252
IPS SMPMTs Kelas IX
Selanjutnya dalam menghadapi aksi DITII pemerintah mengerahkan pasukan
TNI untuk menumpas gerombolan ini. Pada tahun 1960 pasukan Siliwangi
bersama rakyat melakukan operasi “Pagar Betis” dan operasi “Bratayudha.” Pada
tanggal 4 Juni 1962 SM. Kartosuwiryo beserta para pengawalnya dapat ditangkap
oleh pasukan Siliwangi dalam operasi “Bratayudha” di Gunung Geber, daerah
Majalaya, Jawa Barat. Kemudian SM. Kartosuwiryo oleh Mahkamah Angkatan
Darat dijatuhi hukuman mati sehingga pemberontakan DI TII di Jawa Barat dapat
dipadamkan.
2. Pemberontakan DITII di Jawa Tengah
Gerombolan DITII ini tidak hanya di Jawa Barat akan tetapi di Jawa Tengah
juga muncul pemberontakan yang didalangi oleh DI TII. Pemberontakan
DITII di Jawa Tengah di bawah pimpinan Amir Fatah yang bergerak di daerah
Brebes, Tegal, dan Pekalongan. dan Moh. Mahfudh Abdul Rachman Kiai
Sumolangu.
Untuk menumpas pemberontakan ini pada bulan Januari 1950 pemerintah
melakukan operasi kilat yang disebut “Gerakan Banteng Negara” GBN di
bawah Letnan Kolonel Sarbini selanjut-nya diganti Letnan Kolonel M. Bachrun dan kemudian oleh Letnan Kolonel A. Yani. Gerakan operasi ini dengan pasukan “Banteng
Raiders.”
Sementara itu di daerah Kebumen muncul pemberontakan yang merupa-kan bagian dari DI TII, yakni dilakukan oleh “Angkatan Umat Islam AUI” yang
dipimpin oleh Kyai Moh. Mahudz Abdurachman yang dikenal sebagai “Romo Pusat” atau Kyai Somalangu. Untuk menumpas pemberontakan ini memerlukan waktu
kurang lebih tiga bulan.
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal. 62. Gb.13.6 Amir Fatah paling kanan pemimpin pem-
berontakan DI TII di Jawa Tengah.
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka
Gb.13.5 S.M. Kartyosuwirjo tertangkap di Gunung Geber, Majalaya di Jawa Barat pada tanggal 4 Juni
1962.
Di unduh dari : Bukupaket.com
IPS SMPMTs Kelas IX
253
Pemberontakan DITII juga terjadi di daerah Kudus dan Magelang yang
dilakukan oleh Batalyon 426 yang bergabung dengan DITII pada bulan
Desember 1951. Untuk menumpas pemberontakan ini pemerintah melaku-
kan “Operasi Merdeka Timur ” yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto,
Komandan Brigade Pragolo.
Pada awal tahun 1952 kekuatan Batalyon pemberontak terrsebut dapat
dihancurkan dan sisa- sisanya melarikan diri ke Jawa Barat dan ke daerah GBN.
3. Pemberontakan DITII di Aceh
Gerombolan DI TII juga melakukan pemberontakan di Aceh yang dipimpin oleh Teuku Daud Beureuh. Adapun penyebab timbulnya pemberontakan DITII di
Aceh adalah kekecewaan Daud Beureuh karena status Aceh pada tahun 1950 diturunkan dari daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah Provinsi Sumatera
Utara. Pada tanggal 21 September 1953 Daud Beureuh yang waktu itu menjabat sebagai gubernur militer menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian dari Negara
Islam Indonesia di bawah pimpinan SM. Kartosuwiryo.
Dalam menghadapi pemberontakan DI TII di Aceh ini semula pemerintah menggunakan
kekuatan senjata. Selanjutnya atas prakarsa Kolonel M. Yasin, Panglima Daerah Militer I
Iskandar Muda, pada tanggal 17-21 Desember 1962 diselenggarakan “Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh” yang mendapat dukungan tokoh- tokoh masyarakat Aceh sehingga pemberontakan
DI TII di Aceh dapat dipadamkan.
4. Pemberontakan DI TII di Sulawesi Selatan