Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak USU)

(1)

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA

ROKOK A.MILD

(Pada Kedai Mamak Universitas Sumatera Utara)

Proposal

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Skripsi Sebagai Syarat dalam Mencapai Gelar

Sarjana ISIP (S-1) Oleh:

RIZKY MUSTIKA HATI

090907131

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA /

BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

Nama : Rizky Mustika Hati

NIM : 090907131

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Judul : Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan

Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak Usu)

Medan, Februari 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

(M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp) (Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA)

NIP. 197910052005011002 NIP. 19590816 1986111 001

Dekan FISIP USU

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) NIP. 19680525 1992031 002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS/NIAGA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Rizky Mustika Hati

NIM : 090907131

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Judul : Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan

Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak Usu) yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Ketua : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA ( ..……….. )

NIP : 19590816 1986111 001

Anggota I : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp ( ..……….. )

NIP : 197910052005011 002

Anggota II : ( ..……….. )


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan ridhoNya akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, dengan judul “ PERAN PASAR TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA (Studi Kasus Pada Pedagang Toko Sepatu Amigo Pasar Sentral Medan)”. Sholawat dan salam tetap terlimpah curahkan kepada utusan-Nya tercinta dan terkasih, junjungan kita Rasulullah Saw dan seluruh pengikutnya yang dengan jiwa sucinya penuh pengorbanan dan keihklasan telah membimbing dan menuntun umatnya ke jalan yang penuh dengan cahaya ilmu yang di Ridhoi oleh Allah SWT. Penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta ( Irwansyah Eddy dan Nurmaidani Rangkuti ) serta seluruh keluarga yang tiada henti-hentinya mendo’akan dan memotivasi, sehingga penulismampu menyelesaikan skripsi dengan lancar dan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu


(5)

4. Bapak Arifin Nasution S.Sos M.SP selaku sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang memberikan saya banyak pelajaran dan masukan khususnya dalam organisasi kampus.

5. Ibu Siswati Saragi S.sos M.SP yang sering saya panggil Kak Sis yang selalu membantu dan memotivasi saya.

6. Bapak Drs.Mathias Siagian, M.Si., Ph.D selaku Dosen pembimbing yang

dengan kesabaran membimbing dan memberi arahan serta masukan yang amat berguna hingga terselesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang telah memberi banyak motivasi dan ilmu hingga bisa menjadi seorang sarjana Ilmu Administrasi Bisnis.

8. Kepada para pedagang di pasar tradisional pusat pasar sentral yang telah membantu penulis .

9. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya AB Kelas A angkatan 2009 dan Rizki Mustika,Rangga Restu,Ririn,Wisnu , dindya putri, Wan Sheilla ,Alam ,Yudhi, Bedol, Fahru, Agus, Febri, Juanda, Anas dan Ega yang selalu mengisi hari-hari penulis dalam canda tawa dan duka yang membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

10. Seluruh teman–teman AB 2009 yang namanya tidak bisa disebut satu persatu. Banyak cerita yang sudah kita lalui mulai dari inisiasi di sibolangit, melewati tiap semester, terima kasih buat kebersamaan yang telah ada.

11. Terkhusus buat teman terdekat Iman Fadly, Rangga F , Sanda Ginanda , Basra Halim , Said Peot, Doni Hatta ,Ismail Faruqi, Randi Venda ,Rudy S ,Wahyu


(6)

,Didi ,Aji , Kawasaki Rider Comunity dan buat seseorang yang spesial Nicky Novida .Terimakasih untuk doa-doa kalian selama ini.

12. Buat Ibu Mazda dan Pak’de terima kasih atas doa dan bantuannya.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu-satu, yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan menjadi amal yang tiada putus pahalanya, dan bermanfaat untuk kita semua di dunia maupun di akhirat. Amiiien. namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena keterbatasan kemampuan Ilmu. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga dapat menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya sebagai sumber informasi untuk perbaikan kehidupan manusia. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, Februari 2014

Penulis,

RIZKY MUSTIKA HATI


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Batasan Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pemasaran... ... 10

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 10

2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran ... 12

2.2. Brand ( Merek ) ... 14

2.2.1. Pengertian Brand ( Merek )... 15

2.2.2. Manfaat Brand ( Merek ) ... 16

2.3. Image ( Citra ) ... 18

2.4. Brand Image ( Citra Merek ) ... 19

2.4.1. Pengertian Brand Image ( Citra Merek ) ... 19

2.4.2. Manfaat Brand Image ( Citra Merek) ... 20

2.5. Perilaku Konsumen ... 21

2.5.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 22

2.6. Keputusan Pembelian ... 23

2.6.1. Pengertian Keputusan Pembelian ... 23

2.6.2. Tahapan - tahapan Proses Keputusan Pembelian ... 24

2.6.3. Jenis – jenis Keputusan Pembelian ... 26

2.6.4. Pihak – pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian ... 27

2.7.Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 29


(8)

3.4 Hipotesis ... 31

3.5 Definisi Konsep ... 31

3.6 Definifi Operasional ... 32

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.8 Teknik Pengumpulan Skor ... 34

3.9 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 35

3.8.1 Uji Validitas ... 35

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 35

3.10.1 Metode Regresi Linier Sederhana ... 36

3.10.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 36

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 38

4.2 Penyajian Data ... 40

4.2.1 Karakteristik Responden ... 40

4.2.2 Analisis Penjelasan Responden Atas Instrumen Variabel...41

4.3 Analisis Data ... … 56

4.3.1 Uji Instrumen Penelitian………...56

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ………59

4.3.2.1 Uji Normalitas...59

4.3.3 Uji Regresi Linier Sederhana………60

4.3.4 Pengujian Hipotesis………..61

4.3.4.1 Uji t………61

4.3.4.2 Koefisien Determinasi...62

4.4 Pembahasan...62

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran... 66


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional 32

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 51

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 51

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 52 Tabel 4.4 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang

Mengenal Produk Rokok A Mild dengan baik 53

Tabel 4.5 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Produk Rokok A Mild meyakinkan konsumen membeli

produk ini untuk dikonsumsi 54

Tabel 4.6 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Produk Rokok A Mild memiliki perbedaan dengan

produk sejenis lainnya 55

Tabel 4.7 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang

Produk Rokok A Mild memiliki kualitas yang baik 56

Tabel 4.8 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild memiliki harga yang dapat bersaing

dengan produk sejenis lainnya 57

Tabel 4.9 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild memiliki harga yang sesuai dan layak

untuk dikonsumsi 58

Tabel 4.10 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang

Memilih produk Rokok A Mild karena suka 59

Tabel 4.11 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild membuat kenyamanan dalam

Mengkonsumsinya 60


(10)

Produk Rokok A Mild memberikan keyakinan kepada

konsumen untuk membelinya 62

Table 4.14 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Rokok A Mild lebih menarik dibandingkan

dengan produk rokok sejenis lainnya 63

Table 4.15 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Konsumen mendapatkan informasi tentang

produk Rokok A Mild dari orang lain 64

Tabel 4.16 Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Informasi yang konsumen dapatkan membuat

keputusan membeli Rokok A Mild 64

Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Variabel X 65

Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Variabel Y 65

Tabel 4.18 Case Processing Summary Output Variabel X 66

Tabel 4.20 Reliability Statistic Output Variabel X 66

Tabel 4.18 Case Processing Summary Output Variabel Y 67

Tabel 4.21 Reliability Statistic Output Variabel Y 67

Tabel 4.22 Unstandardized Coefficients Output Regresi 68


(11)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabulasi Data Variabel X

2. Tabulasi Data Variabel Y 3. Pengajuan Judul Skripsi

4. Surat Permohonan Judul Skripsi

5. Surat Penugasan Bimbingan Oeh dosen 6. Undangan Seminar Proposal Skripsi 7. Daftar Hadir Peserta Seminar

8. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi 9. Izin Pra Penelitian

10. Izin Penelitian 11. Koesioner Penelitian


(12)

ABSTRAK

Pengaruh Brand image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rokok Sempoerna A Mild

(Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Rokok A Mild di Kedai Mamak)

Nama : Rizky Mustika Hati

Nim : 090907131

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki oleh produk rokok sampoerna A mild. Produk yang dihasilkan perusahaan PT. Sempoerna yaitu A Mild

menciptakan brand image kepada pembeli sehingga membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh brand image Terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada rokok A Mild di Kedai Mamak

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand image terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari hasil perhitngan regresi linier sederhana, di oeroleh Y = 2,407 + 0,910 X artinya apabila brand image konstan, maka akan ada keputusan pembelian sebesar 2,407 dan apabila brand image dinaikkan 1 kali maka pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,910. Dari Uji t diperoleh harga t hitung 12,330 yaitu menunjukkan brand image berpengaruh secara signifikan terhdap keputusan pembelian konsumen pada rook A mild di Kedai Mamak.

Besar pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian digunakan rumus koefisien determinasi yang diperoleh hasil sebesar 64,7%. Artinya tercapai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 64,7%.


(13)

ABSTRACT

TRADITIONAL ROLE IN IMPROVING MARKET PLAYERS BUSINESS WELFARE

(Case study in Central Cattle Meat Traders Market Center Field)

Name : Rizky Mustika Hati

Nim : 090907131

Program of Study : Business Administration

Supervisor : Muhammad Arifin Nasution

An important aspect of the economic progress of the nation and society. Traditional markets are central in efforts to achieve the objectives of the welfare of businesses with various types of small and medium enterprises such as beef cattle trading business in the traditional central market.

This study aims to determine how well seen from the net income earned by businesses that are trading in the traditional market on Jl Medan Central. Market centers and determine the activity and business conditions as well as the state of the veal trade in traditional markets.

This research forms using descriptive method with qualitative approach with the intention of describing events or facts contained in an object of research by conducting interviews and observations and then analyzing the data - the data obtained from the study site and then compare with the theory - the theory.

From this study it can be concluded that the overall trading business veal in the traditional central market has performed well financial management, and can be drawn a conclusion that the role of traditional market on trading businesses in the Central veal to make the entrepreneurs whose business activity sejahtera.Dengan conducted from 5 am until 6 pm with inventory or meat products obtained from suppliers with the buying and selling directly to the consumer and customer orders remain.


(14)

ABSTRAK

Pengaruh Brand image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rokok Sempoerna A Mild

(Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Rokok A Mild di Kedai Mamak)

Nama : Rizky Mustika Hati

Nim : 090907131

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki oleh produk rokok sampoerna A mild. Produk yang dihasilkan perusahaan PT. Sempoerna yaitu A Mild

menciptakan brand image kepada pembeli sehingga membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh brand image Terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada rokok A Mild di Kedai Mamak

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand image terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari hasil perhitngan regresi linier sederhana, di oeroleh Y = 2,407 + 0,910 X artinya apabila brand image konstan, maka akan ada keputusan pembelian sebesar 2,407 dan apabila brand image dinaikkan 1 kali maka pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,910. Dari Uji t diperoleh harga t hitung 12,330 yaitu menunjukkan brand image berpengaruh secara signifikan terhdap keputusan pembelian konsumen pada rook A mild di Kedai Mamak.

Besar pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian digunakan rumus koefisien determinasi yang diperoleh hasil sebesar 64,7%. Artinya tercapai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 64,7%.


(15)

ABSTRACT

TRADITIONAL ROLE IN IMPROVING MARKET PLAYERS BUSINESS WELFARE

(Case study in Central Cattle Meat Traders Market Center Field)

Name : Rizky Mustika Hati

Nim : 090907131

Program of Study : Business Administration

Supervisor : Muhammad Arifin Nasution

An important aspect of the economic progress of the nation and society. Traditional markets are central in efforts to achieve the objectives of the welfare of businesses with various types of small and medium enterprises such as beef cattle trading business in the traditional central market.

This study aims to determine how well seen from the net income earned by businesses that are trading in the traditional market on Jl Medan Central. Market centers and determine the activity and business conditions as well as the state of the veal trade in traditional markets.

This research forms using descriptive method with qualitative approach with the intention of describing events or facts contained in an object of research by conducting interviews and observations and then analyzing the data - the data obtained from the study site and then compare with the theory - the theory.

From this study it can be concluded that the overall trading business veal in the traditional central market has performed well financial management, and can be drawn a conclusion that the role of traditional market on trading businesses in the Central veal to make the entrepreneurs whose business activity sejahtera.Dengan conducted from 5 am until 6 pm with inventory or meat products obtained from suppliers with the buying and selling directly to the consumer and customer orders remain.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan – perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan, khusunya aspek ekonomi. Dengan terbukanya pasar global, maka perusahaan dituntut untuk melakukan pembenahan kinerjanya dalam rangka memenuhi kualitas produk atau jasa yang dikehendaki oleh pasar (konsumen). Persaingan yang juga begitu ketat menuntut setiap pelaku usaha harus bekerja lebih keras lagi untuk turut serta dalam persaingan tersebut. Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersaing diantaranya adalah selalu mendapatkan cara terbaik untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Maka dari itu, setiap pelaku usaha harus bisa menyusun dan mendesain suatu strategi yang nantinya mampu mendukung usahanya. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah strategi pemasaran.

Setiap perusahaan akan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat menjangkau pasar sasarannya dengan se-efektif mungkin. Setiap strategi pasti dilengkapi dengan alat – alat pemasaran yang dianggap paling tepat bagi perusahaan. Alat – alat tersebut dapat disebut sebagai bauran pemasaran. Salah satu bauran pemasaran adalah strategi produk. Strategi produk yang dapat

dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand


(17)

konsumen dalam memutuskan membeli produk perusahaan. Pilihan konsumen pada suatu brand produk tergantung pada image yang melekat pada produk tersebut. Perusahaan harus mampu memberikan yang terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu, perusahaan harus mampu

membangun image yang lebih baik dari pesaing tentang produk perusahaan

kepada konsumen. Menghadapi hal tersebut, perusahaan dihadapkan pada bagaimana membangun brand image.

Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal – hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2005;82).

Menurut Rangkuti (2002;83) Image (citra) adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Karena itu persepsi yang positif dan kepercayaan konsumen akan menciptakan Brand Image yang positif.

Brand image atau citra merek adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan atas merek tertentu (Kotler, 2005;226). Brand image menjadi prioritas utama yang dijadikan acuan bagi konsumen sebelum melakukan pembelian, oleh karena itu perusahaan harus dapat menciptakan suatu brand yang menarik dan menggambarkan manfaat produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan kata lain, brand image merupakan salah satu unsur penting


(18)

image yang melekat pada produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli produk tersebut.

Brand image (citra merek) yang baik merupakan suatu aset bagi perusahaan karena brand mempunyai suatu dampak terhadap persepsi konsumen. Munculnya berbagai produk dalam suatu kategori dengan kualitas yang sudah menjadi standar dan dapat dengan mudah dimiliki dan ditiru oleh siapa pun mengakibatkan sulitnya sulitnya suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya sebagai pemimpin pasar. Untuk menghadapi serangan yang dilakukan oleh kompetitor, maka perusahaan akan tetap menjadi pangsa pasarnya, salah satunya dengan membentuk brand image yang kuat oleh perusahaan.

Salah satu perusahaan yang melakukan penciptaan brand image yang positif tersebut adalah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, perusahaan ini bergerak dibidang industri rokok yang memiliki tingkat persaingan relatif tinggi antara produsen rokok atau kategori produk yang sama. PT. HM Sampoerna adalah perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang memiliki kantor pusat di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Moris International, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat.

PT. HM Sampoerna merupakan perusahaan pertama yang membuat rokok jenis baru yaitu rokok sampoerna A Mild, bagi mereka yang perokok yang ingin tetap sehat, mild dapat diartikan ringan dalam hal ini ringan kandungan tar serta


(19)

nikotinnya. Keberhasilan PT. HM Sampoerna dalam menciptakan produk baru tidaklah berlangsung lama karena para pesaing (Class Mild, LA Light, Star Mild, X Mild, dan U Mild) mengeluarkan produk yang sama, produk rokok yang memiliki kandungan tar dan nikotin yang rendah.

Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah strategi penciptaan atau pemberian brand yang tepat pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Brand

“A Mild” merupakan pilihan tepat yang diambil oleh perusahaan untuk menggambarkan jenis produk tersebut sangat ringan untuk dikonsumsi. Dengan adanya brand tersebut produk rokok Sampoerna A Mild dapat menjadi pilihan utama bagi para konsumen yang senantiasa mengkonsumsi rokok Mild atau rokok yang sehat, dimana kandungan nikotin dan tar nya yang rendah. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dari produk rokok Sampoerna A Mild tersebut.

PT HM. Sampoerna telah berhasil mengedukasi pasar untuk mengkonsumsi rokok A Mild dan menjadikan produk tersebut diterima baik oleh pasar Indonesia. Posisi brand Sampoerna A Mild sebagai top of mind dan

mendapatkan predikat Top Brand nomor satu untuk kesekian kalinya pada

kategori rokok mild dalam Top Brand Award yang diadakan oleh majalah

marketing. Hal tersebut membuktikan bahwa brand Sampoerna A Mild sangat lekat dimasyarakat sebagai rokok mild yang aman dikonsumsi dengan kandungan nikotin dan tar yang rendah. Di kota Medan, produk Sampoerna A Mild ini dapat


(20)

kita temukan dengan mudah karena merupakan salah satu produk yang paling dicari dan diminati konsumen.

Tabel 1.1

Top brand index Kategori Rokok Mild

NO

MEREK

Top Brand Index (%)

2011 2012 2013

1 Sampoerna A Mild 59,4 48,6 59,6

2 Class Mild 12,0 12,0 12,2

3 U Mild 7,7 8,3 7,9

4 Star Mild 6,8 6,4 6,6

5 LA Light 5,6 5,4 5,8

Sumber :

Presentase Top Brand Index (TBI) menunjukkan bahwa Sampoerna A

Mild sempat mengalami penurunan di tahun 2012, tetapi tetap memimpin persaingan pasar ditahun yang sama. Dalam 3 tahun terakhir Sampoerna A Mild tetap menjadi Top Brand dan memimpin persaingan pasar dengan produk lain sejenisnya. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan menyangkut salah satu elemen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu brand image (citra merek) yang melekat pada produk tersebut.


(21)

Seperti pada beberapa penelitian terdahulu :

1. Yudha (2012). Pengaruh Desain Produk dan Citra Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. Universitas Negeri Medan. Medan. Peneliti menyimpulkan bahwa Nilai hitung variabel Citra merek (X2) sebesar 3.820 > tabel sebesar 1.980 dengan probabilitas 0.05, ini berarti variabel citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada signifikan 5%.

2. Ayu (2013). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Brand Image

Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Berbasis Android. Universitas Gunadarma. Depok.

Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel brand image

terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian handphone Samsung berbasis Android. Konsumen melakukan pembelian terhadap

handphone Samsung berbasis Android karena dipengaruhi oleh brand

image handphone Samsung berbasis Android di pasar sangat baik.

3. Januati (2012). Analisis Pengaruh Brand Image Telkom Flexi Prabayar Terhadap Keputusan Pembelian Simcard Flexi Prabayar (Studi Kasus PT. TELKOM, Tbk AP 3 Dramaga-Bogor). Institut Pertanian Bogor. Bogor. Peneliti menyimpulkan bahwa Brand Image (citra merek) Telkom Flexi sebagai operator yang memiliki tarif percakapan murah sehingga hadir menjadi satu operator FWA dengan layanan hemat dan terjangkau memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian.


(22)

4. Fitriani (2008). Pengaruh Brand Image ULTRAMILK Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen ( Survey pada Mahasisa Universitas Widyatama ).

Universitas Widyatama Bandung.

Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 48,30%, sedangkan sisanya 51,70% keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur. Dengan adanya brand image yang baik, maka diharapkan konsumen akan lebih mudah untuk melakukan suatu keputusan pembelian dimana seorang konsumen akan dipengaruhi faktor – faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang / jasa yang diinginkannya. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keyakinan terhadap produk tertentu yang tertanam pada brand image yang baik. Sehingga konsumen akan mengambil keputusan untuk melakukan pembelian pada produk tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penelitian ini berusaha menganalisis salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk

yaitu Brand Image (citra merek). Sehingga penulis bermaksud melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image (Citra Merek) Terhadap

Keputusan Pembelian pada Rokok A Mild (studi kasus pada konsumen Sampoerna A Mild di Kedai Mamak Usu)“.


(23)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Seberapa besar Brand Image (citra merek) berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada produk Sampoerna A Mild di Kedai Mamak Usu ? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar Brand Image

(citra merek) berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada produk Sampoerna A Mild di Kedai Mamak Usu.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang penulis lakukan, diantaranya adalah: a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi dan menjadi masukan positif bagi perusahaan.

b. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai terapan dan informasi bagi penelitian lain yang melakukan penelitian selanjutnya dimasa yang akan datang.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori – teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan serta memperluas wawasan penulis.


(24)

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan di Kedai Mamak Usu dan peneliti hanya melakukan penelitian terhadap produk Sampoerna A Mild. Penelitian ini hanya dilakukan di Kedai Mamak Usu dikarenakan konsumen dari Kedai Mamak mencakup berbagai golongan masyarakat yang sama dengan lokasi – lokasi lainnya yang memungkinkan untuk menjadikan lokasi penelitian lain pada umumnya, sehingga dipilih dan ditentukan Kedai Mamak sebagai lokasi penelitian pada penelitian ini.


(25)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran

Konsep pemasaran digunakan dalam kegiatan pertukaran atau perdagangan. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Tujuan aktivitas pemasaran adalah untuk meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan cara memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk atau jasa yang dihasilkan dengan tujuan akan memperoleh keuntungan dari proses pertukaran tersebut.

Pemasaran tidak sekedar menyampaikan produk dari perusahaan kepada konsumen, tapi lebih dari ini. Proses pemasaran mencakup segmentasi pasar, memilih dan menetapkan posisi pada pasar sasaran yang dapat secara unggul dipuaskan oleh perusahaan. Pada saat ini perusahaan – perusahaan yang dapat bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat karena memiliki satu kesamaan yaitu fokus kepada konsumen dan sangat berkomitmen pada pemasaran.

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran memiliki arti lebih dari sekedar menjual dan mempromosikan suatu produk. Mengerti, menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyalurkan nilai dan kepuasan konsumen akan suatu produk merupakan inti dari pemasaran.


(26)

Pemasaran telah berperan secara kritis dalam menentukan kesuksesan dari setiap kegiatan pemasaran.

Pemasaran sering dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan, mempromosikan, dan menyalurkan produk dan jasa kepada konsumen dan unit – unit bisnis. Pemasaran diharapkan memiliki keahlian dalam merangsang permintaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Definisi pemasaran menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” (2009;9) adalah sebagai berikut :

“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebes mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

Sedangkan pengertian menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001;6), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Dari pengertian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pemasaran lebih berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainnya. Memahami, menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai serta kepuasan kepada konsumen adalah inti pemikiran dan praktek pemasaran modern. Atau dengan perkataan lain pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen dan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen


(27)

saat ini dengan memberikan kepuasan. Strategi pemasaran yang tepat memberikan kekuatan pada perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya sehingga memberikan keuntungan pada perusahaan tersebut.

2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran

Untuk meraih sukses, suatu produk akan tergantung kepada sejumlah faktor, diantaranya produk itu sendiri, harga, distribusi, dan promosi yang dilakukan. Faktor – faktor ini dikenal dengan nama Bauran Pemasaran (Marketing

Mix) yang merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran. Bauran

pemasaran mencakup sistem atau alat – alat yang membantu mengaplikasikan konsep pemasaran itu sendiri. Oleh karena itu, setiap perusahaan setelah memutuskan strategi pemasaran kompetitifnya secara keseluruhan, perusahaan harus mulai menyiapkan perencanaan bauran pemasaran yang rinci.

Berikut ini pengertian Bauran Pemasaran menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001;55), bauran pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju.

Sedangkan menurut Kotler, Amstrong (2003;78), bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga, tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan perusahaan dalam pasar sasaran.

Dari defenisi – defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang terdiri atas produk, harga, distribusi dan promosi


(28)

yang dapat dikendalikan serta dikombinasikan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut ini adalah unsur – unsur dari variabel pemasaran tersebut menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” (2004;18):

1. Produk (Product)

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, termasuk didalamnya keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan. Produk yang akan dipasarkan sangat menentukan kedudukan perusahaan di pasar.

2. Harga (Price)

Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Penetapan harga yang tepat dilakukan oleh perusahaan terhadap produknya, merupakan hal penting yang harus dilaksanakan agar dapat dengan sukses memasarkan barang atau jasa yang ditawarkan.

3. Distribusi (Place)

Distribusi diartikan sebagai kegiatan perusahaan yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Termasuk didalamnya saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan lokasi, persediaan transportasi.


(29)

4. Promosi (Promotion)

Promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum mengetahui dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya.

Strategi pemasaran yang efektif adalah mengkombinasikan seluruh unsur – unsur bauran pemasaran kedalam suatu strategi terintegrasi yang didesain untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran menjadi peralatan

taktis bagi perusahaan untuk membentuk penempatan yang kuat (strong

positioning) di pasar sasaran.

2.2 Brand ( Merek )

Brand (merek) adalah salah satu atribut paling penting dari sebuah produk yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan dimana memberikan merek pada suatu produk berarti memberikan nilai tambah bagi produk tersebut.

Merek tidak hanya merupakan sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas yang membedakan produk perusahaan dengan produk yang dihasilkan pesaing. Dengan adanya identitas khusus, hal ini akan mempermudah bagi konsumen untuk mengenali produk tertentu dan tentunya akan memudahkan pada saat memutuskan untuk membeli suatu produk.


(30)

Merek memegang peranan penting dalam penjualan suatu produk karena jika merek yang diposisikan di pasar memiliki citra yang baik, maka hal itu akan menjadi salah satu pendorong untuk menumbuhkan minat beli konsumen. Selain itu juga merek memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk, misalnya dengan melepaskan suatu produk pada posisi yang berkualitas tinggi dan posisi ini dapat diperkuat oleh harga, saluran distribusi, dan promosi.

2.2.1 Pengertian Brand (Merek)

Brand adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan diantaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang atau jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya.

Brand merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.

Dengan adanya brand yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.

Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001;421) berpendapat bahwa pengertian merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya,


(31)

yang mengidentifikasi produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

Sedangkan pengertian brand menurut Kotler, Amstrong (2003;349) merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain kombinasi dari keduanya, yang dimaksud untuk menandakan barang / pelayanan suatu penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakan mereka dengan kompetitor lain yang ada.

2.2.2 Manfaat Brand ( Merek )

Saat ini, hampir semua produk diberi merek bahkan produk – produk yang sebelumnya tidak memerlukan brand.Brand sangat diperlukan oleh suatu produk, karena selain brand memiliki nilai yang kuat brand juga bermanfaat bagi konsumen, produsen, publik, dan bahkan distributor.

Menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” diterjemahkan oleh Molan (2005;90) menyatakan sebagai berikut :

1. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang produsen

a. Nama merek memudahkan penjual mengolah atau memproses pesanan

– pesanan dan menelusuri masalah.

b. Nama merek dan tanda merek penjual tersebut memberikan

perlindungan hukum atas ciri – ciri produk yang unik.

c. Nama merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk menarik

pelanggan yang setia dan memberikan keuntungan. Loyalitas merek memberikan perlindungan kepada penjual dari persaingan.


(32)

d. Penggunaan merek membantu penjual tersebut melakukan segmentasi pasar.

e. Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan tersebut,

yang lebih memudahkannya meluncurkan merek – merek baru dan diterima oleh distributor dan konsumen.

2. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang konsumen

a. Merek dapat membedakan produk tanpa harus diperiksa teliti. b. Merek menunjukan kepada pembeli mengenai mutu produk. c. Merek meningkatkan efisiensi pembeli.

d. Merek membantu konsumen mendapatkan beberapa informasi tentang

produk tersebut.

3. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang public

a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan

lebih konsisten.

b. Merek meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat

menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya. c. Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk

menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing. 4. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang distributor

a. Distributor menggunakan merek bertujuan agar penyaluran barang

lebih mudah.

b. Dapat mengidentifikasikan pemasok.


(33)

d. Meningkatkan prefensi bagi pembeli dan bebas menentukan harga.

2.3 Image ( Citra )

Image ( citra ) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan produknya (Kotler, 2002;338). Dalam membentuk citra sebuah merek, berarti konsumen akan memasuki dunia persepsi. Tidak mudah membentuk citra sebuah merek, tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula mengubahnya. Citra yang dibentuk sebuah perusahaan bukanlah sekedar citra, tetapi harus citra yang jelas, berbeda dan secara relatif lebih unggul dibandingkan pesaing. Menurut Willian J. Stanton (Setiadi, 2003;160), Persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu serta stimuli (rangsangan) yang kita terima melalui lima indera.

Sedangkan menurut Webster (Setiadi 2003;160) bahwa persepsi adalah proses bagaimana stimuli – stimuli tersebut diseleksi, diorganisir, dan diinterpretasikan. Dengan adanya persepsi, maka seseorang akan mempunyai gambaran tersendiri terhadap produk yang berbeda dengan orang lain. Motif seseorang untuk berprilaku seringkali didasarkan dari persepsi yang mereka rasakan, bukan berdasarkan fakta atau realitas yang mereka lihat.


(34)

2.4 Brand Image ( Citra Merek )

Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor diluar kontrol perusahaan. Citra yang efektif melakukan tiga hal yaitu :

1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.

2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak

dikacaukan dengan karakter pesaing.

3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.

Agar bisa berfungsi citra itu harus disampaikan melalui setiap sasaran komunikasi yang tersedia dan kontak merek. Pesan ini harus diekspresikan melalui lambang – lambang media tertulis dan audivisual, suasana, serta perilaku karyawan.

2.4.1 Pengertian Brand Image ( Citra Merek )

Brand image (citra merek) pada dasarnya merupakan suatu hasil pandang atau persepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang didasarkan atas pertimbangan dan perbandingan dengan beberapa merek – merek lainnya, pada jenis produk yang sama. Brand image tercipta bisa dengan waktu yang sangat lama bisa juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan itu sendiri bagaimana cara membangun Brand Image dan memeliharanya.


(35)

Pengertian brand image menurut Keller, Kotler (2003;166) bahwa :

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang

pada ingatan konsumen.

2. Cara orang berfikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, yang mudah dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak. Citra merek berarti kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Selanjutnya apabila konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus – menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang disebut dengan loyalitas merek.

2.4.2 Manfaat Brand Image ( Citra Merek )

Brand Image atau persepsi konsumen mengenai suatu produk atau merek sangat penting untuk strategi pemasaran dalam sejumlah cara yaitu :

1. Brand image dapat dibuat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran.

2. Brand image dapat dibuat sebagai dasar untuk bersaing dengan merek – merek lain yang dihasilkan pesaing.


(36)

4. Brand image dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi pemasaran.

5. Brand image dapat dihasilkan dari faktor – faktor lain diluar usaha pemasaran.

Image yang positif yang melekat pada konsumen tentu dapat menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan oleh produk tersebut untuk menyesuaikan dengan lingkungannya dan bertahan dalam situasi persaingan yang semakin tajam.

Jadi Brand Image merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan didalam menjalankan aktivitas pemasarannya. Brand Image suatu produk yang baik akan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut dibandingkan membeli produk yang sejenis dari perusahaan lain, oleh karena itu perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan Brand Image yang sudah positif dibenak konsumen.

2.5 Perilaku Konsumen

Menganalisa perilaku konsumen berarti memahami sebagian kebiasaan dari kehidupan menusia. Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Produsen menyadari bahwa perilaku konsumen memiliki kepentingan tersendiri bagi mereka, karena jika perusahaan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan makan mereka akan loyal terhadap produk yang perusahaan tawarkan.


(37)

Pemahaman atas perilaku konsumen menjadi sangat penting bagi keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan bukan hanya harus dapat memenuhi dan memuaskan keinginan ekonomi saja, melainkan juga kebutuhan sosial dan motivasi lain yang diharapkan konsumen.

2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang – barang yang berhubungan dengan konsumen. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, sosial, antropologi, dan juga ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu.

Menurut Lamb Jr. Et all diterjemahkan oleh Octaveria (2001;188) menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan – keputusan pembelian barang dan jasa.

Sedangkan menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005;201) perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan pembelian dan menggunakan barang dan jasa dengan melakukan tindakan yang


(38)

langsung terlibat untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

2.6 Keputusan Pembelian

Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh mengenai pembelian konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya para konsumen membuat keputusan pembelian mereka. Konsumen tidak langsung memutuskan membeli suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak pertimbangan – pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli atau tidak produk tersebut.

2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler (2002;204) adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek – merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai.

Sedangkan menurut Saladin (2003;13), ada tiga faktor penyebab timbulnya keputusan pembelian, yaitu :

1. Sikap orang lain : Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman – teman, tetangga atau siapa yang ia percaya.

2. Faktor – faktor situasi yang tidak terduga : Seperti faktor harga, pendapatan keluarga, dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut. 3. Faktor – faktor yang dapat diduga : Faktor situasional yang dapat


(39)

Jadi dapat disimpulkan, keputusan pembelian itu sendiri adalah hasil evaluasi alternatif dari berbagai merek yang ada untuk dijadikan referensi dalam proses pengambilan keputusan.

2.6.2 Tahapan – tahapan Proses Keputusan Pembelian

Tahapan – tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran“ (2004;204) adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan – kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

Contoh : rangsangan internal seperti lapar dan haus. Sedangkan rangsangan eksternal seperti seseorang melewati toko kue yang merangsang rasa lapar.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua tingkat, situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat itu seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya, orang tersebut memasuki pencarian aktif informasi, yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber – sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen terhadap keputusan pembelian.


(40)

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif didalam sejumlah pilihan. Tahap ini konsumen akan memperhatikan ciri – ciri atau sifat yang berkaitan langsung dengan kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali ingatannya pada suatu

brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai image

suatu brand tersebut akan menciptakan minta untuk membeli. 4. Keputusan Pembelian

Konsumen membentuk preferensi atas merek – merek dalam kumpulan pilihan konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Besarnya resiko yang dirasakan berbeda – beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidak pastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidak puasan mereka terhadap suatu produk tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian selanjutnya.


(41)

2.6.3 Jenis – jenis Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008;177) ada empat jenis – jenis perilaku keputusan pembelian, yaitu :

1. Perilaku pembelian kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli dan sangat memperhatikan ekspresi diri. Umumnya, konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk ini. 2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi

Perilaku ini terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.

3. Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek.

4. Perilaku pembelian mencari keseragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keseragaman dalam situasi ini yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus semacam ini, konsumen sering melakukan pertukaran merek.


(42)

2.6.4 Pihak – pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian

Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis – jenis keputusan pembelian, dan langkah – langkah dalam proses pembelian. Peran pembelian adalah sesuatu yang mudah mengidentifikasi dari banyak produk. Lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian menurut Kotler (2005;220) adalah sebagai berikut :

1. Pencetus, yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk

membeli produk atau jasa.

2. Pemberi pengaruh, yaitu orang dengan pandangan atau sarannya

mempengaruhi keputusan.

3. Pengambilan keputusan, yaitu orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.

4. Pembeli, yaitu orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.

5. Pemakai, yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.

2.7 Pengaruh Brand Image ( citra merek ) Terhadap Keputusan Pembelian

Brand image ( citra merek ) merupakan salah satu pertimbangan yang ada dibenak konsumen sebelum membeli suatu produk. Image yang diyakini oleh konsumen mengenai suatu merek sangat bervariasi, tergantung pada persepsi masing – masing individu.


(43)

Pada masyarakat yang semakin terbuka wawasannya mengenai kualitas dan performance suatu produk, brand image ini akan menjadi sangat penting. Suatu produk dengan brand image yang positif dan diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Sebaliknya, apabila brand image suatu produk negatif dalam pandangan konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut akan rendah.

Menurut Sutisna dalam bukunya : “ Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran “ (2003;83) menyatakan bahwa :

“Konsumen dengan citra merek yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan utama dari iklan adalah untuk membangun citra positif terhadap merek”.

Salah satu alat promosi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu iklan, iklan merupakan image yang positif secara tidak langsung akan membantu kegiatan perusahaan dalam mempromosikan produk yang dipasarkannya dan hal tersebut juga akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Semakin baik image suatu merek maka akan semakin tinggi tingkat pembelian konsumen dan semakin besar peluang produk tersebut dibeli oleh konsumen. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang sudah positif sehingga konsumen akan loyal terhadap merek tersebut dimana konsumen tersebut akan melakukan pembelian secara terus – menerus setelah melakukan pembelian pertama.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel, yaitu antara Brand Image (citra merek) terhadap Keputusan Pembelian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kedai Mamak yang terletak di Cikal Universitas Sumatera Utara.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2012;115).

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pada “Kedai Mamak”. Dimana jumlah konsumen adalah 80 orang setiap harinya, sehingga


(45)

selama 7 hari penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka jumlah populasi dari penelitian ini yakni sebanyak 560 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah konsumen dari “Kedai Mamak” yang mengkonsumsi rokok di “Kedai Mamak”. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012;116). Untuk menentukan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi tersebut (Sugiyono, 2012;118).

Untuk menentukan besar sampel yang diperlukan, maka digunakan rumus Slovin, sebagai berikut :

Dimana :

n = Besar sampel yang diinginkan N = Jumlah populasi

e = Batas kesalahan yang ditoleransi (10%)

Sehingga jumlah sampel menjadi :

n = 560


(46)

n = 84,84 atau 85 orang

Jadi, jumlah sampel yang diambil adalah 85 orang konsumen dalam 7 hari penelitian.

3.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang halnya akan berlaku apabila sudah diuji terbukti kebenarannya. Jawaban ini hanya bersifat sementara karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori yang ada belum dibuktikan oleh fakta yang ada di lapangan.

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

Hο : Tidak ada pengaruh antara Brand Image (citra merek) terhadap

keputusan pembelian pada produk Sampoerna A Mild.

Hi : Ada pengaruh antara Brand Image (citra merek) terhadap

keputusan pembelian pada produk Sampoerna A Mild.

3.5 Defenisi Konsep

Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Brand Image (citra merek) adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan atas merek tertentu.


(47)

2. Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

3.6 Defenisi Operasional

Adapun variabel penelitian beserta defenisi operasional dari penelitian ini adalah :

1. Brand image (X)

Brand image adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki konsumen atas merek Sampoerna A Mild.

2. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

Tabel 3.2 Tabel Operasional

Variabel Indikator

Brand image (X)

1. Pengenalan produk 2. Kualitas produk 3. Harga produk

Keputusan Pembelian (Y)

1. Tindakan konsumen 2. Keyakinan konsumen 3. Informasi yang di dapat


(48)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Data primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

a. Angket ( Kuesioner )

Pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

2. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung diperoleh peneliti, melainkan diambil dari pihak lain. Pengumpulan data sekunder ini dilakukan melalui :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari buku – buku, karya ilmiah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.8 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah melalui penyebaran angket yang berkaitan beberapa pertanyaan yang akan


(49)

di ajukan kepada responden. Untuk menilai jawaban kuesioner responden, ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Penentuan ini dihitung berdasarkan akternatif jawaban ( A,B,C,D, dan E ) akan diberikan skor sebagai berikut :

Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5 Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4 Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3 Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 2 Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1

Dengan program SPSS (statistical package for social science) alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan mengenai pengaruh Brand Image ( citra merek ) terhadap Keputusan Pembelian.

3.9 Teknik Uji Intrumen Penelitian 3.9.1 Uji Validitas

Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus dilakukan uji validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.0. Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan yang mendefinisikan suatu variabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r table maka pertanyaan tersebut valid. Jika r hitung < r table maka pertanyaan tersebut tidak valid.


(50)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian. Instrumen yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2006:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukakan konsisten dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah :

1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrument memiliki reliabilitas yang baik (Nunnaly dalam Ghozali, 2005) atau dengan kata lain instrument adalah reliabel atau terpercaya.

2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrument yang diuji tersebut tidak reliabel.

3.10 Teknik Analisa Data

3.10.1 Metode Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (Y) dapat diprediksikan melalui variabel independen (X), secara individual dan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka setelah data diubah dari data ordinal ke data interval, maka dimasukkan ke dalam rumus:

Y = a + bx dimana :


(51)

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. 3.10.2 Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan sebelum diolah berdasarkan model-model penelitian. Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan (Situmorang, et al, 2008:55).

3.10.3 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Individu/Uji Parsial (Uji-t)

Uji - t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual tehadap variabel terikat. Adapun Uji - t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Ho: Hi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu brand image (X) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian(Y).


(52)

Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independent yaitu brand image (X) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t table pada ά = 5% Ho ditolak jika t hitung > t table pada ά = 5%

2. Koefisien Determinan (R2)/Independen Determinan (R2)

Indentifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel

dependen. Indentifikasi determinan (R2) berfungsi untuk

mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel independent (X) terhadap

variabel dependen (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan,

maka semakin baik kemampuan variabel dependen (Y). Jika determinan

(R2) semakin besar (mendekatin satu) maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu brand image (X) serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian. Sebaliknya determinan (R2) semakin kecil (mendekatin nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu brand image (X) serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel independent yaitu brand image (X) serta variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian


(53)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran umum PT. Sampoerna A. Sejarah Perusahaan

PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.

Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah DjiSam Soe, A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga juga terkenal karena iklan-iklannya yang kreatif di media massa.

Sampoerna didirikan pada tahun 1913 di Surabaya oleh Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang kemudian berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna.

Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem,


(54)

Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.

Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan. Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Pada Maret 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris.

4.2.1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi PT HM Sampoerna :

Sebuah perusahaan yang bertanggung-jawab secara sosial dan pemimpin dalam industri yang memandang ke arah cakrawala peluang bisnis yang lebih luas ke masa depan. Dan menjadi perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia.

A. Tanggung jawab sosial PT HM Sampoerna


(55)

2. Penyediaan air bersih 3. Konser Anak "Karya Kita"

4. Kegiatan sosial bencana alam (Indonesia untuk kita) 5. dan masih banyak lagi lainnya..

B. Produk Perusahaan Sampoerna serta organisasi terkait

a. PT. HM Sampoerna - rokok

1. Dji Sam Soe

2. A Mild

3. U Mild

4. Sampoerna Hijau

5. Avolution

6. Kraton Dalem

7. Panamas

8. Komet

9. Sampoerna Pas

10. A Flava

4.2.Penyajian Data

Pada bab ini penulis menyajikan data – data yang di peroleh selama penelitian berlangsung di Kedai Mamak. Penyajian data ini terdiri dari karakteristik responden yang meliputi data pribadi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan Pekerjaan serta menyajikan data


(56)

variabel penelitian yang berupa jawaban responden terhadap pertanyaan yang di ajukan berdsarkan daftar pertanyaan pada kuesioner yang di uraikan dalam tabel.

4.2.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan teknik pengambilan sampel sebagaimana disampaikan pada bab terdahulu (Bab III), sampel yang digunakan sebanyak 85 orang (Responden). Karakteristik responden ini mencakup data menurut jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.

Tabel 4.1.

Kreteria Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden berjenis laki – laki lebih dominan , yaitu sebanyak 78 orang (94,9%) dan perempuan sebanyak 6 orang (5,1%). Hal ini disebabkan sangat jarang wanita merokok dibandingan dengan laki – laki yang lebih banyak menggunakan rokok sebagai kebutuhan sehari – hari .

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki – laki 78 94,9%

2 Perempuan 6 5,1%


(57)

Tabel 4.2.

Kriteria Responden Berdasarkan Usia

No. Umur Jumlah Persentase

1 <20 9 7,65%

2 21-30 51 43,35%

3 >31 25 21,25%

Total 85 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Tabel diatas menunjukkan keberagaman usia responden. Dimulai dengan rentang usia <20 tahun yang hanya berjumlah 9 orang (7,65%), kemudian 20 – 30 berjumlah 51 orang (43,35%) dan >31 berjumlah 25 orang ( 21,25%) . Dari data tersebut dapat terlihat bahwa jumlah terbesar yang membeli dan menggunakan rokok A mild adalah kalangan 21 – 31 tahun karena di usia ini mereka prouktif menggunakan rokok serta sudah dapat melihat rokok yang terbaik digunakan mereka dan mampu membelinya.

Tabel 4.3

Kriteria Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Mahasiswa 35 29,75%

2 Pegawai Negeri 25 21,25%

3 Pegawai Swasta 14 11,9%


(58)

5 Lainnya 14 11,9% Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Data pribadi pekerjaan responden ini terdiri dari mahasiswa sejumlah 35 orang ( 29,75%), pegawai negeri sejumlah 25 orang (21,25%), kemudian pegawai swasta sejumlah 14 orang (11,9%) ,selanjutnya pekerjaan wirausaha sejumlah 2 (1,7%) orang dan lainnya berjumlah 14 orang (11,9%). Hal di atas dapat dilihat dominasi oleh pekerjaan mahasiswa sangat besar yaitu 35 orang karena mahasiswa di masa sekarang ini lebih menyukai menggunakan produk A Mild sebagai kebutuhan mereka setiap harinya dan yang mengunjungi kedai mamak lebih di domisili oleh mahasiswa yang berkuliah di USU.

1.2.1. Variabel Penelitian

Pada bagian ini disajikan mengenai data dari variabel penelitian, yang terdiri dari variabel bebas yaitu brand image ( X ) dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). Data dari kedua variabel tersebut meliputi indikator – indikator yang digunakan dalam kuesioner penelitian.

4.2.3. Brand Image ( X )

4.2.3.1. Pengenalan Produk

Pengenalan produk yaitu bagaimana ketika pengguna suatu produk mengenal lebih jauh produk yang ia gunakan sehingga konsumen membeli


(59)

dan menggunakannya secara terus – menerus . Pengenalan produk meliputi :

Tabel 4.4

Mengenal produk Rokok A Mild dengan baik

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 5,95%

2 Setuju 60 51%

3 Netral 11 9,35%

4 Tidak Setuju 2 1,7%

5 Sangat Tidak Setuju 5 4,25

Total 85 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui konsumen yang mengenal produk A mild dengan baik dengan melihat yang memilih setuju sebanyak 60 orang. Hal ini dapat membuktikan bahwa konsumen memilih dan melakukan pembelian suatu produk rook yaitu A mild terlebih dahulu menganal produk tersebut dengan baik kemudian membelinya untuk digunakan. Selanjutnya dapat di lihat di table juga bahwa kosnumen yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju hanya berjumlah 7 orang yang mengatakan bahwa mereka tidak setuju apabila mereka mengatakan tidak mengenal secara baik rokok yang mereka konsumsi


(60)

Tabel 4.5

Produk Rokok A Mild meyakinkan konsumen membeli produk ini untuk dikonsumsi

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 10 8,5%

2 Setuju 50 42,5%

3 Netral 15 12,75%

4 Tidak Setuju 7 5,95%

5 Sangat Tidak Setuju 3 2,55%

Total 85 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rokok A mild meyakinkan konsumen untuk membelinya dan di konsumsi di lihat dengan responden yang memilih setuju sebanyak 50 orang . Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memilih setuju meyakini bahwa rokok A mild memberikan mereka keyakinan untuk dikonsumsi . Kemudian responden yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 10 orang yang beranggapan bahwa rokok A mild tidak memberikan kepada mereka keyakinan untuk mengonsumsinya dan mereka menggunakan rokok A mild bukan atas dasar keyakin bahwa produk A mild itu baik.

4.2.3.2. Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan sesuatu yang di miliki produk tertentu sehingga dengan kualitas tersebut dapat membuat produk laris dan terjual


(61)

dipasaran misalnya perbedaan dengan produk lain dan kelebihan yang di miliki produk tertentu. Kualitas produk A mild meliputi :

Tabel 4.6

Produk Rokok A Mild memiliki perbedaan dengan produk sejenis lainnya

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 19 16,15%

2 Setuju 42 35,7%

3 Netral 16 13,6%

4 Tidak Setuju 5 3,4%

5 Sangat Tidak Setuju 3 2,55%

Total 85 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Data diatas menunjukkan responden memilih setuju sebanyak 42 orang karena mereka merasakan perbedaan yang dimiliki oleh produk A mild dengan roduk lainnya sehingga mereka menggunakan rokok tersebut. Kemudian responden yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 8 orang karena mereka beranggapan bahwa A mild dan roduk lain yang sejenis sama saja dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan sehingga mereka menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tsb dan sekedar menggunakan saja tanpa melihat produk yang berbeda dengan yang lain.


(62)

Tabel 4.7

Produk Rokok A Mild memiliki kualitas yang baik

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 12 10,2%

2 Setuju 54 45,9%

3 Netral 10 8,5%

4 Tidak Setuju 7 5,95%

5 Sangat Tidak Setuju 2 1,7%

Total 85 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Data diatas menunjukkan responden yang memilih setuju sebanyak 54 orang, hal ini menunjukkan bahwa responden setuju bahwa kualitas rokok A mild sangat baik dan mampu mempengaruhi mereka untuk membelinya dan menggunakannya. Kemudian responden yang memilih tidak setuju dan angat tidak setuju sebanyak 9 orang karena responden yang memilih pernyataan tersebut berfikir bahwa rokok Amild tidak memiliki kualitas yang baik namun sekedar rokok yang biasa serta sama dengan merek rokok yang lain.

4.2.3.3. Harga Produk

Setiap produk memiliki harga yang sesuai dngan kebutuhan dan kemampuan konsumen untuk apat membelinya. Harga produk mempengaruhi konsumen untuk dapat menciptakan brand image yang ada


(63)

pada produk itu sendiri sehingga dapat menciptkan brad image yang positif . Harga produk meliputi :

Tabel 4.8

Rokok A Mild memiliki harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 17 20%

2 Setuju 50 60%

3 Netral 11 13,75%

4 Tidak Setuju 8 6,25%

5 Sangat Tidak Setuju - -

Total 85 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Data diatas menunjukkan bahwa responden yang memilih setuju lebih dominan yaitu 50 orang. Responden yang menjawab setuju karena mereka beranggapan bahwa rokok A mild memiliki harga yang terjangkau dibangdingkan dengan produk rokok yang ain sehingga mereka stuju menyatakan bahwa rokok A mild memiliki harga yang dapat bersaing dengan produk yang sejenis lainnya. Kemudian responden yang memilih tidak setuju sebanyak 8 orang, Mereka beranggapan bahwa masih banyak produk atau merek rokok lain yang lebih murah dibandingkan dengan produk A mild.


(64)

Rokok A Mild memiliki harga yang sesuai dan layak untuk dikonsumsi

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 24 30%

2 Setuju 45 50%

3 Netral 10 12.5%

4 Tidak Setuju 6 7,5%

5 Sangat Tidak Setuju - -

Total 85 100%

Sumber : Koesioner Penelitian 2014

Data diatas menunjukkan responden yang memilih setuju sebanyak 45 orang, mereka setuju terhadap pernyataan ini karena mereka beranggapan bahwa rokok A mild memang memiliki harga yag murah sehingga mereka membelinya dan layak untuk dikonsumsi. Kemudian responden juga ada yang memilih tidak setuju sebanyak 6 orang ysng beranggapan bahwa mereka menggunakan produk rokok A mild bukan karena harganya yang sesuai dan layak digunakan namun karena mereka menyukai rasa yang dimiliki rokok A mild tsb sehigga mereka membelinya dan menggunakannya.


(65)

4.2.4. Keputusan Pembelian (Y)

4.2.4.1. Tindakan Konsumen

Tindakan konsumen merupakan bagian dari keputusan konsumen. Sebelum konsumen melakukan keputusan pembelian maka mereka terlebih dahulu melakukan tindakan konsumen seperti mereka menyukai produk untuk dibeli dan mereka merasakan kenyamanan ketika mereka menggunakannya. Tindakan konsumen meliputi :

Tabel 4.10

Memilih produk Rokok A Mild karena suka menggunakannya

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 25 31%

2 Setuju 48 60%

3 Netral 6 5%

4 Tidak Setuju 6 5%

5 Sangat Tidak Setuju - -

Total 85 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Data diatas menunjukkan bahwa responden memilih setuju terhadap pernyataan tsb sebanyak 48 orang. Resonden yang memilh setuju karena mereka menyetujui bahwa mereka menggunakan rokok A mild karena mereka menyukai produk ini sehingga mereka membeli dan


(66)

menggunakannya. Kemudian responden yang memilih tidak setuju sebanyak 6 orang yang menyatakan merek tidak setuju ketika mereka menggunakan rokok A mid karena rasa suka terhadap produk ini melainkan karena gaya hidup saja.

Tabel 4.11

Rokok A Mild membuat kenyamanan dalam mengkonsumsinya

No Karakteristik Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 12 10,2%

2 Setuju 54 45,9%

3 Netral 10 8,5%

4 Tidak Setuju 7 5,95%

5 Sangat Tidak Setuju 2 1,7%

Total 85 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Data diatas menunjukkan responden yang memilih setuju sebanyak 54 orang. Responden yang menyatakan setuju karena mereka nyaman ketika menggunakan rokok A mild dibandingkan dengan rokok lainnya sehingga mereka membelinya dan menggunakannya. Kemudian resonden yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 9 orang. Mereka tidak setuju dan sangat tidak setuju karena mereka menggunakan rokok A mild bukan kenyamanan yang mereka rasakan melainkan sebatas kebutuhan yang tida membawa kenyamanan.


(1)

pembelian (Y). Sedangkan sisanya 36,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

4.3.5 PEMBAHASAN

Dari hasil persamaan diperoleh regresi sebesar Y = 2,407 + 0,910 X artinya apabila brand image konstan, maka akan ada keputusan pembelian sebesar 2,407 dan apabila brand image dinaikkan 1 kali maka pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,910. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar brand image yang dimiliki rokok A mild maka keputusan pembelin yang dilkukan ksonumen akan semakin meningkat.

Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian signifikan karena thitung brand image (12,330) lebih besar dibandingkan dengan

nilai ttabel(2,636), atau nilai sig. t untuk variabel brand image (0.000)

lebih kecil dari alpha (0.05).

Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai. Dapat diketahui bahwa banyak faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang mempengaruhinya termasuk brand image yang dimiliki rook mild yang Digunakan konsumen di Kedai Mamak. Brand Image (citra merek) adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan atas merek tertentu.


(2)

Dengan salah satu faktor yaitu brand image yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada rokok A Mild. Dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa dari hasil penelitian menyatakan besarnya pengaruh yang signifikan pada brand image terhadap keputusan pembelian sebesaran dengan R squar sebesar 64,7%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian pendahulu yaitu Fitriani (2008). Pengaruh Brand Image ULTRAMILK Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen ( Survey pada Mahasisa Universitas Widyatama ). Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 48,30%, sedangkan sisanya 51,70% keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur.Dengan adanya brand image yang baik, maka diharapkan konsumen akan lebih mudah untuk melakukan suatu keputusan pembelian dimana seorang konsumen akan dipengaruhi faktor – faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang / jasa yang diinginkannya. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keyakinan terhadap produk, kulaitas yang dimiliki produk dan hrya yang dimiliki produk tertentu yang tertanam pada brand image yang baik. Sehingga konsumen akan mengambil keputusan baik melalui tindakan konsumen, kayakinan konsumen atas


(3)

suatu produk dan informasi yang didapat untuk melakukan pembelian pada produk tersebut yaitu A mild.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang dilakukan terhadap variabel-variabel tentang pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian konsumen pada Rokok A mild di Kedai Mamak dapat diambil kesimpulan :

1. Hipotesis penelitian yang berbunyi “ Terdapat pengaruh yang signifikan dari brand image yang di miliki oleh produk rokok A Mild terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh pembeli/konsumen dapat dibuktikan secara benar.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara brand image terhadap keputusan pembelian dibuktikan dengan perhitungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan harga t- hitung 12,330. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif antara brand image terhadap keputusan pembelian .

3. Untuk persamaan regresi Y = 2,407 + 0,910 X artinya apabila brand image konstan, maka akan ada keputusan pembelian sebesar 2,407 dan apabila brand image dinaikkan 1 kali maka pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,910. Maka dapat disimpulkan


(4)

bahwa semakin besar brand image yang dimiliki rokok A mild membuat keputusan pembelian konsumen akan semakin meningkat. , serta diperoleh nilai koefisien determinasi yaitu R square sebesar 0,647. Hal ini menunjukan bahwa 64,7% variabel brand image (X) dapat mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y). Sedangkan sisanya 36,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

5.2 Saran

1. Perusahaan rokok A Mild diharapkan lebih efektif dan efesien dalam menciptakan brand image kepada konsumen agar konsumen lebih tertarik dan memilih produk rokok A mild .

2. Perusahaan rokok A Mild haru lebih meningkatkan produk dan kualitas agar dapat bersaing dengan kompetitor yang ada sehingga menjaga pembeli/ konsumen untuk dapat terus melakukan keputusan pembelian .


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Diterjemahkan oleh Benyamin Molan. Jilid 1. Jakarta : Indeks.

Rangkuti, Freddy. 2002. The Power Of Brands. Edisi Kesatu. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Lamb Jr, Hair Jr, Mc Daniel. 2001. Pemasaran. Edisi Pertama. Diterjemahkan oleh David Octaveria. Jakarta : Salemba Empat.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2003. Dasar – dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jakarta : Indeks.

Kotler, Keller. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

__________. 2002. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusly. Edisi 9. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Prenhalindo.

Setiadi, J. Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Kencana Prenanda Media.

Saladin, Djaslim. 2003. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabet.

Kotler, P. Amstrong, G. 2008. Principles of Marketing 12th Edition. New Jersey : Prentice Hall.

Sutisna dan Pawita. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


(6)

Juliandi, Azuar. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu – ilmu Bisnis. Medan : M2000.

Sumber Internet :

WIB).