Menurut Lestari dan Sugiharto 2007 ROA adalah rasio yang digunakan untuk megukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan
aktiva. Dengan kata lain semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya
akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor, karena tingkat pengembalian return akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak
bahwa harga saham dari perusahaan tersebut juga akan semakin meningkat sehingga ROA berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Peningkatan
daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian return akan semakin besar. Hal ini juga
akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain ROA berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham.
2.2.11 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Return Saham
NPM merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak Net Income After Tax terhadap total penjualan sales menunjukan kinerja keungan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas total penjualan bersih yang di capai oleh perusahaan. Jadi kinerja keuangan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih atas penjualan bersihnya semakin meningkat maka hal ini akan berdampak pada meningkatnya pendapatan yang akan diterima
oleh para pemegang saham. NPM yang semakin meningkat menggambarkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat pula. Dengan semakin meningkatnya
keuntungan laba bersih sesudah pajak akan mencerminkan bagian laba dalam bentuk deviden gain maupun capital gain yang diterima oleh pemegang
saham semakin besar. Dengan demikian para investor dan atau calon investor lain akan tertarik untuk menanamkan dananya kedalam perusahaan tersebut.
Jika permintaan atas saham perusahaan semakin banyak maka harga saham di pasar modal cenderung meningkat. Dengan meningkatnya harga
saham, maka capital gain actual return dari saham tersebut juga meningkat. Hal ini disebabkan karena actual return merupakan selisih antara harga saham
periode saat ini dengan harga saham sebelumnya. Rasio ini menunjukan berapa besar presentasi laba yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin
besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Bastian dan Suhardjono, 2006: 299
NPM yang semakin tinggi menunjukan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan. Dengan meningkatnya NPM
maka akan meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan saham sehingga harga saham perusahaan juga meningkat. Maka apabila NPM
meningkat akan berpengaruh terhadap meningkatnya return saham. Sehingga NPM berpengaruh positif terhadap return saham.Asyik dan Sulistyo : 2000
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.12.Pengararuh Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibanya yang ditunjukan oleh berapa bagian
dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER menunjukan besarnya imbangan antara beban hutang dibandingkan modal
sendiri. DER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Tingginya DER akan mempengaruhi minat
investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti akan lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang.
Dengan kata lain DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan tentunya juga berpengaruh pada daya tarik saham
yang ditawarkan di pasar modal. Semakin baik kinerja perusahaan maka daya tarik perusahaan tersebut semakin tinggi, tentunya hal ini menarik bagi
investor karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Jika permintaan investor terhadap saham tersebut cukup besar,
hal ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Dari keterangan diatas maka dapat dikatakan bahwa DER mempengaruhi harga saham
perusahaan sehingga menghasilkan return saham. Semakin besar hutang yang dipakai untuk mendanai suatu perusahaan maka tingkat resikonya juga
semakin tinggi, Hal ini akan membuat menurunnya harga saham. Karena para
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
investor cenderung untuk menghindari resiko. Dengan demikian besarnya DER dapat berdampak negative terhadap harga saham.
Semakin tinggi DER bearti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. Semakin kecil DER semakin baik bagi
perusahaan dan akan meningkatkan harga saham Fakhrudin dan Hadianto, 2001:61. Demikian dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan
membayar hutang, bagi investor merupakan jaminan keamanan atas perusahaan tersebut dengan begitu maka harga saham akan semakin naik dan
akan memberikan keuntungan bagi investor. Sebaliknya bila kemampuan perusahaan untuk membayar hutang rendah akan memberikan kekhawatiran
bagi investor yang mengakibatkan harga saham menjadi rendah dan return saham turun.
Menurut Ardiansyah 2004 Nilai DER yang tinggi akan meningkatkan kepastian investor dan akan menurunkan tingkat return saham
sehingga kemungkinan return yang akan diterima investor semakin kecil di masa datang. Hal ini dikarenakan perusahaan akan berusaha memenuhi
kewajiban utangnya dahulu sebelum memberikan return kepada investor. Jadi semakin besar nilai DER suatu perusahaan maka semakin kecil pula return
Hal tersebut menggambarkan bahwa DER menunjukan hubungan yang negatif terhadap return saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.13.Pengararuh Price to Book Value Terhadap Return Saham
Price to Book Value PBV merupakan rasio pasar market ratios yang digunakan untuk mengukur kinerja harga saham terhadap nilai bukunya
Robert Ang, 1997. Hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagi pendekatan alternative untuk
menentukan nilai suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Rasio ini merupakan perbandingan
antara harga saham dengan nilai buku equitas perusahaan menunjukan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan jumlah relative terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan oleh pihak investor. Dengan demikian makin tinggi rasio tersebut makin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham
dimana semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan, sehingga permintaan akan saham tersebut naik kemudian
mendorong harga saham perusahaan tersebut naik akibatnya return yang diproleh juga meningkat. Perusahaan yang berkinerja baik , biasanya rasio
PBV-diatas satu. Ini menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV Semakin tinggi nilai perusahaan.
Karena PBV yang semakin besar menunjukan harga pasar dari saham tersebut semakin meningkat Tandelilin 2001.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Ratnasari 2003 Nilai Price to Book Value PBV yang semakin besar menunjukan harga pasar dari saham tersebut semakin tinggi
pula. Jika harga saham semakin meningkat maka capital gain actual return dari saham tersebut juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena
actual return merupakan selisih antara harga saham periode saat itu dengan harga saham sebelumnya. Dengan demikian maka PBV berpengaruh positif
terhadap return saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.14. Kerangka Konseptual