Tabel 2.8 Nilai kritis D
o
untuk uji Smirnov-Kolmogorov N
Derajad kepercayaan, α
0,20 0,10
0,05 0,01
5 0,45
0,51 0,56
0,67 10
0,32 0,37
0,41 0,49
15 0,27
0,30 0,34
0,40 20
0,23 0,26
0,29 0,36
25 0,21
0,24 0,27
0,32 30
0,19 0,22
0,24 0,29
35 0,18
0,20 0,23
0,27 40
0,17 0,19
0,21 0,25
45 0,16
0,18 0,20
0,24 50
0,15 0,17
0,19 0,23
N50 1,07N
0,5
1,22N
0,5
1,36N
0,5
1,63N
0,5
Sumber : Bonnier, 1980
2.3.4 Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah besar curah hujan selama satu satuan waktu tertentu. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah
hujan dan frekuensi kejadiannya. Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisa data hujan baik secara statistik maupun secara empiris.
Metode yang dipakai dalam perhitungan intensitas curah hujan adalah Metode Mononobe yaitu apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia yang ada
hanya data hujan harian. Persamaan umum yang dipergunakan untuk menghitung hubungan antara intensitas hujan T jam dengan curah hujan maksimum harian adalah
sebagai berikut:
2 3
24
R 24
I = 24
t
.................................................................................................... 2.21
Universitas Sumatera Utara
dimana:
I
= intensitas curah hujan mmjam
24
R = curah hujan maksimum dalam 24 jam mm
t
= lamanya curah hujan menit atau jam Dengan menggunakan persamaan diatas intensitas curah hujan untuk
berbagai nilai waktu konsentrasi dapat ditentukan dari besar data curah hujan harian 24 jam.
2.3.5 Koefisien Limpasan
Limpasan merupakan gabungan antara aliran permukaan, aliran-aliran yang tertunda pada cekungan-cekungan dan aliran permukaan surface flow. Dalam
perencanaan drainase bagian air hujan yang menjadi perhatian adalah aliran permukaan surface runoff, sedangkan untuk pengendalian banjir tidak hanya aliran
permukaan tetapi limpasan runoff. Sebagaimana telah diuraikan dalam siklus hidrologi, air hujan yang turun dari
atmosfir jika tidak ditangkap oleh vegetasi atau oleh permukaan-permukaan buatan seperti atap bangunan atau lapisan air lainnya, maka hujan akan jatuh ke permukaan
bumi dan sebagian menguap, berinfiltrasi atau tersimpan dalam cekungan-cekungan. Bila kehilangan seperti cara-cara tersebut telah terpenuhi, maka sisa air hujan akan
mengalir langsung kepermukaan tanah menuju alur aliran yang terdekat. Faktor-faktor yang berpengaruh limpasan aliran pada saluran atau sungai
tergantung dari berbagai macam faktor secara bersamaan. Faktor yang berpengaruh secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Faktor meteorologi yaitu karakteristik hujan seperti intensitas hujan, durasi hujan dan distribusi hujan.
Karakteristik DAS meliputi luas dan bentuk DAS, topografi dan tata guna lahan.
Ketetapan dalam menentukan besarnya debit air sangatlah penting dalam penentuan dimensi saluran. Disamping penentuan luas daerah pelayanan drainase
dan curah hujan rencana, juga dibutuhkan besar harga koefisien pengaliran C. Pengambilan harga C harus disesuaikan dengan rencana perubahan tata guna lahan
yang terjadi pada waktu yang akan datang. Berikut ini koefisien C untuk metode rasional oleh McGueen, 1989 disajikan di dalam tabel 2.9.
Tabel 2.9 Koefiesien limpasan untuk metode Rasional
Deskripsi lahankarakter permukaan Koefisien aliran, C
Business perkotaan
pinggiran Perumahan
rumah tunggal multiunit, terpisah
multiunit, tergabung perkampungan
apartemen
Industri ringan
berat Perkerasan
aspal dan beton batu bata, paving
Atap Halaman, tanah berpasir
datar 2 rata-rata 2-7
curam, 7
Halaman tanah berat datar 2
rata-rata 2-7 curam, 7
Halaman kereta api 0,70
– 0,90 0,50
– 0,70 0,30
– 0,50 0,40
– 0,60 0,60
– 0,75 0,25
– 0,40 0,50
– 0,70 0,50
– 0,80 0,60
– 0,90 0,70
– 0,95 0,50
– 0,70 0,75
– 0,95 0,05
– 0,10 0,10
– 0,15 0,15
– 0,20 0,13
– 0,17 0,18
– 0,22 0,25
– 0,35 0,10
– 0,35
Universitas Sumatera Utara
Taman tempat bermain Taman, pekuburan
Hutan
datar, 0-5 bergelombang, 5-10
berbukit, 10-30 0,20
– 0,35 0,10
– 0,25 0,10
– 0,40 0,25
– 0,50 0,30
– 0,60 Sumber : McGuen, 1989
2.3.6 Debit Rencana