A. Profil Penggunaan Obat Gangguan Saluran Pencernaan
Pada penelitian ini digunakan obat untuk mengobati penyebab gangguan saluran cerna dan gejala yang timbul akibat gangguan saluran cerna. Dari data
dibagi menjadi 7 golongan obat yang diberikan pada pasien gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012
yaitu meliputi: a. Antitukak
Golongan antitukak yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta periode Juli 2012 meliputi antagonis reseptor H2 yaitu Ranitidine Tricker®, Gastridin®, khelator senyawa kompleks yaitu
Sukralfat Inpepsa® dan penghambat pompa proton PPI yaitu Omeprazole Rocer® dan Pantoprazole Panso®. Pasien yang
menggunakan obat antitukak yaitu pada rekam medis kasus: 1, 2, 5, 9, 12, 15, 24, 34.
Tujuan terapi tukak lambung adalah meringankan atau menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius
hemoragi, perforasi, obstruksi. b. Antispasmodik
Golongan antispasmodik yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta periode Juli 2012 adalah golongan antimuskarinik yaitu Hyoscine-N-butylbromid
Buscopan
®
dan golongan
stimulan motilitas yaitu Metoclopramid HCl Gavistal
®
, Clebopride malate Clast
®
, dan Domperidone DOM
®
dan Monell
®
. Pasien yang mengunakan obat antispasmodik adalah pada rekam medis kasus: 8,
15, 20,21, 27, 29. Antimuskarinik berfungsi sebagai relaksan otot polos sehingga mengurangi spasme otot polos pada saluran cerna.
c. Antidiare Golongan antidiare yang digunakan pada pengobatan gangguan
saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 meliputi golongan adsorben dan
pembentuk massa yaitu Kaolin dan Pektin Neokalana
®
, Attalpugite New Diatab
®
, Dioctahedral Smectite Smecta
®
, Zn Sulfate Heptahydrate Orezinc
®
. Golongan antidiare lain yang digunakan adalah antimotilitas yaitu Loperamide HCl dan Chlordiazepoxid HCl
dan Clinidium Br Braxidin
®
. Pasien yang menggunakan obat antidiare yaitu rekam medis kasus: 2,
4, 5, 6, 9, 17, 19, 21, 22, 26, 28, 29, 30, 31, 34. d. Digestan
Golongan enzim pencernaan yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta periode Juli 2012 adalah Pancreatin Elsazym
®
, Gasflat
®
dan Tripanzym
®
. Pasien yang menggunakan enzim pencernaan yaitu rekam medis kasus: 9, 27, 33, 34.
e. Preparat kombinasi Probiotik Golongan preparat kombinasi yang digunakan pada pengobatan
gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 berisi Lactobacillus yaitu Lacto B
®
dan Lacidofil
®
. Pasien yang menggunakan preparat kombinasi adalah rekam medis kasus: 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 17, 19, 22, 25, 28, 30,
31, 32, 33, 34. f. Antibakteri
Golongan antibakteri yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta periode Juli 2012 yaitu Cefotaxim Cefotaxim, Ceftriaxone Cefritiaxone dan Tertacef
®
, Cefixime Cefixime, Starcef
®
dan Cefila
®
yang merupakan golongan antibakteri Cefalosporin,
antibakteri kombinasi
adalah Kotrimoksazol
Sanprima
®
dan antibiotik golongan lain yaitu Metronidazole Promuba
®
dan Trogyl
®
. Pasien yang menggunakan antibakteri adalah rekam medis kasus: 1, 2, 4, 10, 16, 12, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 29,
30, 31, 32, 34. g. Antiemetik
Golongan antiemetik yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta periode Juli 2012 yaitu Ondansetron Trovensis
®
dan Cendantron
®.
Pasien yang menggunakan antiemetik adalah rekam medis kasus:1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22,
24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 33, 34. Persentase penggunaan obat gangguan saluran cerna tertinggi adalah
antiemetik, preparat kombinasi probiotik dan antibiotik. Penggunaan terapi pada gangguan saluran cerna hampir semua merupakan terapi kombinasi. Penggunaan
antiemetik yaitu dengan zat aktif Ondansetron digunakan karena pada gangguan saluran cerna disertai mual muntah. Penggunaan Odansetron bekerja dengan
menghambat reseptor 5HT-3 sehingga rangsangan mual berkurang. Preparat kombinasi yang meliputi Lactobacillus Lacto B
®
sering digunakan karena pasien gangguan saluran pencernaan khususnya diare yang banyak diderita oleh anak-
anak.Penggunaan Lacto B dapat membantu memperbaiki keseimbangan flora usus akibat diare.
Menurut Murakami 2008 pada penggunaan obat gangguan saluran pencernaan yang sering digunakan adalah kombinasi penggunaan PPI dan
penggunaan antibakteri, salah satunya adalah Metronidazole. Penggunaan kombinasi dengan Metronidazole memiliki indikasi dapat membunuh
Helicobacter Pylori , yaitu bakteri yang menyebabkan peptic ulcer disease.
Manifestasi klinis umum gangguan saluran cerna gastroenteritis adalah konsistensi feses cair dan frekuensi defekasi meningkat, muntah, demam, kram
abdomen, membran mukosa kering, fontanel cekung pada bayi, berat badan
turun dan lemas Dipiro, 2008. Berdasarkan data diatas manifestasi klinis yang timbul pada gangguan saluran pencernaan di Rumah Sakit Panti Rini periode Juli
2012 yang sering muncul adalah mual muntah, diare dan panas selain itu terdapat manifestasi lain seperti perut tidak enak. Maka manifestasi klinis yang timbul
pada gangguan saluran pencernaan pada penelitian sesuai dengan manifestasi klinis yang umum pada gangguan saluran cerna.
Tabel IX. Profil penatalaksanaan gangguan saluran cerna pada pasienrawat inap Rumah Sakit panti Rini Periode Juli 2012
Manifestasi klinis
Golongan obat Rekam
medis Persen
Mual-muntah Tunggal
Antiemetik Ondansentron kasus
13 2,94
Demam Kombinasi
Analgetik Paracetamol dan Metamizole dan antibiotik
Ceftriaxone kasus
16 2,94
Mual muntah Kombinasi
Antidiare Kaolin Pectin dan Lactobacillus
, antibiotik Kotrimoksazol: kasus 22,
Metronidazole: kasus 31 dan antiemetik Ondansentron
kasus 22 dan
31 5,88
Antibiotik Cefixime, antitukak Pantoprazole dan antiemetik
Ondansentron kasus
24 2,94
Diare dan mual muntah
Kombinasi Antidiare Lactobacillus dan
antiemetik Ondansentron kasus
3,11,26 8,82
Antidiare Loperamide HCl, antitukak Omeprazole dan
antiemetik Ondansentron kasus 5
2,94 Antidiare Lactobacillus dan Kaolin
Pectin, antiemetik Ondansentron Kasus 21 dan 25: Domperidone sirup
dan antibiotik kasus 4 dan 30: Kotrimoksazole, kasus 21 dan 29:
Metronidazole kasus
4, 21, 25, 29
dan 30 14,71
Antidiare Lactobacillus dan Loperamid HCl , antiemetik
Ondansentron , antibiotik Cefotaxim, dan antitukak
Ranitidin kasus 2
2,94
Lanjutan Tabel IX
Manifestasi klinis
Golongan obat Rekam
medis Persen
Diare dan mual muntah
Kombinasi Antispasmodik Gasflat , antidiare
Loperamid HCl dan Attalpugite dan antibiotik Cefuroxime
kasus 9 2,94 Diare dan panas
Kombinasi Antidiare Lactobacillus dan Kaolin
Pectin dan analgetik Paracetamol dan Metamizole Na
kasus 7 dan 28
5,88 Antidiare Lactobacillus dan Kaolin
Pectin, analgetik Paracetamol dan Metamizole Na dan antibiotik
Metronidazole kasus
17, 23, 32
8,82
Antidiare Lactobacillus, antibiotik Cefixime dan antiemetik
Ondansentron kasus
10 2,94
Panas dan mual muntah
Kombinasi Analgetik Paracetamol dan antiemetik
Ondansentron kasus 14
dan 18 5,88
Antibakteri Cefixime, digestan Pancreatin dan antiemetik
Ondansentron dan Domperidon sirup kasus 27
2,94 Perut tidak enak
dan mual muntah Kombinasi
Antitukak Ranitidin dan Pantoprazole, antiemetik Ondansentron dan
antispasmodik Hyoscine-N-butylbromid kasus 15
2,94 Antitukak Pantoprazole, antiemetik
Ondansentron dan antibiotik Cefotaxim
kasus 1 2,94
Mual muntah + diare+ panas
Kombinasi Antiemetik Ondansentron , antitukak
Ranitidin, digestan Pancreatin dan antidiare Kaolin Pectin dan
Lactobacillus kasus 34
2,94
Antiemetik Ondansentron, analgetik Paracetamol dan Metamizole Na,
digestan Pancreatin dan antidiare Lactobacillus
kasus 33 2,94
Antiemetik Ondansentron, analgetik Paracetamol dan Metamizole Na dan
antidiare Dioctahedral Smectite, Kaolin Pectin dan Lactobacillus
kasus 6 dan 19
5,88
Antispasmodik Metoclopramid HCl, antidiare Lactobacillus dan analgetik
Paracetamol dan Metamizole Na kasus 8
2,94 Antiemetik Ondansentron, antitukak
Ranitidin, analgetik Paracetamol dan Metamizole Na, antidiare Lactobacillus
dan antibiotik Kotrimoksazole kasus 12
2,94
Antiemetik Ondansentron, antibiotik Kotrimoksazole dan analgetik
Paracetamol dan Metamizole Na kasus 20
2,94
B. Evaluasi Penatalaksanaan Gangguan Saluran Pencernaan