Teknik Analisis dan Uji Hipotesis Uji Aumsi Klasik

3.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan catatan-catatan keuangan perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia BEI . 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari BEI dan ICMD Indonesian Capital Market Directories berupa company profile dan data laporan keuangan per 31 desember dari tahun 2007 sampai tahun 2010. 3. Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka dan studi lapangan. Dimana studi pustaka merupakan sumber data dan teoritis yang diambil untuk landasan teori sedangkan studi lapangan adalah pengambilan data sekunder yang selanjutnya digunakan dalam penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan anlisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh Return On Asset, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio, Price to Book Value terhadap Return Saham. Analisis ini digunakan karena dapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menerangkan ketergantungan suatu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent. Adapun bentuk umum dari regresi berganda secara sistematis adalah sebagai berikut : Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e i Keterangan: Y = Return Saham X 1 = Return on Asset X 2 = Net Profit Margin X 3 = Debt to Equity Ratio X 4 = Price to Book Value β 1 , β 2 , β 3 , β 4 = Koefisien Regresi e i = Variabel Pengganggu

3.4.2. Uji Hipotesis

1. Uji t Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan dengan variabel terikat digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut : 1 Menentukan hipotesis yang akan diuji : H : β 1 , β 2 , β 3 , β 4 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara terhadap Y H a : β 1 , β 2 , β 3 , β 4 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara terhadap Y 2 Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 5 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3 Menentukan t hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : t hitung = β i S e β i Dimana : β i = Koefisien regresi S e β i = Standart eror 4 Kriteria pengujian Membandingkan nilai t tabel dengan t hitung : H0 diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ -t tabel H0 ditolak jika t hitung ≤ t tabel atau t hitung ≥ t tabel

3.4 Uji Aumsi Klasik

1. Autokorelasi Menurut Gujarat 1995 : 201 , autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar data yang diurutkan berdasarkan urutan waktu atau data yang diambil pada waktu tertentu.Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terjadi gejala autokorelasi ,artinya nili residual pada waktu ke t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya. Untuk mendeteksi autokorelasi digunakan percobaan dari Durbin Watson dengan persamaan : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.            N t t t N t t t i e e e d 1 2 2 2 1 Keterangan : d : Nilai Durbin Waston e t : Residual pada Waktu ke t e t-1 : Residual pada Waktu ke t – 1 N : Banyaknya data 2. Multikolinearitas Persamaan regresi linear berganda diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas. Apabila terjadi antara variabel bebas maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi terjadi bias Jadi, multikolinearitas berarti hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau sejumlah variabel yang menjelaskan dari model regresi. Menurut Gujarat 1995 , multikolinearitas berkenaan dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan liner pasti. Identifikasi secara statistik ada dan tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung VIF Varians Infantion Factor dengan menggunakan rumus sebagi berikut : 2 1 1 i R VIF   Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. VIF menyatakan tingkat pembengkakan varians. Apabila VIF lebih besar dari 10 , berarti terdapat multikolinearity pada persamaan linier. Gujarat, 1995 : 339 3. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual suatu pengamatan lainnya. Menurut Gujarat 1995: 188, salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak menggunakan Rank Sperman yaitu dengan membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus yang digunakan adalah :               1 6 1 2 2 N N d r i s Dimana : D1 : Perbedaan dalam rank yang ditepatkan untuk dua karakteristik yang berbeda dari individual atau fenomena ke 1. N : Bnyaknya individual atau fenomena yang di rank. Apabila koefisien korelasi rank Spearman untuk seluruh variabel bebas terhadap residual lebih kecil dar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam persamaan regresi terdapat heteroskedastisitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN