2.3.3 Fungsi kaki-kaki mikro kontroller AT89S52:
a. VCC
Pin 40 dihubungkan dengan tegangan catu +5 Volt.
b. Ground
Pin 20 dihubungkan dengan ground.
c. Port 0
Port 0 adalah sebuah saluran terbuka port IO 8-bit dua arah. Port 0 merupakan dual-purpose port port yang memiliki dua kegunaan. Sebagai
port keluaran, setiap pin dapat mencakup 8 inputan TTL. Ketika logika ‘1’ diberikan pada pin-pin port 0, pin tersebut dapat digunakan sebagai inputan
impedansi tinggi. Port 0 juga dapat dikonfigurasikan sebagai multiplexed low-order alamatdata bus, selama terjadinya pengaksesan ke program
eksternal dan memori data. Port 0 jaga dapat menerima kode byte selama pemrograman flash dan menghasilkan keluaran kode byte selama verifikasi
program. Selama verifikasi program dibutuhkan eksternal pull-ups.
d. Port 1
Port 1 adalah port IO 8 bit dua arah yang memiliki pull-ups internal. Keluaran dari port 1 dapat mencakup 4 masukan TTL. Ketikalogika ‘1’
diberikam pada pin-pin port1, maka pin tersebut akan dipengaruhi oleh pull- ups internal dan dapat digunakan sebagai masukan input. Sebagai masukan,
pin-pin port 1 akan menghasilkan arus dikarenakan adanya pull-ups internal. Port 1 dapat melakukan pengalamatan bytes low-order selama terjadi
pemrograman flash dan verifikasi. Port 1 juga dapat melakukan beberapa
fungsi khusus AT89S52 seperti yang terlihat pada table 2.1 Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1
Port pin Fungsi Alternatif
P 1.5 MOSI Master OutputSlave Input
P 1.6 MISO Master InputSlave Output
P 1.7 CK Serial Clock
e. Port 2
Port 2 adala h port IO 8 bit dua arah yang memilki pull-ups internal. Keluaran dari port 2 dapat mencakup 4 masukan TTL. Ketika logika ‘1’
diberikan pada pin-pin port 2, maka pin tersebut akan dipengaruhi oleh pull- ups internal dan dapat digunakan sebagai masukan input. Sebagai masukan,
pin –pin port 2 akan menghasilkan arus yang disebabkan oleh adanya pull- ups internal. Port 2 akan melakukan pengalamatan byte high-order selama
menerima dari memori program eksternal dan selama pengaksesan ke memori data eksternal yang menggunakan pengalamatan 16-bit MOV
DPTR. Pada keadaan ini port 2 akan menggunakan pull-ups internal yang sangat besar ketika menmgeluarkan logika ‘1’. Selama melakukan
pengaksesan ke memori data eksternal dengan menggunakan pengalamatan 8-bit MOVX R1, port2 akan mengeluarkan isi dari fungsi register
khusus P2. Port 2 juga dapat melakukan pengalamatan bit high-order dan beberapa pengendalian sinyal selama terjadi pemrograman flash dan
verifikasi.
f. Port 3