analisis dampak lingkungan konstruksi dan pembinaan bidang pengembangan administrasi kontrak konstruksi.
Bab ini akan memaparkan secara lengkap perencanaan strategi Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi yang merupakan penjabaran langkah-langkah yang harus
diambil dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPKSDM.
2.1. Rencana Strategik
2.1.1. Visi
Terwujudnya penyelenggaraan konstruksi yang handal dan akuntabel.
2.1.2. Misi
a. Menyelenggarakan pembinaan bidang pengadaan jasa konstruksi. b. Mendorong terciptanya tertib penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa yang
efektif, efisiensi, terbuka dan bersaing, transparan, adiltidak diskriminatif, serta akuntabel.
c. Menyelenggarakan pembinaan bidang pengembangan kualitas konstruksi dan analisis dampak lingkungan konstruksi.
d. Mendorong terbentuknya sistem manajemen mutu penyelenggaraan konstruksi bidang Pekerjaan Umum guna menjamin kehandalan produk konstruksi dari segi
kekuatan, pemanfaatan dan usia bangunan. e. Melaksanakan pengembangan model administrasi kontrak konstruksi.
2.1.3. Tujuan dan Sasaran
A. Tujuan
Meningkatkan profesionalisme pelaku jasa konstruksi dalam produktivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan konstruksi pekerjaan umum.
B. Sasaran Sasaran utama Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi adalah “Meningkatnya
kualitas dan profesionalisme penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”.
Sasaran utama tersebut
diuraikan kembali ke dalam 11 sebelas sub sasaran
sebagai berikut:
22
1. Meningkatnya tata kelola dan tata laksana pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan usaha jasa konstruksi sesuai prinsip-prinsip good governance.
2. Berfungsinya sistem pengelolaan pengetahuan knowledge management dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yang terintegrasi dengan system informasi dan
fasilitasi public work information center PWIC di setiap provinsi. 3. Meningkatnya efektifitas pelaksanaan perundang-undangan bidang jasa konstruksi
melalui review dan penyempurnaan peraturan dan perundang-undangan UU, PP, dan Keppres, Perpres, Permen dan Kepmen bidang jasa konstruksi.
4. Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat jasa konstruksi dalam mengimplementasikan perundang-undangan bidang jasa konstruksi melalui fasilitasi
sosialisasi dan diseminasi NSPK bidang jasa konstruksi. 5. Penerapan layanan
e–procurement pada seluruh kegiatan pengadaan barang jasa. 6. Meningkatnya tertib penyelenggaraan konstruksi melalui pengembangan kebijakan
pengadaan barangjasa konstruksi. 7. Meningkatnya pemahaman pengguna dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan
konstruksi melalui pembinaan pengadaan barangjasa. 8. Meningkatnya akuntabilitas proses pengadaan di lingkungan departemen Pekerjaan
Umum. 9. Meningkatnya kualitas konstruksi melalui pengembangan Norma, Standar, Pedoman,
Manual NSPK sistem kualitas, peningkatan kualitas, analisis dampak lingkungan serta
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Konstruksi. 10.Meningkatnya akuntabilitas kontrak konstruksi melalui pengembangan standar,
pedoman, dan manual sistem administrasi kontrak. 11.Meningkatnya kualitas konstruksi melalui bantuan teknis bidang pengadaan jasa
konstruksi dan diseminasi Norma, Standar, Pedoman, Manual NSPK sistem kualitas, peningkatan kualitas, analisis dampak lingkungan serta Keselamatan dan Kesehatan
Kerja K3 Konstruksi.
2.1.4. Kebijakan, Program dan Kegiatan
2.1.4.1. Kebijakan
1.
Kebijakan Yuridis
a. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelanggaraan Jasa
Konstruksi
23
c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Pembinaan Jasa Konstruksi
d. Keppres Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang
Jasa Pemerintah e.
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17MEN1986 dan 104KPTS1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi. f.
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 339KPTSM2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah.
g. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 349KPTSM2004
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi Pemborongan
h. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 362KPTSM2004
tentang Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 181KPTSM2005 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi. j.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43PRTM2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
k.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
l.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pedoman Sistem Manajemen Mutu Bidang Pekerjaan Umum.
2.
Kebijakan Normatif
Kebijakan Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi untuk menjamin tercapainya visi misi Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia yang dijabarkan pada visi
misi Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur yang mendukung otonomi
daerah dan penerapan prinsip-prinsip good governance. 2. Melakukan Mekanisme fasilitasi, pelayanan teknis dan administratif yang efektif,
efisien dan terpadu serta terkoordinasi antar lembaga yang terkait dengan pembinaan penyelenggaraan konstruksi.
3. Melakukan pembinaan terhadap proses pengadaan barangjasa pemerintahan yang berpedoman kepada peraturan yang berlaku.
24
4. Melakukan Pembinaan terhadap para penyedia jasa konstruksi. 5. Pembinaan proses pengadaan barangjasa melalui e-procurement.
6. Menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi dengan menyusun pedoman K3 yang berkaitan pekerjaan konstruksi di bidang pekerjaan umum.
7. Melaksanakan pembinaan penerapan Sistem Manajemen Mutu Konstruksi berbasis SMM pada penyelenggaraan konstruksi.
8. Standardisasi dokumen administrasi kontrak pekerjaan konstruksi untuk mewujudkan tertib administrasi.
9. Melaksanakan pembinaan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
2.1.4.2. Program
Dalam Petunjuk Teknis RKAKL, yang dimaksud Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negaralembaga dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa
kegiatan dengan menggunakan sumberdaya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misinya yang dilaksanakan instansi atau masyarakat dalam
koordinasi kementerian negaralembaga yang bersangkutan. Dengan demikian, program Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi dirumuskan secara jelas yang
menunjukkan keterkaitan dengan kebijakan BPKSDM dan memiliki sasaran kinerja yang jelas dan terukur untuk mendukung upaya pencapaian tujuan kebijakan yang telah
ditetapkan. Dalam penyusunan LAKIP Tahun Anggaran 2009 ini, digunakan pendekatan secara paralel
antara konsep-konsep SAKIP dan RKAKL dengan maksud harmonisasi program dan anggaran agar tidak terlalu banyak perbedaan persepsi.
Program Utama Pusat Pembinaan Penyelenggaraaan Konstruksi sesuai dengan DIPA Tahun Anggaran 2009 adalah Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur, yang
ditunjang dengan pelaksanaan 2 dua kegiatan yaitu: 1. Kegiatan Penyusunan Penyempurnaan Pengkajian Peraturan Perundang-undangan.
2. Kegiatan Penyelenggaraan Pengembangan dan Pengendalian Konstruksi.
25
2.2. Rencana Kinerja