37
C. Hubungan Kepuasan Seksual dengan Kecemasan Terhadap Menopause
Setiap wanita tentu akan menghadapi masa menopause, meskipun menopause tejadi di usia yang berbeda. Umumnya, wanita akan menghadapi
masa menopause dalam rentang usia 40-55 tahun Kuntjoro,2002. Menopause sendiri merupakan berhentinya menstruasi yang secara alamiah akan dialami
oleh wanita. Walaupun menopause bukan suatu penyakit melainkan suatu tahap perkembangan, menopause sangat berhubungan dengan kesehatan terutama
fungsi reproduksi wanita yang akan mempengaruhi kecemasan pada wanita dalam kepuasan seksual. Terjadinya menopause menyebabkan menurunnya atau
terhentinya produksi hormon estrogen, sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah. Selain itu, pada masa menopause wanita akan mengalami perubahan-
perubahan, baik perubahan fisik dan perubahan psikis yang keseluruhannya saling tekait satu dengan lainnya.
Wanita yang menghadapi menopause mengalami perubahan fisik yang mengakibatkan penurunnya fungsi reproduksi seperti ketidakteraturan haid,
penyempitan pembuluh darah, keluhan pada vagina, dan perubahan bentuk tubuh Kartono, 2002. Pada wanita menopause menurunnya fungsi reproduksi yang
diikuti menurunnya fungsi seksual sering dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan seksualnya. Wanita yang menghadapi menopause akan
menghadapi perubahan hasrat seksual karena keringat yang terus-menerus mengucur, gangguan tidur, dan aktivitas seksual yang dirasa membutuhkan
energi. Selain itu, masalah menopause juga membuat kecemasan pada wanita.
38
Wanita yang menghadapi menopause takut akan kehilangan kewanitaannya, kehilangan nafsu dan kemampuan koitus, dan kehilangan rasa cinta sang suami.
Ketidakmampuan wanita menopause menghadapi tekanan atau konflik akibat perubahan fisik dapat menimbulkan masalah psikologi meliputi perasaan
takut, cemas, mudah tersinggung, gelisah, malas, merasa tidak berdaya, merasa kurang percaya diri, merasa tidak menarik, marah dan sebagainya.
Wanita yang juga tidak siap atau tidak mampu mengendalikan perubahan yang terjadi akan mengalami kecemasan yang dapat mempengaruhi
hubungan seksual dengan pasangannya. Hubungan seksual tidak sekedar ditunjukkan untuk reproduksi melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan
psikologis dasar individu yang jika terpenuhi akan muncul perasaan puas, bahagia, nyaman, tenteram, dan mengalirkan energi baru dalam tubuh
Prawirogardjo, 2009. Perasaan cemas yang dialami wanita menopause juga turut terkait dengan kepuasan seksualnya.
Kepuasan seksual sendiri merupakan bentuk kedekatan seksual mencakup pikiran dan perasaan seseorang terhadap pasangan dalam
pemenuhan, harapan dan kualitas hubungan seksualnya dengan pasangannya. Pada wanita menopause, keterbukaan dalam kepuasan seksual, yaitu
kemampuan individu untuk berterus terang terhadap pasangan mempengaruhi kualitas hubungan pada pasangan, dimana apabila tidak adanya keterbukaan
maka akan menimbulkan kecemasan. Aspek selanjutnya, komunikasi meliputi kemampuan mengkomunikasikan hubungan seksual dengan pasangan. Pada
39
wanita menopause, ketidakpuasan seksual terhadap pasangan karena adanya kesenjangan komunikasi dapat menimbulkan kebosanan atau kurang tanggapan
seksual serta masalah-masalah lain yang muncul seperti kecemasan ketika berhubungan seksual. Hal ini terjadi karena perubahan-perubahan yang terjadi
selama masa menopause dan keluhan-keluhan menopause terkait seksualitas yang dialami tidak dikomununikasikan, sehingga dapat menjadikan tidak
tercapainya kepuasan seksual yang mengakibatkan pasangan akan mencari kenikmatan lain.
Komunikasi yang baik dan intim bersama pasangan akan meningkatkan kualitas kepuasan seksual serta meningkatkan kepuasan hubungan yang dijalin
secara menyeluruh sehingga dapat mengurangi kecemasan wanita yang menghadapi menopause dengan segala perubahan-perubahan baik fisik
maupun psikologis yang dialaminya. Selain itu, kedekatan emosional yaitu hubungan timbal balik akan perasaan terhadap pasangan. Perasaan-perasaan
tersebut dapat mengurangi kecemasan pada wanita yang menghadapi menopause yang dapat memberikan dan meningkatkan kepuasan seksual.
Kedekatan emosional ini seperti perasaan marah dan cinta. Perasaan marah pada pasangan dapat menimbulkan ketidakpuasan seksual pada diri sendiri
maupun pada pasangan. Perasaan mencintai pasangan dan dicintai pasangan akan membuat hubungan seks yang dilakukan memberikan pengaruh positif
pada kepuasan seksual Barrienttos Paez, 2006.
40
Berdasarkan uraian di atas, terdapat dinamika hubungan pada kecemasan terhadap menopause dan kepuasan seksual. Kecemasan terhadap
menopause dan kepuasan seksual dapat dilihat sebagai hal yang saling terkait. Ketidakmampuan atau ketidaksiapan menghadapi menopause secara positif
dapat menyebabkan rendahnya kepuasan seksual yang mengakibatkan kecemasan. Kecemasan ini menyebabkan ketidakmampuan atau ketidaksiapan
yang menimbulkan semakin rendah kepuasan seksual. Hal ini berarti kepuasan seksual akan semakin turun.
41
D. Bagan Hubungan Kepuasan Seksual dengan Kecemasan Terhadap Menopause