IPS SMPMTs Kelas IX
5 3
Pengaruh Konflik Indonesia-Belanda terhadap Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pada Waktu Agresi Militer Belanda Pertama
Persetujuan Linggajati yang ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 antara Indonesia-Belanda sebagai upaya mengatasi konflik melalui jalur diplomasi. Akan
tetapi, Belanda mengingkari perundingan ini dengan jalan melakukan agresi militer pertama pada tanggal 21 Juli 1947. Tujuan Belanda tidak dapat melakukannya
sekaligus, oleh karena itu untuk tahap pertama Belanda harus mencapai sasaran sebagai berikut.
- Bidang Politik : Pengepungan ibu
kota RI dan penghapusan RI dari peta menghilangkan de facto RI.
- Bidang Ekonomi: perebutan daerah-
daerah penghasil bahan makanan daerah beras di Jawa Barat dan Jawa
Timur dan bahan ekspor perkebunan di Jawa Barat, Jawa
Timur, dan Sumatera serta per- tambangan dan perkebunan di
Sumatera
- Bidang Militer: Penghancuran TNI.
Jika tahap pertama ini dapat berhasil maka tahap berikutnya adalah
meng-hancurkan RI secara total. Ibu kota RI pada waktu itu terkepung sehingga hubungan ke luar sulit dan ekonomi RI mengalami kesulitan karena
daerah-daerah penghasil beras jatuh ke tangan Belanda. Akan tetapi untuk menghancurkan TNI mengalami kesulitan sebab TNI menggunakan siasat perang
rakyat semesta dengan bergerilya dan bertahan di desa-desa. Dengan demikian Belanda hanya menguasai dan bergerak di kota-kota besar dan jalan-jalan raya,
sedangkan di luar itu masih dikuasai TNI.
C Pengaruh Konflik Indonesia-Belanda
terhadap Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sumber: 30 Tahun IndonesIa Merdeka I, PT Tira Pustaka. 1983. hlm.I47
Gb. 3.7 Sebuah pesawat Guntai peninggalan Jepang penghasil bahan makanan sebagai modal perjuangan
melawan Belanda pada waktu Agresi Militer Belanda
Di unduh dari : Bukupaket.com
5 4
IPS SMPMTs Kelas IX
Dalam Agresi Militer pertama ini walaupun Belanda berhasil menduduki beberapa daerah kekuasaan RI akan tetapi secara politis Republik Indonesia naik
kedudukannya di mata dunia. Negara-negara lain merasa simpati seperti Liga Arab yang sejak 18 November 1946 mengakui kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Arab
Saudi yang semula ragu-ragu mengakui kemerdekaan Indonesia kemudian mengakui pula. Agresi militer Belanda terhadap Indonesia mengakibatkan
permusuhan negara-negara Arab terhadap Belanda dan menjadi simpati terhadap Indonesia. Dengan demikian dapat menguatkan kedudukan RI terutama di kawasan
penting secara politik yaitu Timur Tengah.
Dengan adanya agresi militer pertama maka Dewan Keamanan PBB ikut campur tangan dengan membentuk Komisi Tiga Negara. Melalui serangkaian perundingan
yakni Perundingan Renville dan Perundingan Kaliurang merupakan upaya untuk mengatasi konflik. Sebagai negara yang cinta damai Indonesia bersedia berunding,
namun Belanda menjawab lagi dengan kekerasan yakni melakukan agresinya yang kedua.
2. Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua