sifatnya arbiter manasuka yang dinamakan signification. Dengan kata lain signification adalah upaya memberikan makna.
Dalam lirik lagu “Besar dan Kecil”, ketiga bagian dari teori tanda Saussure tersebut adalah sebagai berikut:
1. Signifiernya adalah seluruh lirik atau kata-kata yang ada dalam lagu “Besar dan Kecil” dari mulai bait pertama sampai dengan bai yang terakhir.
2. Signifiednya adalah makna atau konsep yang ada dalam kata-kata yang digunakan oleh penulis lirik, sehingga tercipta sebuah pesan yang ingin
disampaikan. 3. Significationnya adalah proses pemaknaan dari pesan yang ingin disampaikan.
Dari signification ini, maka hasilnya adalah sebuah external reality, pada lirik lagu “Besar dan Kecil” penulis lirik menyampaikan kritik sosial kepada
pemerintah yang sewenang-wenang tehadap kehidupan masyarkat.
4.2.2. Pemaknaan Lirik lagu “Besar dan Kecil”
Judul lagu mencerminkan isi dari lirik lagu yang diwakilinya. Judul “Besar dan Kecil”menimbulkan pertanyaan , apanya yang besar dan kecil? Dalam setiap
lirik lagunya, penulis lirik yaitu Virgiawan Listianto atau yang lebih dikenal dengan Iwan Fals ini selalu memposisikan dirinya sebagai subyek untuk
memudahkan pemahaman terhadap lirik lagu tersebut. Kata “Aku” yang ada dalam lirik lagu tersebut menggambarkan masyarakat yang merasakan
ketidakadilan dari pemerintah sebagai warga Negara yang mempunyai hak yang sama. Lagu ini adalah suara hati masyarkat yang mengkritik pemerintah yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bersikap sewenang-wenang terhadap kehidupan masyarakatnya yang tertindas secara hak. Dan lagu ini ditulis oleh Iwan Fals karena ia terinspirasi atas
kenyataan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa orde baru, waktu masa pemilu ketika masyarakat ingin menyuarakan protes atas keputusan satu partai
besar yang dipimpin oleh Presiden waktu itu yang tidak ingin memilih GOLKAR kembali dalam pemilu dan memutuskan untuk tidak memilih partai
manapun. Bait pertama lirik lagu Besar dan Kecil lengkapnya sebagai berikut:
Kau seperti bis kota atau truk gandengan Mentang mentang paling besar klakson sembarangan
7 Aku seperti bemo atau sandal jepit
Tubuhku kecil mungil biasa terjepit
Pada lirik lagu Kau seperti bis kota atau truk gandengan. Makna denotasi pada bait pertama ini adalah kata Kau yang merupakan kata ganti orang kedua
atau menunjuk langsung kepada pemerintah besar yang digambarkan sebagai bis atau truk gandengan. Bis atau truk gandengan merupakan kendaraan yang lebih
besar dari pada kendaraan pribadi maupun kendaraan umum lainnya. Makna konotasinya adalah menunjukkan yang besar adalah yang bisa melakukan apapun
demi kepentingan pribadinya Mentang-mentang paling besar klakson sembarangan,
merupakan kalimat penjelasan dan menegaskan tentang apa yang disebutkan pada lirik lagu yang
pertama. Kata mentang-mentangpada lirik kedua pada lagu ini berdasarkan kamus lengkap Bahasa Indonesia memiliki makna denotasi merasa.Dan makna
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konotasinya adalah karena merasa sebagai orang paling besar partai – partai politik saat itu yaitu GOLKAR, kemudian PDI dan PPP.
Kata klakson memiliki makna denotasi alat berupa trompet yang dibunyikan dengan menggunakan listrik pada mobil atau kendaraan bermotor
lainnya, digunakan sebagai tanda peringatan akan keberadaan kendaraan tersebut. Makna konotasinya adalah karena merasa partai yang besar dan dipimpin oleh
orang-orang yang mempunyai pengaruh besar terhadap negara pulamaka bisa sembarangan memerintah atau memutuskan sesuatu tanpa melihat kenyataan
keadaan rakyatnya yang tidak semuanya setuju atas keputusan dan kebijakannya. Pada lirik ketiga, aku seperti bemo atau sandal jepit.Makna denotasi pada
kata aku dalam lirik lagu ini adalah kata ganti orang pertama atau orang yang mengalami sesungguhnya. Secara konotasi, bermakna masyarakat yang
menyampaikan kritik.Seperti bemo atau sandal jepit, makna denotasinya adalah serupa dengan kendaraan umum beroda tiga yang mengangkut penumpang di kota
dan sandal yang dimaksud serupa dengan alas kaki yang terbuat dari karet. Dan makna konotasinya adalah ketika masyarakat ingin menyampaikan kritik tersebut
diibaratkan berkedudukan sejajar dengan kendaraan umum kecil yang kalah besar dengan bis atau truk gandenganyang menggambarkan sebagai pemerintah yang
besar, atau sejajar dengan sandal jepit yang selalu berada di bawah tubuh manusia dan selalu diinjak yang menggambarkan sebagai masyarakat yang sudah kecil
namun tetap selalu diinjak-injak dan tak pernah bisa sebebas menggunakan hak berpendapat seperti para petinggi Negara.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tubuhku kecil mungil biasa terjepit. Kata –ku merupakan kata ganti orang
pertama. Maka makna denotasinya adalah secara fisik, bemo atau pun sandal jepit memang lebih kecil dari bis atau truk gandeng, dan sudah terbiasa terjepit diantara
yang besar yang menjepit. Dan makna konotasinya adalah masyarakat kecil merasa sadar diri dengan keberadaannya yang memang adalah sebagian kecil dari
masyarakat luas yang keadaannya lebih baik, karena sudah sadar akan keadaannya maka sudah terbiasa pula jika merasakan keterpaksaan dan ketidakadilan atas
keputusan ataupun kebijakan pemerintah. Namun tidak pernah putus asa untuk tetap ingin menyuarakan pendapatnya meskipun dengan cara demonstrasi, seperti
ketika sudah mengetahui keburukkan ketiga partai besar dan lebih meilih menjadi Golongan Putih GOLPUT pada menjelang pemilu 1992.
Makna konotasi dari bait pertama ini adalah sebuah pemerintahan besar yang sewenang-wenang memberikan perintah atas hak masyarakat dalam
memberikan suara di Pemilihan Umum. Dan tidak peduli terhadap hak serta suara masyarakat kecil yang selalu jadi korban ketidakadilan atau penindasan.
Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya?
Pada lirik pertama dalam bait kedua ini merupakan kalimat bertanya pada orang. Pada siapa kumengadu?Memiliki makna denotasi pada kata –ku yaitu
orang ganti pertama atau orang yang mengalami bertanya kepada siapa jika ingin menyampaikan yang ingin disampaikan apalagi mengenai hak sebagi pemilih
dalam pemilu.Padahal saat itu asas Pemilu adalah Langsung UmumBebas Rahasia.Tetapi asas Bebas dalam kenyataanya tidak terealisasi.Dan makna
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konotasinya adalah sebagai masyarakat kecil yang sudah terbiasa menjadi korban kesewenang-wenangan serta ketidakjujuran pemerintah, merasa tidak tahu-
menahu lagi kemana harus mengadukan ketidakadilan atas hak yang tidak dihiraukan oleh penguasa.
Pada siapa kubertanya? Bermakna denotasi yang sangat jelas, yaitu
merupakan kalimat bertanya; kepada siapa akan bertanya. Serta memiliki maknakonotasi yaitu dengan memiliki pemerintah yang sewenang-wenang,
masyarakat bingung dan ingin mengetahui, dengan keadaan pendapat mereka tidak didengar oleh pemerintah, kepada siapa lagi yang mau mendengar, mengerti
dan memahamidan yang bisa membantu memperjuangkanhak berpendapat mereka di Negara ini.
Makna konotasi pada bait kedua ini sangatlah jelas, yaitu bertanya kepada siapa.
Kau seperti buaya atau dinosaurus Mentang mentang menakutkan makan sembarangan
Aku seperti cicak atau kadal buntung Tubuhku kecil merengil sulit dapat untung
Lirik pertama pada bait ketiga, Kau seperti buaya atau dinosaurus, kata Kau memiliki makna denotasi kata ganti orang kedua.Secara konotasi, yang
dimaksud adalah pemerintah atau penguasa.Sedangkan buaya adalah binatang berdarah dingin yang merangkak, bertubuh besar dan memiliki kulit yang keras.
Dan dinosaurus adalah binatang raksasa pada zaman prasejarah yang termasuk mahkluk reptilia bumi
pemakan daging maupun pemakan tumbuhan. Bila dimaknai secara konotasi, maka maknanya adalah pemerintah itu memiliki badan organisasi yang besar dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berdarah dingin, tidak mau mengerti apa yang dialami oleh rakyatnya.Apa yang menjadi keputusan, tanpa melihat dan mendengar rakyatnya,maka keputusan itu
tetaplah berlaku. Mentang mentang menakutkan makan sembarangan,
kata mentang- mentang
pada lirik kedua pada lagu ini berdasarkan kamus lengkap Bahasa Indonesia memiliki makna denotasi merasa. Dan memiliki makna denotasi bahwa
pemerintah merasa ditakuti oleh rakyatnya, dengan merasa demikian maka mereka bisa melakukan apa saja sesukanya bahkan mengambil hak rakyatnya
secara asal, tidak memandang apa pun. Kata Aku pada lirik Aku seperti cicak atau kadal buntung, merupakan kata
ganti orang pertama dan secara denotasi yang dimaksud adalah rakyat sendiri. Cicak adalah binatang kecil merayap yang biasanya hidup di dalam rumah pada
langit-langit rumah dekat lampu dan biasanya memakan hewan yang lebih kecil seperti nyamuk. Kadal yaitu binatang yang menyerupai cicak namun hidupnya di
alam bebas.Sedangkan kadal buntung, merupakan binatang yang tidak memiliki salah satu organ tubuh, misal seperti tanpa kaki atau tanpa tanpa ekor.Makna
konotasi dari lirik ini adalah rakyat terlihat sangat kecil dimata pemerintah.Sudah terlihat kecil, terlihat tak berdaya pula dengan tidak sempurnanya faktor-faktor
kehidupan yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari jika memiliki perekonomian yang baik dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi pula.
Tubuhku kecil merengil sulit dapat untung , kata Tubuh memiliki makna
denotasi yaitu keseluruhan jasad manusia yang kelihatan dari ujung rambut hingga ujung kaki. –ku sendiri merupakan ganti orang pertama. Kecil merengit
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memiliki makna denotasi tidak besar atau kurang besar atau lebih kecil daripada yang sudah ada. Lirik keempat pada bait ketiga ini memiliki makna konotasi yaitu
rakyat menilai keadaan hidupnya yang digambarkan sebagai tubuh yang lebih kecil dari kecil yang sudah ada. Karena keadaan yang sangat minim tersebut maka
dalam melanjutkan kehidupan pun sulit untuk meraih keuntungan.Apa yang didapat, selamanya itulah yang akan didapat jika keadaan selalu pada posisi di
bawah pemerintah besar yang tidak mau mengerti keadaan rakyatnya yang kecil.Berbeda dengan para petinggi Negara dan partai-partai besar yang selalu
bisa mendapatkan keuntung yang melimpah ruah berkat kehidupan yang lebih baik.
Makna konotasi pada bait ketiga diatas adalah kesewenangan pemerintah terhadap rakyatnya
Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya?
Bait keempat pada lagu ini, mengajukan pertanyaan kembali. Bertanya kepada semua orang untuk mencari tahu kemana nasib kehidupan rakyat kecil itu
bisa diadukan.Bertanya pula kepada siapa pun yang mengerti kemana harus bertanya tentang tempat mengadu yang tepat, tempat yang bisa menerima dan
mengerti pendapat atau seruan rakyat kecil yang menderita karena ulah pemerintah besar yang asal dalam memberikam keputusan atau pun kebijakkan
hidup bernegara dan bermasyarakat. Makna bait keempat tersebut sama dengan makna konotasi pada baik
kedua, yaitu bertanya kepada siapa.
Mengapa besar selalu menang? Bebas berbuat sewenang wenang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Mengapa kecil selalu tersingkir? Harus mengalah dan menyingkir
Lirik pertama pada bait kelima ini, Mengapa besar selalu menang? Merupakan kalimat tanya yang bisa ditujukan kepada siapa saja karena ingin
mengetahui alasan, dengan ditandai adanya kata tanya mengapa. Lirik ini bermakna konotasi bahwa yang dimaksud besar adalah pemerintah atau pejabat
atau para pemimpin partai atau rakyat yang perekonomian serta pendidikannya lebih tinggi dari rakyat kecil yang dengan perekonomian yang sangat kecil dan
tingkat pendidikan yang rendah.Maka si pencipta lagu ini yang memposisikan diri sebagai rakyat kecil mengajukan pertanyaan sederhana, mengapa mereka yang
memiliki harta yang banyak dan berpendidikan tinggi selalu menang dalam segala hal.
Bebas berbuat sewenang-wenang , kata bebas memiliki makna denotasi
tidak terhalang, tidak terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dan sebagainya dengan leluasa. Sewenang-wenang memiliki
makna denotasi tidak mengindahkan hak orang lain dengan semau-maunya. Lirik ini memiliki makna konotasi rakyat menilai pemerintah yang merasa memiliki
segalanya yang lebih besar dan tinggi dari rakyatnya bisa melakukan apapun tanpa melihat segala hak manusia yang lain di Indonesia ini.
Mengapa kecil selalu tersingkir? Kalimat tanya pada lirik ketiga pada bait
kelima ini ingin mengetahui alasan kembali. Makna denotasi pada kata tersingkir adalah sudah disingkirkan atau dijauhkan. Kata kecil yang dimaksud dalam lirik
ini adalah rakyat yang merasakan ketidakadilan.Makna konotasi dari lirik tersebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diatas adalah rakyat ingin mengetahui alasan pasti mengapa rakyat kecil selalu saja disingkirkan bahkan dijauhkan dari kehidupan rakyat atau pemerintah atau
pejabat yang kedudukannya lebih tinggi dan lebih berkuasa, padahal sama-sama sebagai manusia yang memiliki hak atas apapun di dunia khususnya di Indonesia.
Harus mengalah dan menyingkir, kata harus memiliki makna denotasi
tidak boleh tidak. Mengalah memiliki makna denotasi dengan sengaja kalah atau pura-pura kalah. Menyingkir memiliki makna denotasi menyelamatkan diri atau
menyisihkan supaya tidak terbentur dengan kendaraan, barang atau orang.Makna konotasi dari lirik ini yaitu rakyat kecil yang selalu tersingkir ternyata harus
mengalah pula atas keputusan atau kebijakan pemerintah atau pejabat negara.Sudah lebih kecil disuruh mengalah dan menyingkir.
Makna konotasi pada bait kelima ini adalah pertanyaan kepada siapa saja tentang perbedaan besar dan kecil yang sangat mencolok dalam pemerintahan di
Indonesia.
Apa bedanya besar dan kecil? Semua itu hanya sebutan
Ya walau didalam kehidupan Kenyataannya harus ada besar dan kecil
Pada lirik pertama dalam bait keenam ini, Apa bedanya besar dan kecil?, penyanyi serta pencipta lagu yaitu Iwan Fals yang memposisiskan diri sebagai
suara rakyat ingin mengetahui apa yang menjadikan besar dan kecil berbeda, dimana kata besar dan kecil menjadi masalah utama dalam lagu ini. Lirik ini
bermakna konotasi bahwa dari segi abjad atau sususnan hruf per kata, memang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kata besar dan kecil berbeda, namun apa yang membedakan lebih dalam lagi antara besar dan kecil yang tidak hanya sekedar kata.
Lirik kedua dalam bait keenam, Semua itu hanya sebutan, ini lebih menegaskan kembali atas pertanyaan yang tertulis di lirik pertama pada bait
keenam. Yaitu, kata besar dan kecil hanyalah sebuah sebutan, namun dalam kenyataanya di kehidupan bernegara dan bermasyarakat di Indonesia, kata besar
dan kecil sangatlah nyata perbedaanya dan keberadaannya. Ya walau didalam kehidupan Kenyataannya harus ada besar dan kecil
, lirik ini pun menjelaskan bahwa ada sebuah kesadaran dengan didukung oleh kata
ya walau dan kenyataanya harus ada, bahwa memang tidak dapat dipungkiri
dalam kehidupan sehari-hari harus ada yang besar dan yang kecil. Namun dalam lagu Besar dan Kecil ini yang dimaksud dengan besar adalah penguasa atau
pemerintah, sedangkan yang disebut dengan kecil adalah rakyat yang merasa tidak mendapat keadilan dan dengan berbagai cara dari penguasa atau pemerintah
membuat rakyat menjadi tunduk pasrah menerima kenyataan yang tidak adil. Makna konotasi pada bait keenam ini adalah merupakan penegasan
tentang kenyataan bahwa dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat kata besar dan kecil tidak dapat dihindari, entah itu hanya sebuah pembanding kata atau
digunakan dalam pembanding suatu benda atau fisik yang lain atau kedudukan. Jika disimpulkan maka, lirik lagu Besar dan Kecil ini memiliki makna konotasi
sebagai berikut; Indonesia adalah sebuah Negara dengan pemerintahan besar dan memiliki rakyat beraneka ragam suku, ras, bahasa, adat, keyakinan bahkan status
ekonomi. Dengan berdasarkan Pancasila, masyarakat Indonesia menjadi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
masyarkat yang saling menghormati satu sama lain. Namun tidak sama halnya ketika menyangkut lebih dalam lagi tentang masalah hak setiap orang di
Indonesia. Ada sebuah kalimat yang berbunyi “siapa yang besar, itulah yang menang”.Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya menimbulkan
permasalahan politik.Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para penguasa adanya “pemaksaan”
bagi Pegawai Negeri Sipil.Jika dalam pemilu tidak memilih GOLKAR, maka mendapat sanksi PHK Putus Hubungan Kerja.Dan itulah yang terjadi di
Indonesia ketika masa orde baru.Presiden waktu itu memang sangat berjasa kepada Indonesia namun tidak dalam pemberian hak bebas berpendapat, apalagi
ketika pemilu. Jadi, siapa yang besar dalam artian secara kedudukan lebih tinggi,
memiliki harta lebih banyak, serta memiliki kekuasaan, maka dialah yang menang dalam segala hal bahkan berhak menentukan hidup orang banyak. Tetapi siapa
yang kecil, kedudukan hanya sebagai masyarakat biasa atau pegawai biasa, harta hanya sekedarnya, pendidikan terbatas, dialah yang akan menerima segala resiko
perlakuan dari yang besar. Pancasila sebagai dasar Negara pun tak pernah diindahkan lagi.
Karena ketidakadilan yang terus-menerus dan merasa semakin sesak dalam menjalankan hidup, maka yang kecil pun menganilisa sistem pemerintahan
di Indonesia, bertanya mencari tahu bahkan mengkritik tentang apa sebenarnya yang menjadikan semua itu menjadi masalah dalam Negara yang berasaskan
Demokrasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN