Penelitian Terdahulu Hipotesis KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

1. Wulandari dan Sasongko, 2003 dengan judul ”Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham”, dan perumusan masalahnya adalah adakah pengaruh ROA Return on Assets, ROE Return on Equity, ROS Return on Sales, EPS Earning Per Share, BEP Basic Earning Power, dan EVA Economic Value Added terhadap harga saham ?, dengan hipotesisnya adalah ROA, ROE, ROS, EPS, BEP dan EVA berpengaruh terhadap harga saham. Dan didapatkan kesimpulan bahwa earning per share EPS berpengaruh terhadap harga saham dan return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Irwansyah dan Ghozali, 2002 dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Alat Ukur EVA, MVA dan ROA Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ”. Dan perumusan masalahnya adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan EVA, MVA dan ROA terhadap return saham secara parsial maupun simultan ?, sedangkan hipotesis yang diajukan terdapat pengaruh yang signifikan antara Economic Value Added EVA, Market Value Added MVA dan Return On Assets ROA terhadap return saham secara simultan maupun parsial. Dan kesimpulan 8 9 Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dan Sasongko, 2003 yaitu menggunakan pengaruh ROA Return on Assets, ROE Return on Equity, ROS Return on Sales, EPS Earning Per Share, BEP Basic Earning Power, dan EVA Economic Value Added, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Irwansyah dan Ghozali, 2002 menggunakan variabel EVA, MVA dan ROA saja. Sedangkan persamaan pada penelitian tersebut yaitu menggunakan uji t dan variabel ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pasar Modal

2.2.1.1.Pengertian Pasar Modal Pasar modal Capital market adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yang mempunyai kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Di tempat ini pula perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten Sunariyah, 2003:5. 10 Menurut Husnan 1994:3 secara formal pasar modal bisa didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri baik yang diterbitkan pemerintah, publik authorities maupun perusahaan swasta. Pengertian Pasar Modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisir, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, Pasar Modal adalah suatu pasar tempat, berupa gedung yang disiapkan guna memperdagangakan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek. Pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit pasar modal adalah pasar tempat, berupa gedung yang di siapkan guna memperdagangkan saham- saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedangang. 2.2.1.2.Fungsi Pasar Modal Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempuyai surplus tabungan saving surplus unit. Pasar modal yang dalam bentuk konkritnya adalah bursa efek. Adapun fungsi lain dari pasar modal bursa efek adalah : a. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang ditawarkan kepada masyarakat. 11 b. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme pasar. c. Membantu pembelajaran pemenuhan dana dunia usaha melalui penghimpunan dana masyarakat. d. Menghimpun proses perluasan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham-saham perusahaan. Sedangkan menurut Husnan 1994:23 Sekuritas atau efek adalah secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal pihak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Pasar modal merupakan kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank- bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat berharga atau klaim, jangka panjang dan pendek. Sedangkan bursa efek yang merupakan bentuk konkrit dari pasar modal ialah suatu sistem teorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung atau melalui wakil- wakilnya. Itu sebabnya cara kerja pasar modal terkait dengan cara kerja sub sektor kauangan lainnya maupun sektor keuangan secara keseluruhan. Untuk dapat memahami dan menganalisis secara tepat cara kerja pasar modal, mutlak diperlukan pengertian yang baik tentang sektor keuangan termasuk sub sektor yang lain. Hubungan antara pemilik dana investor yang membeli saham dari perusahaan yang menjualnya dari bursa efek dengan perusahaan yang 12 bersangkutan agak berbeda hubungan dengan pemilik dana dengan bank bila ia menitipkan uangnya di bank dalam pemilikan perusahaan yang bersangkutan dan pemilikannya itu dalam bentuk surat saham. Surat saham ini tiap saat bisa dikonversikan menjadi uang atau dengan kata lain likuid. Resiko yang lebih besar menyebabkan para investor dan pemerintah berkepentingan untuk menekan resiko tersebut sekecil mungkin dengan tidak menghambat mekanisme pasar modal. Caranya antara lain dengan menggunakan bantuan lembaga perantara seperti perusahaan penilai pinjaman dan lain sebagainya. Sesuai dengan kondisi perekonomian nasional, pasar modal di Indonesia mempunyai ciri yang khas seperti penekanan pada fungsi pemerataan pendapatan, Indonesianisasi pemilikan saham dan dengan sasaran pasar yang mengutamakan mereka yang berpenghasilan rendah.

2.2.1.3. Peranan Pasar Modal

Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara yang lain. Hampir semua negara didunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan untuk menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Terkecuali dalam negara dengan perekonomian sosialis ataupun tertutup, pasar modal bukanlah suatu keharusan. 13 Seberapa besar peranan pasar modal suatu negara dapat dilihat dari 5 lima segi sebagai berikut ini: Sunariyah, 2003:7-8 a. sebagai fasilitas melakukan interaksi antar pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang dijual belikan b. pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil return yang diharapkan c. pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya d. pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian e. pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga

2.2.2. Saham

2.2.2.1.Pengertian Saham Menurut Jogianto 2003 : 67 Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham stock.Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa common stock. Sedangkan menurut Darmadji, dkk 2001 : 5 saham dapat didefinisikan sebagai tanah penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau suatu perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. 14 Menurut Gitosudarmo 2002 : 265 saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas. Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham prefen preferred stock. Saham preferen mempunyai hak – hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak – hak prioritas dari saham preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa. Saham preferen akan dibahas terlebih dahulu diikuti oleh saham biasa. Dengan memiliki saham maka suatu perusahaan akan memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut : a. Deviden yaitu pembagian keuntungan perusahaan yang diberikan oleh pemegang saham. b. Capital gain yaitu kelebihan hasil atas harga perolehan dan pelepasan aktiva terutama investasi jangka panjang. 2.2.2.2.Jenis – Jenis Saham Menurut Gitosudarmo 2002:265-266 ada 7 jenis saham, yaitu : 1. Saham Biasa Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada rapat umum pemegang saham, dan pada likuidasi perseroan pemilik saham memiliki hak memperoleh sebagian 15 dari kekayaan perseroan setelah tagihan kreditur dan saham preferen dilunasi. 2. Saham Bonus Saham Bonus, diciptakan dari pos cadangan perseroan, yang terbentuk dari uang kontan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Penyerahan saham bonus kepada pemegang saham, kekayaan perseorangan tidak mengalami perubahan, karena tidak ada kekayaan yang bertambah dan tidak ada modal yang dibayarkan. Perubahannya adalah pergeseran struktur permodalan perseron saja. 3. Saham Pegawai Saham yang dapat dimiliki oleh para pegawai, dengan syarat tertentu dapat membeli saham perusahaan dengan kurs di bawah kurs bursa. 4. Saham Preferen Perseroan Para pendiri perseroan, biasanya dihargai dengan diberikan jasa yaitu dapat berupa saham yang disebut saham pendiri 5. Saham Preferen Saham yang memberikan hak untuk mendapat deviden dan atau bagian kekayaan pada saat perubahan lebih dahulu dari saham biasa, dan di samping itu mempunyai preferen untuk mengajukan usul pencalonan direksikomisaris. 6. Saham Preferen Kumulatif Saham preferen yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden yang belum dibayarkan pada tahun – tahun yang lalu secara kumulatif. 16 7. Saham Preferen Partisipasi Saham yang disamping hak priorotasnya masih dapat turut serta dalam pembagian deviden selanjutnya. Sedangkan menurut Baridwan 1997 : 394–398 ada 2 macam jenis saham, yaitu : 1. Saham Biasa Common Stock Saham yang perluasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir dalam saham perusahaan di likuidasi, sehingga resikonya adalah yang paling besar. 2. Saham Prioritas Preferensi Preferred Stock Saham prioritas preferensi mempunyai macam–macam karakteristik yang berbeda dari saham biasa.

2.2.3. Harga Saham

2.2.3.1.Pengertian Harga Saham Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan Riyanto, 1995:240. Menurut Sunariyah 2000:154 harga saham dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni harga pasar, harga nominal dan harga perdana. 1. Harga pasar market value yaitu harga yang berlaku dalam pasar pada saat itu. 2. Harga nominal saham adalah harga saham yang tercantum dalam sertifikat saham, dimana yang telah ditetapkan oleh emiten serta dengan 17 mendapatkan persetujuan dari Bapepam Badan Pemeriksa dan Pengawas Pasar Modal. 3. Harga perdana adalah harga saham ketika saham tersebut dijual saat pertama kali di pasar perdana, yang harganya ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intristik dengan nilai pasar saham bersangkutan. Tandelilin, 2001:183. Nilai intrinsik saham dalam analisis perusahaan bisa dilakukan dengan memanfaatkan dua komponen informasi penting dalam analisis perusahaan, yaitu EPS dan PER. 2.2.3.2.Penilaian Harga Saham Menurut Sunariyah 2003:30 harga penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas PT atau yang biasa disebut emiten. Perkembangan harga saham dapat ditunjukkan melalui naik-turunnya harga-harga saham yang umumnya dicerminkan melalui earning per share EPS,Return dan price earning RatioPER. PER dapat diperoleh dari perkembangan harga saham per periode tertentu dibagi dengan tingkat earning, PER dapat dijadikan indikator untuk melihat perkembangan harga saham relatif dibanding dengan tingkat laba perusahaan. Harga saham adalah harga dari suatu saham yang terbentuk dari pasar modal sebagai akibat dari permintaan penjual dan pembeli saham. 18 Menurut Arifin 1999 : 169 terdapat 2 macam harga saham yang digunakan pada saat jual beli saham di Bursa Efek, yaitu : 1. Harga saham pembukaan opening price yaitu harga saham yang diminta oleh penjual atau pembeli pada awal jam buka bursa. 2. Harga saham penutupan closing price yaitu saham yang diminta oleh penjual atau pembeli saat akhir hari bursa.

2.2.4. Rasio Keuangan

2.2.4.1.Definisi Rasio Keuangan Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu kecil artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang dipakai sebagai dasar pembanding, dari penafsiran rasio-rasio suatu perusahaan. Jumingan, 2008 : 118. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan yang lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kit adapat memperoleh informasi dan memberikan penilainan Harahap, 2001:297. 19

2.2.4.2. Keunggulan Rasio Keuangan

Analisa rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisa lainnya. Keunggulan tersebut adalah : 1. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z score. 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.2.4.3. Keterbatasan Analisa Rasio

Disamping keungulan yang dimiliki analisa rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu pengunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaanya agar tidak salah dalam pengunaannya Harahap, 2001:298. 20 Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti : a. Banyak perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan jugment yang dapat dinilai bias atau subyektif. b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.2.4.4. Jenis Rasio

Jenis – jenis rasio yang sering digunakan dalam bisnis Harahap, 2001:301-311. Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah : 21 1. Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-posaktiva lancardan hutang lancar. 2. Rasio Solvabilitas. Rasio sovabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitungdari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. 3. Rasio Rentabilitas Profitabilitas. Rasio rentabilitas atau juga disebut profitabilitas ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating rasio. 4. Rasio Leverage. Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkanoleh modal equity. Perusahaan yang 22 baik mestinya memiliki komposisi modal lebih besar dari hutang. Rasio ini bisa juga diangggap bagian dari rasio solvabilitas. 5. Rasio Aktivitas. Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasi baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegitan lainnya. 6. Rasio Pertumbuhan. Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan proses perusahaan dari tahun ke tahun. 7. Market Based Ratio Penelitian Pasar. Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunkan dipasar modal yang menggamabrkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Tidak berarti rasio lainnya tidak dipakai. 8. Rasio Produktivitas. Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit-unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

2.2.5. Rasio Rentabilitas Profitabilitas

Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Harahap, 2001 : 304 23 2.2.5.1.ROE Return On Equity Return on equity mengukur tingkat pengembalian atas modal sendiri pemegang saham. Rasio ini bermanfaat untuk menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri pada tingkat produktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan laba yang dimilikinya. Dengan menggunakan return on equity, maka dapat dijelaskan bahwa profitabilitas dapat dicapai melalui efisiensi operasi perusahaan dan efektifitas penggunaan modal sendiri dalam menghasilkan laba bersih. Return on equity dapat dihitung dengan rumus Riyanto, 1995 : 335 : ROE = x100 sendiri modal total bersih laba Rasio ini menunjukkan beberapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus Harahap, 2001:305. 2.2.5.2.EPS Earning Per Share Earning Per Share adalah laba per lembar saham dari suatu perusahaan dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Harahap, 2001:305 : EPS = Saham Lembar Jumlah Bersangku Saham Bagian Laba tan 24 Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Menurut Skousen 1995:184 laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai satuan usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba satu- satuan dari waktu ke waktu manakala terjadi perubahan dalam struktur modal. Dengan berhasilnya perusahaan, laba bersih jelas akan meningkat. Tetapi investor berkepentingan untuk mengetahui apakah laba bersih bertumbuh sepadan dengan ukuran struktur modal perusahaan. Investor menggunakan angka laba per saham untuk mengevaluasi hasil operasi perusahaan guna mengambil keputusan investasi. Skousen, 1995:184 2.3. Kerangka Pikir Dow theory disusun dari rangkaian artikel yang ditulis oleh Charles Dow dalam ”The Wall Street Journal” antara tahun 1900 sampai tahun 1902. Dow Theory adalah nenek moyang dari sebagian besar alat- alat analisis teknis modern. Dow theory mula-mula menitikberatkan pada penggunaan pasar secara keseluruhan sebagai barometer untuk situasi perekonomian pada umumnya. Jadi mula-mula tidak dimaksudkan untuk memprediksi harga saham. Tetapi, perkembangan selanjutnya bergerak secara eksklusif untuk fungsi ini. Dalam hal ini asumsi dari dow teori yaitu harga sekuritas adalah harga paling efisien. Harga sekuritas mencerminkan segala sesuatu yang diketahui tentang sekuritas tersebut. Sementara informasi baru datang peserta pasar secara cepat menyebarkan informasi tersebut dan harga menyesuaikan diri karenanya. Dengan demikian harga sekuritas adalah 25 harga paling efisien, maksudnya mencerminkan segala sesuatu yang diketahui tentang sekuritas tersebut. Salim 2003: 122-127 Dalam Teori Portofolio dan Analisis Investasi Jogiyanto, 2000 : 364 Fama mendefinisikan pasar yang efisien adalah a security market is efficient is security process fully reflect the information available Suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Definisi dari Fama ini menekankan pada dua aspek, yaitu fully reflect dan information available. Pengertian dari fully reflect menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien menurut versi Fama ini jika dengan menggunakan informasi yang tersedia information available, investor-investor secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas yang bersangkutan.

2.3.1. Pengaruh

Return On Equity Terhadap Harga Saham Menurut Hanafi 2003:85, “Return on Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendirinya untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar hasil pengembalian atas modal sendiri ROE maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan 26 modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham. Demikian pula sebaliknya apabila ROE rendah berarti perusahaan tidak menggunakan equitynya dengan efisien dan efektif sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada turunnya harga saham. Jadi ROE ini dijadikan sebagai indikator atas kinerja suatu perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya. Dari kacamata investor, dua aspek yang sering diteliti ialah tentang tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai sesuatu yang dikehendaki sedangkan risiko sebagai sesuatu yang tidak dikehendaki, oleh karena itu investor perlu melakukan analisis sebelum melakukan investasi. Disini, peranan informasi laporan keuangan menjadi sangat penting karena dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan serta kinerja masa lalu dan masa mendatang. Laporan keuangan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan salah satunya rasio profitabilitas yaitu ROE. 2.3.2. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham Menurut Tuanakotta 1985:213 Earning Per Share adalah angka yang paling sering dipergunakan dalam publikasi mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada umum. EPS sering dipandang sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data akuntasi. 27 Salah satu sebab mengapa EPS sangat populer adalah karena adanya anggapan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividend per share dikemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari. EPS juga dianggap relevant dalam menilai efektivitas manajemen dan kebijaksanaan pembagian deviden. Menurut Sunariyah 2003:30 harga penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas PT atau yang biasa disebut emiten. Perkembangan harga saham dapat ditunjukkan melalui naik-turunnya harga-harga saham yang umumnya dicerminkan melalui earning per share EPS,Return dan price earning RatioPER. PER dapat diperoleh dari perkembangan harga saham per periode tertentu dibagi dengan tingkat earning, PER dapat dijadikan indikator untuk melihat perkembangan harga saham relatif dibanding dengan tingkat laba perusahaan. 2.3.3. Diagram Kerangka Pikir Return On Equity X 1 Harga Saham Y Regresi Linier Berganda Earning Per Share X 2 28

2.4. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang ada dihubungkan dengan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang diajukan adalah : ”Diduga ada pengaruh positif ROE dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan yang Go Public di BEI”.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memperjelas variabel ROE dan EPS yang berpengaruh terhadap harga saham, maka definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel terikat Y adalah Harga Saham

Yaitu merupakan harga dari suatu saham yang terbentuk dari pasar modal sebagai akibat dari permintaan penjual dan pembeli saham yang dinyatakan dalam bentuk per lembar saham dan skala yang digunakan adalah skala rasio. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga pasar saham pada akhir periode closing price.

b. Variabel bebas X yang digunakan terdiri dari :

1. ROE X 1 Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Skala pengukuran rasio dengan satuan ukurannya adalah persen . x100 sendiri modal total bersih laba ROE  29

Dokumen yang terkait

PENGARUH PER, EPS, DAN ROE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Pengaruh Per, Eps, Dan Roe Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENGARUH EPS, DPR, ROI, DAN ROE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN Pengaruh EPS, DPR, Roi, Dan ROE Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 10 15

PENGARUH ROE DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 6

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY), ROA (RETURN ON ASSETS) DAN EPS (EARNING PER SHARE) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 5 85

Pengaruh ROA, ROE dan EPS Terhadap Harga Pasar Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1 5 81

PERAN EPS DALAM MEMEDIASI PENGARUH ROE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI.

0 0 29

PENGARUH RASIO LEVERAGE,ROE,EPS, PER DAN BETA SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

Pengaruh ROA, ROE dan EPS Terhadap Harga Pasar Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 20

PENGARUH ROE DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIC DI BEI

0 0 18

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY), ROA (RETURN ON ASSETS) DAN EPS (EARNING PER SHARE) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 19