Pengaruh Gaya Hidup Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Samsung S6 Di Atlantic Celluler Cabang BEC

(1)

22 2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini akan menjelaskan teori-teori, konsep-konsep serta hasil-hasil penelitian yang dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun kerangka pemikiran dalam menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini.

2.1.1 Gaya Hidup

2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup

Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal sebenarnya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukan pada bagaimana individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana mamanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor 2002:333).

Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat).

Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu atau kelompok


(2)

masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.

Menurut Sumarwan dalam Sari Listyorini (2012;14) menjelaskan bahwa: “Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari seseorang (activities, interest, and opinion). Dan lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya”

Dari definisi-definisi Gaya Hidup di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup merupakan kebiasaan hidup masyarakat, dari dimana waktu luangnya di habiskan dan untuk apa pendapatan yang mereka dapat dibelanjakan.

2.1.1.2 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

Untuk mengetahui gaya hidup konsumen dapat dipergunakan pengukuran psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menilai gaya hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan karakteristik demografi. Gaya hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas, minat dan opini konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement. Pertanyaan aktivitas, menanyakan apa yang dilakukan konsumen, apa yang dibeli konsumen dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. Sedangkan pertanyaan minat menanyakan preferensi dan prioritas konsumen. Dan pertanyaan opini menanyakan pandangan dan perasaan konsumen mengenai berbagai topik


(3)

kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar, baik yang lokal maupun internasional, masalah-masalah ekonomi, sosial dan moral.

Suryani (2008:74) menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam:

1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.

2. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.

3. Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

4. Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan tempat tinggal.

2.1.1.3. Indikator Gaya Hidup

Menurut Sunarto dalam Silvya (2009:93) indikator gaya hidup diantaranya : 1. Aktivities (kegiatan) adalah mengungkapkan apa yang dikerjakan konsumen,

produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

2. Interest (minat) mengemukakan apa minat, kesukaan, kegemaran, dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut.

3. Opinion (opini) adalah berkisar sekitar pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan untuk mendeskrifsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan


(4)

peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

2.1.2 Brand Image

2.1.2.1 Pengertian Brand Image

Menurut Kotler (2009:259): “Identitas adalah berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya”. Sedangkan citra / image, yaitu : “Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya”. Maka jelas jika, “ Brand Image” atau citra

merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau produknya.

Pengertian Brand Image (Keller, 2007:166) bahwa:

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.

Aaker dalam Ritonga, (2011) mengatakan bahwa citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Citra Merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu (Shimp, 2010:39). Asosiasi tersebut secara sederhana


(5)

dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada sebuah merek.

Dari definisi-definisi Brand Image di atas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan kumpulan kesan yang ada di benak konsumen mengenai suatu merek yang dirangkai dari ingatan-ingatan konsumen terhadap merek tersebut. 2.1.2.2 Indikator Brand Image

Membangun Brand Image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat menciptakan Brand Image yang kuat bagi konsumen. Factor-faktor pendukung terbentuknya Brand Image dalam keterkaitannya dalam asosiasi merek (Keller,2003:167) :

1. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association)

Salah satu factor pembentuk Brand Image adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen.

2. Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association)

Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan. Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk


(6)

dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/keperibadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan Gaya Hidup dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus yang menjadi penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek tidaklah mudah, namun demikian popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk brand image.

3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)

Merupakan keunikan-kunikan yang dimiliki oleh produk tersebut. Beberapa keuntungan dengan terciptanya Brand Image yang kuat adalah : a) Peluang bagian produk /merek untuk terus mengembangkan diri dan

memiliki prospek bisnis yang bagus.

b) Memimpin produk untuk semakin memiliki system keuangan yang bagus.

c) Menciptakan loyalitas konsumen.

d) Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan diingat oleh konsumen.

e) Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal dengan masyarakat, maka perbedaan/ keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah dukenali oleh konsumen.

f) Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan. g) Meminimumkan kehancuran / kepailitan perusahaan.


(7)

h) Mempermudah mendapatakan investor baru guna mengembangkan produk.

2.1.3. Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.3.1. Definisi Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Definisi keputusan pembelian konsumen menurut Samarwan pada Kuncoro & Adithya, 2010 : Keputusan pembelian konsumen adalah suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Dengan demikian, ia harus mengambil keputusan merk apa yang akan dibelinya, atau ia harus memilih satu dan beberapa pilihan merk.

Menurut Fandy Tjiptono (2008:156):Keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk/merek yang disusun sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat di ambil sebuah pemahaman bahwa keputusan pembelian konsumen diawali oleh keinginan membeli yang timbul karena terdapat berbagai faktor yang berpengaruh seperti pendapatan keluarga, harga yang di inginkan, keuntungan atau manfaat yang bisa diperoleh dari produkbersangkutan. Ketika konsumen mengambil keputusan, mungkin bisa terjadi perubahan factor situasional yang bisa mempengaruhi intensitas pembelian.


(8)

2.1.3.2. Proses Tahapan Keputusan Pembelian

Perusahaan yang cerdik akan melakukan riset atau proses keputusan pembelian kategori produk mereka. Mereka bertanya kepada konsumen kapan pertama kali mereka mengenal kategori dan merek produk tersebut, serta seperti apa keyakinan merek mereka, seberapa besar mereka terlibat dengan produk yang bersangkutan, bagaimana mereka melakukan pemilihan merek, dan seberapa puas mereka setelah pembelian.

Menurut Kotler (2009 : 204), ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian yaitu :

1. Pengenalan masalah, adalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar, bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini. 2. Pencarian informasi, ialah dimana seorang konsumen mungkin terdorong

kebutuhannya, atau juga mencari informasi lebih lanjut. Pencarian informasi ada dua jenis menurut tingkatannya :

a. Perhatian yang meningkat yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja.

b. Pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.


(9)

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, kemasan, pajangan di toko. c. Sumber public : media massa, organisasi penentu, peringkat

konsumen.

d. Sember pengalaman :panganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

3. Evaluasi alternative, adalah konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir.

4. Keputusan pembelian, adalah pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk nilai pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai tetapi ada pula faktor yang memengaruhi seperti sikap orang lain dan factorfaktor keadaan tidak terduga.

5. Perilaku pembelian adalah perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, dimana konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

2.1.4 Hasil Penelitian terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul penelitian yang penulis bahas. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 :


(10)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Nama

Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Sari Listyorini (2012) Analisis Faktor-Faktor Gaya Hidup Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Rumah Sehat Sederhana Ditarik kesimpulan bahwa factor gaya hidup mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian Adanya persamaan variabel dependen yaitu Gaya Hidup Adanya perbedaaan lokasi penelitian penulis dengan peneliti terdahulu 2 Rizki Nurafdal Mustikarillah

Pengaruh Brand Image Terhadap

Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush Pada Pt. Hadji Kalla Di

Makassar

Ditarik kesimpulan bahwa Brand Image mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian Adanya persamaan variabel dependen yaitu Brand Image Adanya perbedaaan lokasi penelitian penulis dengan peneliti terdahulu 3 Dewi Urip

Wahyuni (2008) Pengaruh Motivasi, Presepsi, Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek

“Honda” di Kawasan Surabaya

Barat

- Motivasi dalam diri akan mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam melakukan pembelian karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki misalnya penilaian terhadap kualitas, harga, kenyamanan pemakaian terhadap barang - Keputusan Pembelian sebagai variabel dependen

-terdapat satu variabel yang diteliti, yaitu :

keputusan pembelian objek penelitian pada senua perusahaan telepon seluler

-terdapat satu variable yang diteliti yaitu Keputusan Pembelian objek penelitian pada sebuah toko telepon selular


(11)

yang dibtuhkan 4 Silvya L.Mandey (2009) Pengaruh Faktor Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Hasil Penelitian menunjukan bahwa dari ketiga

variable gaya hidup,hanya variable opini yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

-Gaya Hidup sebagai variabel independen -Keputusan Pembelian sebagai variabel dependen - menggunaka n tiga variabel, yaitu gaya hidup, harga, dan keputusan pembelian pada sebuah toko handphone. - Terdapat variabel moderator yaitu keputusan pembelian untuk menghubung kan ke Keputusan pembelian konsumen -Hanya menggunakan tiga variabel, yaitu gaya hidup, brand image, dan keputusan pembelian. -Terdapat variabel moderator untuk menghubungk an ke variabel dependen

5 Dian Ayu Puspita Ardy (2013) Pengaruh Gaya Hidup, Fitur, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Blackberry Curve 9300 Berdasarkan Hasil Penelitian dan analisis pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Gaya Hidup fitur dan harga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian blackberry Curve 9300.

-Gaya Hidup

sebagai variabel independen -Harga sebagai

variable independen -Keputusan Pembelian sebagai variabel dependen -Menggunakan dua variabel,

yaitu Gaya Hidup -Penelitian dilakukan di distributer Selluler Bandung -Mengguanaka n tiga variabel,

yaitu Gaya Hidup, Harga, Dan Keputusan Pembelian. -Penelitian dilakukan di Atlantic Selluler


(12)

2.2 Kerangka Pemikiran

Pada saat ini teknologi komunikasi menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan teknologi yang dapat membantu berbagai kegiatan komunikasi searah dengan munculnya berbagai macam gadget dan aplikasi untuk menunjang kebutuhan itu semua. Penggunaan gadget seperti tablet untuk kegiatan sehari-hari sudah meningkat sesuai dengan tujuan dan manfaatnya. Dengan dukungan layar yang lebih besar,

user dapat menggunakannya untuk keperluan diskusi, rapat, pertemuan penting, dan dapat menggantikan pencatatan secara manual.

Teknologi komunikasi melalui media handphone mengalami perkembangan dan inovasi dari waktu ke waktu sampai terciptalah produk telepon pintar (smartphone) yang merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas sebuah telepon sehingga smartphone tidak hanya dapat berfungsi untuk menelpon atau mengirim pesan singkat saja, tetapi juga dapat mengorganisir ataupun mengolah data layaknya komputer, sepert fasilitas e-mail, uploading, downloading, browsing, chatting, dan sebagainya.

Telepon yang dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok tertentu yang bisa menikmatinya, sekarang dengan mudah mendapatkannya, murah lagi, baik dalam sarana telekomunikasi fixedline wireline

ataupun fixedline wireless serta seluler. Semua lapisan masyarakat memiliki akses untuk dapat menggunakan sarana telekomunikasi untuk berbagai keperluan, baik untuk urusan bisnis, keluarga, ataupun keperluan lainnya.


(13)

Gaya hidup yang merupakan bagian dari perilaku konsumen juga mempengaruhi tindakan konsumen dalam melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari gaya hidup mereka yang ingin membeli produk yang bermanfaat dan mempunyai kualitas yang baik.

Keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi terhadap kualitas, nilai dan harga. Konsumen tidak hanya menggunakan harga sebagai indikator kualitas tetapi juga sebagai indicator biaya yang dikorbankan untuk ditukar dengan produk atau manfaat produk. Disinilah kita melihat sejauh mana merek dapat memengaruhi penilaian konsumen dengan

brand image (citra merek) dari produk tersebut.

Dunia usaha di Bandung yang telah memasuki persaingan yang sangat ketat dengan harga yang ditawarkan kompetitif. Persaingan ini muncul seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan peningkatan taraf hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan manusia yang semakin beragam.

Atlantic Selluler adalah salah satu distributor besar dari segi elektronik dan gatget, dan Samsung S6 adalah salah satu gadget yang mempunyai kualitas sangat baik di kelasnya dalam permasalahan performa, kwalitas dan harga yang ditawarkannya relatif makin mahal dibanding produsen lain. Samsung S6 ini memiliki kelebihan tidak cuma dalam sisi kecepatan saja, tetapi aksebilitas dan ketahanan hp yang cukup lama disesuaikan dengan pemakaiannya.


(14)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian pada Atlantic Selluler

2.2.1 Keterkaitan antara Gaya Hidup dan Keputusan Pembelian

Menurut penelitian Sari Listyorini (2012), Ditarik kesimpulan bahwa factor gaya hidup mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada Atalantic Celluler

2.2.2 Keterkaitan antara Brand Image dan Keputusan Pembelian

Membangun Brand Image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan

Gaya Hidup

- Opini

-Interest (minat) -aktifitas

Keputusan Pembelian

-Pengenalan Kebutuhan -Pencarian Informasi -Evaluasi Alternatif -Keputusan Pembelian -Perilaku Setelah Pembelian Brand Image

-Keunggulan asosiasi merek -Kekeuatan asosiasi merek -Keunikan asosiasi merek

Sumarwan dalam Sari Listyorini (2012;14)


(15)

yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukungdapat menciptakan Brand Image yang kuat bagi konsumen untuk memutuskan pembelian.(Keller,2003:167).

2.2.3 Keterkaitan Antara Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian

Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam berperilaku, dan dalam memutuskan pembelian. Beberapa diantaranya adalah gaya hidup, fitur, dan brand image. Gaya hidup menurut Engel yang dikutip oleh Dian Ayu (2015:223) diartikan sebagai pola dimana konsumen menghabiskan waktu dan uangnya dimana waktu dan uang konsumen digunakan untuk pembelian .Kemudian Brand Image merupakan interprestasi akumulasi berbagai informasi yang diterima konsumen.

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:64) hipotesis penelitian adalah: “Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap


(16)

masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Tanggapan konsumen mengenai Gaya Hidup pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung sudah baik.

2. Tanggapan konsumen mengenai Brand Image Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung sudah baik.

3. Tanggapan konsumen mengenai Keputusan Pembelian Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung sudah baik.

4. Gaya Hidup berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung.

5. Brand ImageSamsung S6 berpengaruh positif terhadap Keputusan PembelianKonsumen pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung. 6. Gaya Hidup dan Brand Image berpengaruh positif terhadap Keputusan

Pembelian Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung baik secara parsial maupun simultan.


(17)

A. Biodata Pribadi

1. Nama : Imam Abdul Aziz

2. Jenis kelamin : Laki-Laki

3. Tempat Tanggal Lahir : Garut, 17 Mei 1993 4. Kebangsaan : Indonesia

5. Status : Mahasiswa

6. Tinggi,Berat badan : 173 cm, 54 kg

7. Agama : Islam

8. Ayah : Jajang Tasdik

9. Ibu : Dadah Saodah

10. Alamat : Kp Cibengang RT 02/RW 06 Desa Hanjuang, Kecamatan Bungbulang , Kabupaten Garut

11. No. Hp : 089672637474

12. Email : Imam.Abdul.Aziz1993@gmail.com B. Riwayat Pendidikan

1. SD : SDN HANJUANG IV (1999 – 2005)

2. SMP : SMPN 1 BUNGBULANG (2005 – 2008) 3. SMP : SMAN 7 GARUT (2008 – 2011) 4. Perguruan Tinggi : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas

Ekonomi, Program Studi Manajemen Ekonomi (2011)


(18)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Telekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1984 dan hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pertama mengadopsi teknologi seluler versi komersial. Teknologi seluler yang digunakan saat itu adalah NMT (Nordic Mobile Telephone) dari Eropa, disusul oleh AMPS (Advance Mobile Phone System), keduanya dengan sistem analog. Teknologi seluler yang masih bersistem analog itu seringkali disebut sebagai teknologi seluler generasi pertama (1G). Pada tahun 1995 diluncurkan teknologi generasi pertama CDMA (Code Division Multiple Access) yang disebut ETDMA (Extended Time Division Multiple Access) melalui operator Ratelindo yang hanya tersedia di beberapa wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.(www.wikipedia.com)

Sementara itu di dekade yang sama, diperkenalkan teknologi GSM (Global Global System for Mobile Communications) yang membawa teknologi telekomunikasi seluler di Indonesia ke era generasi kedua (2G). Pada masa ini, Layanan pesan singkat (Inggris: short message service) menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel berkat sifatnya yang hemat dan praktis. Teknologi GPRS (General Packet Radio Service) juga mulai diperkenalkan, dengan kemampuannya melakukan transaksi paket data. Teknologi ini kerap disebut


(19)

dengan generasi dua setengah (2,5G), kemudian disempurnakan oleh EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution), yang biasa disebut dengan generasi dua koma tujuh lima (2,75G). Telkomsel sempat mencoba mempelopori layanan ini, namun kurang berhasil memikat banyak pelanggan[2]. Pada tahun 2001, sebenarnya di Indonesia telah dikenal teknologi CDMA generasi kedua (2G), namun bukan di wilayah Jakarta, melainkan di wilayah lain, seperti Bali dan Surabaya.(www.wikipedia.com)

Pada 2004 mulai muncul operator 3G pertama, PT Cyber Access Communication (CAC), yang memperoleh lisensi pada 2003. Saat ini, teknologi layanan telekomunikasi seluler di Indonesia telah mencapai generasi ketiga-setengah (3,5G), ditandai dengan berkembangnya teknologi HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) yang mampu memungkinkan transferdata secepat 3,6 Mbps.(www.wikipedia.com)

Pada saat ini teknologi komunikasi menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan teknologi yang dapat membantu berbagai kegiatan komunikasi searah dengan munculnya berbagai macam gadget dan aplikasi untuk menunjang kebutuhan itu semua. Penggunaan gadget seperti tablet untuk kegiatan sehari-hari sudah meningkat sesuai dengan tujuan dan manfaatnya. Dengan dukungan layar yang lebih besar,

user dapat menggunakannya untuk keperluan diskusi, rapat, pertemuan penting, dan dapat menggantikan pencatatan secara manual.

Hampir semua kalangan tidak mengenal golongan, umur maupun berbagai kebutuhan yang dihadirkan sudah tidak bisa lepas lagi dari teknologi tersebut.


(20)

Kebutuhan hidup untuk bisa selalu terhubung dengan sesama, bersosialisasi, menimbulkan gengsi bagi pemakainya yang sudah merupakan suatu jawaban akan pentingnya gadget bagi kehidupan yang serba modern. Terbukti dengan banyaknya perangkat telekomunikasi yang bermunculan dengan teknologi update. Kemunculan teknologi telekomunikasi yang high class ini juga didorong oleh kebutuhan manusia untuk menghadapi berbagai masalah yang dapat diselesaikan dalam waktu cepat dan singkat.

Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam berperilaku, beberapa diantaranya adalah gaya hidup, fitur, dan brand image. Gaya hidup menurut Engel yang dikutip oleh Dian Ayu (2015:223) diartikan sebagai pola dimana konsumen menghabiskan waktu dan uangnya dimana dalam penelitian ini waktu dan uang konsumen digunakan untuk pembelian .

Pada saat ini, masyarakat bersaing untuk mendapatkan gadget tablet yang memiliki kualitas canggih dengan Brand Image yang unggul. Terbukti dari minat beli konsumen terhadap gadget tablet yang semakin pesat dari waktu ke waktu, danproses bersaing antar perusahaan gadget tablet yang semakin menunjukkan keunggulan dari produk-produk yang diciptakan. Perkembangan teknologi yang diciptakan dari masing-masing perusahaan dapat mempengaruhi keunggulan bersaing konsumen. Keunggulan bersaing menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Brand Image merupakan interprestasi akumulasi berbagai informasi yang diterima konsumen. Yang menginterpretasikan adalah konsumen dan


(21)

yangdiinterpretasikan adalah informasi. Hasil interpresentasi bergantung pada dua hal. Pertama,bagaimana konsumen melakukan interpresentasi dan kedua, informasi apa yang diinterpresentasikan (Bilson Simamora, dalam Dessy Amelia 2011: 3).

Keberhasilan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen dalam keunggulan bersaing sangat didukung melalui upaya membangun komunikasi kepada konsumen dengan membangun merek kepada konsumen dengan strategi pemasaran, serta melakukan inovasi untuk varian-varian baru pada suatu produk. Proses pengambilan keunggulan bersaing yang rumit seringkali melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan.

Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun sedang berkembang. Di Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal. Indonesia tercatat menempati posisi keempat di Asia setelah Korea Selatan, China dan Jepang. Situasi krisis global ini sangat berpengaruh pada dunia usaha yang ada di Indonesia, menuntut perusahaan agar cepat tanggap akan perubahan pada pasar atau konsumen maupun para pengusaha. Konsumen merubah daya belinya dan merubah pola konsumsinya.

Teknologi komunikasi melalui media handphone mengalami perkembangan dan inovasi dari waktu ke waktu sampai terciptalah produk telepon pintar (smartphone) yang merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas sebuah telepon sehingga smartphone tidak hanya dapat berfungsi


(22)

untuk menelpon atau mengirim pesan singkat saja, tetapi juga dapat mengorganisir ataupun mengolah data layaknya komputer, sepert fasilitas e-mail, uploading, downloading, browsing, chatting, dan sebagainya.

Telepon yang dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok tertentu yang bisa menikmatinya, sekarang dengan mudah mendapatkannya, murah lagi, baik dalam sarana telekomunikasi fixedline wireline

ataupun fixedline wireless serta seluler. Semua lapisan masyarakat memiliki akses untuk dapat menggunakan sarana telekomunikasi untuk berbagai keperluan, baik untuk urusan bisnis, keluarga, ataupun keperluan lainnya.

Demikian juga semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga dari kota besar ataupun pelosok-pelosok di seluruh Indonesia dapat mengakses sarana telekomunikasi yang ada. Apalagi program universal service obligation (USO) sudah menjadi program pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini. Sehingga pelayanan jasa telekomunikasi dibawa ke daerah-daerah terisolir, meskipun hasilnya masih belum memuaskan.

Kebutuhan konsumen saat ini sudah mengarah pada gaya hidup yang selanjutnya akan menentukan pilihan-pilihan terhadap suatu barang dan jasa kemudian akan menjadikan seseorang berubah menjadi konsumtif. Konsumen pada umumnya lebih menyukai produk produk yang kreatif dan inovatif sehingga menuntut suatu perusahaan untuk mampu menciptakan suatu produk yang berbeda yang dapat dilihat dari segi bentuk dan fungsi produk tersebut.

Dengan adanya produk-produk yang lebih berkualitas dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan yang ada sehingga menarik minat beli konsumen.


(23)

Fakta ini dapat dijadikan peluang oleh perusahaan yang dapat membaca kesempatan yang ada yang terjadi di masyarakat. Perusahaan dapat menunjukan segmen yang tepat untuk memasarkan barang dan jasa sesuai dengan fakta yang ada di masyarakat.

Penemuan segmen-segmen pasar yang akan dimasuki akan menentukan pencapaian target dari perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan harus memahami peranan perilaku konsumen khususnya faktor-faktor gaya hidup konsumen yang merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mempengaruhi perilaku keputusan pembelian konsumen.

Faktor-faktor gaya hidup konsumen sering dianggap remeh oleh para pemasar, mereka hanya memahami konsumen lewat pengalaman penjualan sehari-hari. Namun pertumbuhan perusahaan dan pasar telah menjauhkan banyak para pemasar dari kontak langsung dengan pelanggan.

Memahami Faktor-faktor gaya hidup konsumen merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mempengaruhi perilaku keputusan konsumen agar dapat menjatuhkan pilihan untuk membeli yang dipengaruhi oleh karakteristik gaya hidup yaitu aktivitas, minat dan pendapat.

Gaya hidup yang merupakan bagian dari perilaku konsumen juga mempengaruhi tindakan konsumen dalam melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari gaya hidup mereka yang ingin membeli produk yang bermanfaat dan mempunyai kualitas yang baik.

Selain itu konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk, Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan


(24)

bentuk kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan akan sebuah produk barang yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mepertahankan brand image (citra merek) produk yang mereka miliki. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya, walaupun sejenis.

Berbagai upaya dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan

Brand Image yang mereka miliki di antaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi yang tepat sasaran. Semakin baik Brand Image produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen.

Keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi terhadap kualitas, nilai dan harga. Konsumen tidak hanya menggunakan harga sebagai indikator kualitas tetapi juga sebagai indicator biaya yang dikorbankan untuk ditukar dengan produk atau manfaat produk. Disinilah kita melihat sejauh mana merek dapat memengaruhi penilaian konsumen dengan

brand image (citra merek) dari produk tersebut.

Dunia usaha di Bandung yang telah memasuki persaingan yang sangat ketat dengan harga yang ditawarkan kompetitif. Persaingan ini muncul seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan peningkatan taraf hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan manusia yang semakin beragam.


(25)

Atlantic Selluler adalah salah satu distributor besar dari segi elektronik dan gatget yang berlokasi di Bandung, Atlantic Selluler menjual hampir seluruh merek handphone dimulai dari iphone, samsung, blackberry, sony, dan masih banyak lagi. Samsung S6 adalah salah satu gadget yang mempunyai kualitas sangat baik di kelasnya dalam permasalahan performa, kualitas dan harga yang ditawarkannya relatif makin mahal dibanding produsen lain.

Samsung S6 ini memiliki kelebihan tidak cuma dalam sisi secepatan saja, tetapi aksebilitas dan ketahanan hp yang cukup lama disesuaikan dengan pemakaiannya. Hp ini mempunyai memori internal pada 32 gb dan eksternal sampai 128 gb.(www.samsung.com)

Penyempurnaan pada versi pada awal mulanya yang dipertunjukkan buat memaksimalkan semua kelemahan yang ada. Hal sejenis ini sudah diterapkan pada hp terkininya buat dapat mengurangi kelemahan pada produk sebelumnya. Kelemahan pada versi pada awal mulanya direvisi pada hp ini buat berikan kenyamanan serta keamanan dalam pengguna smartphone ini.

Banyak fitur yang dibenamkan pada hp ini buat menambah daya tarik pemakai yang bisa menambah keuangan buat perusahaan itu. Salah satu teknologi terkini yang dibenamkan pada hp ini yaitu browser augmented reality, di mana perannya amat paling penting saat pemakai sedang mencari data atau info di internet. Dengan unsur tiga dimensi yang bisa dijadikan satu keadaan yang riil di dalam browser itu. Hal yang lain yang bisa berguna buat pemakai, gadget ini bisa menjadi yang paling baik karena sanggup bertahan lama dengan penggunaan yang wajar dan bisa tahan pada air. Terdapat beberapa keunggulan lainnya yang


(26)

dimiliki ponsel ini, sesuai dengan harga yang di tawarkan relatif mahal buat kelompok kelas menengah ke bawah.

Dengan ukuran 5.1 mm smartphone ini terlihat makin tidak tebal dipadukan dengan varian warna putih yang dibalut oleh kaca dan logam yang terlihat makin mengagumkan. Untuk penyimpanan internal, gadget ini memiliki keunggulan yang lebih baik dari versi sebelumnya yakni memakai 16 gb. Dengan ukuran yang begitu besar, pengguna dapat menyimpan file dengan maksimal tanpa perlu membutuhkan penambahan memori external pada ponsel yang dimilikinya. (www.tabloidharga.com)

Berikut adalah data penjualan Samsung S6 pada Atlantic Selluler cabang BEC Bandung yang dapat dilihat di tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

Penjualan Samsung S6 pada Atlantic Selluler cabang BEC Bandung

Periode Bulan & Tahun Pengunjung Yang Melakukan Transaksi

1 Februari 2015 80

2 Maret 2015 95

3 Aril 2015 115

4 Mei 2015 100

5 Juni 2015 87

6 Juli 2015 71

TOTAL 548


(27)

Berdasarkan Uraian diatas penjualan Samsung S6 menurun, Menurunnya penjualan Smartphone Samsung S6 merupakan fenomena saat ini. Dimana pada awalnya sasaran utama konsumen Samsung S6 adalah kalangan atas, tapi belakangan ini justru banyak juga kalangan menengah yang beralih menggunakan smartphone android lainnya. Ini mengakibatkan penjualan Smartphone Samsung S6 cenderung menurun,dan juga hal itu disebabkan oleh adanya peluncuran merek baru yang membuat ponsel android semakin diminati oleh masyarakat karena fitur dinilai tidak lagi ekslusif. Apalagi android selama ini terkenal sering menyediakan lebih banyak aplikasi gratis. Samsung S6 saat ini bersaing dengan ponsel android sekelas apple iphone 6, sonny xperia Z3, dengan kelebihannya masing – masing dan harga yang tidak jauh berbeda. (Sumber : Wartanews Bandung)

Berdasarkan hasil wawancara kepada Kepala Toko Atlantic Selluler cabang BEC mengindikasikan masalahnya adalah banyaknya konsumen yang beralih menggunakan android Iphone. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa sebelum munculnya Smartphone Samsung S6 rata-rata mayoritas masyarakat menggunakan Sony Xperia. Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah adanya penurunan penjualan Smartphone Samsung S6 yang berbading terbalik dengan meningkatnya smartphone android Samsung.

Dari segi Gaya Hidup, berkaitan dengan indikatornya yaitu aktivitas, minat dan opini pada indikatornya, penulis mendapatkan hasil wawancara kepada 10 konsumen, kesimpulan yang didapat yaitu :


(28)

1. Aktifitas :

Para konsumen lebih banyak menggunakan gatget smartphone selain Samsung, seperti Iphone 6, Sony Experia Z3, Asus Zenfone 5, Blackberry Z10, dengan alasan Smartphone yang lain tersebut memiliki

prestise tersendiri, dan tidak banyak dari mereka yang senang dengan produk Samsung S6 ini. Kemudian kegitan mereka pada waktu luang, sebagian besar adalah menghabiskan waktu dengan gatget mereka. 2. Minat :

Para konsumen menyatakan, sebagian besar dari mereka memiliki minat, rencana dan harapan untuk lebih memiliki smartphone yang lain dibanding produk Samsung, mereka lebih memilih seperti produk Apple, Sony, LG, dan Asus.

3. Opini :

Tanggapan para konsumen mengenai produk smartphone Samsung khususnya Samsung S6, adalah sebagian besar konsumen berharap ketika dikemudian hari Samsung meluncurkan produk baru, pihak Samsung lebih menonjolkan sesuatu yang lebih baik dibandingkan produk lain. Kemudian Dari segi brand image, berkaitan dengan indikatornya yaitu keunggulan, kekuatan, dan keunikan asosiasi merek, di dapatkan hasil wawancara kepada 10 konsumen, dengan hasil sebagai berikut :

1. Keunggulan asosiasi merek :

Konsumen menyatakan bahwa Samsung S6 sudah memiliki performa software dan tampilan hardware yang baik, namun bila dibandingkan


(29)

dengan smartphone lain yang sama dikelasnya, Samsung S6 ini tidak memiliki kelebihan yang menonjol dibanding yang lain.

2. Kekuatan asosiasi merek :

Dari segi promosi yang dilakukan oleh pihak Samsung, konsumen menyatakan Samsung telah melakukannya dengan lebih baik, seperti dengan melalui iklan pada media televisi, surat kabar, billboard, jika dibandingkan dengan produk lain seperti Apple, Sony, Asus, dan yang lainnya, namun hal ini kembali pada selera konsumen yang merasa lebih bnyak memilih smartphone seperti Iphone, Xperia, dan yang lainnya dengan alasan prestise tersendiri.

3. Keunikan asosiasi merek :

Dilihat dari segi keunikan merek, konsumen mengatakan bahwa dari segi software dan hardware yang ada pada produk Samsung S6 ini kurang begitu menonjol dibandingkan dengan produk lain dikelasnya, sementara dari segi harga, harga Samsung S6 ini di bandrol dengan harga yang cukup mahal, sehingga para konsumen lebih memilih produk lainnya.

Penulis dalam hal ini juga melakukan survei awal tentang Gaya Hidup dan

Brand Image terhadap keputusan pembelian Samsung S6 kepada 30 responden yang mengisi kuisioner yang diberikan dan berikut hasilnya :


(30)

Tabel 1.2

Tabel Pra Survey Gaya Hidup dan Brand Image

NO PERNYATAAN

YA TIDAK

F % F %

1 Aktivities (kegiatan) Anda mencari informasi tentang

Samsung S6

12 40 % 18 60%

2 Interest (minat) Anda tertarik untuk membeli

Samsung S6

16 53% 14 47%

3 Opinion (opini) Anda percaya bahwa Samsung S6 sesuai dengan harapan anda.

13 43% 17 57%

Gaya Hidup Rata-rata 45,33% Rata-rata 54,66%

Sumber : Responden Yang Membeli SAMSUNG S6 di Atlantic Selluler BEC

NO PERNYATAAN

YA TIDAK

F % F %

1

Keunggulan asosiasi merek

Samsung S6memiliki keunggulan software yang lebih dibanding

smartphone lain

12 40% 18 60%

2

Kekuatan asosiasi merek

Samsung S6 memiliki daya tahan


(31)

Sumber : Responden Yang Membeli SAMSUNG S6 di Atlantic Selluler BEC

Dari survei yang dilakukan terhadap 30 responden tersebut mengatakan bahwa mereka tidak menjadikan Samsung S6 sebagai gaya hidup mereka sebanyak 45,33% sedangkan 54,66% lainnya tidak menjadikan Samsung S6 sebagai bagian dari gaya hidup mereka,hal ini menindikasikan bahwa kepercayaan konsumen terhadap Samsung S6 belum cukup baik, sehingga seharusnya Samsung S6 lebih bisa bersaing dengan produk lainnya agar konsumen dapat menjadikan Samsung S6 sebagai gaya hidup mereka.

Kuisioner yang diberikan kepada konsumen untuk mengetahui bagaimana faktor brand image mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk membeli produk Samsung S6, dari survey yang dilakukan dengan 30 responden yang mengatakan bahwa harga Samsung S6 terjangkau sebanyak 45,3% dan sebanyak 54,7% mengatakan bahwa brand imge Samsung S6 masih kalah tersaingi dengan merek lain.

produk yang lebih baik dibanding produk lain.

3

Keunikan asosiasi merek

Samsung S6 memiiki keunikan tersendiri dari segi bentuk dibandungkan dengan produk lain

13 43% 17 57%


(32)

Dari data di atas dan setelah dilakukannya survei awal pada kosumen yang datang, terdapat indikasi bahwa konsumen yang datang tidak semuanya melakukan keputusan pembelian pada toko Atlantic Selluler cabang BEC.

Kemudian penulis melakukan survey awal mengenai keputusan pembelian yang didapati hasilnya sebagai berikut :

Tabel 1.3

Tabel Pra Survey Keputusan Pembelian

Sumber : Responden Yang Membeli SAMSUNG S6 di Atlantic Selluler BEC

NO PERNYATAAN

YA TIDAK

F % F %

1

Pengenalan kebutuhan

Produk Samsung S6 jadi kebutuhan anda

12 40% 18 60%

2

Pencarian Informasi

Anda terdorong mencari informasi lebih dalam hal

produk Samsung S6

16 53% 14 47%

3

Perilaku Pasca Pembelian

Perasaan anda senang setelah membeli Samsung S6

13 43% 17 57%


(33)

Dari survei yang dilakukan terhadap 30 responden tersebut mengatakan bahwa mereka tidak memilih Samsung S6 sebagai produk utama yang mereka ingin beli sebanyak 45,33% sedangkan 54,66% lainnya tidak menjadikan Samsung S6 sebagai bagian dari gaya hidup mereka, hal ini menindikasikan bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap Samsung S6 belum cukup baik, sehingga seharusnya Samsung S6 lebih bisa bersaing dengan produk lainnya agar konsumen dapat menjadikan Samsung S6 sebagai bagian dari produk yang mereka butuhkan.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap alat komunikasi pribadi berupa smartphone dan meningkatnya persaingan untuk merebut konsumen. Dan semakin banyak berubah dari setiap gaya hidup konsumen juga berbagai sikap yang mempengaruhi pembelian Maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Samsung S6 di Atlantic Selluler Cabang BEC Bandung.”

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang penelitian. Serta untuk memberikan batasan terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka identifikasi masalah yang ditetapkan sebagai berikut:

 Berdasarkan dari hasil survey yang dilakukan kepada responden yang menggunakan Samsung S6 mengatakan bahwa Samsung S6 tidak menjadi


(34)

bagian gaya hidup mereka karena mereka lebih memilih smartphone android yang memiliki kelebihan yang tidak ada pada Samsung S6.

 Hasil survei awal menjelaskanan bahwa gaya hidup belum baik hal ini kurang konsumtif dikarenakan banyak konsumenyang tidak tau tren atau perkembangan tentang smartphone Samsung S6.

 Disamping itu banyak konsumen yang mengatakan bahwa brand image

dari Samsung S6 masih relatif kalah bersaing dengan produk lain di kelasnya dan masih banyak kekurangan di bandingkan dengan smartphone andoroid yang sekelas dengan Samsung S6 .

 Penurunan jumlah transaksi penjualan yang berkunjung menunjukkan adanya indikasi pada keputusan pembeliankonsumen dikarenakan mereka selalu berpindah ke toko atau distributor lainnya.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Gaya Hidup pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung.

2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Brand Image Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung.

3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Keputusan Pembelian Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung.


(35)

4. Seberapa besar pengaruh mengenai Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung. 5. Seberapa besar pengaruh Brand Image Samsung S6 terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung. 6. Seberapa besarpengaruh Gaya Hidup dan Brand Image terhadap

Keputusan Pembelian Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung baik secara parsial maupun simultan.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gaya Hidup dan

Brand Image berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai Gaya Hidup pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai Brand Image

Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung

3. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai Keputusan Pembelian Samsung S6 pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung


(36)

4. Untuk mengetahui pengaruh mengenai Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung.

5. Untuk mengetahui pengaruh Brand Image Samsung S6 terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung.

6. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Samsung S6 padaAtlantic Seluler Cabang BEC Bandung baik secara parsial maupun simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi pihak perusahaan

Dari hasil penelitian ini perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan sebagai bahan informasi dalam meningkatkan penjualan.

2. Bagi penulis

Dari penelitian diharapkan dapat menambah wawasan baru serta meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai konsep persaingan yang terjadi antara Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung dengan Distributor Elektronik lainnya


(37)

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis, ataupun penelitian yang lebih luas terutama yang berkaitan dengan Gaya Hidup, Brand Image, dan Keputusan Pembelian Samsung S6.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Atlantic Seluler Cabang BEC Bandung yang berlokasi di Jl.Purnawarman 15 Bandung. Adapun waktu penelitian, dilaksanakan mulai Bulan Oktober 2015 sampai dengan Februari 2016.


(38)

Tabel 1.4

Waktu Melaksanakan Kegiatan Penelitian

Keterangan OKT NOV DES JAN FEB

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul

Pencarian Data

Pengolahan Data

Penulisan Laporan


(39)

38 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis mengambil judul penelitian yaitu, “Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Samsung S6 Pada Atlantic Selluler Bandung. “

Objek Penelitian Husein Umar (2004:303), mengatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek

penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal.Objek penelitian ini adalah

mengenai “Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Samsung S6 Terhadap Keputusan Pembelian Pada Atlantic Selluler Bandung.“

3.2 Metode Penelitian

Menurut Travers dalam Husein Umar (2005) penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Analisis


(40)

Kuantitaif merupakan analisis yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.Berdasarkan tujuan dan bentuk permasalahan dari penelitian ini, maka penelitian ini berjenis Deskriptif dan Verifikatif. Menurut Sugiama (2008),”penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menguraikan secara tuntas dan jelas”.

3.2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian.

Menurut Umi Narimawati (2010:30) desain penelitian adalah :

“Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai

penggumpulan dan analisis data saja.”

Menurut Sugiono (2007:18), menjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Metode penelitian

5. Menyusun instrumen penelitian 6. Kesimpulan


(41)

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi.

2. Menetapkan judul dari fenomena yang didapat, sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti kemudian menentukan identifikasi masalah dalam

penelitian.

3. Menetapkan masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. 4. Menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian

mengenai Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan PembelianPada Atlantic Selluler Bandung.

5. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan informasi yang diperoleh dari Atlantic Selluler Bandung.

6. Melaporkan hasil dari penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interprestasi data.

7. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penyelesaian dan jawaban atas identifikasi masalah dan penelitian.


(42)

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive

Descriptive

dan survey

Pembeli Samsung S6 Di Atlantic Selluler Bandung Cross sectional T-2 Descriptive & Verifikatif Descriptive dan Explanatory Survey Pembeli Samsung S6 Di Atlantic Selluler Bandung Cross sectional T-3 Descriptive & Verifikatif Descriptive dan Explanatory Survey Pembeli Samsung S6 Di Atlantic Selluler Bandung Cross sectional T-4 Descriptive & Verifikatif Descriptive dan Explanatory Survey Pembeli Samsung S6 Di Atlantic Selluler Bandung

Cross sectional


(43)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

` Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image

terhadap Keputusan Pembelian, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Gaya Hidup sebagai variabel independen pertama (X1). 2. Variabel Brand Image sebagai variabel independent kedua (X2). 3. Variabel Keputusan Pembelian sebagai variabel dependent (Y).

Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL KONSEP INDIKATOR UKURAN SKALA SUMBER

Gaya Hidup (X1)

Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan

oleh bagaimana orang menghabiskan

waktu mereka

 Opini  Interest

(Minat)  Aktifitas

 Tingkat opini  Tingkat

Minat

 Tingkat aktifitas


(44)

(aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan

tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya

(pendapat).

Brand Image (X-2)

Brand Image

atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau produknya.

 Keunggulan asosiasi merek  Kekuatan

asosiasi merek  Keunikan

asosiasi merek

 Tingkat Keunggulan asosiasi merek

 Tingkat Kekeuatan asosiasi merek

 Tingkat Keunikan asosiasi merek

Ordinal Konsumen

Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk/merek yang disusun sehingga

 Pengenalan Kebutuhan  Pencarian

Informasi  Evaluasi

Alternatif  Keputusan

Pembelian

 Tingkat Pengenalan Kebutuhan  Tingkat

Pencarian Informasi  Tingkat

Evaluasi


(45)

menimbulkan rasa menyenangkan

yang akan merubah seseorang untuk

melakukan keputusan pembelian.

 Perilaku Setelah Pembelian

Alternatif  Tingkat

Keputusan Pembelian  Tingkat

Perilaku Setelah Pembelian

3.2.3. Sumber Dan Teknik Penentuan Data

Dalam penelitian ini terdapat sumber data dan teknik penetuan data, berikut ini adalah penjelasannya.

3.2.3.1. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena data yang diambil langsung dari objek penelitian dan sudah teruji kebenarannya. Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain atau literature yang berkaitan dengan permasalahan yang di ajukan penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:137) mengungkapkan bahwa :

“Sumber sekunder adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku


(46)

perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Berdasarkan definisi di atas kita dapat kita menyimpulkan bahwa data primer merupakan data pendukung dari suatu persoalan yang diteliti, sebagai alat untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, untuk mengetahui kondisi-kondisi yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan data primerdiperoleh dengan mengadakan peneltian dan kuesioner, tidak jarang juga dapat dijadikan solusi dalam penanganan permasalahan yang diteliti.

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data

Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Menurut (Sugiyono 2005:55) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Maka dari itu, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan dipelajari dan diteliti kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Menurut sekaran (2006) populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.


(47)

2

1

Ne

N

n

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah jumlah konsumen yang membeli Samsung S6 di Atlantic Selluler Bandung yang berjumlah 548 orang dari bulan Februari 2015-Juli 2015 yaitu selama enam bulan. Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan cukup mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2004;73), mengatakan bahwa pengertian sampel

adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jenis yang akan digunakan adalah probability dengan random sampling, yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sampel dengan kata lain populasi dianggap homogen. Sampel dari penelitian ini adalah jumlah sebagian konsumen yang membeli Samsung S6 di Atlantic Selluler Bandung dari bulan Oktober 2015-November 2015 atau kurang lebih selama satu bulan. Pemilihan jumlah sampel ini dirasakan cukup mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan penelitian ini dengan menggunakan rumus :


(48)

n = Jumlah Sampel Minimal N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditelorir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini sebesar 10%)

=

= 99,9= 100 (peneliti menggunakan 100 orang sebagai responden)

Berdasarkan penelitian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian kepada 100 Konsumen ditambah 5 untuk antisipasi apabila tidak kembalinya kuisioner terhadap konsemen yang melakukan pembelian samsung S6 di Atlatic Celluler Cabang BEC.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: hal.265) metode pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk teknik mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(49)

Penelitian lapangan (field research) dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari TokoAtlantic Selluler Bandung. Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagi berikut: a. Kuesioner (Angket) dan Wawancara (Interview)

Angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2010:268). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan pernyataan tertulis kepada 100 konsumen yang membeli di Atlantic Selluler Bandung.untuk menjawab tentang Gaya Hidup dan Brand Image

Terhadap Keputusan Pembelian Pada Atlantic Selluler Bandung. Menurut Sugiyono (2012:194) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus ditelitian juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

b. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.Suharsimi Arikunto (2010:274) menyatakan bahwa “didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, jurnal, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,


(50)

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Gaya Hidup, Brand Image

terhadap Keputusan Pembelianpada Atlantic Selluler Bandung.

2. Studi kepustakaan (Library Reseach), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan yang terdapat dalam buku, majalah, internet, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai data penelitian. Sebelum kuesioner atau instrumen penelitian disebarkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya alat ukur yang digunakan, sedangkan pengujian reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya.

3.2.4.1 Uji Validitas

Uji validitas ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana alat ukur, dalam ini kuesioner mengukur apa yang hendak di ukur atau sejauh mana alat ukur yang di gunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukan apa yang seharusnya di ukur

Menurut Sugiyono (2012:268)validitas adalah:

“Instrument yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya


(51)

valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.”

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pertanyaan dengan skor total. Adapun rumus dari korelasi pearson adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan

N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%).Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(52)

Dimana:

n = ukuran sampel

r = Koefisien korelasi pearson

Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut :

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikansi α=0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 17 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 17 for windows diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti.

Verikut Hasil validitas dari setiap variabel :

No Variabel X1 Variabel X2 Variabel Y Nilai Kritis Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 .821** .830** .878** .800** .865** .778** .435** .723** .747** .659** .829** .822** .710** .876** .657** 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Valid Valid Valid Valid Valid


(53)

P6 .731** .702**

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2012:221) reliabiltas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data kerena instrumen tersebut sudah baik.

Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten.Pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus alpha atau cronbach’s alpha ( dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala rating 1 sampai dengan 5. Rumus alpha atau cronbach’s alpha ( sebagai berikut:


(54)

(Suharsimi Arikuntoro, 2012:223)

Dimana:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

= varian total

= jumlah varian butir tiap pertanyaan

Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir yang kemidian dijumlahkan ( ) sebagai berikut:

(Suharsimi Arikuntoro, 2012:227) Dimana:

n = jumlah sampel = nilai varian


(55)

Tabel 3.3

E stándar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002:7 Reliabilitas X1

Hasil dari reliabilitas ketiga variabel adalah : Variabel Nilai Nilai Kritis Keterangan

X1 0.934 0.7 Reliabel

X2 0.836 0.7 Reliabel

Y 0.839 0.7 Reliabel

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyususun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit,


(56)

melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, serta membuat kesimpulan. Rancangan analisis ini menggunakan analisis data deskriptif dan verifikatif.

Pada penelitian ini digunakan melalui metode deskriptif dan verifikatif.Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian. Rancangan analisis penelitian ini terdiri:

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Analisis Deskriptif atau kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.


(57)

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik

2 36.01 - 52.00 Kurang Baik

3 52.01 - 68.00 Cukup

4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat Baik

Sumber : Umi Narimawati (2007:84)

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data

Skor aktual

% Skor = x 100%


(58)

ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval. Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.

1. MSI (Method of Succesive Interval)

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal. d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan

memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval.

Density at Lower limit – Density at Upper Limit

Means of Interval =

Area at Below Density Upper Limit – Area at Below Lower Limitt

Dimana:

Means of Interval = Rata-Rata Interval

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas


(59)

f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1

Untuk mengetahui Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Pada Atlantic Selluler Bandung digunakan analisis regresi Berganda (Multiple Regression).

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik regresi linier berganda digunakan untukmengetahui hubungan fungsional antara variable dependen dihubungkan dengan dua atau lebih variable independen.

Y = bo + b1X1+ b2X2 + b2X2 + e Dimana:

Y = Keputusan Pembelian X1= Gaya Hidup

X2= Brand Image

bo = intercept

b1= Koefisien korelasi Gaya Hidup b2= Koefisien korelasi Brand Image


(60)

3.Analisis Korelasi

Menurut Sugiyono (2009:183), pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable x dan y,dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:

Dimana: -1 ≤ r ≤ +1

r = koefisien korelasi

x = Gaya Hidup,Brand Image

z = Keputusan Pembelian n = jumlah responden

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada Tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.5

Tingkat Keeratan Korelasi

0 – 0.20 Sangat rendah (hampir tidak hubungan) 0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang 0.61 – 0.80 Cukup tinggi

0.81 – 1 Korelasi tinggi Sumber: Sugiyono (2012 : 184)


(61)

4. Analisis Koefisien Determinasi

Persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2).Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variable terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg/SStot .

% 100

2

x r Kd

Dimana:

d : Koefisien determinasi r : Koefisien Korelasi

3.2.5.2 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi.

Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut : 1. Pengujian Secara Simultan.

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.


(62)

a. Rumus uji F yang digunakan adalah :

Re (Re )

/

/ 1

gresi hitung

sidu

JK k F

JK n k

 

Dimana :

JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda K = Jumlah variabel bebas n = Jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama–sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas (Gaya Hidup dan Brand Image) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (Keputusan Pembelian) ditolak dan sebaliknya.

Menurut (Sugiyono,2009:183), menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus Pearson.


(63)

b. Hipotesis

H0 ; ρ1=ρ2= 0, Tidak terdapat Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan PembelianPada Atlantic Selluler Bandung

H1; ρ1ρ20, terdapat Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Pada Atlantic Selluler Bandung

c. Kriteria pengujian

Jika terdapat nilai koefisien jalur variable independen tidak sama dengan nol,maka Ho ditolak dan sebaliknnya apabila semua koefisien jalur sama dengan nol,maka Ho diterima

H0ditolak apabila Fhitung> dari Ftabel (  = 0,05) 2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :


(64)

Dimana:

r = korelasi parsial yang ditentukan n = jumlah sampel

t = thitung

b. Hipotesis

H01.ρ= 0, Tidak terdapat Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Pada Atlantic Selluler Bandung

H11. ρ≠ 0, terdapat Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Pada Atlantic Selluler Bandung

H02.ρ= 0, Tidak terdapat Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Pada Atlantic Selluler Bandung

H12. ρ≠ 0, terdapat Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Pada Atlantic Selluler Bandung

c. Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel( α = 0,05) Kriteria Penarikan Pengujian:

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya diantara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya


(65)

Dibawah ini adalah gambaran daerah penolakan H0 dan daerah penerimaan H1 :

Sumber : Suharismi Arikunto (2012:161) Gambar 3.1

Daerah penerimaan dan penolakan Ho Daerah peneriman

H0

Daerah penolakan H0

Daerah penolakan H0

ttabel


(66)

65 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Perusahaan Atlantic Celluler

Atlantic Cell adalah toko produk seluler terlengkap dan termurah di Indonesia dan berdiri sejak tahun 1995. Menyediakan ponsel, smartphone, komputer tablet, bergaransi dan terpercaya. Atlantic Cell, penyedia seluler terlengkap, termurah, bergaransi resmi & 100% original. Toko Elektronik dan Handphone ini berdiri pada tahun 2009 pada Bandung Electronic Centre. Diprakarsai oleh Tuan Muda Chong yang pada waktu itu menjabat sebagai pemilik sekaligus manajer operasional Toko Elektronik Hanphone. Toko ini pada akhirnya mencapai kejayaan penjualan pada awal tahun 2010. Kehidupan toko ini berlangsung sedemikian cepatnya, sehingga perlu adanya Penjualan Online. Tujuan inilah yang melatarbelakangi adanya Situs Web Penjualan Elektronik dan Handphone Online ini.

Kegiatan usaha Perseroan bergerak di bidang ritel perangkat telekomunikasi yang meliputi handset, komputer, aksesoris, jasa layanan reparasi dan purna jual. Di bidang distribusi meliputi produk simcard dan voucher isi ulang. Perseroan ini memiliki sejumlah keunggulan kompetitif untuk menjalankan kegiatan usahanya di antaranya portofolio produk yang lengkap dan bervariasi serta melengkapi dengan produk gawai elektronik yang hadir dari evolusi dan


(67)

penggabungan antara telepon seluler dan komputer yang kini sedang berkembang pesat. Perseroan juga unggul dan telah dikenal dalam industri penyediaan berbagai pilihan produk MultiBrand dan layanan telekomunikasi. Reputasi Atlantic Celluler sebagai peritel terkemuka telah dikenal masyarakat sebagai jaringan ritel telekomunikasi nasional pertama yang menjual Multi Brandsejak tahun 1997. Perseroan memegang sejumlah lisensi jaringan ritel telekomunikasi untuk merek Apple Premium Reseller (APR) dan dipercaya oleh Reseach In Motion (RIM) untuk membuka Blackberry Lifestyle Store pertama di Indonesia. Perseroan juga menjalankan branded outlet merek Samsung Mobile Plaza, LG Showroom dan Nokia Store.

Visi dan Misi Visi :

Dinamis Terintegrasi Misi :

 Pesona Dinamika adalah kumpulan SDM yang mempunyai satu tujuan yang ingin mengembangkan usaha agar kita semua dapat bersaing di Dunia Global.

 Agar mencapai tujuan tersebut maka didalam keanggotaan sebagai satu naungan badan usaha yang bernama Pesona Dinamika

 Secara SDM harus mempunyai kompetensi dan sense of belonging (rasa memiliki terhadap perusahaan) agar kita dapat Berinteraksi satu sama lain


(68)

4.1.2 Struktur Organisasi

4.1.3 Uraian Jabatan 1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah organ P.T. yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.


(69)

2. Komite Audit

Komite Audit merupakan organ pendukung Dewan Komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Pembentukan Komite Audit harus dilengkapi dengan Piagam Komite Audit yang ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama Perseroan. Ketua maupun anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Dewan Komisaris.

3. Presiden Direktur

Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi dalam suatu perusahaan . Pimpinan tertinggi ini memiliki tanggung jawab dalam memimpin dan mengarahkan perusahaan.

4. Sekertaris Perusahaan

Sekretaris bertugas melaksanakan perkerjaan rutin, tugas-tugas administratif, atau tugas-tugas pribadi dari atasannya. Pekerja atau karyawan ini biasanya melakukan tugas-tugas seperti mengetik, penggunaan komputer, dan pengaturan agenda. Mereka biasanya bekerja di belakang meja. Sebagian besar sekretaris adalah wanita.

5. Internal Audit

Audit internal bertugas memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.

6. Sales Operation dan Corporate Service

Sales operation corporate service bertugas membantu organisasi penjualan berjalan efektif, efisien dan mendukung strategi bisnis dan tujuan. Operasi


(1)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Samsung S6 di Atlantic Celluler Cabang BEC Bandung”, yang disusun sebagai syarat menempuh ujian sidang kesarjanaan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis telah berusaha untuk menanggulanginya. Kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan agar laporan ini lebih baik lagi.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupun materil dan bimbingan pengarahan serta dorongan dari berbagai pihak, terutama bantuan pembimbing yang memberikan arahan dan motivasi yang tidak ada hentinya dengan segala kedisiplinan dan ketegasan membuat penulis belajar dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :


(2)

vi

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen dan Dosen Wali MN-3 di Universitas Komputer Indonesia.

4. Rizki Zulfikar, S.E., M.Si., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si, selaku dosen penguji I yang memberikan arahan dan masukan selama pembuatan skripsi ini.

6. Trustorini Handayani, SE.,M.Si , selaku dosen penguji II yang juga memberikan arahan dan masukan selama pembuatan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen Program Studi Manajemen.

8. Kedua Orang Tua, kaka dan adik adik tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang sangat tulus kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman Manajemen angkatan 2011 khususnya kelas MN-3, terima kasih untuk kebersamaannya, canda tawa dan dukungan serta semangatnya.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan dukungan yang sangat tulus.


(3)

vii

Akhir kata semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Maret 2016

Imam Abdul Aziz 21211091


(4)

(5)

(6)