Kisah Raja Saul Allah Memberkati Para Pemimpin Israel Samuel, Saul, dan Daud

51 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Tuhan beserta Saul, maka ia mengalahkan semua musuh Israel. Pada suatu hari, Samuel berkata kepadanya: “Pergilah dan kalahkanlah bangsa Amalek” Musnahkan segala miliknya” Saul mengalahkan bangsa Amalek. Domba dan sapi yang terbaik diambilnya tetapi segala yang buruk dan tidak berharga dibunuhnya. Lalu didirikannya suatu gapura kemenangan bagi dirinya. Maka Tuhan bersabda kepada Samuel: “Aku menyesal akan pengangkatan Saul menjadi raja, sebab ia meninggalkan Daku dan tidak turut perintah- Ku” Pagi-pagi benar Samuel bangun dan pergi menghadap Saul. Ketika Samuel sampai kepadanya, maka Saul berkata kepadanya: “Titah Allah telah kujalankan. ”Sahut Samuel: “Apa gerangan bunyi suara kambing domba yang sampai ke telingaku dan bunyi suara lembu yang kudengar?” Maka Saul menjawab: “Telah kupilih lembu dan kambing yang terindah untuk dipersembahkan kepada Tuhan” Maka kata Samuel: “Ketaatan lebih baik daripada persembahan. Oleh karena engkau melalaikan perintah Allah, maka Tuhan menolak engkau: kamu tidak akan menjadi raja lagi” Kemudian Samuel meninggalkan Saul dan tidak bertemu lagi dengan raja sampai ia meninggal bdk. 1Sam 8-15. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini • Bagaimana Saul diurapi menjadi raja? Ceritakan • Pada awalnya Allah beserta Saul. Mengapa kemudian Allah meninggalkan Saul? • Tuliskan kesalahan-kesalahan Saul • Apa arti perkataan Samuel kepada Saul “Ketaatan lebih baik dari persembahan”? • Bagaimana pendapat atau pandanganmu sendiri tentang arti “ketaatan lebih baik dari persembahan”? 52 kelas IV SD Releksi Kekuasaan mutlak hanya berada di tangan Allah. Penguasa di bumi memperoleh kuasanya dari Allah. Ia tidak dapat berbuat sewenang-wenang. Setiap kuasa hendaknya digunakan sesuai dengan kehendak Allah. Menyalahgunakan kekuasaan dan bertindak sewenang- wenang senantiasa akan membawa malapetaka, baik untuk yang diperintah, maupun untuk yang memerintah.

3. Makna Kisah Samuel dan Saul

Catat pesan-pesan penting yang dapat dipetik dari kisah Samuel dan Raja Saul

4. Kisah Raja Daud

Allah sering memilih orang-orang kecil dan lemah untuk mengalahkan orang yang besar dan berkuasa tetapi jahat. Dengan demikian rakyat kecil tertolong. Daud Mengalahkan Goliat dan Raja Saul Pada suatu hari, Tuhan bersabda kepada Samuel, “Isilah minyak zaitun dalam tanduk dan pergilah kepada Isai di kota Betlehem, karena telah Kupilih salah seorang anaknya supaya menjadi raja Israel, menggantikan Saul. Undanglah Isai bersama dengan anak-anaknya, supaya mereka menghadiri suatu kenduri persembahan. Aku akan menunjukkan kepadamu, siapa yang harus kau urapi” Samuel berbuat menurut irman Allah. Ketika ia memandang anak sulung Isai, disangkanya dialah yang dipilih. Tetapi Tuhan bersabda kepadanya, “Janganlah menghargai tubuh yang besar. Bukan pilihan-Ku orang itu. Tidak Kupandang lahir seseorang, melainkan batinnya.” Enam anak Isai lain dihadapkan kepada 53 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Samuel. Tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Tidak ada yang dipilih Allah. Apakah ini sekalian putramu?” Sahut Isai, “Tinggal yang bungsu, Daud namanya. Sekarang ini dia menggembalakan domba.” Samuel berkata: “Suruhlah memanggil dia” Ketika Daud menghadap Samuel, Tuhan bersabda kepada Samuel: “Inilah dia” Samuel mengambil tanduk berisi minyak, lalu Daud diurapinya di hadapan kakak-kakaknya. Dan Roh Allah turun ke atas Daud. Sementara itu, Roh Allah telah meninggalkan Saul dan roh jahat menganiayanya. Seorang hamba Saul berkata kepadanya, “Kami akan mencari seseorang yang dapat menghibur hati raja dengan memetik kecapi” R aja menyetujui. Seorang hamba berkata, “Saya kenal seorang anak Isai di kota Betlehem yang pandai bermain kecapi. Ia seorang pahlawan perkasa, elok rupanya, dan Tuhan ada sertanya” Daud disuruh masuk istana. Daud dikasihi Saul, maka dia diangkat menjadi juru senjatanya. Apabila kedukaan datang atas diri Saul, Daud memetik kecapinya dan seketika itu juga roh jahat meninggalkan Saul bdk. 1Sam 16. Pada suatu ketika terjadilah peperangan antara orang Filistin dan orang Israel. Dengan penuh kebencian, orang Filistin mengumpulkan tentaranya hendak melawan Israel. Kedua tentara Filistin dan Israel memasang kemahnya di atas dua buah bukit bersebelahan. Di antara kedua musuh itu terdapat suatu lembah. Tiba-tiba, keluarlah dari kemah tentara Filistin, seorang pendekar, Goliat namanya. Badannya besar, tegak, kekar, dan tinggi bagaikan raksasa. Kepalanya ditutup dengan topi baja, berpakaian tembaga dan kakinya dilindungi dengan tembaga pula, serta perisai tembaga disandangnya. Batang tombaknya berat, tidak seorang pun sanggup mengangkatnya. Goliat maju menghampiri tentara Israel sambil berseru-seru, “Pilihlah di antaramu seorang yang berani melawan aku.” Sumber: Dok. Kemdikbud