33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian termasuk dalam non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif. Penelitian non
eksperimental merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah variabel subjek menurut keadaan apa adanya tanpa manipulasi dan
intervensi dari peneliti Pratiknya, 1986. Rancangan penelitian deskriptif evaluatif karena data yang diperoleh dari lembar catatan medik kemudian
dievaluasi berdasarkan studi pustaka dan kemudian dideskripsikan dengan memaparkan fenomena yang terjadi dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan
gambar. Penelitian ini bersifat prospektif karena data pada penelitian mengikuti keadaan kasus selama mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan melihat
lembar catatan mediknya serta bertanya kepada perawat dan dokter bila terjadi keraguan mengenai terapi yang diberikan.
B. Definisi Operasional a. Periode penelitian dimulai dari bulan Juli 2012 yang dimulai dari tanggal 1
Juli 2012 sampai dengan 1 Agustus 2012 b. Kasus dalam penelitian ini adalah pasien yang menerima resep dan
menggunakan obat gangguan saluran pencernaan pada instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini periode Juli 2012 yang dilihat melalui rekam
medis c. Gangguan saluran cerna yang termasuk dalam penelitian ini adalah diare,
PUD peptic ulcer disease, konstipasi dan mual-muntah dan ditegakkan dalam diagnosis.
d. Karakteristik peresepan obat meliputi unsur jumlah obat, jenis obat, bentuk sediaan obat, aturan pemakaian obat, kekuatan obat dan frekuensi
pemberian obat e. Penggolongan obat untuk gangguan saluran cerna didasarkan menurut
MIMS Petunjuk Konsultasi Edisi 10: 20102011 f. Kemungkinan interaksi obat merupakan kemungkinan interaksi yang
terjadi antara obat dengan obat yang diterima pasien selama menjalani terapi
g. Evaluasi kemungkinan interaksi obat berdasarkan sumber informasi Stockley’s Drug Interaction 9
th
edition , serta kondisi pasien yaitu
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik pada catatan rekam medik
h. Ketepatan dosis obat disesuaikan dengan sumber informasi Drug Information Handbook 16
th
edition bila obat tidak terdapat pada DIH maka
sumber informasi yang diacu adalah MIMS Petunjuk Konsultasi Edisi 10: 20102011 dan kondisi pasien yaitu pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan fisik pada catatan rekam medik i. Lembar catatan medik adalah catatan pengobatan dan perawatan pasien
yang memuat data karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin, alamat, diagnosis, instruksi dokter, catatan keperawatan, catatan
penggunaan obat, hasil laboratorium, lama perawatan yang menerima pengobatan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini periode Juli 2012
C. Subyek Penelitian Subyek penelitian meliputi: pasien rawat inap di RS Panti Rini periode Juli
2012. Kriteria inklusi subyek adalah pasien yang dirawat di rumah sakit Panti Rini yang terdiagnosa gangguan saluran cerna yang meliputi: diare, konstipasi,
Peptic Ulcer Disease , dan mual-muntah serta menerima resep pengobatan
gangguan saluran cerna pada RS Panti Rini periode Juli 2012. Kriteria eksklusi subyek adalah pasien yang mengalami gangguan saluran cerna namun
bukan diagnosis utama.
D. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar catatan medik pasien kasus
gangguan saluran cerna yang menerima resep obat gangguan saluran pencernaan dirawat inap pada bangsal rumah sakit Panti Rini periode Juli
2012 yang ditulis dokter dan perawat mengenai data klinis pasien.
E. Tempat Penelitian Penelitian
“Penatalaksanaan Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 Kajian : Kemungkinan Interaksi dan
Dosis Obat“ dilakukan di RS Panti Rini Yogyakarta untuk kasus rawat inap.
F. Tata Cara Penelitian 1.
Tahap orientasi Pada tahap ini penelitian dimulai dengan penyusunan proposal. Pada
tahap orientasi peneliti mencari informasi dan melakukan analisis situasi terkait insidensi gangguan saluran pencernaan pada rumah sakit Panti Rini
dan mencari teknis pengambilan data yang sesuai agar tidak menggangu pekerjaan petugas kesehatan lainnya.
2. Tahap pengambilan data
a. Pengumpulan data Pada proses ini subyek penelitian ditentukan berdasarkan kriteria inklusi
secara prospektif selama periode waktu bulan Juli 2012.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti perkembangan kasus melalui lembar catatan medis kasus. Data yang dikumpulkan meliputi
identitas, tanda vital, riwayat pengobatan, riwayat penyakit, anamnesis, diagnosis, obat yang diberikan, data laboratorium serta keterangan
kesembuhan kasus.
b. Tahap penelusuran informasi Pada proses ini dilakukan penelusuran informasi pada pihak perawat yang
bertugas pada instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini. Hasil informasi yang diperoleh digunakan sebagai penunjang untuk membantu dalam
evaluasi kemungkinan interaksi obat dengan diketahuinya minum obat bersamaan atau tidak. Penelusuran informasi juga pada pihak apoteker
untuk mengetahui resep racikan yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna pada bangsal rawat inap RS Panti Rini serta
melihat formularium pengobatan saluran cerna pada rumah sakit Panti Rini. Penelusuran informasi juga dilakukan pada dokter, yaitu dokter anak
mengenai tujuan terapi yang diberikan yang digunakan sebagai informasi dalam evaluasi penatalaksanaan gangguan saluran cerna.
G. Tata Cara Analisis Data Data dianalisis dengan bantuan tabel
1. Persentase berdasarkan manifestasi klinis yang timbul pada gangguan saluran pencernaan yang dialami pasien. Persentase dihitung dengan
cara menghitung jumlah kasus pada tiap kelompok berdasarkan jumlah manifestasi klinis yang timbul dibagi keseluruhan pasien dirawat
dengan gangguan saluran cerna dan menggunakan obat gangguan saluran pencernaan kemudian dikalikan 100.
2. Persentase berdasarkan golongan obat yang digunakan pasien pada gangguan saluran pencernaan. Dapat dihitung dengan cara menghitung
jumlah kasus penggunaan golongan obat tertentu dibagi keseluruhan pasien dirawat dengan gangguan saluran cerna dan menggunakan obat
gangguan saluran pencernaan kemudian dikalikan 100. 3. Mengevaluasi ada tidaknya interaksi obat. Evaluasi ada tidaknya
interaksi obat dilakukan dengan pedoman pustaka Stockley’s Drug
Interaction 9
th
edition dan menggunakan drug interaction checker pada
Medscape. 4. Mengevaluasi dosis yang digunakan sesuai atau tidak. Evaluasi dosis
obat dilakukan menggunakan pustaka pedoman Drug Information Handbook 19
th
edition dan menggunakan MIMS edisi 20102011
khususnya untuk obat yang diproduksi lokal di Indonesia. 5. Hasil evaluasi kategori interaksi dan dosis obat akan disajikan dalam
bentuk tabel yang dilengkapi rekomendasi dari pihak peneliti.
H. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah pada pembahasan penelitian hanya
sebatas aspek safety dari pharmaceutical care. Pada pembahasan hanya aspek safety sehingga penelitian tidak melihat seluruh aspek pharmaceutical care.
Keterbatasan penelitian adalah penelitian ini sebatas kemungkinan interaksi obat pada gangguan saluran pencernaan dengan penggunaan bersama
obat lain. Sebatas kemungkinan interaksi obat karena yang dilakukan pengecekan ada tidaknya interaksi obat berdasarkan guideline, peneliti tidak meneliti kadar
obat pada pasien untuk melihat spesifik interaksi yang terjadi. Pada analisis dosis obat keterbatasan penelitian adalah penentuan dosis
terlalu tinggi. Pada penggunaan obat untuk simptomatik terkadang dosis yang digunakan dokter dapat berlebih yang disesuaikan kondisi pasien. Namun peneliti
tidak melihat langsung kondisi pasien. Pada luaran setelah pemberian terapi untuk gangguan saluran cerna
peneliti menilai kesesuaian dosis dengan hasil laboratorium untuk menilai kesembuhan setelah pemberian terapi. Pada penelitian hasil laboratorium pasien
hanya diperiksa diawal ketika pasien rawat inap, kemudian tidak dicek hasil laboratorium kembali untuk menegaskan dan mengevaluasi keberhasilan terapi.
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN