13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini, yang penuh tantangan di segala bidang kehidupan, sepertinya tidak memungkinkan lagi bagi perempuan untuk
tetap berdiam diri, berpangku tangan, duduk diam tanpa harus berbuat banyak bagi dirinya sendiri dan orang disekelilingnya, khususnya juga bagi keluarganya
bagi yang sudah memilikinya
.
alasan faktor utama. Penelitian yang dilakukan proyek peningkatan peran usaha swasta private enterprise participation project
tentang wanita pengusaha di Indonesia pada tahun 2003 menyebutkan, fakta bahwa wanitamengalami kesulitan administrasi dalam memperoleh pinjaman 17
Maret 2009.
2.1 Pengertian Wirausaha
Wirausaha istilahnya berasal dari bahasa Perancis Hisrich dan Peters: 2005 yaitu entrepreneur yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan
arti between takeratau go-between.Sebagai contoh dari pengertian go-betweenatau perantara yag di maksudkan dalam istilah bahasa Perancis,entrepreneur adalah
pada saat Marcopolo yang mencoba merintis jalur pelayaran ke timur jauh. Dia setuju untuk menandatangani kontrak untuk menjual barang dari seorang
pengusaha. Kontrak ini memberikan pinjaman dagang kepada Marcopolo dengan
bagian keuntugan sebesar 22,5 termasuk asuransi. Pemilik modal tidak menanggung resiko apa-apa
sedangkan si pedagang yang berlayar menanggung resiko besar. Pada saat pelayaran tiba ditujuan dan barang dagangan djual maka si pemilik modal
menerima keuntungan lebih dari 75 sedangkan si pedagang menerima keuntungan yang lebih kecil.
Perkembangan teori dan istilah entrepreneur adalah sebagai berikut Hisrich dan Peters 2005 : 20 :
1. Abad pertengahan diartikan sebagai aktor atau orang yang bertanggung jawab
dalam proyek produksi besar. 2.
Abad 17 di artikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintah dengan menggunakan
fixed price harga tetap. 3.
Tahun 1725, Richard Cantillon menyatakan wirausaha sebagai orang yang menanggung resiko yang berbeda dengan orang yang memberi modal.
4. Tahun 1797, Bedeau menyatakan wirausaha adalah orang yang menanggung
resiko, merencanakan, superviso, mengorganisasi dan memiliki. Menurut Zimmerer 2005:3, seorang wirausaha adalah seseorang yang
menciptakan sebuah bisnis dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengindentifikasi peluang
dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.para peneliti telah menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam dasawarsa terakhir ini
untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kepribadian kewirausahaan.
Walaupun penelitian ini berhasil mengindentifikasi beberapa karakteristik yang cenderung terlihat padawirausahawan , tak ada satupun kajian ini yang berhasil
memisahkan ciri-ciri yang di butuhkan untuk mencapai keberhasilan. Profil kewirausahaan yaitu Zimmerer 2003:3 :
a Menyukai tanggung jawab
Wirausahawan merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempatmereka terlibat. Mereka lebih menyukai dapat mengendalikan sumber-
sumber daya mereka sendiri dan menggunakan sumber-sumber daya tersebut untuk mencapai cita-cita yang telah di tetapkan sendiri’
b Lebih menyukai resiko menengah
Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar , melainkan orang yang mengambil resiko yang di perhitungkan .Tak seperti penjudi, seorang
wirausahawan jarang berjudi. Wirausahawan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman resiko pribadinya. Mereka biasanya mengambil peluang
didaerah yang sesuai dengan pengetahuan ,latar belakang dan pengalamannya yang akan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.
c Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil
Wirausahawan biasanya memiliki banyak keyakinan atas kemampuannya untuk berhasil.Mereka cenderung optimis terhadap peluang keberhasilan dan
optimisme biasanya berdasarkan kenyataan.Salah satunya penelitian dari National federation of Independent Bussines NFIB menyatakan bahwa
sepertiga dari wirausahawan menilai peluang berhasil mencapai 100. Tingkat optimisme yang tinggi kiranya dapat menjelaskan
mengapakebanyakkan wirausaha yang berhasil juga pernah gagal dalam bisnis sebelum berhasil’
d Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung
Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari pengukuhan.
e Tingkat energi yang tinggi
Wirausahawan lebih energetik dibandingkan orang kebanyakan.Energy ini merupakan faktor penentu mengingat luar biasanya bisnis yang di perlukan
untuk mendirikan suatu perusahaan.Kerja keras dalam waktu yang lama merupakan suatu yang biasa.
f Orientasi ke depan
Wirausahawan memiliki indra yang kuat dalam mencari peluang. Mereka melihat kedepan dan tidak mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin
melainkan lebih mempersoalkan apa yang di kerjakan besok. Bila manajer tradisional memperhatikan pengelolaan sumber daya yang ada, wirausahawan
lebih tertarik mencari dan memanfaatkan peluang. g
Ketrampilan mengorganisasi Membangun perusahaan “dari nol” dapat dibayangkan seperti
menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar besar. Para wirausahawan mengetahui cara pengumpulan orang-orang yang tepat untuk menyelesaikan
suatu tugas.penggabungan orang dan pekerjaan secara efektif memungkinkan parawirausahawan untuk mengubah pandangan ke depan menjadi kenyatan.
Faktor penghambat dan juga sebagai pendorong pertumbuhan wirausaha di Indonesia yaitu :
a. Ukuran nilai sosiokultur yang berlaku dimasyarakat.ukuran baik dan buruk di
masyarakat. b.
Kehidupan ekonomi seperti kebijakan pemerintah,praktik bisnis, struktur pasar.
Hambatan sistem sosial yang dapat dikategorikan dalam hambatan budaya yaitu :
1. Anggapan masyarakat yang rendah terhadap kegiatan dunia usaha.
2. Sikap yang kompromistis dan kurang
3. ambisius serta senang tergantung.
4. Keluarga besar kerabat besar
5. Tidak berani mengambil resiko dan lebih suka akan hasil cepat.
6. Nepotismemendahulukan perusahaan keluarga
7. Feodalisme dan semangat priyayi
Analisis kebutuhan perkembangan pengelolaan usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung kinerja peningkatan usaha. Dengan manajemen pengelolaan
usaha salon yang baik dan tepat akan mendukung tercapainya tujuan suatu instansi atau perusahaan.
2.2 Pengelolaan Usaha Salon .