tingkat Pesedehan Agung. Jenis upacara yang dilakukan sangat berbeda antar daerah.
Ritual dalam subak dapat digolongkan menjadi dua bagian, sebagai berikut. 1.
Ritual individual Ritual individual merupakan ritual yang dilakukan sendiri atau individu oleh
petani atau krama subak. Adapun ritual individual meliputi ritual ngendagin, ritual ngurit, ritual nandur, ritual mubuhin, kekambuhannyungsung, ritual
ngulapinwusan majukut,
ngerestitipengantapan pari,
ritual ngisehbyakukung,ritual nyangket, ritual mantenin, dan ritual insidental.
Ritual insidental bersifat tidak menentu tergantung kejadian yang terjadi di subak. Adapun ritual insidental meliputi ritual ngingu kakul, ritual panulak paksi,
ritual panulak bikul, ritual panulak walang sangit, candang, lanas, dan mati mucuk, ritual mabahin, ritual ngrasakinmayah pangrasak, dan ritual rsi ghana.
2. Ritual kolektif
Ritual kolektif merupakan ritual yang dilakukan kumpulan petani atau krama subak baik dalam tingkat tempek, tingkat subak, dan kumpulan subak.
Ritual kolektif meliputi ritual mapag toya, ngaturang pekalem, ritual ngusaba, ritual magurupiduka, dan nangluk merananeduh.
2.1.4 Fasilitas dalam subak
Suatu sistem sosial tidak akan bisa mencapai tujuan seperti yang diharapkan, apabila tidak didukung oleh fasilitas yang dibutuhkan. Dikemukakan
oleh Sudarta dalam Windia, dkk 2015 yang dimaksud fasilitas dalam subak seperti harta benda, barang-barang, dan kemudahan lainnya yang tersedia dan
digunakan oleh sistem sosial dalam mencapai tujuan. Tanah, danau, sungai, hutan, dan lainnya yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam sistem sosial, termasuk
juga fasilitas. Dikemukakan oleh Windia, dkk 2015 terdapat tiga fasilitas dalam subak.
Adapun ketiga fasilitas yang ada dalam subak, sebagai berikut. 1.
Fasilitas fisik jaringan irigasi Fasilitas fisik jaringan irigasi milik subak yang dapat digunkan untuk
mencapai tujuan subak diantaranya sebagai berikut. 1.
Bendung atau dam empelan adalah bangunan utama atau pokok yang berfungsi sebagai penangkap air di sungai beserta buka tempat air masuk
atau intake. 2.
Terowongan aungan adalah saluran irigasi utama saluran primer tertutup. Terowongan dibuat saat usaha mengalirkan air dari saluran irigasi
melalui saluran terbuka telabah tidak memungkinkan dilakukan. 3.
Telabah gedetelabah aya adalah saluran primer untuk mengalirkan air irigasi pada suatu areal sawah tertentu di subak yang bersangkutan.
4. Telabah pemaron gedetelabah pemaron adalah saluran sekunder yang
mengairi satu bagian tertentu dari wilayah subak. 5.
Telabah pemaron ceniktelabah cenik adalah saluran tersier yang mengairi bagian-bagian dari wilayah subak yang diairi oleh telabah pemaron gede.
6. Telabah pengalapantelabah penyahcah adalah saluran kuarter yang
mengairi satu atau lebih blok sawah satu atau lebih sikuttulukcutak sawah milik petani perorangan sekitar 35 are.
7. Talikundasamakunda
saluran cacing
adalah saluran
yang mendistribusikan air irigasi secara adil untuk satu sikut sawah.
8. Telabah pengutang saluran pembuang adalah saluran untuk membuang air
irigasi yang berlebihan. 9.
Tembuku ayatembuku gede adalah bangunan bagi utama pada telabah gede sebagai pusat pembagian air irigasi antara beberapa subak apabila
bendungnya mengairi banyak subak, atau antara wilayah-wilayah yang lebih kecil dari sebuah subak tempekmundukbanjaran apabila bendungnya
hanya mengairi satu subak. 10.
Tembuku pemarontembuku pemaron gede adalah bangunan bagi sekunder yang terletak di saluran sekunder telabah pemaron sebagai pusat
pembagian irigasi antara sub subak tempek atau antara kompleks sawah- sawah di lingkungan tempek yang irigasinya mengalir melalui telabah cenik
atau bngunan bagi tersier. 11.
Tembuku pemaron ceniktembuku cenik adalah bangunan bagi tersier telabah pemaron cenik sebagai tempat pengambilan air irigasi untuk
berapa sikut sawah. Air irigasi dari bangunan ini mengalir menuju ke telabah pengalapan saluran kuarter. Bangunan sadap ini kadang hanya
berupa pipa dari bambu, disesuaikan dengan jatah air irigasi yang diterima oleh petani bersangkutan.
12. Tembuku pengalapan adalah bangunan bangunan bagi kuarter yang terletak
di saluran kuarter telabah pengalapan sebagai bangunan sadap yang langsung dimanfaatkan untuk mengairi sawah milik petani perorangan.
2. Fasilitas fisik non jaringan irigasi
Di samping memiliki fasilitas jaringan irigasi tersebut, umumnya subak juga mempunyai fasilitas fisik non jaringan irigasi diantaranya sebagai berikut
Windia, dkk, 2015. 1.
Pura Subak memiliki fasilitas fisik berupa pura, baik pura milik bersama milik
tempek, subak atau milik beberapasejumlah subak maupun pura milik perorangan. Pura milik bersama merupakan tempat suci untuk menyelenggarakan
kegiatan ritual secara kolektif atau bersama-sama baik dengan petani di dalam satu tempek, petani dalam satu subak, maupun gabungan antar subak. Sedangkan
pura milik perorangan merupakan tempat suci untuk menyelenggarakan kegiatan ritual secara individual. Keberadaan tempat suci antar subak bervariasi satu subak
dengan yang lain. Tetapi, pada setiap subak, umumnya memiliki pura Bedugul dan puran Ulun Empelan milik bersama, dan pura Sanggah Catu milik petani
individual atau perseorangan. 2.
Balai Subak Fasilitas ini memiliki arti penting dalam pelaksanaan kegiatan administrasi
sehari-hari, rapat-rapat subak, pembuatan sesajen untuk kegiatan ritual secara kolektif baik ditingkat tempekmundukbanjaran maupun tingkat subak dan
kegiatan penyuluhan pembangunan pertanian. 3.
Balai Timbang Setiap subak memiliki satu atau lebih Balai Timbang. Balai Timbang ini
berukuran kecil sekitar 1,5m x 2m dan bertiang dua. Balai Timbang ini
dimanfaatkan untuk melakukan pertemuan informal dan beristirahat oleh beberapa petani, sehabis bekerja di sawah.
4. Jalan usaha tanijalan subak
Setiap areal subak dilengkapi dengan jalan usahatani atau jalan subak. Subak-subak yang dilalui oleh jalan yang penghubung antar kota tentu keadaan
jalannya akan lebih bagus karena beraspal, dibandingkan dengan subak yang berada di pedalaman atau tempat-tempat yang terisolasi. Jalan usahatani
memegang peran penting dalam memperlancar proses transportasi dan komunikasi yang ada di subak.
3. Kemudahan-kemudahan lain
Dalam akselerasi pembangunan pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan, selain subak memiliki fasilitas fisik jaringan irigasi dan fasilitas fisik non
jaringan irigasi, subak juga mempunyai beberapa kemudahan seperti berikut Windia, dkk, 2015.
1. Umumnya subak memperoleh pembinaan dari instansi-instansi dinas terkait
di Bali. 2.
Subak memiliki beragam dana, seperti iuran anggota, denda-denda bagi pelanggar awig-awig dan perarem, pengootpengampel, upeti dari penebas,
upeti atau kontribusi dari pengoprasian traktor, kontribusi dari pengembalaan ternak dan bantuan dari Pemerintah Provinsi Bali sebesar
Rp30.000.000,00 per tahun. Dana tersebut digunakan untuk pelaksanaan beragam kegiatan keagamaan dan untuk pemeliharaan sarana fisik subak.
Bagi subak yang memiliki koperasi tani, baik secara perorangan atau
melembaga, subak memperoleh sisa hasil usaha SHU setiap tahun. Anggota subak yang juga menjadi anggota koperasi tani, memperoleh
kemudahan dalam mendapat sarana produksi Saprodi dan alat-alat mesin pertanian alsintan dengan mekanisme yang berbeda-beda antar subak,
serta memperoleh kemudahan dalam meminjam modal baik untuk kepentingan usahatani maupun non usahatani.
3. Dalam upaya mengintensifikasikan budidaya tanaman pangan, subak
memperoleh informasi inovasi di bidang pertanian melalui Penyuluh Pertanian Lapangan PPL yang merupakan kepanjangan tangan dari Dinas
Pertanian Tanaman Pangan. Petugas Organisme Pengganggu Tumbuhan POPT, mempunyai status dan menjalankan peranan yang sama dengan
PPL, tapi khusus pada bidang hama dan penyakit tumbuhan terpadu, dengan tetap memperhatikan nilai-nilai tradisional seperti Nangluk Merana.
4. Kemudahan lain yang dimiliki oleh subak sebagai contoh di Kota
Denpasar, berupa subsidi Pajak Bumi dan Bangunan PBB dari pemerintah dan Unit PelayananSarana Produksi Padi UPS. Setiap daerah
memiliki cara berbeda-beda dalam upaya melestarikan dan menjaga subak yang ada di Bali.
2.1.5 Kelembagaan di subak