASYMMETRY WITH EARNINGS

MANAGEMENT

(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2013)

Aloysius Reinaldo Yunivan Prasetya NIM : 122114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

This research objective is to analyze the relationship between the IFRS convergence and earnings management measured by discretionary accruals. This research also examines the relationship between the information asymmetry measured by the bid-ask-spread and earnings management.

The type of the research is empirical study. The target population is 69 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2013. Analysis technique is descriptive statistics.

The result showed that there was a very strong positive association between IFRS convergence and earnings management. The relationship between information asymmetry with earnings management was divided into three analyzes. The first analysis showed that there was a very weak positive association between information asymmetry and earnings management (income minimization and maximization of income). The second analysis showed that there was a very weak positive association between information asymmetry and minimization income. The third analysis showed that there was a weak positive association between information asymmetry and income maximization.

Keywords: IFRS Convergence, Information Asymmetry, Earnings Management, Bid-Ask-Spread, and Discretionary Accruals.


(3)

FINANCIAL REPORTING STANDARDS, ASIMETRI

INFORMASI DENGAN MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Aloysius Reinaldo Yunivan Prasetya NIM : 122114057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

FINANCIAL REPORTING STANDARDS, ASIMETRI

INFORMASI DENGAN MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Aloysius Reinaldo Yunivan Prasetya NIM : 122114057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

HUBT]NGAN KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANC IAL REPORTING S TANDARDS, ASIMETRI INFORMASI DENGAN

MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2013)

Oleh:

Aloysius Reinaldo Yunivan Prasetya NIM: 122114057

Telah Disetujui oleh:

Pembimbing

dM


(6)

HURLINGAN KONVE F[G'[]N$I I !\i 7' E RNA 1ry 0 N,.l L tq

I

N,4 N C

I

A L

ItE p o RT I N G S f,{:\,D+}i4lS'. AS I wI E.I-

{il

iN F {) it r\tASI I} I,l N G A N I!,I A IiAJ}] JVIB,]N I, A BA

(Studi Ernpiris pada Perusahaan Meurul-al-trrr.rarg T'erdaftzrr tii Brx'str Efek Indonesia T'ahun 2.01 0-20i 3)

[(etua

Srk;'r:tai'is Angp;ota

Anggota i\.nggota

Diper:siapkan dan diitrlis oleh: Alcysius Reinaldo Yunivan Prasetya

l{iM:127.1l4457

Tslal: <lipertaliar:kait

ii

depan Dewair Penguji

F'acia Tlnr:1;ai i9 iuli 2016

D;rn,iin),arakan merr enuhi sy'irat

Sus::n,l:: Dev",an Penguji lriama [,cirl1kau

I}'. Fr. I{eni Retno }.rq,Jr:iini,lvl.Si., Ak.. C.r\

I-isia Apria;ri, S E., Il,tr.Si., Ak., QL&.. 'J..4. Drs" Gabrir:l Anto L,istianlc. M.S.A.,:rk

Antoniris Diksa Kuntara, S.8.. MFA., ()[A

Dr. Fr. Renl {tstnc Anggrzrini, M.Si., Ak., C.A

tfog-7akafia,

3l

Agustus 2[]l 6 Iiakultas Ekoncnii

ilt

T'enda Tang;;*r

[Jnivcrsi nata Diearrnar

flffi

***r*$s;


(7)

iv

“Seperti besi yang akan berkara

t jika tidak pernah

dipakai, demikian halnya kecerdasan akan luntur

karena tidak pernah dimanfaatkan.”

Leonardo da Vinci

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak

mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil

melakukannya dengan baik.”

Evelyn Underhill

Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang terhebatku, mama dan papa yang aku sayangi

Adik-adiku, Leon, dan Jeffrey

Semua keluargaku

Sahabat-

sahabatku yang setia…


(8)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI _ PROGRAM STUDI AKI-INTNASI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN KONVERGENSI

IN TE

RNATIO

IYAL

FINANCIAL

RE

PO

RTING

S TANDAftD,S,

ASIMETRI

INFORMASI DENGAN MANAJEMEN

LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal l9 Juli 2016 adalah hasil karya saya.

Dengan

ini

saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol

yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan

orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan

ini

saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ljazah yang telah diberikan oleh universtias batal saya

terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang ntrembuat pemyataan,

1\


(9)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Aloysius Reinaldo Yunivan Prasetya Nomor Induk

Mahasiswa

:122114057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN KONVERGENSI INTERNATIONA FINANCIAL

RE PORTING S TANDARDS, ASIMETRI INFORMASI DENGAN

MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 20 | 0 -20 13)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak

untuk menyimpan,

mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta rzin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Yans rinensatakan.

\"

I

-4

,

I

-;^-""-\[y.

/fr'

Aloysiusi Reinaldo Yunivan Prasetya


(10)

vii

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melipahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. Titus Odong kusumajati M.A. selaku dosen pembimbing akademik. 5. Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak. selaku pembimbing yang telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Dosen penguji.

7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.

8. Mama dan papa yang selalu memberi motivasi dan semangat selama penyusunan skripsi.

9. Semua keluargaku di Jogja, yang telah menerimaku selama kuliah di Sanata Dharma, serta memotivasi dan memberikan semangat selama kepada penulis.

10.Sahabat-sahabatku (Mayang, Serly, Gita, Cicil, Andri, Thomas, Vendy, dan Adven), yang turut membantu dan memberikan semangat kepada penulis.


(11)

12. Teman-teman MPAT Pak Anto yang mau berbagi ide serta memberikan masukan-masukan yang positif kepada penulis.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi

ini

masih banyak kekurangan, oleh

karena

itu

penulis mengharapkan

kritik

dan saran, semoga skripsi

ini

dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 3 1 Agustus 2016

Aloysius Reinaldo Yunivan prasetya


(12)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 8

B. Bid-Ask-Spread ... 9

C. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 10

D. IFRS (International Financial Reporting Standards) ... 12

1.Definisi IFRS ... 12

2.Konvergensi IFRS ... 13

E. Manajemen Laba ... 15

1.Definisi Manajemen Laba ... 15

2.Perspektif Manajemen Laba ... 15

3.Motivasi Manajemen Laba ... 16

4.Teknik Manajemen Laba ... 18

5.Pola Manajemen Laba ... 19


(13)

x

2.Tipe Asimetri Informasi ... 23

3.Pengukuran Asimetri Informasi ... 23

G. Hubungan Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba ... 24

H. Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba . 26 I. Penelitian Terdahulu ... 27

J. Kerangka Konseptual Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Objek Penelitian ... 31

C. Populasi Sasaran ... 31

D. Jenis dan Sumber Data ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 33

1. Mengumpulkan Data ... 33

2. Menentukan Perusahaan yang Melakukan Konvergensi IFRS ... 33

3. Menghitung Tingkat Asimetri Informasi ... 33

4. Menghitung Tingkat Manajemen Laba ... 34

5. Mendeskripsikan Variabel ... 35

6. Mengklasifikasikan Data ... 36

7. Melakukan Analisis Tabulasi Silang ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 40

A. Populasi Sasaran ... 40

B. Profil Perusahaan ... 42

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 59

A. Analisis Data ... 59

1. Pengumpulan Data ... 59

2. Penentuan Perusahaan yang Melakukan Konvergensi IFRS ... 59

3. Pengitungan Tingkat Asimetri Informasi ... 62

4. Penghitungan Tingkat Manajemen Laba ... 64

5. Deskripsi Variabel ... 67

6. Pengklasifikasian Data ... 82

7. Analisis Tabulasi Silang ... 92

B. Pembahasan ... 102

1. Hubungan Konvergensi IFRS dan Manajemen Laba ... 102


(14)

xi

BAB VI PENUTUP ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Keterbatasan Penelitian ... 105

C. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108


(15)

xii

Tabel 1. Pedoman untuk Interpretasi Koefisien Korelasi... 37

Tabel 2. Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 40

Tabel 3. Perusahaan Manufaktur yang Tidak Konsisten dalam Menerbitkan Laporan Keuangan ... 41

Tabel 4. Penentuan Perusahaan yang Melakukan Konvergensi IFRS ... 59

Tabel 5. Penghitungan Tingkat Asimetri Informasi ... 62

Tabel 6. Penghitungan DA ... 64

Tabel 7. Nilai Mean, Minimum, dan Maximum Minimization Income . 69 Tabel 8. Klasifikasi Minimization Income ... 72

Tabel 9. Nilai Mean, Minimum, dan Maximum Maximization Income. 73 Tabel 10. Klasifikasi Maximization Income ... 76

Tabel 11. Nilai Mean, Minimum, dan Maximum Asimetri Informasi ... 77

Tabel 12. Klasifikasi Asimetri Informasi ... 80

Tabel 13. Frekuensi Konvergensi IFRS ... 81

Tabel 14. Pengklaisfikasian Minimization Income dan Maximization Income ... 82

Tabel 15. Pengklasifikasian Minimization Income... 85

Tabel 16. Pengklasifikasian Maximization Income ... 87

Tabel 17. Pengklasifikasian Data Asimetri Informasi... 90

Tabel 18. Tabel Silang Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba ... 92

Tabel 19. Koefisien Hubungan Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba ... 94

Tabel 20. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Minimization Income dan Maximization Income) ... 95

Tabel 21. Koefisien Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Minimization Income dan Maximization Income) ... 96

Tabel 22. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Minimization Income ... 97

Tabel 23. Koefisien Korelasi Hubungan Asimetri Informasi dengan Minimization Income ... 99

Tabel 24. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Maximization Income ... 100

Tabel 25. Koefisein Korelasi Hubungan Asimetri Informasi dengan Maximization Income ... 102


(16)

xiii

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 30

Gambar 2. Histogram Data Mentah Manajemen Laba ... 67

Gambar 3. Pengukuran Manajemen Laba ... 68

Gambar 4. Histogram Minimization Income ... 71

Gambar 5. Histogram Maximization Income ... 75


(17)

xiv

HUBUNGAN KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL

REPORTING STANDARDS, ASIMETRI INFORMASI DENGAN

MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

Aloysius Reinaldo Yunivan Prasetya NIM : 122114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara konvergensi IFRS dan manajemen laba yang diukur dengan discretionary accruals. Penelitian ini juga menguji hubungan antara asimetri informasi yang diukur dengan bid-ask-spread dan manajemen laba.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Jumlah populasi sasaran sebanyak 69 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian adalah deskriptif statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara konvergensi IFRS dengan manajemen laba. Hubungan antara asimetri informasi dengan manajemen laba dibagi menjadi tiga analisis. Analisis pertama menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif antara asimetri informasi dan manajemen laba (minimization income dan maximization income). Analisis kedua menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif antara asimetri informasi dengan minimization income. Analisis ketiga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan positif antara asimetri informasi dengan maximization income.

Kata kunci: Konvergensi IFRS, Asimetri Informasi, Manajemen Laba,


(18)

xv

THE RELATIONSHIPS BETWEEN CONVERGENCE

INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS,

INFORMATION ASYMMETRY WITH EARNINGS

MANAGEMENT

(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2013)

Aloysius Reinaldo Yunivan Prasetya NIM : 122114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

This research objective is to analyze the relationship between the IFRS convergence and earnings management measured by discretionary accruals. This research also examines the relationship between the information asymmetry measured by the bid-ask-spread and earnings management.

The type of the research is empirical study. The target population is 69 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2013. Analysis technique is descriptive statistics.

The result showed that there was a very strong positive association between IFRS convergence and earnings management. The relationship between information asymmetry with earnings management was divided into three analyzes. The first analysis showed that there was a very weak positive association between information asymmetry and earnings management (income minimization and maximization of income). The second analysis showed that there was a very weak positive association between information asymmetry and minimization income. The third analysis showed that there was a weak positive association between information asymmetry and income maximization.

Keywords: IFRS Convergence, Information Asymmetry, Earnings Management, Bid-Ask-Spread, and Discretionary Accruals.


(19)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan go-public menggunakan laporan keuangan sebagai sarana komunikasi kepada pihak eksternal mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan menjadi sarana bagi pihak eksternal untuk melakukan penilaian atas kinerja suatu perusahaan sebagai sarana pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan selama periode tertentu. Laporan keuangan yang berkualitas dan berguna bagi pengguna adalah laporan keuangan yang dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan (PSAK).

Proses pelaporan keuangan mengacu pada standar pelaporan keuangan. Bagi perusahaan go-public, standar sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan yang akan dipublikasikan. Standar sangat penting bagi perusahaan go-public karena pengguna laporan keuangan tidak hanya investor dari dalam negeri saja tetapi juga termasuk para investor dari luar negeri. Tuntutan globalisasi juga mengharuskan konvergensi standar pelaporan keuangan internasional, yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS). Proses konvergensi standar pelaporan keuangan ini tidak dapat langsung diterapkan dengan mudah, karena suatu negara juga memiliki standar pelaporan keuangan sendiri.


(20)

Konvergensi standar tersebut digunakan agar para pengguna laporan keuangan dapat memahami laporan keuangan dengan baik. Proses konvergensi standar ini sendiri bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan banyak penyesuaian dari standar yang selama ini digunakan di negara tersebut. Pada saat proses konvergensi IFRS sangat mungkin terjadi ketidakseimbangan informasi antara pemegang saham sebagai pengguna informasi keuangan dengan manajer yang memiliki informasi lebih banyak mengenai prospek perusahaan di masa datang. Keadaan di mana manajer memiliki informasi yang lebih banyak tersebut disebut dengan asimetri informasi, dimana hal tersebut dapat menyebabkan praktik manajemen laba. Manajemen laba adalah campur tangan manajer dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan pribadi bagi manajer (Schipper, 1989).

Tingkat asimetri informasi yang tinggi menjadi situasi yang mendukung manajer untuk melakukan dysfunctional behavior dengan melakukan manajemen laba (Scott, 1997). Keadaan dimana manajer memiliki informasi perusahaan yang lebih banyak ini kemudian dimanfaatkan oleh manajer untuk melakukan manajemen laba, karena akan berdampak pada pengukuran akan kinerja manajer. Manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi, yaitu ketika pihak principal menyewa agent untuk menjalankan suatu jasa. Masalah agensi timbul karena pihak principal dan agent memiliki kepentingan yang tidak sejalan. Sebagai agent manajer memiliki tanggung jawab untuk mengoptimalkan profitabilitas pemilik (principal), di sisi lain manajer juga


(21)

mempunyai keentingan mengoptimumkan kesejahteraan mereka. Berdasarkan teori agensi tersebut agent tidak selalu bertindak atas kepentingan principal.

Banyak penelitian yang sudah meneliti mengenai pengaruh konvergensi IFRS terhadap manajemen laba,, dan asimetri informasi terhadap manajemen laba. Namun penelitian terdahulu belum menunjukan hubungan yang tetap antara ketiga variabel tersebut. Qomariah (2013) menemukan bahwa konvergensi IFRS mempunyai pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Barth et al. (2008) dalam Qomariah (2013) menemukan bahwa setelah konvergensi IFRS tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah, relevansi nilai menjadi lebih tinggi, dan pengakuan kerugian menjadi semakin tepat waktu, dibanding dengan masa sebelum transisi dimana akuntansi masih berdasarkan local GAAP. Jeanjeana dan Stoloya (2008) dalam Qomariah (2013), menemukan bahwa frekuensi manajemen laba tidak menurun setelah konvergensi IFRS.

Putro (2013) meneliti pengaruh asimetri informasi yang diproksikan dengan bid-ask-spread terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Penelitian tersebut menemukan bahwa asimetri informasi dapat memperkuat manajemen laba. Restuwulan (2013), menemukan bahwa asimetri informasi yang diproksikan dengan bid-ask-spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Kurniawati (2009), menemukan bahwa asimetri informasi yang diproksikan dengan bid-ask-spread berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Berbeda


(22)

dengan penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (2013), menemukan bahwa asimetri informasi yang diproksikan dengan bid-ask-spread tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Hasil dari penelitian terdahulu masih menunnjukan ketidakkonsistenan hasil penelitian antara konvergensi IFRS dengan manajemen laba, serta asimetri informasi dengan manajemen laba. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk menguji hubungan antara ketiga variabel tersebut dengan metode penelitian menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian yang lebih jelas dengan judul “Hubungan Konvergensi International Financial Reporting Standards, Asimetri Informasi, dengan Manajemen Laba”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan konvergensi International Financial Reporting Standards dengan manajemen laba ?


(23)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan konvergensi International Financial Reporting Standards dengan manajemen laba.

2. Hubungan asimetri informasi dengan manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberi kontribusi untuk penelitian dalam bidang akuntansi, serta penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang akan membahas mengenai konvergensi IFRS, manajemen laba, dan asimetri informasi

2. Menjadi tambahan pengetahuan akan pentingnya suatu informasi yang bebas dari rekayasa serta berdasarkan fakta, karena dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak eksternal.

3. Menjadi bahan pertimbangan bagi investor sebelum mengambil keputusan, karena dalam penelitian ini menjelaskan mengenai adanya ketidakseimbangan informasi yang melibatkan mereka serta adanya ketidaksesuaian informasi yang diberikan kepada mereka sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.


(24)

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dibagi menjadi beberapa BAB yang terdiri dari BAB I Pendahuluan, BAB II Landasan Teori, BAB III Metode Penelitian, BAB IV Gambaran Umum Objek Penelitian, BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan BAB VI Penutup. Deskripsi dari masing-masing bab ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan dari penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, populasi sasaran, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan populasi sasaran, serta profil seluruh perusahaan yang digunakan sebagai populasi sasaran.


(25)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan, analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan pada BAB V, dan keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.


(26)

8

LANDASAN TEORI

A. Teori Keagenan (Agency Theory)

Hubungan agensi terjadi ketika salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu korporasi, pemegang saham merupakan principal dan Chief Executive Officer adalah agen mereka. Pemegang saham menyewa Chief Executive Officer dan mengharapkan ia untuk bertindak bagi kepentingan mereka. Pada tingkat yang lebih rendah, Chief Executive Officer adalah prinsipal dan manajer unit bisnis adalah agennya (Anthony dan Govindarajan, 2005).

Agency theory mengemukakan jika antar pihak principal (pemilik) dan agent (manajer) memiliki kepentingan yang berbeda, muncul konflik yang dinamakan konflik keagenan atau biasa disebut agency conflict (Richardson, 1998). Agency conflict terjadi ketika principal dan agent memiliki kepentingan yang tidak sejalan, disatu sisi principal ingin mendapatkan profitabilitas yang tinggi atas kinerja agent, di sisi lain agent juga memiliki keinginan untuk mengoptimumkan kesejahteraannya sendiri. Menurut Widyaningdyah (2001) dalam Novianto (2014), agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara


(27)

antara principal dan agent.

Menurut Eisenhardt (1989), menyatakan bahwa teori keagenan menggunakan asumsi 3 sifat manusia, yaitu: (1) manusia umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Berdasarkan 3 asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer akan bertindak opportunistic untuk kepentingannya sendiri.

B. Bid-Ask-Spread

Menurut Fabozzi dan Modigliani (1996) dalam Novianto (2014), bid-ask-spread adalah selisih harga yang ditawarkan oleh dealer dengan harga terendah. Spread merupakan faktor selisih antara harga beli tertinggi yang menyebabkan investor bersedia untuk membeli saham tertentu dengan harga jual terendah yang menyebabkan investor bersedia untuk menjual sahamnya. Bid-ask spread juga dapat diartikan sebagai selisih harga beli tertinggi dengan pedagang saham bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader bersedia menjual saham tersebut.

Bid-ask-spread adalah salah satu ukuran dalam likuiditas pasar yang digunakan secara luas dalam penelitian terdahulu sebagai pengukur asimetri informasi antara manajemen dan pemegang saham perusahaan (Rahmawati et al,

2006). Sebagai bukti dari kemampuan bid-ask dalam menangkap informasi


(28)

melaporkan bukti dari hubungan yang negatif antara bid-ask spread dan kebijakan

pengungkapan perusahaan.

Pembahasan lebih lanjut mengenai spreads dikemukakan oleh Cohen dkk (1986) dan Hamilton (1991) dalam Rahmawati et al (2006). Cohen dkk (1986) menekankan bahwa riset mengenai kos transaksi/kos kesegeraan (immediacy cost) harus membedakan antara spread dealer dan spread pasar. Ia menjelaskan bahwa spread dealer untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid dan ask yang ditentukan oleh dealer secara individual ketika ia hendak memperdagangkan saham tersebut, sedangkan spread pasar untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid tertinggi dan ask terendah diantara beberapa dealer yang sama-sama melakukan transaksi untuk saham tersebut. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka spread pasar dapat lebih kecil dibandingkan dengan spread dealer.

C. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan chiri khas yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar laporan keuangan dapat diakui dan diterima serta merupakan informasi yang berkualitas. Laporan keuangan dinilai memiliki informasi yang berkualitas apabila menyajikan informasi yang relevan netral, lengkap (komprehensif), serta mempunyai daya banding dan uji (Sulistiyanto, 2008).


(29)

1. Informasi yang Relevan.

Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila dapat memenuhi kebutuhan semua pihak yang akan menggunakannya. Bukan hanya pihak internal perusahaan atau manajer yang membutuhkan informasi-informasi dalam laporan keuangan tetapi juga pihak eksternal yang mempunyai kepentingan yang berbeda antara satu dengan yang lain (Sulistiyanto, 2008)

2. Informasi yang Netral

Informasi akuntansi dikatakan netral apabila informasi itu bebas dari ketergantungan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Informasi akuntansi harus melaporkan secara terbuka apa yang seharusnya dilaporkan. Secara adil (fairness) laporan keuangan harus menyediakan, menyajikan, dan memberikan informasi yang sama persis untuk semua pihak yang membutuhkan. (Sulistiyanto, 2008)

3. Informasi yang Lengkap

Inforamsi laporan keuangan harus lengkap atau komprehensif untuk mengungkapkan semua fakta, baik transaksi maupun peristiwa, yang dilakukan dan dialami perusahaan selama satu periode tertentu. Segala upaya untuk menyembunyikan, menunda pengungkapan, atau mengubah fakta-fakta yang ada merupakan kegiatan yang melanggar aturan yang tidak diperbolehkan dalam proses akuntansi (Sulistiyanto, 2008)


(30)

4. Informasi yang Mempunyai Daya Banding dan Uji

Laporan keuangan yang mempunyai daya banding merupakan laporan keuangan yang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan laporan keuangan perusahaan lain dalam periode yang sama. Agar laporan keuangan mempunyai daya banding dan daya uji maka informasi itu harus disusun dengan menggunakan standar akuntansi yang berlaku secara umum (Sulistiyanto, 2008).

D. IFRS (International Financial Reporting Standards)

1. Definisi IFRS (International Financial Reporting Standards)

Menurut Bragg (2012:27) dalam Kristanto et al (2014), menyatakan: “IFRS adalah standar beserta interpretasinya yang diumumkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).” Menurut Ankarath, dkk (2012:2) menyatakan bahwa: “Seperangkat standar yang disebarluaskan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang menekankan pada pengembangan standar yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang baik, jelas dinyatakan, dari mana interpretasi dibutuhkan.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa International Financial Reporting Standads (IFRS) adalah standar, interpretasi dan kerangka kerja untuk persiapan dan penyajian suatu laporan keuangan yang diadopsi dari International Accounting Standards Board (IASB).


(31)

2. Konvergensi IFRS

Konvergensi adalah mekanisme bertahap yang dilakukan suatu negara untuk mengganti standar nasionalnya dengan IFRS (Qomariah, 2013). Konvergensi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan menuju satu titik pertemuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konvergensi IFRS adalah keadaan untuk mengarahkan atau mempertemukan antara Standar Akuntansi Keuangan Nasional dengan Standar Internasional (IFRS) agar menjadi satu kesatuan (Kristanto,et al. 2014).

Berdasarkan kesepakatan forum G20, pada November 2008 yang berbunyi “IFRS telah digunakan di banyak negara, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini menggunakan IFRS sebagai standar pelaporan keuangan”.

Menurut Utami, et al. (2012) dalam Novianto (2014), mengungkapkan bahwa dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara -negara maju. Pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap.


(32)

Konvergensi IFRS pada penelitian merupakan variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitatif (Sekaran,2006). Variabel dummy merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang diduga mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinue. Variabel dummy hanya memiliki 2 nilai yaitu 1 dan 0, serta diberi simbol D (Novianto, 2014).

D = 1 untuk keadaan dimana konvergensi IFRS sudah mulai diwajibkan yaitu pada tahun 2012 dan 2013. Data perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2012

D = 0 untuk keadaan dimana konvergensi IFRS belum mulai diwajibkan. Data perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2010 dan 2011.

Perbedaan tahun yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan perusahaan yang sudah atau belum melakukan konvergensi IFRS digunakan berdasarkan masa konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu pada tahun 2006-2012. Pada penelitian ini tahun 2012 hingga 2013 digunakan sebagai tahun untuk keadaan perusahaan sudah melakukan konvergensi IFRS, karena pada tahun 2012 konvergensi IFRS sudah mulai diwajibkan. Selain itu sejak 1 Januari 2012 semua IFRS yang relevan dengan PSAK telah selesai diterbitkan (Juan dan Wahyuni, 2012). Berdasarkan hal tersebut, maka tahun sebelum tahun 2012 digunakan sebagai tahun dimana perusahaan belum melakukan konvergensi IFRS.


(33)

E. Manajemen Laba

1. Definisi Manajemen Laba

Menurut Schipper (1989) dalam Sulistyanto (2008), manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses). Healy dan Wahlen (1999) dalam Sulistyanto (2008), manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu.

2. Perspektif Manajemen Laba

Ada dua perspektif penting yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa manajer melakukan manajemen laba, yaitu perspektif informasi dan perspektif oportunitis (Sulistiyanto, 2008).

a. Perspektif Informasi

Perspektif informasi merupakan pandangan yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan kebijakan manajerial untuk mengungkapkan harapan pribadi manajer tentang arus kas perusahaan di masa depan. Kedua perspektif ini memiliki hubungan sebab-akibat


(34)

yang mendorong terjadinya manajemen laba. Manajemen laba sebenarnya merupakan upaya oportunitis seseorang untuk mempengaruhi informasi yang disajikannya dengan memanfaatkan ketidaktahuan orang lain mengenai informasi yang sebenarnya. Upaya mempengaruhi informasi itu dilakukan dengan memanfaatkan kebebasan untuk memiliih, menggunakan, dan mengubah berbagai metode dan prosedur akuntansi yang ada (Sulistiyanto, 2008).

b. Perspektif Oportunitis

Perspektif oportunitis merupakan pandangan yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan perilaku oportunitis manajer untuk mengelabui investor dan memaksimalkan kesejahteraannya karena menguasai informasi lebih banyak dibandingkan pihak lain. Pihak lain hanya bisa mengandalkan informasi yang disajikan manajer jika ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Artinya, seberapa banyak informasi yang dapat dikuasai pihak-pihak ini sangat tergantung pada seberapa banyak informasi yang diterimanya dari manajer (Sulistiyanto, 2008).

3. Motivasi Manajemen Laba

Menurut Sulistyanto (2008), ada beberapa motivasi yang mendorong manajer untuk berperilaku oportunitis, yaitu motivasi bonus, kontrak, politik, pajak, perubahan Chief Executive Officer, atau Initial Public Offering, dan mengkomunikasikan informasi ke investor. Pengelompokan


(35)

ini sejalan dengan tiga hipotesis utama dalam teori akuntansi positif (positive accounting theory), yang menjadi dasar pengembangan pengujian hipotesis untuk mendeteksi manajemen laba (Watts dan Zimmerman, 1986) dalam Sulistyanto (2008) yaitu:

a. Bonus plan hypothesis

Bonus plan hypothesis menyatakan bahwa manajer dari suatu perusahaan dengan perencanaan bonus lebih suka menggunakan metode akuntansi untuk meningkatkan laba tahun berjalan. Terdapat bukti empiris yang menyatakan bahwa perjanjian (kontrak) bisnis manajer dengan pihak lain merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

b. Debt (equity) hypothesis

Dalam konteks perjanjian hutang, manajer akan mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban hutangnya yang seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun berikutnya. Hal ini merupakan upaya manajer untuk mengelola dan mengatur jumlah laba yang merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban hutangnya. Manajer akan melakukan pengelolaan dan pengaturan jumlah laba untuk menunda bebannya pada periode bersangkutan dan akan diselesaikannya pada periode-periode mendatang.


(36)

c. Political cost hypothesis

Perusahaan yang memperoleh laba lebih besar akan ditarik pajak yang lebih besar pula dan perusahaan yang memperoleh laba lebih kecil akan ditarik pajak yang lebih kecil pula. Kondisi ini yang merangsang manajer untuk mengelola dan mengatur labanya dalam jumlah tertentu agar pajak yang harus dibayarkan menjadi tak terlalu tinggi, karena manajer, sebagai pengelola, tentu tidak ingin kewajiban yang harus diselesaikannya terlalu membebaninya.

4. Teknik manajemen laba

Teknik manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im (2000) dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu :

a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgement (perkiraan) terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.

b. Mengubah metoda akuntansi

Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: merubah depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.

c. Menggeser perioda biaya atau pendapatan.

Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode


(37)

berikutnya, menunda/mempercepat pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai.

5. Pola Manajemen Laba

Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dapat dilakukan dengan

cara:

a. Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan Chief Executive Officer baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang.

b. Income Minimization

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. c. Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.

d. Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.


(38)

6. Pengukuran Manajemen Laba

Perilaku earnings management dapat dideteksi dengan melihat perubahan akrual diskresioner suatu perusahaan. Perubahan akrual dapat disebabkan karena adanya pertimbangan (diskresi) dari pihak manajemen seperti permainan kebijakan akuntansi (Sulistiawan et al, 2011). Perubahan akrual juga dapat terjadi karena adanya perubahan kondisi ekonomi, seperti perubahan penjualan dan perubahan property, plant, dan equipment (PPE) atau asset tetap (Sulistiawan et al, 2011).

Discretionary accruals digunakan sebagai indikator adanya praktik manajemen laba, karena manajemen laba lebih menekankan pada keleluasaan atau kebijakan (discretion) yang tersedia dalam memilih dan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencapai hasil akhir, dan dijalankan dalam kerangka praktik yang berlaku secara umum yang masih diperdebatkan. Atau dengan kata lain, discretionary accruals merupakan accruals dimana manajemen memiliki fleksibilitas dalam mengontrol jumlahnya karena discretionary accruals ada di bawah kebijaksanaan (discretion) manajemen (Restuwulan, 2013).

Secara sistematis akrual diskresioner dapat dihitung dengan menggunakan Model Jones Dimodifikasi (Dechow, et al. 1995), dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(39)

a) Menentukan nilai total akrual (TA) dengan formulasi:

b) Menentukan nilai parameter α1, α2, dan α3 menggunakan Jones Model (1991), dengan formulasi:

Lalu, untuk menskala data, semua variabel tersebut dibagi dengan aset tahun sebelumnya sehingga formulasinya menjadi:

c) Menghitung nilai akrual nondiskresioner (NDA) dengan formulasi:

Nilai α1, α2, dan α3 adalah hasil dari perhitungan pada langkah ke-2. Isikan semua nilai yang ada dalam formula sehingga nilai NDA akan bisa didapatkan.

d) Menentukan nilai akrual diskresioner yang merupakan indikator manajemen laba akrual dengan cara mengurangi total akrual dengan akrual nondiskresioner, dengan formulasi:


(40)

Keterangan:

= total akrual perusahaan i dalam periode t. = laba bersih perusahaan i pada periode t. = arus kas operasi perusahaan i pada periode t.

= akrual nondiskresioner perusahaan i pada periode t. = akrual diskresioner perusahaan i pada periode t.

= total asset total perusahaan i pada periode t-1.

= perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t. = perubahan piutang perusahaan i pada periode t.

= property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t. = parameter yang diperoleh dari persamaan regresi.

= error term perusahaan i pada periode t.

F. Asimetri Informasi

1. Definisi Asimetri Informasi

Asimetri Informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lain. Jika dikaitkan dengan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan terhadap investor guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat berupa laporan keuangan (Novianto, 2014). Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh manajer perusahaan untuk mengatur laba sedemikian rupa dengan metode-metode yang tersedia dalam penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan sendiri.


(41)

2. Tipe Asimetri Informasi

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Putro (2013), ada dua tipe asimetri informasi: adverse selection dan moral hazard.

a. Adverse selection

Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dimana salah satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak-pihak dalam manajemen perusahaan lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan dari pada investor luar.

b. Moral hazard

Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dimana suatu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau suatu transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar.

3. Pengukuran Asimetri Informasi

Asimetri Informasi diketahui dengan mengukur bid-ask spread suatu perusahaan. Asimetri Informasi diproksikan dengan bid-ask spread, yang dapat dinyatakan sebagai berikut (Rahmawati, dkk. 2006):


(42)

Keterangan:

harga ask (tawar) tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t (31 Desember)

harga bid (minta) terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t (31 Desember).

G. Hubungan Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba

Scott (2009) menjelaskan manajemen laba adalah tindakan manajer untuk melaporkan laba yang dapat memaksimalkan kepentingan pribadi atau perusahaan dengan menggunakan kebijakan metode akuntansi yang disediakan. Manajemen laba dapat dijelaskan sesuai dengan teori agensi. Scott (2009), dalam teori keagenan disebutkan bahwa masing-masing pihak yaitu agent dan principal berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan konflik kepentingan diantara principal dan agent.

Standar akuntansi dapat menyebabkan manajemen laba karena berbagai tawaran metode akuntansi yang disediakan oleh suatu standar dalam proses pelaporan keuangan perusahaan (Sulisttyanto, 2008). Hal ini berarti semakin banyaknya metode yang ditawarkan oleh suatu standar maka potensi terjadinya praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan akan semakin besar. Laporan keuangan perusahaan dengan tingkat manajemen laba yang tinggi membuat kualitas laba yang dihasilkan sangat rendah. Meskipun dalam laporan keuangan menunjukan laba yang tinggi yang diperoleh perusahaan


(43)

namun laba tersebut tidak menunjukan laba yang sesungguhnya dari aktivitas perusahaan yang tidak diketahui oleh publik (Sulisttyanto, 2008).

Angkoso (2012) menyatakan secara umum bahwa salah satu manfaat dari konvergensi IFRS ini adalah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan, antara lain dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan manajemen laba (earning management). Hal ini berarti dengan melakukan konvergensi IFRS tingkat manajemen laba dalam suatu perusahaan akan berkurang. IFRS akan meningkatkan kualitas laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan karena dinilai dapat mengurangi tingkat manajemen laba. Hal tersebut dapat terjadi karena IFRS adalah standar berbasis prinsip (principal based) yang lebih menekankan atas interpretasi dan aplikasi atas standar. Penggunaan standar berbasis prinsip akan mengakibatkan pengungkapan informasi yang lebih luas baik dari segi keuangan maupun non keuangan. Dengan pengungkapan yang lebih luas (full disclosure), informasi dalam laporan keuangan akan menjadi lebih berkualitas karena memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan relevance dan faithfull representation.

Adopsi standar akuntansi internasional memaksa manajemen untuk menggunakan kebijakan-kebijakan yang ditawarkan dalam standar tersebut dalam rangka harmonisasi standar. Proses konvergensi standar ini dapat mengurangi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen karena keharusan penggunaan kebijakan dari standar tersebut. Menurut Cai et al, (2008) dalam Qomariah (2013) standar akuntansi internasional bertujuan


(44)

untuk menyederhanakan berbagai alternatif kebijakan akuntansi yang diperbolehkan dan diharapkan untuk membatasi pertimbangan kebijakan manajemen (management’s discretion) terhadap manipulasi laba sehingga dapat meningkatkan kualitas laba. Semakin ketat kebijakan yang ditawarkan oleh suatu standar kesempatan manajemen untuk melakukan manajemen laba semakin kecil sehingga kualitas laba akan meningkat, atau dengan kata lain manajemen laba akan berkurang dengan melakukan proses konvergensi IFRS.

H. Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba

Tingkat asimetri informasi yang tinggi dapat dikatakan menjadi situasi

yang mendukung untuk manajer melakukan dis-functional behavior dengan melakukan manajemen laba, terutama jika informasi tersebut terkait dengan pengukuran kinerja manajer (Scott, 1997). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi asimetri informasi dimana manajer mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempengaruhi tingkat manajemen laba. Hal ini berarti jika tingkat asimetri informasi dalam suatu perusahaan tinggi maka tingkat manajemen laba juga tinggi, sebaliknya jika tingkat asimetri informasi rendah maka tingkat manajemen laba juga rendah. Tingkat asimetri informasi yang menurun dapat diartikan bahwa manajer bekerja dengan baik dalam memenuhi kebutuhan prinsipal, dimana dengan hal itu dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan.


(45)

I. Penelitian Terdahulu

Pada sub-bab ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh konvergensi IFRS terhadap manajemen laba, serta pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba. Qomariah (2013) melakukan penelitian tentang dampak konvergensi IFRS terhadap manajemen laba dengan struktur kepemilikan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konvergensi IFRS mempunyai pengaruh negatif terhadap tindakan manajemen laba, struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap tindakan perataan laba, dan struktur kepemilikan manajerial pada saat konvergensi IFRS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.

Kurniawati (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh adopsi IFRS terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Menemukan bahwa adopsi IFRS berpengaruh terhadap manajemen laba dan adopsi IFRS dapat menurunkan tingkat manajemen laba. Ewert dan Wagenhofer (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh ekonomi dari keketatan standar akuntansi untuk membatasi manajemen laba. Menemukan bahwa standar akuntansi yang semakin ketat akan menurunkan tingkat manajemen laba dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

Beuren dan Klann (2015) melakukan penelitian tentang dampak IFRS terhadap manajemen laba pada Negara-negara di Eropa. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada sebagian Negara di Eropa yang memiliki hasil


(46)

berlawanan dengan IFRS yang menurut teori dapat menurunkan tingkat manajemen laba. Perusahaan di Jerman, Perancis, dan Belanda memiliki hasil bahwa karena adopsi IFRS ada peningkatan manajemen laba. Perusahan Jerman yang memiliki model akuntansi sangat legalistik, dan perusahaan Perancis dengan model akuntansi berbasis pajak (Nobes, 1983), artinya tidak mengherankan bahwa penggunaan standar akuntansi yang lebih fleksibel, berdasarkan prinsip-prinsip seperti IFRS bisa memberikan kekuatan diskresi yang lebih besar untuk manajer yang terbiasa dengan standar yang ketat, dan akan merasa kebebasan yang lebih besar untuk berlatih manajemen laba.

Nundini dan Lastanti (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh konvergensi IFRS dan mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menemukan bahwa konvergensi IFRS dan mekanisme corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Widyawati dan Anggraita (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh konvergensi, kompleksitas akuntansi, dan probabilitas kebangkrutan terhadap timeliness dan manajemen laba. Hasil penenlitian menemukan bahwa konvergensi IFRS dan kebangkrutan dapat mengurangi tingkat manajemen laba.

Restuwulan (2013) meneliti mengenai pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Penelitian ini menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Putro (2013) melakukan penelitian


(47)

tentang pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Astuti (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh asimetri informasi, ukuran perusahaan, leverage, terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba, dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Kurniawati (2009) meneliti pengaruh asimetri informasi dan kualitas auditor terhadap manajemen laba pada perusahaan yang bergerak di sektor keuangan yang terdaftar di BEI. Menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan kualitas auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Firdaus (2013) meneliti pengaruh asimetri informasi dan capital adequacy ratio terhadap manajemen laba. Hasil penelitian menemukan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan capital adequacy ratio berpengaruh signifikan negativ.


(48)

J. Kerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini ingin meneliti hubungan variabel konvergensi IFRS dengan manajemen laba serta variabel asimetri informasi dengan manajemen laba. Penelitian ini meneliti hubungan antara variabel sehingga tidak ada perumusan hipotesis dalam penelitian ini karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Penelitian ini melihat hubungan satu per satu antara konvergensi IFRS dengan manjemen laba serta asimetri informasi dengan manajemen laba, sehingga kerangka konseptual dalam penelitian ini seperti digambarkan berikut ini.

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitan

Konvergensi IFRS (0 = Belum IFRS / 1

= Sudah IFRS)

Asimetri Informasi (bid-ask-spread)

Manajemen Laba (discretionary


(49)

31

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Studi empiris adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id, dan kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh.

B. Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Periode pelaporan ditentukan berdasarkan tiga tahapan program konvergensi IFRS di Indonesia.

C. Populasi Sasaran

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013, yang memenuhi kriteria di bawah ini.

1. Perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013.

2. Perusahaan manufaktur yang secara konsisten mempublikasikan laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013.

3. Perusahaan manufaktur yang mempunyai laporan keuangan yang lengkap periode tahun 2010-2013.


(50)

4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam publikasi laporan keuangan.

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ask atau bid tidak sama dengan 0.

6. Data harga saham tersedia periode tahun 2010-2013.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BEI periode 2010-2013. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang tercatat pada BEI secara berturut-turut pada tahun 2010 hingga 2013. Tahun tersebut digunakan berdasarkan tiga tahapan program konvergensi IFRS di Indonesia dimana pada tahun tersebut menunjukan perbedaan yaitu sebelum dan sesudah konvergensi IFRS.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur. Selain itu juga menggunakan studi pustaka dengan mengolah data, artikel, jurnal, maupun sumber tertulis lain yang berkaitan dengan topik penelitian.


(51)

F. Teknik Analisis Data

1. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data untuk menghitung tingkat asimetri informasi yaitu harga tawar tertinggi saham perusahaan, harga beli terendah saham perusahaan. Kemudian mengumpulkan data untuk menghitung tingkat manajemen laba yaitu laba bersih penjualan, arus kas operasi, total asset, perubahan penjualan bersih, perubahan piutang perusahaan, dan property, plant, and equipment.

2. Menentukan Perusahaan yang Melakukan Konvergensi IFRS

Menentukan perusahaan yang melakukan konvergensi IFRS dan tidak adalah dengan menggunakan variabel dummy, sebagai berikut:

D = 1, untuk laporan keuangan tahun 2012 dan 2013, berarti perusahaan telah melakukan konvergensi IFRS.

D = 0, untuk laporan keuangan tahun 2010 dan 2011, berarti perusahaan belum melakukan konvergensi IFRS.

3. Menghitung Tingkat Asimetri Informasi

Asimetri informasi diproksikan dengan bid-ask spread, dengan rumus sebagai berikut:


(52)

Keterangan:

harga ask (tawar) tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t (31 Desember)

harga bid (minta) terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t (31 Desember).

4. Menghitung Tingkat Manajemen Laba

Penghitungan akrual diskresioner untuk proksi manajemen laba menggunakan model jones dimodifikasi, dengan rumus sebagai berikut: a) Menentukan nilai total akrual (TA) dengan formulasi:

b) Menentukan nilai parameter α1, α2, dan α3 menggunakan Jones Model

(1991), dengan formulasi:

Lalu, untuk menskala data, semua variabel tersebut dibagi dengan aset tahun sebelumnya sehingga formulasinya menjadi:

c) Menghitung nilai akrual nondiskresioner (NDA) dengan formulasi:

Nilai α1, α2, dan α3 adalah hasil dari perhitungan pada langkah ke-2.

Isikan semua nilai yang ada dalam formula sehingga nilai NDA akan bisa didapatkan.


(53)

d) Menentukan nilai akrual diskresioner yang merupakan indikator manajemen laba akrual dengan cara mengurangi total akrual dengan akrual nondiskresioner, dengan formulasi:

Keterangan:

= total akrual perusahaan i dalam periode t. = laba bersih perusahaan i pada periode t. = arus kas operasi perusahaan i pada periode t. = akrual nondiskresioner perusahaan i pada periode t. = akrual diskresioner perusahaan i pada periode t. = total asset total perusahaan i pada periode t-1.

= perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t. = perubahan piutang perusahaan i pada periode t.

= property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t. = parameter yang diperoleh dari persamaan regresi.

= error term perusahaan i pada periode t. 5. Mendeskripsikan Variabel

Deskripsi variabel dilakukan dengan menganalisis histogram untuk mengetahui sebaran data, serta sebagai dasar klasifikasi data. Histogram adalah grafik yang berbentuk batang yang menggambarkan nilai data, di mana tiap nilai menempati suatu jumlah area yang sama dalam area yang tertutup (Cooper and Schindler, 2006). Oleh karena dalam penelitian ini ada tiga variabel maka deskripsi dilakukan satu per satu atas ketiga variabel dalam penelitian.

1) Mendeskripsikan Variabel Manajemen Laba Deskripsi dengan menggunakan histogram.


(54)

2) Mendeskripsikan Variabel Asimetri Informasi Deskripsi dengan menggunakan histogram. 3) Mendeskripsikan Variabel Konvergensi IFRS

Deskripsi dengan menggunakan tabel frekuensi. 6. Mengklasifikasikan Data

a. Mengklasifikasikan Data Manajemsen Laba

Klasifikasi manajemen laba dengan 2 kategori, sebagai berikut. 1 = nilai discretionary accruals positif (maximization income) 0 = nilai discretionary accruals negatif (minimization income)

Klasifikasi Data Manajemen Laba Minimization Income dan Maximization Income

Setelah manajemen laba diklasifikasikan menjadi dua kategori, kemudian dari masing-masing kategori diklasifikasikan lagi untuk mengetahui tingkatan manajemen laba. Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut.

1 = Sangat Rendah 2 = Rendah

3 = Tinggi

4 = Sangat Tinggi

b. Mengklasifikasikan Data Asimetri Informasi

Klasifikasi data asimetri informasi dilakukan dengan membagi angka asimetri informasi yang dihasilkan dari histogram. Kemudian mengkategorikannya menjadi, sebagai berikut.


(55)

1 = Sangat Rendah 2 = Rendah

3 = Tinggi

4 = Sangat Tinggi

7. Melakukan Analisis Tabulasi Silang

Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2011).

a. Hubungan Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba

Melakukan crosstabs konvergensi IFRS dengan manajemen laba. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Phi dan Cramer’s V. Nilai koefisien Phi berkisar dari 0 hingga +1,0. Phi paling baik digunakan untuk tabel berukuran 2×2 karena koefisiennya dapat melebihi +1,0 apabila digunakan untuk tabel yang lebih besar (Cooper and Schindler, 2006). Cramer’s V merupakan modifikasi dari phi untuk tabel yang lebih besar dan mempunyai rentang hingga 1,0 untuk tabel dengan berbagai bentuk (Cooper and Schindler, 2006). Ukuran yang digunakan untuk interpretasi koefisien korelasi seperti yang tertera pada tabel di bawah ini (Sugiyono, 2004).

Tabel 1. Pedoman untuk Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat lemah

0,20 - 0,399 Lemah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat


(56)

b. Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba

Hubungan asimetri informasi dengan manajemen laba dibagi menjadi tiga analisis, pertama analisis untuk asimetri informasi dengan manajemen laba (minimization income dan maximization income), kedua asimetri informasi dengan manajemen laba (minimization income), ketiga asimetri informasi dengan manajemen laba (maximization income).

1) Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Minimization Income dan Maximization Income)

Melakukan crosstabs antara konvergensi IFRS dengan manajemen laba. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Lambda. Koefisien Lambda didasarkan pada seberapa baik frekuensi-frekuensi dari sebuah variabel nominal memberikan bukti prediktif tentang frekuensi-frekuensi variabel lainnya (Cooper and Schindler, 2006). Koefisien Lambda antara 0 hingga 1, Lambda berkaitan dengan ketidakmampuan untuk mengeliminasi eror-eror untuk eliminasi semua eror prediksi (Cooper and Schindler, 2006). Pedoman untuk interpretasi koefisen korelasi seperti pada tabel 1. 2) Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba

(Minimization Income)

Melakukan crosstabs antara konvergensi IFRS dengan minimization income. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Gamma. Koefisien gamma berkisar antara -1,0 ( hubungan negativ


(57)

sempurna) hingga +1,0 (hubungan positif sempurna). Koefisien gamma adalah statistik yang membandingkan pasangan konkordansi dan diskordansi yang lebih besar (Cooper and Schindler, 2006). Pedoman untuk interpretasi koefisien korelasi sperti pada tabel 1.

3) Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Maximization Income)

Melakukan crosstabs antara konvergensi IFRS dengan maximization income. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Gamma. Koefisien gamma berkisar antara -1,0 ( hubungan negativ sempurna) hingga +1,0 (hubungan positif sempurna). Koefisien gamma adalah statistik yang membandingkan pasangan konkordansi dan diskordansi yang lebih besar (Cooper and Schindler, 2006). Pedoman untuk interpretasi koefisien korelasi seperti pada tabel 1.


(58)

40

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Populasi Sasaran

Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di situs resmi PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) di tahun 2010-2013, dan yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Sedangkan objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang diungkapakan oleh perusahaan manufaktur yang dapat di unduh pada website BEI tersebut.

Populasi sasaran ditentukan dengan membuat kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan penelitian, untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. Kriteria pemilihan perusahaan yang menjadi populasi sasaran dijabarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 128 Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US$ (20) Perusahaan manufaktur yang tidak secara berturut-turut

melaporkan laporan keuangan

(30)

Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ask = 0 (6) Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasi harga saham

historis

(3)


(59)

Berdasarkan tabel 2, terdapat 128 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan yang menggunakan mata uang rupiah. Terdapat 20 perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan yang diterbitkan. Sehingga jumlah perusahaan menjadi 108 setelah dikurangi dengan perusahaan yang menggunakan mata uang asing pada laporan keuangannya.

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang dalam tahun 2010-2013 secara berturut-turut melaporkan laporan keuangan. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menemukan 4 perusahaan yang tidak secara berturut-turut melaporkan laporan keuangan karena listing pada tahun 2013, adapun perusahaan tersebut beserta tanggal IPO nya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Perusahaan Manufaktur yang Tidak Konsiten dalam Menerbitkan Laporan Keuangan

No Kode

Emiten Nama Emiten Tanggal IPO

1 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 22-Feb-13

2 SRII Sri Rejeki Isman Tbk 17-Jun-13

3 SMBR Semen Baturaja Persero Tbk 28-Jun-13

4 KRAH Grand Karteeh Tbk 28-Nov-13

Selain perusahaan yang tercantum pada tabel di atas, juga masih terdapat 26 perusahaan yang ditemukan peneliti tidak melaporkan laporan keuangan secara berturut-turut. Tujuan dari tidak digunakannya perusahaan dengan kriteria ini adalah supaya proporsi antara perusahaan yang belum melakukan konvergensi IFRS dengan yang sudah melakukan konvergensi IFRS sama banyak. Jumlah perusahaan menjadi 78.


(60)

Penelitian ini menggunakan perusahaan yang memiliki nilai ask ≠ 0, nilai ask = o akan membuat ukuran data menjadi negatif. Terdapat 6 perusahaan yang memiliki nilai ask = 0, sehingga jumlah populasi menjadi 72. Kriteria terakhir dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang mempublikasi harga saham historis selama periode penelitian. Harga saham historis dapat diperoleh dari website yahoo finance. Peneliti tidak menggunakan perusahaan yang harga saham historisnya tidak dipublikasikan. Selama tahun pengamatan ditemukan 3 perusahaan tidak mempublikasikan harga saham historis, sehingga jumlah populasi menjadi 69 perusahaan. Sejumlah 69 perusahaan tersebut yang selanjutnya disebut sebagai populasi sasaran dalam penelitian ini. Kesimpulan dari hasil pengujian maupun analisis pada bab berikutnya berlaku kepada populasi sasaran sejumlah 69 perusahaan, bukan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

B. Profil Perusahaan

Berikut ini profil dari 69 perusahaan yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini.

1. Akasha Wira International Tbk

Kode Perusahaan ADES

Nama Perusahaan Akasha Wira International Tbk Alamat Perusahaan

Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 – Indonesia

Sektor Industri barang konsumsi


(61)

2. Alumindo Light Metal Industry Tbk

Kode Perusahaan ALMI

Nama Perusahaan Alumindo Light Metal Industry Tbk Alamat Perusahaan Jl. Kembang Jepun No.38-40,

Surabaya 60162

Sektor Industri dasar dan kimia

Sub Sektor Logam dan sejenisnya

3. sahimas Flat Glass Tbk

Kode Perusahaan AMFG

Nama Perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk

Alamat Perusahaan Jl. Ancol IX/5, Ancol Barat, Jakarta Utara

Sektor Industri dasar dan kimia

Sub Sektor Keramik, porselen, dan kaca

4. Asiaplast Industries Tbk

Kode Perusahaan APLI

Nama Perusahaan Asiaplast Industries Tbk Alamat Perusahaan

Kantor pusat dan pabrik berlokasi di Jl. Sentosa, Desa Gembor, Kec. Jatiuwung, Tangerang – Banten

Sektor Industri dasar dan kimia

Sub Sektor Plastik dan kemasan

5. Argo Pantes Tbk

Kode Perusahaan ARGO

Nama Perusahaan Argo Pantes Tbk

Alamat Perusahaan

Kantor pusat ARGO beralamat di Wisma Argo Manunggal, Lantai 2, Jln. Jend. Gatot Subroto Kav. 22, Jakarta

Sektor Aneka industry

Sub Sektor Tekstil dan garment

6. Astra International Tbk

Kode Perusahaan ASII

Nama Perusahaan Astra International Tbk Alamat Perusahaan

Kantor pusat Astra berdomosili di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta 14330 – Indonesia

Sektor Aneka industry


(62)

7. Astra Auto Part Tbk

Kode Perusahaan AUTO

Nama Perusahaan Astra Auto Part Tbk

Alamat Perusahaan

Kantor pusat AUTO beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta 14250 – Indonesia, dan pabrik berlokasi di Jakarta dan Bogor

Sektor Aneka industry

Sub Sektor Otomotif dan komponen

8. Berlina Tbk

Kode Perusahaan BRNA

Nama Perusahaan Berlina Tbk

Alamat Perusahaan

Kantor pusat dan pabrik Berlina beralamat di Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12- 17, Kawasan Industri

Jababeka, Cikarang, Bekasi 17520

Sektor Industri dasar dan kimia

Sub Sektor Plastik dan kemasan

9. Beton Jaya Manunggal Tbk

Kode Perusahaan BTON

Nama Perusahaan Beton Jaya Manunggal Tbk

Alamat Perusahaan

Kantor pusat dan pabrik BTON beralamat di Jl. Raya Krikilan No. 434, Km 28 Driyorejo – Gresik, Jawa Timur

Sektor Industri dasar dan kimia

Sub Sektor Logam dan sejenisnya

10.Budi Acid Jaya Tbk

Kode Perusahaan BUDI

Nama Perusahaan Budi Acid Jaya Tbk Alamat Perusahaan

Kantor pusat BUDI berlokasi di Wisma Budi lantai 8-9, Jalan HR. Rasuna Said Kav C-6, Jakarta

Sektor Industri dasar dan kimia


(63)

11.Cahaya Kalbar Tbk

Kode Perusahaan CEKA

Nama Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk

Alamat Perusahaan

Kantor pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat

Sektor Industri barang konsumsi

Sub Sektor Makanan dan minuman

12.Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Kode Perusahaan CPIN

Nama Perusahaan Charoen Pokphand Indonesia Tbk Alamat Perusahaan Kantor pusat CPIN terletak di Jl.

Ancol VIII No. 1, Jakarta

Sektor Industri dasar dan kimia

Sub Sektor Pakan ternak

13.Delta Djakarta Tbk

Kode Perusahaan DLTA

Nama Perusahaan Delta Djakarta Tbk Alamat Perusahaan

Kantor pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat

Sektor Industri barang konsumsi

Sub Sektor Makanan dan minuman

14.Darya Varia Laboratoria Tbk

Kode Perusahaan DVLA

Nama Perusahaan Darya Varia Laboratoria Tbk

Alamat Perusahaan

Kantor pusat DVLA beralamat di Talavera Office Park, Lantai 8-10, Jln. Letjend. T.B. Simatupang No. 22-26, Jakarta 12430 dan pabrik berada di Bogor

Sektor Industri barang konsumsi


(64)

15.Fajar Surya Wisesa Tbk

Kode Perusahaan FASW

Nama Perusahaan Fajar Surya Wisesa Tbk Alamat Perusahaan

Kantor pusat FajarPaper terletak di Jalan Abdul Muis No. 30, Jakarta 101610

Sektor Industri dasar dan kimia

Sub Sektor Pulp dan kertas

16.Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Kode Perusahaan GDST

Nama Perusahaan Gunawan Dianjaya Steel Tbk Alamat Perusahaan

Kantor pusat dan pabrik GDST berlokasi di Jl. Margomulyo No. 29A, Surabaya, Jawa Timur

Sektor Industri dasar dan kimia

Sub Sektor Logam dan sejenisnya

17.Gudang Garam Tbk

Kode Perusahaan GGRM

Nama Perusahaan Gudang Garam Tbk

Alamat Perusahaan

Kantor pusat Gudang Garam beralamat di Jl. Semampir II / 1, Kediri, Jawa Timur

Sektor Industri barang konsumsi

Sub Sektor Rokok

18.Gajah Tunggal Tbk

Kode Perusahaan GJTL

Nama Perusahaan Gajah Tunggal Tbk

Alamat Perusahaan

Kantor pusat GJTL beralamat di Wisma Hayam Wuruk, Lantai 10 Jl. Hayam Wuruk 8, Jakarta

Sektor Aneka industry

Sub Sektor Otomotif dan komponen

19.Pan Asia Indosyntec Tbk

Kode Perusahaan HDTX

Nama Perusahaan Pan Asia Indosyntec Tbk

Alamat Perusahaan Kantor pusat HDTX terletak di Jl. Moh Toha KM 6 Kabupaten Bandung

Sektor Aneka industry


(1)

Tabel 3. Ask dan Bid Tahun 2012 Tabel 4. Ask dan Bid Tahun 2013

(Lanjutan) (Lanjutan)

No Kode

Emiten ask bid No

Kode

Emiten ask bid 38 LMPI 425 200 38 LMPI 830 215 39 LMSH 105000 45000 39 LMSH 16800 7500 40 LPIN 10850 2025 40 LPIN 8300 3400 41 MAIN 2500 960 41 MAIN 4300 2200 42 MERK 156500 132500 42 MERK 235500 145000

43 MLBI 740000 359000 43 MLBI

7400000

0 735000 44 MRAT 750 475 44 MRAT 660 460

45 MYOR

26500.0 9

13750.0

2 45 MYOR 37200.09

19150.0 7 46 MYTX 465 210 46 MYTX 375 140

47 NIPS 5562

3029.30

3 47 NIPS 19566.32 297.964 48 PICO 385 193 48 PICO 305 140 49 PRAS 270 102 49 PRAS 690 155 50 RICY 275 164 50 RICY 205 150 51 RMBA 980 550 51 RMBA 620 420 52 SCPI 42500 25000 52 SCPI 31250 29000 53 SIAP 242.223 57.8643 53 SIAP 90.1607 61.2285 54 SIPD 6.6 5 54 SIPD 7.5 5 55 SMCB 3900 2100 55 SMCB 3975 2000 56 SMGR 16950 9900 56 SMGR 19150 11350 57 SMSM 2725 1360 57 SMSM 3950 2325 58 SPMA 465 210 58 SPMA 390 200

59 SRSN 68 50 59 SRSN 53 50

60 SSTM 230 125 60 SSTM 190 79 61 SULI 142 50 61 SULI 121 50 62 TCID 11000 7700 62 TCID 13500 10000 63 TIRT 119 58 63 TIRT 77 50 64 TOTO 67856.8 6186.94 64 TOTO 8931.16 6436.42 65 TRST 445 280 65 TRST 380 220 66 TSPC 3725 2300 66 TSPC 4950 2850 67 UNIT 400 215 67 UNIT 600 225 68 VOKS 1650 650 68 VOKS 1800 660 69 YPAS 700 630 69 YPAS 770 620


(2)

Lampiran 3 Hasil Olah Data SPSS


(3)

Tabel 1. Tabel Silang Manajemen Laba dengan Konvergensi IFRS DAC_1 * IFRS Crosstabulation

Count

IFRS Belum

IFRS

Sudah

IFRS Total DAC_

1

Minimization

Income 131 1 132

Maximization

Income 7 137 144

Total 138 138 276

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Tabel 2. Koefisien Hubungan Konvergensi IFRS dengan Manajemen Laba Symmetric Measures

Value

Approx. Sig. Nominal by

Nominal

Phi .943 .000

Cramer's V .943 .000

N of Valid

Cases 276

Sumber: data sekunder yang diolah, 2016

Tabel 3. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Minimization Income dan Maximization Income)

SPREAD_1 * DAC_1 Crosstabulation Count

DAC_1 Total

Minimizati on Income

Maximizati on Income

SPREAD _1

Sangat Rendah

33 51 84

Rendah 71 75 146

Tinggi 26 12 38

Sangat Tinggi

2 6 8

Total 132 144 276


(4)

Tabel 4. Koefisien Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Minimization Income dan Maximization Income)

Directional Measures

Value Asymp. Std. Errora

Appro x. Tb

Appro x. Sig. Nomin al by Nomin al Lambda

Symmetric ,053 ,023 2,293 ,022 SPREAD_1

Dependent

,000 ,000 .c .c DAC_1

Dependent

,106 ,044 2,293 ,022 Goodma n and Kruskal tau SPREAD_1 Dependent

,010 ,007 ,039d DAC_1

Dependent

,038 ,022 ,014d Sumber: data sekunder yang diolah, 2016

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Cannot be computed because the asymptotic standard error equals zero.

d. Based on chi-square approximation

Tabel 5. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Minimization Income)

MinimizationIncome * SPREAD_1 Crosstabulation Count

SPREAD_1

Total Sangat

Rendah Rendah Tinggi

Sangat Tinggi Minimizatio

nIncome

Sangat

Rendah 11 25 2 1 39

Rendah 12 22 12 1 47

Tinggi 10 20 12 0 42

Sangat

Tinggi 0 4 0 0 4

Total 33 71 26 2 132


(5)

Tabel 6. Koefisien Korelasi Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Minimization Income)

Symmetric Measures Value

Asymp. Std. Errora

Appro x. Tb

Appro x. Sig. Ordinal by

Ordinal

Gamm

a .177 .105 1.670 .095 N of Valid Cases 132

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 a.Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Tabel 7. Tabel Silang Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Maximization Income)

SPREAD_1 * MaximizationIncome Crosstabulation Count

MaximizationIncome

Total Sangat

Rendah Rendah Tinggi

Sangat Tinggi SPREAD

_1

Sangat Rendah 15 20 16 0 51

Rendah 9 38 26 2 75

Tinggi 2 4 5 1 12

Sangat Tinggi 0 2 4 0 6

Total 26 64 51 3 144


(6)

Tabel 8. Koefisein Korelasi Hubungan Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba (Maximization Income)

Symmetric Measures Value

Asymp. Std. Errora

Appro x. Tb

Appro x. Sig. Ordinal by

Ordinal

Gamm

a .292 .117 2.403 .016 N of Valid Cases 144

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.


Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

7 50 87

Pengaruh Pengadopsian International Financial Reporting Standards (IFRS) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 11

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Hubungan asimetri informasi dan ukuran perusahaan dengan praktik manajemen laba (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2014).

0 0 2

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 15

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 SKRIPSI

0 0 15

Pengaruh Konvergensi International Financial Reporting Standards Terhadap Informasi Asimetris (Studi Kasus Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia) - Ubharajaya Repository

0 0 15

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

PENGARUH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS ( IFRS ) TERHADAP MANAJEMEN LABA ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI ) - Unissula Repository

0 0 11