16
Menurut Offman dan Mattheson 2005 kepuasan seksual dibatasi sebagai respon afektif yang muncul dari evaluasi subjektif, baik positif maupun
negatif terkait dengan hubungan seksual pada seseorang termasuk persepsi tentang kebutuhan seksual, pemenuhan kebutuhan diri sendiri, ekspektasi
terhadap pasangan, serta evaluasi positif tentang hubungan seksual secara menyeluruh. Kepuasan seksual juga turut berperan positif dalam kehidupan
manusia. Selain itu, kepuasan seksual juga dapat memberikan kesejahteraan psikologis pada seseorang.
Dalam penelitian ini kepuasan seksual adalah suatu bentuk evaluasi subjektif baik positif maupun negatif yang mencakup pikiran dan perasaan
seseorang terhadap pasangan dalam pemenuhan, harapan dan kualitas hubungan seksualnya dengan pasangan. Perasaan-perasaan tersebut meliputi
perasaan nyaman dan puas yang dirasakan guna meningkatkan kualitas hidup.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Seksual
Kepuasan seksual dipengaruhi faktor yang meliputi status hubungan, status pendidikan, orgasme, frekuensi hubungan, dan citra tubuh.
a. Status Hubungan Byers 1995 mengungkapkan bahwa status hubungan pasangan yang
menikah memiliki kepuasan seksual yang lebih tinggi dibandingkan pasangan
17
yang tidak menikah. Hal ini dikarenakan pasangan menikah dianggap lebih mampu memuaskan pasangannya dalam hal seksualitas.
b. Status Pendidikan Seseorang dengan status pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat
kepuasan seksual yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Hal ini dikarenakan status pendidikan yang
lebih tinggi dianggap memiliki pengetahuan yang lebih dalam hal seksualitas sehingga lebih mampu memuaskan pasangannya Areton, 2002.
c. Orgasme Orgasme kerap dikaitkan dengan fungsi seksual yang terjadi pada
seseorang yang dapat menimbulkan kecemasan apabila situasi tersebut tidak sesuai dengan harapan. Fungsi seksual tersebut meliputi kemampuan individu
mengalami orgasme. Individu yang mengalami orgasme ketika berhubungan seksual dengan pasangannya merasa puas terhadap kehidupan seksualnya dan
memiliki tingkat kepuasan seksual yang tinggi. Wanita yang mengalami orgasme saat waktu yang bersamaan atau sebelum pasangan mereka
menunjukkan kepuasan seksual yang lebih tinggi Sprecher Mckinney, 1993.
d. Frekuensi Hubungan Salah satu yang memiliki hubungan penting dalam kepuasan seksual
adalah frekuensi hubungan seksual. Hubungan yang signifikan tersebut berlaku untuk pria maupun wanita. Pasangan dengan frekuensi hubungan yang tinggi
18
akan memiliki kepuasan seksual yang tinggi pula dibandingakn dengan frekuensi hubungan seksual yang rendah Cheung, 2008.
e. Citra Tubuh Individu yang memiliki citra tubuh yang negatif seperti merasa tidak
menarik akan memiliki kecenderungan untuk menghindari aktivitas seksual bersama pasangannya. Hal ini mengakibatkan kurangnya hasrat bersama
pasangan yang berdampak pada kurangnya gairah seksual Holt Lyness, 2007.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan seksual
seseorang yaitu status hubungan, status pendidikan, orgasme, frekuensi hubungan, dan citra tubuh.
3. Aspek-aspek Kepuasan Seksual