1. Model PERANAN BANK ASING DALAM MENDORONG PENYALURAN KREDIT

22

BAB IV PERANAN BANK ASING DALAM MENDORONG PENYALURAN KREDIT

4. 1. Model

Pada sebagian besar ekonomi negara-negara Asia, penet rasi bank asing masih merupakan f enomena yang baru sehingga st udi empiris mengenai kinerj a bank asing dan domest ik masih sangat t erbat as. Mat hieson dan Roldos 2001 menunj ukkan bahwa pada negara-negara sedang berkembang di Eropa Timur dan Amerika Lat in, bank asing pada umumnya memiliki r et ur n on equi t y yang l ebi h t inggi dan biaya t erhadap pendapat an yang l ebih rendah sert a NPL yang rendah dibandi ngkan dengan bank-bank domest ik. Mont gomery 2003 menunj ukkan bahwa r et ur n on asset , cost -t o-i ncome r at i o dan pr obl em l oan r at i os adalah indikat or pent ing dalam menilai kinerj a bank asing t erhadap bank domest ik khususnya pada periode paska krisis. Oleh karena it u, analisis t erhadap kinerj a bank asing di Indonesia dalam paper ini akan menggunakan t iga indikat or yang t elah secara l uas digunakan oleh para ekonom dalam menilai kinerj a bank asing pada suat u negara. Penggunaan indikat or t ersebut j uga sebel umnya banyak digunakan dalam penelit ian, ant ara lai n penelit ian t ent ang ef isiensi bank yang dilakukan ol eh Berger dan DeYoung 1997 yang menggunakan i ndikat or NPL, Ef f iciency, Capit al dengan proxy ret urn t erhadap equit y at au aset dan ATMR. Dalam paper ini akan di analisis secara khusus pengaruh i ndikat or t ersebut t erhadap kinerj a penyaluran kredit bank asing. Penyal uran kredit dianggap sebagai suat u indikat or pent i ng peranan bank dalam mendorong kegiat an ekonomi di negara berkembang. Ret urn on Asset s ROA adalah indikat or yang akan menunj ukkan bahwa apabila rasio ini meningkat maka akt iva bank t el ah digunakan dengan opt imal unt uk memperol eh pendapat an bank sehingga diperkirakan bahwa ROA dan pert umbuhan kredit memiliki hubungan yang posit if . Dalam kegiat an usaha bank yang mendorong perekonomian, rasio ROA yang t inggi menunj ukkan bahwa bank t elah menyal urkan kredit dan memperoleh pendapat an bunga. Rasio lainnya yait u rasio Biaya Operasional t erhadap Pendapat an Operasional BOPO menunj ukkan t i ngkat ef isiensi bank dalam melakukan kegiat an operasionalnya. Dalam analisis ini maka rasio BOPO yang t inggi mencerminkan kondisi bank yang t idak ef isien sehi ngga apabila bank t et ap menyalurkan kredi t maka bank akan mengalami negat i ve i nt er est r at es spr ead. Kondisi t ersebut menyebabkan bank akan mengurangi penyal uran kredit unt uk menghindari 23 kerugian yang l ebih besar dan cenderung mengali hkan invest asinya dalam surat berharga at au f ee based i ncome. Non-per f or mi ng Loan NPL dihit ung berdasarkan posisi kredit bermasalah bank kolekt i bilit as 3, 4 dan 5 t erhadap t ot al kredit . Apabila NPL bank t inggi, bank cenderung mengurangi at au t idak menyal urkan kredi t cr edi t r at i oni ng sehingga mempengaruhi peri laku pengambilan keput usan manaj emen bank dalam melakukan penyal uran kredit . Dalam kondisi perekonomian yang dianggap kurang kondusif misalnya sekt or ri il yang masih bel um puli h maka bank cenderung unt uk t idak menyalurkan kredit unt uk menghindari risiko kredit yang masih t i nggi. Selain it u j uga digunakan variabel suku bunga dengan menggunakan selisih suku bunga bulanan ant ara f eder al f unds bulanan yang dit et apkan ol eh Federal Open Market Comit t ee The Fed dan suku bunga SBI yang dit et apkan oleh Bank Indonesia. Selisih yang meningkat akan menj adi dorongan bagi perbankan t ermasuk bank asing unt uk mengalihkan dananya dari kredit kepada produk keuangan dalam val ut a asing t erut ama US Dol lar. Oleh karena it u, hubungan ant ara selisih suku bunga akan menj adi sinyal pasar t erhadap sensit ivit as perilaku bank dalam menyal urkan kredit dan memiliki hubungan yang negat if . Indeks Produksi Indust ri Indust r i al Pr oduct i on Index j uga merupakan sinyal pasar yang digunakan sebagai pendekat an unt uk mengukur hasil produksi out put . Peningkat an indeks menunj ukkan sinyal posit if mengenai kondi si indust ri yang membaik boomi ng sehingga perbankan akan t erdorong unt uk menyediakan dana kredit kepada pelaku usaha. Dalam f ormat mat emat is kait an masing-masing variabel t ersebut , dapat digambarkan sepert i sebagai berikut : ∑∑ = = + + = I i K k t i k i t i L 1 1 , , , ε β α Agar dapat memberikan gambaran yang lebih j elas, lima variabel i ndependen exogenous, yait u pendapat an Ret urn on Asset s= ROA, Ef isiensi Biaya Operasional t erhadap Pendapat an Operasional yang disingkat BOPO, kredit bermasalah Non Perf orming Loan yang disingkat NPL, perbedaan suku bunga Indonesia dan Amerika Int erest rat es dif f erent ial = INT dan pert umbuhan indust ri Indust rial Product ion Index yang disingkat IPI mulai bulan Januari 1999 sampai dengan Mei 2004 akan dit uliskan sepert i sebagai berikut : it it IPI INT NPL BOPO ROA const L ε β β β β β + + − − − + = 5 4 3 2 1 t = {Januari 1999, . . . , Mei 2004} dan i = {1, . . , 5} 24 Tuj uan ut ama est imasi ini adalah unt uk memperoleh model yang lengkap beberapa variabel dan pengaruhnya t erhadap pert umbuhan kredit secara kesel uruhan dan membandingkan kondisi kelompok bank t ert ent u secara relat if t erhadap kelompok bank lainnya. Unt uk pert imbangan t ersebut maka dalam analisis ini akan dif okuskan dalam nilai relat if hasil est imasi pada konst ant a, 1 β , 2 β , 3 β , 4 β dan 5 β . Secara pri nsip paramet er t ersebut akan memberikan inf ormasi t ent ang kelompok bank berdasarkan t ingkat pert umbuhan kredit yang dilakukannya. Kelompok dengan ni lai β yang lebi h besar menunj ukkan pot ensi unt uk menyalurkan kredit yang lebih besar, sedangkan dengan nilai β yang lebi h kecil menunj ukkan ket erbat asan dalam melakukan penyal uran kredit . Tabel berikut menunj ukkan permasalahan yang akan dikaj i selanj ut nya. Tabel 2 No. Kasus Int erpret asi 1 5 4 3 2 1 = = = = = β β β β β Terbukt i bahwa bank asing berperan dalam mendorong pert umbuhan perekonomian dengan melakukan penyaluran kredit . 2 5 4 3 2 1 ≠ = = = = β β β β β Terbukt i bahwa bank asing kurang berperan dalam mendorong pert umbuhan perekonomian dengan melakukan penyaluran kredit .

4. 2. Hasil Estimasi