Pengertian alihfungsi lahan Faktor penyebab alihfungsi lahan

2.2 Alihfungsi Lahan

2.2.1 Pengertian alihfungsi lahan

Didefinisikan oleh Lestari 2009 bahwa alihfungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif masalah terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alihfungsi lahan mengubah fungsi lahan dari fungsi awal menjadi fungsi baru. Alihfungsi lahan juga dapat diartikan sebagai suatu pergeseran pemanfaatan lahan.

2.2.2 Faktor penyebab alihfungsi lahan

Setiap tindakan memerlukan faktor pendorong agar tindakan yang diinginkan dapat terjadi. Dikemukakan oleh Nasoetion, dkk, 2000 bahwa faktor yang berperan penting yang menyebabkan proses konversi lahan pertanian ke non pertanian meliputi perkembangan standar tuntutan hidup, fluktuasi harga pertanian, struktur biaya produksi pertanian, teknologi, aksesibilitas, resiko dan ketidakpastian dalam pertanian. Alihfungsi lahan dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain yang disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Dinyatakan oleh Lestari 2009 proses alihfungsi lahan dapat terjadi karena tiga faktor, sebagai berikut. 1. Faktor eksternal, yaitu faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika akibat pertumbuhan perkotaan, demografi, maupun ekonomi. Faktor eksternal yang sangat dirasakan yaitu terjadinya peningkatan kebutuhan primer masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran lahan pertanian untuk dijadikan lahan lainnya, seperti pemukiman atau industri. 2. Faktor internal, yaitu faktor yang disebabkan oleh kondisi dari sosial- ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan. Kondisi ini biasanya muncul akibat petani merasa pekerjaan menjadi petani tidak mampu meningkatkan kesejahteraannya sehingga memiliki pemikiran untuk menjual lahan yang mereka miliki. 3. Faktor kebijakan, yaitu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, berkaitan dengan peraturan penggunaan lahan pertanin. Lemahnya peraturan yang mengatur fungsi dan penggunaan lahan pertanian membuat terjadinya alihfungsi lahan yang terkadang merugikan petani yang masih bertahan untuk melakukan usahatani.

2.3 Kehidupan Petani