Zubaidi Indra Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk:

BISNIS MANAJEMEN Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan, ISSN 1411 - 9366 Volume 2 No. 3 Mei 2006 Pengembangan Konsep Manajemen Mutu Terpadu Bagi Badan Usaha Milik Negara BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung Ernie Hendrawaty Kajian Modal Kerja Usaha Kecil Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Usaha Menghadapi Era Pasar Bebas di Bandar Lampung Iban Sofyan Analisis Faktor Penentu Ekuitas Merek Studi Pada Produk Tabungan, Tiga Bank Umum Terbesar Di Provinsi Lampung Mahrinasari MS. Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Tata Niaga Kopi Biji Di Propinsi Lampung Mustafid Penilaian Saham, Memahami Cara Berinventasi Saham Di Pasar Modal Sri Hasnawati Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi Resiko Saham

A. Zubaidi Indra

JURNAL BISNIS dan MANAJEMEN Vol. 2 No.3 Hal. 159 -256 Bandarlampung Mei 2006 ISSN 1411 - 9366 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN TIM REDAKSI Penanggung Jawab : Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc. Rektor Universitas Lampung Pembina : Prof. Dr. Ir. Tirza Hanum, M.Sc. Pembantu Rektor I Universitas Lampung : Dr. John Hendri, M.S. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Lampung : Toto Gunarto, S.E., M.S. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Pemimpin Umum : Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Dewan Editor Ketua : Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. Anggota : Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si. : Dr. Wispandono, S.E.. S.Si. Iban Sofyan, S.E., M.Si. Mahrinasari M.S., S.E., M.P.M. Asep Unik, S.E., M.Si.

M. Syatibi Ch., S.E. Redaksi Pelaksana

Ketua : Habibullah Djimat, S.E., M.Si. Wakil Ketua : Rinaldi Bursan, S.E., M.Si. Sekretaris : Muslimin, S.E. Bendahara : Aida Sari, S.E., M.Si. Tata Usaha dan Kearsipan : Nasir Distribusi dan Sirkulasi : Teguh Alamat Redaksi : Gedung A Lantai 2, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro no. 1 Gedungmeneng - Bandarlampung, 35145 Telp. 0721704622 Jumal Bisnis dan Manajemen merupakan media komunikasi ilmiah, diterbitkan tiga kali setahun oleh Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, berisikan ringkasan hasil penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN DAFTAR ISI Pengembangan Konsep Manajemen Mutu Terpadu Bagi Badan Usaha Milik Negara BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung Ernie Hendrawaty ………………………………………………………….. 159 Kajian Modal Kerja Usaha Kecil Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Usaha Menghadapi Era Pasar Bebas di Bandar Lampung Iban Sofyan ……………………………………..………………………….. 173 Analisis Faktor Penentu Ekuitas Merek Studi Pada Produk Tabungan, Tiga Bank Umum Terbesar Di Provinsi Lampung Mahrinasari MS. …………………………….…………………………….. 189 Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Tata Niaga Kopi Biji Di Propinsi Lampung Mustafid …………………………………………………………………….. 205 Penilaian Saham, Memahami Cara Berinventasi Saham Di Pasar Modal Sri Hasnawati ………………………………….………………………….. 213 Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi Resiko Saham A. Zubaidi Indra ……………………………….………………………….. 239 Volume 2 No. 3, Mei 2006 ISSN 1411 - 9366 Pengembangan Konsep Manajemen Mutu Terpadu Bagi Badan Usaha Milik Negara BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung Oleh : Ernie Hendrawaty 1 ABSTRACT This research was aimed to develop TQM concept for State Owner’s Financial Service Company Bandarlampung Branch by determining which elements stated important for developing TQM for State Owner’s Financial Service Company Bandarlampung Branch and this study was willing to know the adoption of those elements at State Owner’s Financial Service Company Bandarlampung Branch. Number of respondent companies involved in this study is 21 branch offices. The respondents who participate in this study are branch managers and head of department from each of branch office. The study was conducted to determine the perception of respondent managers and head of departments as to the critical strategy that should define a particular MMT. The validation TQM is done by conducting Factor Analysis. The result from the survey is that the original of 72 elements of MMT is remain 45 elements which are grouped into 6 six factors. Those factors are Education and Analysis Tools Supporting, Facility Management, Management Commitment and Quality Leadership, Customer Focus, Mesurement and Benchmarking. Keywords : Total Quality Management, Manajemen Mutu Terpadu 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas masalah daya saing merupakan isu kunci dan sekaligus sebagai tantangan yang tidak ringan. Badan Usaha Milik Negara BUMN sebagai suatu badan usaha yang bergerak hampir di seluruh aspek ekonomi juga tak terkecuali menghadapi tantangan ketatnya persaingan global, perkembangan teknologi yang cepat dan kondisi dinamis lainnya yang pada akhirnya menuntut BUMN untuk menjadi Badan Usaha berkarakteristik 1 Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung 160 perusahaan kelas dunia, sehingga BUMN perlu melakukan reorientasi terhadap struktur dan strategi usahanya untuk mencapai sasaran menjadi Badan Usaha berkarakteristik perusahaan kelas dunia. Untuk menerapkan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan dalam Master Plan BUMN tersebut harus didukung oleh suatu sistim Manajemen yang handal. Manajemen Badan Usaha harus melakukan perubahan transformasi dari paradigma manajemen tradisional menuju paradigma Total Quality Management TQM atau Manajemen Mutu Terpadu MMT. Bagi BUMN, MMT telah menjadi suatu program yang harus dilaksanakan karena sesuai dengan amanat Menneg BUMN No. S-910M-MBU2003 tanggal 18 Februari 2003. MMT adalah suatu pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk dan pelayanan suatu organisasi. Manfaat bagi badan usaha dengan diterapkannya MMT adalah perbaikan pelayanan, pengurangan biaya dan kepuasan pelanggan. Perbaikan progresif dalam sistem manajemen dan kualitas pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai tambahan, manfaat lain yang bisa dilihat adalah peningkatan keahlian, semangat dan rasa percaya diri karyawan, peningkatan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan produktifitas dan efisiensi pelayanan pelanggan. Namun demikian, di sisi lain sesungguhnya masih banyak para pelaku bisnis masih mengahadapi kesulitan dalam memahami kekuatan dan manfaat MMT dalam memenuhi kualitas dan kinerja usaha yang direncanakan. Penyebabnya adalah adalah sebagai suatu bidang ilmu belum ada suatu definisi standar atau tunggal dan menyeluruh tentang program-program MMT. MMT hanya merujuk pada sebuah pendekatan, sebuah sistem, sebuah alat, sebuah teknik dan atau atau filosofi yang ditujukan untuk mencapai target kualitas tertentu V. Talavera, 2004, 356.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan demikian maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah : “Elemen-elemen MMT mana sajakah yang dipersepsikan penting dalam Pengembangan Konsep MMT bagi BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan Konsep MMT bagi BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung. 161 1.4 Kerangka Penelitian 1.4.1. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang MMT telah banyak dilakukan untuk menghasilkan suatu konsep untuk merumuskan komponen-komponen yang penting dalam MMT. Sebelumnya terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mencoba untuk mengumpulkan dan mensintesa berbagai macam elemen MMT. Diantaranya seperti yang dikutip dari V. Talavera 2004, 357 adalah penelitian Saraph 1989; Powell 1995; Ahire 1996; Flynn 1996 dan Black dan Porter 1996. Masing- masing penelitian menghasilkan suatu konsep MMT yang memiliki elemen- elemen yang tidak sama, mengingat penelitian yang dilakukan memiliki perbedaan dalam hal jenis industri, sampling frame dan uji kevalidan maupun kereliabelan. Penelitian V. Talavera 2004 dilakukan terhadap 347 orang manajer yang berasal dari 63 perusahaan responden yang meliputi industri elektronik, pengolahan makanan, otomotive, farmasi, semen dan lain-lain. Hasil analisis pada survey tahap pertama menunjukkan semula terdapat 12 elemen 72 item program MMT yang dipersepsikan penting dalam system manajemen mutu. Namun sesudah dilakukan uji kevalidan dengan Analisis Faktor ternyata hanya terdapat 7 elemen terdiri dari 35 item pernyataan strategi yang dipersepsikan penting oleh responden, yaitu 1 Getting feedback in designing QM Strategies 2 Customer Focus 3 Employement of Kaizen and 5S 4 Quality Monitoring and Control 5 QM Technique Orientation 6 Employee Involvement dan 7 Incentive and Recognition System . 1.4.2 Landasan Teori 1.4.2.1 Mengapa Mutu itu Penting Mutu sangat penting. Dimulai pada tahun 1970an, perusahaan manufacture di Jepang dengan bantuan konsultan Amerika, yang bernama W. Edward Demming mulai menggunakan mutu sebagai daya saing perusahaan. Mutu menjadi salah satu faktor selain harga yang menentukan tingkat permintaan konsumen. Perusahaan yang mampu memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggannya akan menjadi perusahaan yang berhasil. Pada dasarnya mutu dapat mempengaruhi perusahaan dalam empat cara, yaitu : 1 Biaya dan Pangsa Pasar 2 Reputasi Perusahaan 3 Pertanggungjawaban produk dan 4 Implikasi internasional. Mutu yang baik dapat mengarah pada peningkatan pangsa pasar, produktivitas dan penghematan biaya. Perbaikan mutu juga berarti penurunan kerusakan produk 162 dan biaya jasa. Selanjutnya reputasi perusahaan akan ditentukan oleh reputasi mutu yang dihasilkan buruk atau baik.

1.4.2.2 Konsep Manajemen Mutu Terpadu a. Definisi Manajemen Mutu Terpadu

Manajemen Mutu Terpadu mengambarkan penekanan mutu yang memacu seluruh organisasi, mulai dari pemasok sampai konsumen. Definisi MMT juga bermacam-macam. Definisi yang berbeda-beda akan menurunkan perbedaan pula dalam unsur atau prinsip pokok dalam MMT. Pengertian mutu yang diadopsi oleh American Society for Quality Control : bahwa Mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi Render dan Haizer, 2001 : 92. Meskipun demikian pendapat lain mengatakan bahwa definisi mutu menyangkut berbagai kategori. Beberapa dari definisi tersebut berorientasi pada pengguna dan berorientasi pada produk. Krajewski 1996, 14 menyatakan bahwa pelanggan mendefinisikan mutu dengan berbagai macam cara, yaitu 1 Conformance to Specifications atau kesesuain dengan spesifikasi 2 Value atau nilaiharga 3 Fitness of Use atau modelnya, keawetannya, pelayanannya 4 Support atau dukungan layanan 5 Psychological Impressions atau image, keindahan, kebersihan. Menurut Goetsch dan Davis 1997:3 Mutu adalah keadaan dinamik yang diasosiasikan dengan produk, jasa, orang, proses, lingkungan yang mencapai atau melebihi harapan. Definisi MMT menurut Ishikawa Tjiptono dan Diana, 2000 :4, MMT diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan. Santosa Tjiptono dan Diana, 2000 :4 menyatakan bahwa MMT adalah: MMT merupakan sistim yang mengangkat mutu sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan dan melibatkan seluruh anggota organisasi. Menurut Goetsch, dan Davis 1997:3 Manajemen Mutu Terpadu adalah : Suatu pendekatan untuk menjalankan bisnis yang berusaha untuk memaksimalkan persaingan sebuah organisasi melalui perbaikan yang terus- menerus atas mutu produk, jasa, orang, proses, dan lingkungannya. Hingga saat ini belum ada definisi mutu yang diterima secara universal, namun dari beberapa definisi mutu terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen- elemen sebagai berikut : 163 1. Mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan 2. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan 3. Mutu merupakan suatu kondisi yang selalu berubah.

b. Prinsip dan Unsur Pokok dalam Manajemen Mutu Terpadu

Prinsip-prinsip dan unsur pokok dalam MMT menurut Krajewski 1996, 140-141 adalah MMT menekankan tiga prinsip, yaitu customer satisfaction, employee involvement dan continous improvement. Variabel-varibel MMT menurut Goetsch, dan Davis 1997:3 adalah : MMT didasarkan pada strategi, focus kepada pelanggan, obsesi terhadap mutu, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja kelompok, peningkatan terus-menerus, kebebasan melalui kontrol, kesatuan tujuan, dan Keterlibatan dan pemberian wewenang kepada karyawan. Render dan Heizer 2001, 98 mengembangkan lima konsep MMT yang efektif, yaitu 1 Perbaikan yang terus menerus 2 Pemberdayaan karyawan 3 Perbandingan kinerja Patok dugaBenchmark 4 Penyediaan kebutuhan yang tepat waktu Just In Time dan 5 Pengetahuan mengenai peralatan MMT, seperti Metode Taguchi, Diagram Pareto, Diagram Sebab Akibat dan pengendalian Proses secara statistik. Pendapat yang lain mengenai MMT dikemukakan oleh Tenner dan Detoro yang dikutip oleh Hamidah 2003, 276 yang menyatakan bahwa MMT dapat diuraikan menjadi tiga subsistem yaitu 1 Fokus pada pelanggan customer focus 2 Perbaikan proses berkesinambungan continous process improvement dan 3. Keterlibatan terpadu total involvement dimana ketiga sub sistem tersebut saling berkaitan. V. Talavera 2004, 358-360 juga berhasil merumuskan konsep MMT hasil telaah pustaka yang terdiri dari 12 dua belas elemen MMT, yaitu : 1 Komitmen Manajemen Puncak Top Management Commitment 2 Perencanaan Mutu Strategis Strategic Quality Planning 3 Orientasi Pelanggan Customer Focus 4 Manajemen Mutu Pemasok Supplier Quality Management 5 Manajemen Sumber Daya Manusia Human Resources Management 6 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan Employee Education and Trainging 7 Perancangan Produk Jasa ProductService Design 8 Ketertiban Organisasi Tempat Kerja Workplace Organization Orderliness 9 Manajemen dan Pengawasan Proses Process Management Control 10 Manajemen Informasi Mutu Quality Information Management 11 Patok Duga Benchmarking Perbaikan Berkelanjutan Continous Improvement. 164 Penelitian ini akan menggunakan prinsip dan unsur pokok atau variable- variabel MMT yang berasal dari konsep yang disusun oleh V. Talavera 2004 karena memiliki cakupan yang luas. 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan menggunakan daftar pertanyaan questioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.

1.5.2 Populasi dan Sample

Populasi obyek penelitian adalah seluruh BUMN Jasa Keuangan yang beroperasi di Bandarlampung yang berasal dari kelompok usaha Perbankan, Asuransi dan Jasa Pembiayaan, yang berkedudukan sebagai kantor cabang utama, yaitu sebanyak 21 buah. Tabel 1 : BUMN Jasa Keuangan Kelompok Badan Usaha Jumlah KC Bank BRI BTN BNI Bank Mandiri 2 1 3 5 Asuransi Jiwasraya Jasaraharja Taspen Jamsostek Askes Jasindo 1 1 1 1 1 1 Pembiayaan Pegadaian 4 Penelitian ini akan mengumpulkan data dari seluruh populasi obyek penelitian. Populasi responden adalah kepala cabang masing-masing badan usaha dan kepala departemen atau setingkat dengannya dari departemen-departemen yang berbeda. Data tentang populasi dan sample tersaji pada table berikut ini : 165 Tabel 2 : Populasi Obyek Penelitian dan Responden Tahap Pengujian MMT Target Ukuran Populasi Teknik Realisasi Pengujian dengan menggunakan ‘perception of importance’ sebagai dasar 21 Badan Usaha 102 responden Sensus 21 Badan Usaha 100 responden Pendapat responden dibutuhkan untuk melakukan validasi konsep MMT, yaitu data persepsi dari responden mengenai tingkat kepentingan perception of importance elemen MMT.

1.5.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah elemen-elemen MMT hasil kajian pustaka V. Talavera 2004. Variabel tersebut adalah: 1 Komitmen Manajemen Puncak Top Management Commitment 2 Perencanaan Mutu Strategis Strategic Quality Planning 3 Orientasi Pelanggan Customer Focus 4 Manajemen Mutu Pemasok Supplier Quality Management 5 Manajemen Sumber Daya Manusia Human Resources Management 6 Pendidikan dan Pelatihan Karyawan Employee Education and Trainging 7 Perancangan Produk Jasa ProductService Design 8 Ketertiban Organisasi Tempat Kerja Workplace Organization Orderliness 9 Manajemen dan Pengawasan Proses Process Management Control 10 Manajemen Informasi Mutu Quality Information Management 11 Patok Duga Benchmarking 12 Perbaikan Berkelanjutan Continous Improvement.

1.5.4 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan. Sebelum dilakukan pengujian, harus dilakukan uji kereliabelan reliability dan uji kevalidan validity daftar pertanyaan Penelitian ini menggunakan uji kevalidan internal menggunakan Teknik Alpha. Pada penelitian ini uji kevalidan yang digunakan adalah Construct Validity. Menurut Sekaran 1992: 173 Construct Validity testifies how well the result obtained from the use of measure fits theories around which the test is desig ned. Untuk menguji construct validity dilakukan Analisis Faktor dengan software SPSS 10. 166

1.5.5. Analisis Data 1. ANALISIS FAKTOR

Analisis factor akan meringkas beberapa variable MMT menjadi beberapa faktor saja yang paling penting dalam mendukung keberhasilan MMT. Tahap-tahap pada analisis faktor : 1. Memilih variable yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. Analisis factor berupaya mengelompokkan sejumlah variable. Untuk itu digunakan alat analisis Measure of Sampling Adequacy MSA atau Barlett’s test. 2. Melakukan ekstrasi variable menjadi satu atau beberapa factor. Dalam hal ini digunakan metode Principal Component 3. Melakukan rotasi factor untuk memperjelas apakah factor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan factor lain. 4. Melakukan uji Anova untuk melihat apakah factor yang terbentuk berbeda nyata dengan factor lain. 5. Faktor yang sebenarnya terbentuk adalah factor-faktor yang merupakan komponen MMT yang dipersepsikan sebagai factor yang penting oleh BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Pengujian Reliabilitas Alat Ukur Hasil Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas instrument daftar pertanyaan sebesar 0,9552. Nilai ini memberi makna bahwa tingkat kepercayaan dan konsistensi pertanyaan maupun pernyataan bernilai tinggi yaitu sebesar 95,52. Untuk menguji construct validity dilakukan Analisis Faktor dengan software SPSS 10. Uji construct validity dengan Analisis Faktor.

2.2 Analisis Faktor

Dalam penelitian ini, variabel yang diproses dengan analisis factor sebanyak 72 variabel dengan jumlah populasi sebanyak 100 responden. Output Analisis Faktor dengan menggunakan SPSS adalah ternyata dari 72 variabel awal, yang tersisa atau tereduksi hanya 45 variabel dengan rata-rata loading 0,733. Tabel 3 menunjukkan distribusi variable MMT pada ke-6 faktor. 167 Tabel 3 Distribusi variable MMT Initial Eigenvalues No Faktor Total of Variance Nama Variabel Item Loading 1 12.862 17.864 SDM Manajemen memberikan balas jasa imbalan kepada karyawan untuk usaha-usaha perbaikan kualitas 0.692 DIK 3 Semua karyawan dilatih tentang Team Building Group Dynamics 0.705 DIK 5 Mengintegrasikan materi pelatihan pada proses pekerjaan sehari-hari 0.732 DIK 6 Melakukan pelatihan karyawan secara berkala rutin 0.719 IKC 1 Investasi dalam peralatan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas dalam operasi proses 0.686 IKC 3 Menggunakan piranti data numerik check sheet, diagram Pareto, run chart dll dan piranti data verbal flow chart, brainstorming, diagram sebab akibat guna mendiagnosis masalah kualitas dan masalah kelemahan proses 0.605 IKC 4 Pengendalian kinerja proses dilakukan pada setiap tahap , mulai dari tahap input, prosestransformasi, output dan customer 0.736 IKC 5 Melakukan pengawasan kualitas dengan menggunakan survey kepuasan pelanggan metode statistik atau teknik lain untuk memonitor kualitas produk jasa yang dihasilkan 0.851 PTM 1 Menggunakan siklus PDCA Plan- Do-Check-Action untuk melakukan perbaikan dan pengendalian proses secara berkesinambungan 0.717 PTM 2 Membuat perencanaan dan program yang berkesinambungan untuk mengurangi siklus waktu operasi perusahaan 0.766 168 Initial Eigenvalues No Faktor Total of Variance Nama Variabel Item Loading PTM 3 Membuat perencanaan dan program yang berkesinambungan untuk memikirkan berbagai cara untuk memperbaiki kualitas produk dan pelayanan 0.798 PTM 4 Manajemen puncak menyediakan bantuan teknis, finansial dan pendidikan bagi program manajemen kualitas perusahaan 0.779 IKD 5 Memfasilitasi program pengembangan produk untuk dapat segera merespon kebutuhan pasar 0.703 PKS 2 Kejelasan dan keformalan dalam menuliskan sasaran kualitas 0.742 2 10.286 14.286 MKP 1 Manajemen memiliki rencana kualitas untuk pemasok 0.848 MKP 2 Kualitas menjadi pertimbangan utama dalam memilih pemasok 0.849 MKP 3 Bekerjasama dengan tidak terlalu banyak pemasok namun dapat diandalkan 0.756 MKP 4 Memasukkan umpan balik dari pemasok untuk memperbaiki produk, pelayanan dan perancangan proses 0.859 MKP 5 Menerapkan program evaluasi terhadap pemasok 0.868 MKP 6 Manajemen bekerjasama dengan pemasok untuk meningkatkan kualitas 0.834 RAP 1 Fasilitas yang nyaman, bersih dan teraturrapi 0.926 RAP 2 Adanya sistim manajemen pencatatanarsip yang efektif 0.936 RAP 3 Karyawan memiliki disiplin dan inisiatif untuk mematuhi peraturan dengan tertib 0.902 RAP 4 Pemeliharaan fasilitas dilakukan secara berkala dan dilakukan monitoring serta evaluasi terhadapnya 0.93 RAP 5 Penyediaan peralatan kantor, dokumen, office supplies hanya yang benar-benar dibutuhkan saja 0.796 169 Initial Eigenvalues No Faktor Total of Variance Nama Variabel Item Loading RAP 6 Pemberian tandapapan penunjuklabel terhadap asset- asset, departemen-departemen untuk keperluan identifikasi dan memudahkan mencari lokasiletaknya. 0.905 3 7.3 10.139 KMP 1 Manajemen Puncak terlibat secara penuh dalam implementasi dan tindak lanjut program Manajemen Mutu 0.876 SDM 5 Pemberian penghargaan kepada karyawan yang mencapai sasaran kualitas 0.788 DIK 1 Semua karyawan dilatih tentang konsep Manajemen Mutu Terpadu 0.851 DIK 2 Semua karyawan dilatih tentang Quality Control 0.864 MKI 4 Menyediakan data kualitas yang terbaru dan lengkap dan dilaporkan pada semua departemen 0.703 MKI 5 Seluruh karyawan dapat mengakses data kualitas 0.714 PTM 6 Manajemen melakukan audit sistim manajemen kualitas secara periodic baik audit internal maupun eksternal 0.762 FKP 5 Terdapat suatu proses efektif untuk memproses informasi tentang ekspektasinasabah 0.816 4 6.762 9.392 IKD 2 Mempertimbangkan keinginan pelanggan dan umpan balik pemasok untuk memperbaiki produk, pelayanan dan perancangan proses 0.708 IKD 4 Mengumpulkan umpan balik dari para ahli dalam perancangan produkjasa 0.621 PKS 5 Pengkajian review sasaran dan tujuan departemen-departemen untuk menyelaraskan dengan rencana organisasi secara keseluruhan 0.626 5 4.405 6.118 IKC 6 Melakukan tindakan pencegahan dan pemeliharaan secara berkala terhadap peralatanperangkat sistim operasional perusahaan 0.708 170 Initial Eigenvalues No Faktor Total of Variance Nama Variabel Item Loading MKI 2 Adanya sistim database untuk mengumpulkan, mengontrol dan menyimpan data kualitas kegiatan operasi untuk menyediakan informasi yang relevan yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas dari output yang dihasilkan 0.621 PDG 3 Menerapkan sertifikat ISO 9000 untuk memenuhi standar kualitas internasional 0.626 6 3.781 5.251 PDG 1 Manajemen mempelajari praktek fungsi-fungsi usaha dari perusahaan terkemuka dalam industri yang sama dan dari pesaing utama untuk mengembangkan sasaran kualitasdan untuk memperbaiki operasi perusahaan 0.765 PDG 2 Manajemen mempelajari praktek fungsi-fungsi usaha dari perusahaan terkemuka dalam industri yang berbeda untuk mengembangkan sasaran kualitas dan untuk memperbaiki operasi perusahaan 0.737 PDG 4 Menganalisis, mengadopsi dan mengimplementasikan praktek terbaik strategi manajemen kualitas dari perusahaan mitra patok duga yang menjadi teladan patok duga 0.683 PDG 5 Memastikan bahwa kegiatan patok duga yang dilakukan menghasilkan perbaikan kualitas yang signifikan 0.634 PDG 6 Sepanjang waktu target patok duga dan metode-metode patok duga dievaluasi kembali 0.691 Nama ke-6 faktor tersebut adalah : 1. Faktor 1 terdiri dari 14 item yang dinamakan Faktor Pendidikan dan Dukungan Perangkat Analisis. 2. Faktor 2 terdiri dari 12 item yang dinamakan Manajemen Fasilitas 171 3. Faktor 3 terdiri dari 8 item yang dinamakan Komitmen Manajemen dan Kepemimpinan Kualitas. 4. Faktor 4 terdiri dari 3 item yang dinamakan Fokus Pelanggan 5. Faktor 5 terdiri dari 3 item yang dinamakan Pengukuran 6. Faktor 6 terdiri dari 5 item yang dinamakan Patok Duga 3. SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa konsep MMT bagi BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung adalah : 1 Faktor Pendidikan dan Dukungan Perangkat Analisis 2 Faktor Manajemen Fasilitas 3 Faktor Komitemen Manajemen dan Kepemimpinan Kualitas 4 Faktor Fokus pada Pelanggan 5 Faktor Pengukuran dan 6 Faktor Patok Duga

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka bagi BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung yang akan mengadopsi konsep MMT sebaiknya memprioritaskan keenam factor dari hasil analisis factor tersebut dalam program MMTnya. DAFTAR PUSTAKA Goetssch, David L and Davis, Stanley B. 2002. Manajemen Mutu Total. Edisi ke dua. Penerbit PT Prenhalindo. Jakarta Krajewski, Lee J. and Larry P. Ritzman. 1996. Operations Management : Strategy and Analysis. Addison-Wesley P:ublishing Company. Inc. Hamidah. 2003. Pengaruh Manajemen Mutu Terpadu terhadap Perilaku Produktif Karyawan Industri Tekstil Berskala Besar di Kota Bandung. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. September 2003. 275-290. Muchsinati, Evi Silvana. 2001. Repositioning dan Perubahan Peran Fungsi Departemen Sumber Daya Manusia Sebagai Upaya Mencapai Keunggulan Kompetitif. Usahawan No. 03. Th XXX. Maret 2001. 3-8. 172 Nasution,M.N.2004. Manajemen Mutu Terpadu. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor Selatan Render, Barry dan Jay Haizer. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta Sekaran, Uma. 1992. Research Methods For Business: A Skill Building Approach. Second Edition. John Wiley Sons, Inc. Supranto, J .2004. Analisis Multivariat, Penerbit Rineka Cipta.Jakarta. Suwandi, Adig. 2001. Arah Privatisasi BUMN. Usahawan No. 5 Th XXX Mei 2001. 3-6 Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana.2000. Total Quality Management. Penerbit Andi Offset Yogyakarta. Umar, Husen.2000. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. V. Talavera, Ma Gloria. 2004. Development and Validation of TQM Construct. The Philippine Experience.Gadjah Mada International Journal of Business Volume 6, No. 3 September 2004: 355-380. __________ BUMN On Line. Master Plan BUMN 2002-2006. Kajian Modal Kerja Usaha Kecil Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Usaha Menghadapi Era Pasar Bebas di Bandar Lampung Oleh : Iban Sofyan 2 ABTRACT The reseach aims to analyze : 1 the influencing factors of working capital from small business and determining alternative solution; 2 alternative strategic management from small business. The types of data are : 1 the secondary time series data which analyzed by financial models and 2 the primery data of owner from the small business which analyzed by description approach. The result shows that the small business in Bandar lampung need to improve their working capital trough : 1 the increasing level of effectivities from their business; 2 the creating of business innovation; 3 making commitment about business efficiency and competitiveness. Based on the result of this reseach, researcher is prepairing strategic standar and business commitment for the small business to enter global business. Key words : Working Capital management.

I. PENDAHULUAN Usaha kecil di Indonesia di era reformasi ini mempunyai peranan yang sangat

berarti dalam menunjang perekonomian. Banyak usaha besar pada saat ini mengalami keterpurukan sebagai akibat resesi ekonomi berkepanjangan,justru usaha kecil semakin bergairah untuk berkembang, secara kuantitatif dapat dibuktikan dari pemerataan usaha dan peluasan lapangan kerja,yang berkembang dari 1.755.000 unit usaha tahun 1997 menjadi 2.143.500 unit usaha pada tahun 1999, sementara jumlah tenaga kerja yang diserap juga meningkat dari 5.308.800 orang tahun 1997 menjadi 10.113.600 orang tahun 1999. Lebih jauh lagi jika dilihat dari sumbangannya pada ekspor nonmigas yaitu dari 102 juta dollar Amerika tahun 1998 terus naik menjadi 136,8 juta dollar Amerika pada akhir tahun 2001, secara persentase rata-rata kenaikan nilai ekspor usaha kecil meningkat dengan 30,5 persen per tahun Puji Wahono,2000 2 Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung. 174 Peranan usaha kecil yang penting ini, seyogyanyalah mendapat perhatian kita semua, tetapi pada kenyataan sekjarang banyak hambatan dan pembinaan yang kurang serius baik dari pemerintah maupun pihak-pihak lain yang terkait termasuk perguruan tinggi. Janji-janji untuk memberi kemudahan baik dalam perizinan,permodalan,maupun pembinaan manajemen baru sebatas pernyataan atau retorika politik,sehingga semua kebijakan selalu tidak menyentu pengembangan usaha kecil. Hasil pengamatan ada beberapa hal yang menghambat pembinaan usaha kecil di Indonesia Indra Ismawan,1999, yaitu : 1 Indonesia belum memiliki undang-undang yang mengatur usaha kecil,walaupun sekarang rancangan undang-undang RUU itu mungkin sudah disahkan menjadi undang-undang namun realisasinya dan sosialisasi sampai saat ini belum jelas adanya ; 2 masih lemahnya komitmen dalam pembinaan usaha kecil, baik yang disuarakan oleh pemerintah maupun oleh pengusaha besar selaku mitra usaha, sehingga dapat dikatakan bahwa usaha kecil itu ada dan berkembang sepenuhnya atas usaha mereka sendiri, kerena didorong oleh kebutuhan hidup. Penghambat lain yang juga dapat dikatakan secara structural usaha kecil umumnya di Indonesia menghadapi kendala-kndala bersifat internal,yaitu kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah, kelemahan dalam struktur permodalan,dan kelemahan dalam mengakses permodalan,termasuk dalam manajemen modal kerja Suryadi Soedirdja,1998. Kondisi usaha kecil Indonesia yang demikian ini, jika kurang mendapat binaan yang serius di masa mendatang,khususnya dalam menghadapi pasar bebas versi AFTA ataupun versi Dunia nantinya akan berdampak serius bagi perkembangan usaha kecil di Indonesia umumnya dan secara khusus pada usaha kecil di Bandar Lampung. Kenyataan di lapangan dapat kita lihat pada saat ini banyak usaha kecil kita kewalahan dalam menghadapi serbuan produk-produk dari luar negari yang sampai saat ini sudah meramba ke berbagai pelosok Indonesia. Apalagi jika penerapan pasar bebas AFTA ini benar- benar sudah direalisasikan, dimana kita tidak dapat lagi membantasi barang masuk dengan pembatasan tarif masuk antar negara-negara ASEAN. Kenyataan ini akan menambah beban berat bagi usaha kecil,dan mungkin juga akan dialami oleh perusahaan besar yang tidak efisien. Bukti-bukti telah mununjukkan pada kita betapa kewalahannya usaha otomatif kita menghadapi serbuan produk –produk otomotif China,Taiwan, Korea,dewasa ini, masih banyak lagi produk-produk dari Negara jiran seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura yang sudah lama beroperasi di Negara kita. Situasi ini akan menjadi siutasi sulit bagi usaha-usaha kita khususnya usaha kecil jika dikaitkan dengan kelemahan usaha kecil kita yang telah diuangkapkan sebelumnya, terutama yang berhabungan dengan modal khususnya modal kerja. Usaha kecil menurut Levi dan Sarnat 1989 justru membutuhkan tambahan modal kerja relatif lebih besar dari kebutuhan usaha menengah 175 maupun usaha besar. Kesulitan yang terbesar pada usaha kecil dalam modal kerja terletak pada usaha pemisahan antara kebutuhan modal kerja dengan kebutuhan hidup pengusaha dan keluarga sehari-hari. Hal ini terjadi kerena usaha kecil umumnya tidak mampu mengakses modal,terutama jika berhubungan degan pihak ketiga bank maupun mitra usaha lainnya yang sifatnya sangat selektif . Kelemahan ini tentunya berdampak luas pada daya saing dan kemantapan berusaha, apalagi dihubungkan dengan inovatif. Kunci keberhasilan usaha kecil menurut Steiner,Goerge1985 justru terletak pada usaha inovatifnya. Peranan usaha kecil di Lampung khususnya di Bandar Lampung tidak terlalu berbeda dengan peranan usaha kecil secara nasional,ini terlihat dari sumbangan industri kecilnya mampu memberi 21,0 persen ekspor komoditi non migas yang dihasilkan oleh Lampung BPS,1993. Jumlah usaha kecil juga meningkat dari 12,067 unit usaha kecil telah meningkat menjadi 18.488 unit usaha kecil sampai tahun tahaun 1998 BPS. Dan diperkirakan jumlah ini akan naik lagi selama era reformasi ini, sementara perusahaan besar dan menengah justru mengalamai stagnan karena masih dipengaruhi oleh dampak resesi ekonomi yang sampai saat ini belum dikatakan membaik. Kedala yang dihadapi dalam pengembangkan usaha kecil di Lampung khususnya usaha kecil di Bandar Lampung hampir sama dengan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil secara nasional, yaitu kesenjangan antara usaha menengah dan usaha besar semakin melebar. Usaha kecil di Bandar Lampung umumnya lemah dalam permodalan, sulitnya mendapatkan modal termasuk modal kerja,kelemahan dalam manajemen, dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Kondisi ini setelah ditelusuri lebih jauh merupakan suatu sistem dalam kegiatan manajemen, ini berarti bahwa manajemen usaha kecil itu merupakan suatu sistem,sehinga salah satu dari sistem ini terganggu akan berdampak serius pada sistem secara keseluruhan Collins and Devana,2001, ini jelas apabilah usaha kecil itu lemah dalam modal kerja akan berdampak serius pada keunggulan bersaing baik secara lokal apalagi dalam mengahadapi persaingan di pasar bebas, apakah itu versi AFTA atau secara global. A. Perumusan Masalah Masalah yang dapat ditarik dari uraian sebelumnya adalah: 1 Apakah pengelolaan modal kerja usaha kecil yang telah dioperasikan oleh usaha kecil di Bandar Lampung telah dilakukan secara efektif atau secara optimal. 176 2 Teknik manajemen apa yang tepat yang harus diterapkan oleh pengusaha kecil di Bandar Lampung dalam menghadapi ketatnya persaingan di era basar bebas. 3 Strategi apa sebaiknya digunakan oleh usaha kecil di Bandar Lampung dalam menghadapi ancaman persaingan degan produk-produk luar sekarang dan di era pasar bebas.

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1 Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi usaha kecil di Bandar Lampung terutama yang berhubungan dengan manajemen modal kerjanya. 2 Memberikan solusi manajemen dalam mengatasi masalah manajemen modal kerja setelah menganalisis modal kerja, memperhitungan kebutuhan modal kerja, dan teknik mengakses modal khususnya modal kerja. 3 Merumuskan strategi bersaing yang sesuai dengan kekuatan ,kelemahan, peluang dan ancaman yang bakal dihadapi di masa yang akan datang. 4 Merumuskan teknik Pembinaan yang tepat dan fleksibel untuk usaha ecil di Bandar Lampung.

II. KERANGKA PENDEKATAN Kerangka pendekatan yang digunakan dalam pemecahan maslah ini dapat

dilihat dari bagan alur berikut : 177 Peneliti melakukan survey Usaha kecil yang telah ditentukan Mendapatkan data manajemen Modal kerja. Pengolahan data : Tabulasi,perhitungan Dan analisis. Memisah-misah hasil sesuai Dengan tujuan penelitian yang sudah di Tetapkan. Solusi berdasarkan Manajemen modal Kerja Solusi berdasarkan manajemen strategi bersaing Penyusun Pedoman Manajemen usaha kecil Terutama yang berhubungan Manajemen modal kerja dan Teknik inovatif untuk mening- katkan daya saing Gambar 1. ini menujukkan bahwa penyelesaian masalah penelitian akan dilakukan melalui empat tahap, yaitu : a tahap penelitian,menggunakan metode penelitian yang sesuai sehingga didapatkan data yang valid dari respondenyang telah dipilih;b tahap pengolahan data dengan tabulasi, menghitung, memisah-misah hasil sesuai dengan tujuan untuk analisis,yaitu berdasarkan konsep manajemen keuangan khususnya manajemen modal kerja dan konsep manajemen stratetegi bersaing; c tahap menganalisis hasil yang telah dipisahkan secara jelas. Konsep yang digunakan untuk mencari teknik bersaing, dan menumbuhkan inovatif digunakan konsep dari Glueck1998,Konsep Collins and Devanna 1995, Kenichi Ohmae1996, beberapa konsep dari David. Fred.R 1998, dan banyak sistesa yang dibuat oleh peneliti dan pengalaman mengajar manajemen strategi. Pendekatan yang digunakan untuk penyelesaian masalah modal kerja digunakan pendekatan Keown, et al 2000, Vanhorn2000, Weston and Copland 1987,Levi and Sarnad 1983; d tahap penyusunan pedoman pembinaan mananjemen berdasarkan’manajemen modal kerja dan manajemen strategi bersaing. a b c Gambar 1. Bagan Alur Pemecahan Masalah Penelitian 178

III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini telah dilakukan di Kotamadya Bandar Lampung, pada bulan Mei 2006.

B. Metode Penarikan Sampel Metode penarik sampel adalah menggunakan metode Purposive random