1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Usaha mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat
dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan
stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta
pengembangan yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar
dan badan usaha milik pemerintah. Menurut Departemen Tenaga Kerja Depnaker usaha mikro adalah usaha
yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja.Sekarang ini sudah banyak wanita-wanita di Indonesia yang sudah mampu memasuki lapangan pekerjaan
seperti pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan, dan sebagainya.Kita jumpai pula wanita yang bergerak dibidang bisnis yang lebih
dikenal dengan istilah wanita pengusaha, wanita yang berwirausaha. Wanita memegang peranan penting dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara .Salah satu peran wanita yang sering terabaikan adalah adalah dibidang pengembangan ekonomi.Saat ini, semua bidang usaha terbuka bagi
wanita diIndonesia dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang selalu
memperjuangkan hak emansipasi.Pandangan yang tertanam di masyarakat adalahbahwa pria adalah kepala rumah tangga.Namun kata “ibu rumah tangga”
pada wanita tersebut tidak bisa dianggap enteng. Hasil penelitian Bank Dunia menyebutkan, meningkatkan porsi wanita untuk memeperoleh pendidikan
menengah sebesar 1 atau sekitar 62 ribu wanita di Indonesia, diproyeksikan akan terjadi peningkatan Pendapatan Domestik Bruto PDB sebesar 735 juta
dolar Amerika. Menurut pengamat Manurung, wanita memang sebaiknya memilih bisnis yang
disukainya agar risiko kerugian bisa dikurangi.Hal ini penting karena dalam berbisnis mereka jadi mengerti benar terhadap bidang usaha yang digelutinya.
Adler yang juga menjabat DirekturInvestasi PT Nikko Securities Indonesia ini menyarankan wanita dalam memulai bisnis sebaiknya melakukan 3 tigahal,
yaitu berawal dari skala kecil, mau belajar pemasaran, dan mengubah mentalitas menjadi aktif bersosialisasi.Mengenai lokasiusaha sebaiknya tidak jauh dari
tempat tinggal sehingga waktunya tidak habis di luar rumah dan parawanita itu Sebaiknya memilih jenis usaha yang tidak jauh dengan aktivitas yang disukainya
seperti salon. Bidang usaha salon dengan alasan kebutuhan akan jasa kecantikan ini tidak
pernah habis. Terutama wanita yang sedari dulu sudah sangat sadar perlunya merawat kecantikan dari ujung kaki sampai ujung kepala.Wanita dulu biasa
melakukan perawatan tubuhnya sendiri di rumah dengan ramuan kecantikan tradisional yang diolah sendiri.Jaman sekarang yang serba praktis ini, wanita tidak
lagi membuat ramuan kecantikan sendiri namun bisa membelinya dalam kemasan
siap pakai di toko-toko. Namun, walau banyak alternatif perawatan tubuh yang dapat dilakukan sendiri di rumah, namun beberapa hal tetap harus dibantu orang
lain misalnya gunting rambut dan blow. Lagipula pada dasarnya wanita senang dimanjakan, sehingga walaupun bisa mencuci rambut sendiri, luluran, creambath,
facial atau gunting kuku mereka tetap saja jika orang lain yang mengerjakannya. Layaknya putri raja yang dilayani para dayang, begitulah perasaan wanita di
salon. Wanita juga berharap penampilan menjadi lebih cantik dengan rambut yang
tertata, baik cuma di-blow biasa, blow variasi , pengeritingan, rebonding atau disanggul, alis yang dibentuk bak bulan sabit, kuku tangan dan kaki yang lentik
dan berkilat, semua hal tersebut membutuhkan jasa salon sebab sulit dilakukan sendiri. Datang ke salon juga menjadi lebih menyenangkan sebab jasa perawatan
kecantikannya semakin variatif misalnya pelangsingan, pemutihan kulit, bahkan perawatan kesehatan seperti refleksi kaki dan back therapy juga ditawarkan. Jasa
salon sudah menjadi bagian hidup wanita, ibaratnya tidak mungkin wanita tidak ke salon.Bahkan cewek paling tomboy sekalipun memotong rambutnya di salon
bukan? Bukan hanya wanita, namun pria juga tidak mau ketinggalan.Buat pria yang
peduli dengan penampilannya maka sekedar gunting rambut dan pijat saja tidak cukup. Pria saat ini juga ingin punya penampilan bak model dan peragawan .
Tampil dengan kulit wajah yang halus, kulit tubuh yang lebih terawat, tidak terlalu banyak bulu,dankuku yang rapi,”. Tren pria metro seksual memang
menjadi pemicu meningkatnya jumlah pria yang datang ke salon.
Cantik memang dambaan setiap insan wanita namun jika ditelaah dengan pikiran yang terbuka, kecantikan memiliki makna yang begitu luas.Kecantikan
tidak hanya dilihat dari fisik.Kecantikan bisa pula dilihat dari rasa percaya diri, keunikan pribadi, dan tidak terpaku pada dimensi visual yang dapat dilihat
mata.Kemudian, kepribadian yang menarik bisa membuat seorang wanita terlihat cantik dan menarik.Dan kecantikan bisa terpancar dari karakter, perilaku dan
pengetahuan. Banyak wanita yang rela melakukan apa saja agar dapat predikat cantik. Hal ini wajar baik bagi wanita usia muda, maupun yang sudah berumur
pun akan senang jika mendapat pujian cantik. Merawat tubuh menjadi prioritas utama dalam rangka mempercantik diri. Dan bicara tentang perawatan tubuh,
seperti perawatan rambut dan wajah, tentu akan erat kaitannya dengan salon kecantikan
Pangsa pasar usaha salon kecantikan masih sangatlah besar karena jumlah orang yang tidak punya waktu untuk merawat sendiri kecantikannya akan semakin
besar. Mereka inilah yang membuat potensi pasar usaha salon kecantikan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Faktor-faktor yang mendorong pengusaha wanita dalam membuka usaha: 1.
Faktor kemandirian Sebagai seorang, wanita ada kalanya wanita ini dapat berdiri sendiri tanpa
bantuan oang lain. Hal ini karena wanita ingin menunjukkan jika tanpa laki-lai dia dapat bertahan hidup dengan keahlian yang dia punya yang direalisasikan
menjadi suatu usaha yang dapat menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya .
2. Faktor Modal
Dalam pembuatan usaha maka wanita biasanya melihat berapa modal yang mereka punya untuk membuat suatu usaha.Biasanya semakin banyak
modal yang mereka miliki untuk pembuatan suatu usaha maka semakin terencana dan matanglah pemikiran untuk pembuatan usaha ini.
3. Faktor Emosional
Faktor emosional yang dimiliki wanita, dapat mempengaruhi dirinya untuk melakukan sesuatu yang berguna baginya maupun keluarga.hal ini karena
dalam diri seorang wanita meemiliki keinginan untuk berdiri sendiri maupun untuk bisa mempraktekkan teori-teori yang diikutinya melalui
pendidikan formal maupun informal yang diinginkannya.Selain itu wanita juga mempunyai keinginan untuk membantu keuangan keluarga yaitu
dengan membuka usaha. 4.
Faktor pendidikan Faktor pendidikan dapat menjadi salah satu faktor yang memotivasi wanita
untuk berwirausaha karena banyak wanita-wanita yang mengikuti pendidikan informal seperti kursus-kursus yang dapat mengasah
keterampilan mereka.
Faktor-faktor yang menghambat pengusaha wanita dalam membuka usaha: 1.
Faktor kewanitaan Sebagai seorang ibu rumah tangga ada masa hamil dan menyusui
sehingga agak menggangu jalannnya bisnis.Hal ini dapat diatasi
dengan mendelegasikan wewenang tugas kepada karyawanpekerja.Tentunya pendelegasian ini mempuyai keuntungan
dan kerugian. Jalannya usaha tidak akan persis sama bila dipimpin oleh pemilik sendiri.jadi ada dua kemungkinan , lebih baik atau lebih buruk.
2. Faktor sosial dan budaya
Wanita sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh dengan urusan rumah tangga. Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan
perhatian penuh dan ini akan menggangu aktivitas usahanya. Jalannya bisnis yang dilakukan oleh seorang wanita tidak sebebas yang
dilakukan laki-laki.Karena ada anggapan umum dan kebiasaan dalam rumah tangga bahwa suamilh yang memberi nafkah, suami yang
bekerja, maka sulit juga suatu usaha berkembang menjadi usaha yang besar.
3.Faktor administrasi Faktor administrasi yang berbelit merupakan suatu faktor yang sangat
menghambat wanita dalam membuka suatu usaha.
Kelebihan perempuan dalam mengelola bisnis :
1. Jaringan: Dibandingkan pria, perempuan memiliki keunggulan dalam hal jaringan. Perempuan memiliki keunggulan dalam segi jaringan pemasaran, karena
memiliki pergaulan yang luas.Hal ini disebabkan perempuan memiliki kemampuan sosial dan mudah bergaul, sehingga lebih mudah untuk bisa
menjaring konsumen.Misalnya saja melalui arisan.
2. Kreatif: Perempuan dinilai lebih jeli melihat peluang usaha, dan pandai melihat celah usaha dibandingkan dengan pria. Terkadang hal yang terterpikirkan oleh
para pria dan dinilai merupakan langkah bisnis sepele, justru bisa mendatangkan keuntungan dan kesuksesan bila dilakukan oleh kaum perempuan.
3. Telaten: Perempuan lebih teliti dalam menjalankan bisnis. Hal-hal detail dalam bisnis seperti urusan packaging, labeling, atau hal kecil lainnya, sangat dipikirkan
oleh perempuan sehingga membuat produknya menjadi lebih menarik, dan memiliki daya jual yang tinggi.
4. Tidak mudah putus asa:Dalam berbisnis, perempuan lebih tangguh dan tidak mudah putus asa ketika mengalami kegagalan. Seringkali ketika menghadapi
masalah PHK, perempuan lebih tangguh dalam mencari cara untuk bisa bertahan dan mengesampingkan gengsinya untuk memulai usahanya dari bawah dibanding
pria. Banyak pegawai yang akhirnya bisa hidup berkecukupan berkat adanya bantuan usaha dari istrinya yang punya usaha sampingan di rumah.
Kekurangan perempuan dalam mengelola bisnis :
1. Terlalu banyak pikiran:Ini sepertinya merupakan permasalahan dasar setiap perempuan. Dedikasinya yang besar pada keluarga membuat para perempuan,
khususnya ibu rumah tangga, memiliki banyak pikiran ketika memutuskan memulai kegiatan wirausahanya.Banyak perempuan yang berpikir tentang
meninggalkan anak-anak untuk bekerja, atau tidak bisa mengurus suami, atau hal
lainnya.Padahal dengan menjadi pebisnis semua hal bisa diselesaikan dengan baik, dan waktu yang dimiliki lebih fleksibel dibanding pekerja kantoran.
2. Empati berlebihan: Sifat ini lebih mirip seperti bumerang dalam berbisnis. Di satu sisi, sifat empati ini bisa membuat para perempuan peka terhadap berbagai
kondisi di sekitarnya.Tak jarang berbagai ide bisnis justru hadir dari keprihatinan ini, misalnya usaha untuk mengolah limbah kain, limbah plastik, dll.Namun, di
sisi lain, sifat empati ini kadang tumbuh berlebihan.Sifat ini tak jarang membuat perempuan tidak berpikir rasional dan justru mengutamakan sisi
emosionalnya.Sehingga perempuan yang baru mulai berbisnis atau sudah mampu menjalankan usaha kerap mengalami berbagai masalah, seperti penipuan
misalnya.
3. Manajemen bisnis: Sampai saat ini, mental perempuan dalam berbisnis belum setangguh pria. Selain itu pengalaman dalam bidang manajemen bisnis masih
kalah dibanding pria.Para perempuan seringkali ragu dan bimbang ketika mengambil keputusan yang berhubungan dengan manajemen bisnis.Namun, hal
ini sebenarnya bisa diatasi dengan pengalaman berbisnis dan melalui sekolah- sekolah formal.
4. Takut gagal: Dibandingkan pria, perempuan masih sering ketakutan untuk mengambil risiko besar dalam memulai bisnis, dan mengambil langkah untuk
mengembangkan usahanya. Hal ini disebabkan karena adanya banyak hal yang dipikirkan menyangkut ekonomi keluarga, dan anak-anak.Ini juga menjadi
hambatan untuk berkembang.Kegagalan seseorang dalam berbisnis adalah hal
yang wajar.Karena kegagalan ini bisa menjadi cambuk untuk tetap bisa berinovasi dan berani melangkah maju.Ketakutan untuk gagal membuat para perempuan ini
cenderung untuk berjalan di tempat.
Berdasarkan uraian ini, maka penulistertarik untuk mengetahui faktor-faktor pendorong tersebut sehingga penulis melakukan observasi yang berjudul “Faktor-
faktor yang Mendorong Dan Menghambat Pengusaha wanita dalam Mendirikan usaha salon di jalan Jamin Ginting”
1.2 Rumusan Masalah