27
Selain it u, pada bank campuran t erdapat sinyal yang berlawanan unt uk NPL, yait u peningkat an NPL sebesar 1 akan menyebabkan peningkat an
kredit sebesar 2. Kondisi ini t erut ama disebabkan bank campuran t et ap menyalurkan kredit yang diberikan ol eh perusahaan induk
par ent company kepada anak perusahaannya di Indonesia. Selai n it u, sebagian
besar kredit yang diberikan adalah kredit dalam val as yang relat if t idak vol at i l e t erhadap gej olak Rupiah.
Bank domest ik j uga mempunyai f enomena yang menarik dimana peni ngkat an rasio BOPO di ikut i dengan peningkat an kredit . Peni ngkat an
BOPO sebesar 1 menyebabkan peni ngkat an pula penyaluran kredit sebesar 5. Hal disebabkan masih t ingginya dana yang disimpan nasabah
dan peningkat an pendapat an lain yang berasal dari obligasi negara sert a adanya peningkat an kredit konsumsi t erut ama kredit pemilikan rumah
KPR dan kredit kendaraan. Est imasi j uga menunj ukkan bahwa bank campuran dan bank domest ik
lebi h sensit if t erhadap perubahan sinyal pasar dibandingkan bank asing. Hal ini disebabkan dana bank asing sangat t ergant ung dari dana-dana
yang berasal dari kant or pusat bank sehi ngga t idak sensit if t erhadap perubahan kondisi makroekonomi Indonesia. Namun demikian, bank asing
menunj ukkan t i ngkat volat ilit as yang t inggi dalam penyal uran kredit dan cenderung kont rakt if pada paska krisis.
4. 3. Analisis Empiris Perkembangan Modal dan Kredit Bank Asing
Dari hasil est imasi t erhadap perkembangan modal dan kredit bank asing dengan menggunakan met ode
Least Squar e dapat dilihat pada t abel dibawah ini .
Tabel 4
Dependent Variable: LN_MODAL Method: Least Squares
Date: 091604 Time: 19:24 Sampleadjusted: 2000:09 2004:07
Included observations: 47 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C -1,673962
0,914654 -1,830158
0,0742 LN_ATMR
0,842146 0,106874
7,879832 0,0000
LN_NPL-1 0,072976
0,033022 2,209926
0,0325 LN_LOAN_DITA
0,097721 0,022747
4,295912 0,0001
R-squared 0,675745 Mean dependent var
6,859306 Adjusted R-squared
0,653122 S.D. dependent var 0,101765
S.E. of regression 0,059936 Akaike info criterion
-2,709816 Sum squared resid
0,154470 Schwarz criterion -2,552356
Log likelihood 67,68067 F-statistic
29,87052 Durbin-Watson stat
1,218106 ProbF-statistic 0,000000
28
Dari hasil est imasi t ersebut dapat disimulasikan kebut uhan modal bank kedepan unt uk mengcover pert umbuhan kredit yang dit et apkan. Dengan
menggunakan dat a bulan Juli 2004, maka dengan arahan agar kant or cabang bank asing meningkat kan penyaluran kredit sebesar 1 at au sebesar
Rp 391, 4 milyar, maka dibut uhkan t ambahan modal sebesar Rp 59, 2 milyar. Namun mengingat CAR bank asing secara agregat relat if cukup t inggi
t ambahan t ersebut t idak diperlukan dan cukup dipenuhi dengan modal yang ada CAR 15, 3. Disampi ng it u peningkat an kredit t ersebut j uga t idak
mempengaruhi CAR yang hanya t urun 0, 1 menj adi 15, 2, secara i ndividual t idak t erdapat bank asing yang CARnya dibawah ket ent uan. Dengan asumsi
semua CAR bank asing disimulasikan sebesar 12 kecuali 2 bank denan CAR berada ant ara 10 s. d 12, maka diperlukan kenai kan kredit sebesar Rp
15, 9 t riliun.
4. 4. Analisis Dana Usaha Dalam Perhit ungan Modal Bank Asing
Masuknya bank yang berkedudukan di luar negeri ke Indonesia dengan cara membuka kant or cabang merupakan konsekuensi akibat Indonesia
menganut sist em perekonomian t erbuka. Kehadiran mereka t ent unya diharapkan dapat meningkat kan peran perbankan dalam memaj ukan
perekonomian Indonesia. Agar peran yang diharapkan dapat t ercapai maka kant or cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia t idak t erkecuali
harus melakukan prakt ek perbankan yang sehat . Salah sat u t olok ukur ut ama unt uk menget ahui apakah kant or cabang bank asing t ersebut
melakukan prakt ek yang sehat at au t idak adalah t erpenuhi nya rasio Kewaj iban Penyediaan Modal Mi nimum KPMM at au yang biasa dikenal
dengan Capi t al Adequacy Rat i o CAR.
Dengan demikian, t erlihat bahwa modal suat u bank merupakan komponen pent i ng dalam melakukan perhit ungan KPMM. Bank yang berkedudukan di
luar negeri yang beroperasi di Indonesia pada dasarnya bukan merupakan bent uk Badan Usaha Tet ap t et api hanya merupakan suat u kant or cabang.
Dalam kant or cabang t ent unya t idak dikenal komponen yang disebut modal. Konsep modal yang dikenal Kant or Cabang adalah modal yang ada pada
kant or pusat . Melihat kondisi t ersebut sert a mengingat pent i ngnya modal dalam
melakukan perhit ungan KPMM maka unt uk mengat ur masalah modal kant or cabang bank asing, BI mengeluarkan beberapa ket ent uan. Ket ent uan t erkini
yang mengat ur permodal an kant or cabang bank asing adalah Surat Keput usan Direksi Bank Indonesia No. 32 37 KEP DIR t anggal 14 Mei 1999.
29
Dengan adanya ket ent uan yang mengat ur agar kant or cabang bank asing di Indonesia mempunyai modal t ersendiri bukan berart i masalah permodalan
kant or cabang bank asing di Indonesia t elah sel esai secara komprehensif . Dari hasil evaluasi t erdapat beberapa kel emahan dari konsep perhit ungan
modal unt uk kant or cabang bank asing. Pakmei menyebut kan bahwa yang dimaksud dengan modal bagi kant or cabang dari bank yang berkedudukan
diluar negeri adalah dana bersih kant or pusat dan kant or-kant or cabangnya di l uar Indonesia
net head of f i ce f unds yang ant ara lain t erdi ri dari cadangan dari laba set elah paj ak kant or cabang bank asing di Indonesia,
Penyisihan Penghapusan Akt iva Produkt if PPAP, cadangan revaluasi akt iva t et ap, laba yang dit ahan, laba t ahun lalu, laba t ahun berj alan, dan
net i nt er of f i ce f und NIOF.
Selanj ut nya, ket ent uan permodalan kant or cabang bank asing di Pakmei diperbarui dengan Surat Keput usan SK Direksi Bank Indonesia
No. 32 37 KEP DIR t anggal 14 Mei 1999. Perubahan berart i pada permodalan kant or cabang bank asing dengan adanya SK t ersebut adalah
yang berkait an dengan komponen pembent uk modal yang disebut NIOF. Ket ent uan t erbaru t ersebut mewaj ibkan kant or cabang bank asing
menggunakan konsep Dana Usaha sebagai penggant i NIOF. Sedangkan komponen penyusun modal lainnya t idak diubah. Yang dimaksud dengan
Dana Usaha adalah dana yang dit erima dari Kant or Pusat bank di luar negeri yang diharapkan akan selalu t ercat at di kant or cabang bank asing selama
bank beroperasi. Apabila t ernyat a kant or cabang bank asing melakukan penanaman dana kembal i kepada kant or pusat maupun kant or-kant or
cabang lain di l uar negeri, maka penanaman t ersebut merupakan f akt or pengurang Dana Usaha. Dal am konsep Dana Usaha i ni t idak diat ur mengenai
Dana Usaha yang dinyat akan decl ar ed DU.
Berdasarkan eval uasi dari seluruh komponen modal yang membent uk perhit ungan modal kant or cabang bank asing, t erdapat beberapa
kel emahan pengunaan komponen konsep Dana Usaha sehingga t idak mencermi nkan j umlah modal kant or cabang bank asing yang sebenarnya.
Adapun kel emahan-kelemahan t ersebut adalah:
Jumlah DU yang ada belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya
30
Kondisi t ersebut dapat t erj adi karena t ransf er dana dari kant or pusat ke kant or cabang hanya secara akunt ansi saj a, sedangkan dana yang
sebenarnya t i dak pernah dit ransf er. Sehingga t uj uan ut ama t ransf er dana t ersebut cenderung unt uk memenuhi ket ent uan permodalan. Hal ini
dimungki nkan mengingat kant or cabang dan Kant or Pusat merupakan sat u pembukuan at au dapat di kat akan sebagai sat u ent it as akunt ansi. Keadaan
ini diperburuk dengan t idak perl unya decl ar ed DU yang dipengaruhi t ransf er
t ersebut dilaporkan kepada Bank Indonesia, sehi ngga pengawas t idak dapat memonit or kebenaran t ransf er dimaksud.
Jumlah DU yang ada t idak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, karena banyaknya frekuensi kegiat an t ranfer ant ara kant or cabang
dengan kant or cabang yang lain sert a ant ara kant or cabang dengan Kant or Pusat
Hal t ersebut dapat t erj adi dalam kondisi ekst rim sebagai berikut : i Kant or cabang bank asing t idak perduli akan ki nerj a CAR-nya, sehingga
akan cenderung melakukan penanaman dana kembali kepada kant or pusat at au kant or cabang lainnya yang merupakan merupakan f akt or
pengurang DU yang akhirnya akan memperburuk CAR. Kondisi ini mungkin saj a t erj adi karena sebagian besar bank asing yang kant or
cabangnya ada di Indonesia adalah Mul t i Nasi onal Cor por at i on yang
memandang sel uruh sisi dunia sebagai t empat mereka unt uk mencari keunt ungan.
ii Sel uruh kant or cabang bank asing melal ui kant or pusat nya berlomba lomba ment ransf er dana ke Indonesia melal ui kant or cabang di
Indonesia karena mereka memandang t erdapat kesempat an yang besar unt uk mencari keunt ungan di Indonesia.
Dua kemungkinan ekst ri m t ersebut menggambarkan DU yang demikian berf lukt uat if sehingga t ampaknya sulit bagi DU unt uk dij adikan salah sat u
komponen modal yang t ermasuk dalam modal kant or cabang bank asing yang ada di Indonesia.
31
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5. 1. KESIMPULAN