Saran a Dianjurkan kepada semua pihak yang terkait dimulai dari Departemen

185 Tidakan strategi jangka panjang adalah 1 berusaha untuk mengganti teknologi yang ada dengan teknologi yang baru sesuai dengan kemajuan zaman ; 2 strategi inovasi menjadi andalan utama, hal ini dap, sehingga mampu membaca kebutuhan pasar dengan cepat. Hal dapat dikembangkan berkat kesadaran mengenai pemahaman salera konsumen dan ketersediaan teknologi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Hasil perhitungan dan kajian yang telah dilakukankan meunjukkan bahwa secara umum hipotesis yang diungkapkan pada penelitian ini dapat dibuktikan, dengan alasan sebagai berikut : a Hasil perhitungan kebutuhan modal kerja berdasarkan besaran pencapaian volume penjualan umumnya menunjukkan hampir 87 usaha kecil itu menggunakan modal kerjanya secara berkelebihan WC0. Menurut ketentuan manajemen kerja yang diungkapkan oleh Weston dan Copland yang menyatakan bahwa modal kerja yang optimum adalah jika working of capital WC ≤0, b Efek dari buruknya manajemen modal kerja ini juga berpengaruh pada kemampuan bersaing dari usaha kecil sehingga jika ini diteruskan tanpa dicari solusi tidak tertutup kemungkinannya akan berpengaruh pada keberadaan dan daya saing usaha kecil itu di masa yang akan datang terutama pada era AFTA ataupun era Global.

2. Saran a Dianjurkan kepada semua pihak yang terkait dimulai dari Departemen

atau dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM ataupun instansi pemerintah atau swasta yang terkait, maupun masyakat yang peduli seperti masyarakat kampus untuk melakukan binaan manajemen modal kerja dan teknik mengakses modal serta peningkatan wawasan SDM usaha kecil mengenai keterampilan bisnis moderen, sehingga dapat mengkuti perkembangan pasar dan perubahan salera konsumen secara tepat dan cepat b Hasil penelitian ini harus disosialisasikan sehingga setiap usaha kecil mengetahui strategi apa yang harus mereka terapkan, agar tetap bertahan dan berkembang di masa yang akan datang . Strategi itu adalah : 186 1. Strategi jangka pendek : a Memperbaiki modal kerja, dengan memperhatikan lebih intensif pada item persediaan dan piutang, sehingga kedua item ini dapat efektif dimanfaatkan sebagai bagian dari modal kerja yang dapat memperbaiki kinerja modal kerja;bUsaha kecil perlu meningkatkan hubungan baik dengan supliernya sehingga terjamin kontinyuitas produksi, yang secara tidak lansung berpengaruhi terhadap efektivitas item persediaan; c Usaha kecil perlu mengikuti pelatihan SDM khususnya untuk menambah wawasan bisnis moderen;. 2. Strategi jangkah menengah yang perlu diambil oleh usaha kecil adalah : a meningkatkan mutu dan sistem pelayanan kepada konsumen lokal maupun di luar Bandar Lampung; b menerapkan sistem pemasaran moderen dengan memperbaiki pelayanan, perbaikan kemasan, daya kerja produk maupun pelayanan purna servis. 3. Strategi jangka panjang yang perlu diambil adalah : a berusaha mengganti teknologi dengan teknologi yang moderen sesuai dengan kemajuan zaman ; b mengembangkan inovasi produk, sebagai keunggulan bersaing di era AFTA maupun era global. Daftar Pustaka Bernard W.Taylor III, Intoduction to Management Science. Virginia: Pearson Education-Prentice Hall, 8 th ,ed Bill Scott,1997. The Skill of Communicating.England: Wildwood House. Collin and Devana,2001. The Portable MBA.New York : John Wiley Sons,Inc. Indra Ismawan,1999. Menghapus Kesenjangan: Makalah Seminar Pembinaan Usaha Kecil.Jakarta, September 21. Iban Sofyan,2000. Konsep dan Aplikasi Manajemen Keuangan.Bandar Lampung: Penerbit Lamda Sains. Kenoichi Ohmae,1996. Managing in a borderless World.New York: Harvard University Review .67,p 153. Keown,David,Martin,and Petty,2000. Basic Financial Management,Virginia :Prentioce-Hall,Inc,9 th -ed 187 Levi and Sarnat,1983. Capital Investment and Financial Decisions.Singapore: Prentice Hall International. Punji Wahono,2000. Kunci Pengembangan Usaha Kecil: Makalah Seminar-Kerja sama antar Lembaga,Jakarta,23 April. ,Philip,1998. Copetitive Advantage. New York : Collier Macmilan Publishers. Steiner, George,1989. Starting A Successful Small Business. Great Britain: Kogan Page Limited. Suryadi Soedirdja,2000. Faktor Penghambat Pengembangan Usaha Kecil: Makalah Seminar Antar Instasi, Jakata. 19 Juni. Richard E. Feinberg-Valeriana Kallap,2000.PerbankanKomersil,di Dunia Ketiga,Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Vanhorn,2001. Fundamentals of Financial Management. New Yersey : Printice Hall,Inc.Weston and Copland,1998. Analisis Faktor Penentu Ekuitas Merek Studi Pada Produk Tabungan, Tiga Bank Umum Terbesar Di Provinsi Lampung Oleh : Mahrinasari MS. 3 ABSTRACT The objective of this research is to explore what the brand equity factors especially study in the biggest three general is banking in Lampung Province. The research result shows that the determining factors of the equity brand value are 14 factors, determined by 67 indicators. These 14 factors are taken from the KMO’s and MSA’s values of The Factor Analysis more than 0.50, as follows: 1 Top Of Mind of the saving account brand, 2 Aware the brand because of Advertising, 3Aware the brand because of On Line Mareketng, 4 Asociate the brand with the product function, 5 Asociate the brand with the facilities and services, 6 Asociate the brand with the product atributes, 7 be Satisfied with supporting facilities, On-Line Technology, and Services offered by human Resources, 8Satisfied with fisical facilities, 9Satisfied with office location, 10 Satisfied with keeping in promise, 11 Satisfied with easily transaction, 12Satisfied with additonal benefit, 13CustomerLoyalty because of customers Liking and commits, 14 customers loyalty because of no brand swiching. Key Words: Brand Equity, Brand Awareness , Brand Asociation, Brand Perceived Quality , and Brand Loyalty. Pendahuluan Merek produk berkembang menjadi sumber aset terbesar dan merupakan faktor penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Hermawan Kertajaya On Brand , 2004, hal. 11 mengungkapkan bahwa merek merupakan indikator nilai Value suatu produk. Nilai bagi konsumen adalah perolehan Manfaat Fungsional, dan Emosional. Manfaat fungsional adalah manfaat langsung berkaitan dengan fungsi-fungsi yang diciptakan oleh suatu produk. Sedangkan 3 Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Unila 190 manfaat emosional adalah manfaat yang diperoleh berupa stimulasi terhadap emosi dan perasaannya. Persaingan di antara merek yang beroperasi di pasar semakin meningkat, dan hanya produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat akan tetap mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar Durianto, Darmadi, Sugiarto, Sitinjak Tony, 2001, hal. 3. Ekuitas Merek menurut Darmadi Durianto, Sugiarto, Sitinjak Tony 2001, hal.4, adalah Seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Agar aset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, maka aset dan liabilitas merek harus berhubungan dengan nama atau sebuah simbol sehingga jika dilakukan perubahan terhadap nama dan simbol merek, beberapa atau semua aset dan liabilitas yang menjadi dasar ekuitas merek akan berubah pula. Menurut David A. Aaker 1998 yang dikutip oleh Darmadi Durianto, Sugiarto, Sitinjak Tony 2001, hal. 4, ekuitas merek memiliki beberapa elemen, yaitu : a. Kesadaran Merek Brand Awareness, menunjukkan kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. b. Asosiasi Merek Brand Association, mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga pesaing, selebritis dan lain- lain. c. Persepsi Kualitas Perceived Quality, mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitaskeunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan, sehingga menciptakan kepuasan pelanggan. d. Loyalitas Merek Brand Loyalty, mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk. e. Aset-aset Merek Lainnya Other Proprietary Brand Assets. Elemen ekuitas merek yang kelima ini secara langsung dipengaruhi oleh kualitas dari empat elemen utama tersebut. Perbankan nasional di Indonesia saat ini memperlihatkan persaingan yang ketat dalam merebut konsumen dan mengembangkan pangsa pasar, khususnya pada 191 produk tabungan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tawaran promosi yang begitu agresif dan menarik dalam bentuk iklan di media elektronik, iklan di media cetak, dan pemberian hadiah. Sebagai contoh, terdapat 3 bank Indonesia yang memiliki aset terbesar posisi september 2005, yaitu Bank mandiri dengan aset Rp256.783.842 Juta menawarkan program iklan “Berburu Hadiah, dengan produk tabungan Mandiri Fiesta, dan tawaran hadiah beberapa mobil mewah BMW dan Mercy; begitupun pada Bank BCA dengan aset Rp148.550.297 Juta menawarkan beberapa ratus hadiah mobil mewah dan intensitas iklan melalui program tayangan di Indosiar TV “Gebyar BCA” , dengan produk tabungan Tahapan BCA; serta Bank Negara Indonesia dengan aset Rp147.675.083 Juta menawarkan program tayangan “Layar BNI dan Undian Berhadiah menarik” dengan produk tabungan “Taplus BNI” Info Bank, Vol. XXVII, Desember 2005, hal. 14. Di Propinsi Lampung eksistensi ke tiga perbankan tersebut menunjukkan suatu bank yang besar baik dari jumlah aset, maupun perolehan dana pihak III. Tabungan merupakan sumber dana pihak III yang masih menjadi primadona sebab biaya dana yang dikeluarkan berada pada nilai tengah dan relatif stabil, dan bahkan nilai pengendapan dana cukup lama dibandingkan dengan giro dan deposito. Posisi dana demikian berdampak terhadap perolehan pangsa pasar bank atas produk simpanannya, dimana pangsa pasar produk tabungan selama tiga tahun terakhir tertinggi dimiliki oleh PT BCA, kemudian menyusul PT Bank Mandiri, dan PT BNI persero Tbk di Provinsi Lampung Sumber: Bank Indonesia Bandarlampung, SKEM, September 2005. Secara Nasional, PT BCA memiliki pangsa pasar tabungan tertinggi dibandingkan dengan PT BNI, dan PT Bank Mandiri Sumber: Mark Plus dan Biro Riset Info Bank, dalam InfoBank, Volume XXVII, hal. 14 Hasil survey MARS tahun 2005 Siti Sumaryati dalam artikel Sajian Utama, SWA, No. 15. Vol. XXI, Juli – Agustus 2005, hal. 36, dan hal. 44 menunjukkan bahwa BCA memiliki peringkat pertama sebagai “The Best Corporate Brand”, dan peringkat berikutnya diikuti oleh BRI, BNI, Mandiri, dan Lippo. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor – faktor apakah yang menentukan nilai ekuitas merek ?.