Perhitungan Pasangan Roda Gigi Pada Tahapan Reduksi Awal

PERENCANAAN RODA GIGI

3.1 Perhitungan Pasangan Roda Gigi Pada Tahapan Reduksi Awal

Pasangan roda gigi tahapan reduksi awal, terdiri dari pinyon yang melekat pada poros utama dan roda gigi besar yang melekat pada poros transisi. Jarak antara sumbu poros utama dan sumbu poros transisi direncanakan sebesar 80 mm. Daya dan putaran poros utama ditransmisikan keporos transisi melalui pasangan roda gigi dengan perbandingan transmisinya 3,8. Daya rencana dari poros utama adalah 9,504 kW dan putarannya adalah 9000 rpm, data ini didapatkan pada Bab I Perencanaan Poros. Untuk mentransmisikan daya tersebut melalui pasangan roda gigi maka perlu direncanakan sebuah pasangan roda gigi dengan diameter, ketebalan dan bagian bagian lain dari roda gigi yang sesuai dengan daya dan putaran tersebut. Diameter sementara dari pasangan roda gigi dapat ditentukan dengan mempergunakan persamaan berikut: mm 67 , 126 mm 33 , 33 8 , 4 mm 608 8 , 4 mm 160 8 , 3 1 mm 8 , 3 80 2 8 , 3 1 mm 80 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1                 d d d d d d i i a d i a d Berdasarkan diagram pemilihan modul, maka modul yang dipilih adalah 2,5. Jumlah gigi z dari setiap roda gigi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: mm 68 , 50 mm 33 , 13 5 , 2 mm 67 , 126 5 , 2 mm 33 , 33 2 1 2 1 2 2 1 1       z z z z m d z m d z o o Gambar 3.1 Diagram Pemilihan Modul Roda Gigi Lurus Dari perhitungan diatas ada empat kemungkinan susunan jumlah gigi dari pasangan roda gigi yaitu: 13 : 50 , 13 : 51, 14 : 50, 14 : 51; dari keempat kemungkinan tersebut maka perbandingan 13 : 50 lebih mendekati dengan perbandingan transmisi yaitu 3,84; oleh karena itu jumlah gigi dari pasangan roda gigi ditetapkan sebagai berikut: z 1 = 13 dan z 2 = 50, kemudian diameter sebenarnya dari pasangan roda gigi dapat ditentukan sebagai berikut: mm 125 50 mm 5 , 2 dan mm 5 , 32 13 mm 5 , 2 2 2 1 1           z m d z m d o o Pada pasangan roda gigi, di antara lingkaran kepala dan lingkaran kaki biasanya terdapat celah yang sering disebut dengan kelonggaran puncak c k yang besarnya adalah 0,25 x m atau lebih, namun dalam perencaaan ini c k diambil 0,25m, maka harga c k = o,25 x 2,5 = 0,625 mm. Ukuran-ukuran lain dari roda gigi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: a. Diameter kepala d k d k1 = z 1 + 2m = 13 + 2 x 2,5 mm = 37,5 mm d k2 = z 2 + 2m = 50 + 2 x 2,5 mm = 125 mm b. Diameter kaki d f d f1 = z 1 – 2 m – 2 x c k = 13 –2 x 2,5 – 2 x 0,625 = 26,25 mm d f2 = z 2 – 2 m – 2 x c k = 50 – 2 x 2,5 – 2 x 0,625 = 118,75 mm c. Tingggi gigi H H = 2 x m + c k = 2x 2,5 + 0,625 = 5,625 mm d. Factor bentuk gigi Factor bentuk gigi ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini Tabel 3.1 Faktor Bentuk Gigi Jumlah gigi Y Jumlah Gigi Y Jumlah Gigi Y 10 11 12 13 14 15 16 17 18 0,201 0,226 0,245 0,261 0,276 0,289 0,295 0,302 0,308 19 20 21 23 25 27 30 34 38 0,314 0,320 0,327 0,333 0,339 0,349 0,358 0,371 0,383 43 50 60 75 100 150 300 batang gigi 0,396 0,408 0,421 0,434 0,446 0,459 0,471 0,484 Sumber: Dialer Suzuki Keterangan: Y 1 = 0,261 Y 2 = 0,408 e. Kecepatan keliling roda gigi v kecepatan keliling roda gigi dihitung berdasarkan diameter jarak bagi dari roda gigi dengan persamaannya sebagai berikut: ms 30 , 15 60000 9000 5 , 32 1000 60 1 1           n d v b f. Factor koreksi terhadap kecepatan f c Semakin tinggi kecepatannya, semakin besar pula variasi beban atau tumbukan yang terjadi, oleh karena itu perlu dilakukan koreksi terhadap gaya yang terjadi pada roda gigi. Factor koreksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 3.2 Faktor Dinamis Kecepatan rendah v f v   3 3 Kecepatan sedang v f v   6 6 Kecepatan tinggi v f v   5 , 5 5 , 5 Berdasarkan tabel diatas maka untuk roda gigi reduksi ini, factor koreksinya dapat digunakan persamaan: 282 . 30 , 15 6 6 6 6      v f v g. gaya tangensial roda gigi Roda gigi yang berputar dengan kecepatan tertentu akan menghasilkan gaya tangensial sebesar: F t = 102P v = 102 x 9,504 15,30 = 63,36 kg h. Bahan roda gigi Bahan roda gigi dapat kita pilih berdasarkan tabel 3.3. Berdasarkan tabel tersebut bahan untuk: Pinyon ; S 45 C σ B = 58 kg mm 2 H B = 200 σ a = 30 kg mm 2 Roda gigi ; FC 30 σ B = 30 kg mm 2 H B = 200 σ a = 13 kg mm 2 Berdasarkan pemilihan bahan untuk pasangan roda gigi reduksi ini maka a. Beban lentur yang diizinkan adalah F’b F’ b1 = 30 x 2,5 x 0,261 x 0,282 = 5,5 kg F’ b2 = 13 x 2,5 x 0,408 x 0,282 = 3,73 kg b. Beban permukaan yang dizinkan F’ H F’ H = 0,079 x 32,5 x 2 x 50 63 = 4,075 kg Tabel 3.3 Tegangan Lentur Yang Diizinkan Pada Bahan Roda Gigi Sumber: Sularso, K Suga, DPDP Elemen Mesin 1987 i. Lebar roda gigi b Lebar roda gigi biasanya ditetapkan antara 6 – 10 m, roda gigi dengan sisi sangat lebar cenderung mengalami deformasi, khususnya jika bekerja sebagai pinyon. Oleh karena itu lebar roda gigi dihitung berdasarkan beban minimum yang diizinkan dengan menggunakan persamaan berikut: b =F t F’ tm = 63,36 kg 3,73 kg = 16,99 mm, dibulatkan menjadi 17 mm. Pemeriksaan perhitungan roda gigi dapat dilakukan dengan membandingkan beberapa dimensi dari roda gigi yaitu: b m = 17 2,5 = 6,8 kontruksi aman d b = 32,5 17 =1,9 kontruksi aman Syarat keamanan untuk pemeriksaan ini adalah d b harus lebih besar dari 1,5; berarti syarat kedua ini juga telah terpenuhi, dengan demikian roda gigi reduksi ini adalah aman untuk digunakan.

3.2 Perhitungan pasangan roda gigi pada tingkat kecepatan pertama