Kemiringan dinding saluran m berdasarkan kriteria Luas penampang
A b +
= mh h m
2
Keliling basah
2
P b + 2h 1+ m
= m
Jari-jari hidrolis
A R =
P
m Kecepatan aliran
2 1
3 2
1 V =
× R × I n
mdetik
2.4.2 Saluran Tertutup
Aliran dalam saluran terbuka digerakkan oleh gaya penggerak yang dilakukan oleh jumlah berat aliran yang mengalir menuruni lereng, sedang pada saluran
tertutup gaya penggerak tersebut dilakukan oleh gradien tekanan. Ketentuan- ketentuan mengenai aliran bagi saluran tertutup yang penuh adalah tidak berlaku
pada saluran terbuka. Pendekatan yang digunakan di Indonesia dalam merancang drainase
perkotaan masih menggunakan cara konvensional, yaitu dengan menggunakan saluran terbuka. Bila digunakan saluran yang ditanam dalam tanah biasanya
berbentuk bulat atau persegi, maka diasumsikan saluran tersebut tidak terisi penuh dalam arti tidak tertekan, sehingga masih dapat dipergunakan persamaan saluran
terbuka. Saluran tertutup umumnya digunakan pada:
Daerah yang lahannya terbatas pasar, pertokoan. Daerah yang lalu lintas pejalan kakinya padat.
Lahan yang dipakai untuk lapangan parkir.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Dimensi Saluran
Dimensi saluran harus mampu mengalirkan debit rencana atau dengan kata lain debit yang dialirkan oleh saluran Q
S
sama atau lebih besar dari debit rencana Q
T
. Hubungan ini ditunjukkan sebagai berikut:
S T
Q Q
.............................................................................................................. 2.41
Debit suatu penampang saluran Q
S
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini:
S S
Q = A × V
........................................................................................................ 2.42 dimana:
S
A = luas penampang saluran m
2
V
= kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran mdetik Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Manning sebagai berikut:
2 1
3 2
1 V =
× R ×S n
................................................................................................... 2.43
S
A R =
P
............................................................................................................... 2.44 dimana:
V = kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran mdetik
n
= koefesien kekasaran Manning
R
= jari-jari hidrolis m S
= kemiringan dasar saluran
S
A = luas penampang saluran m
2
P
= keliling basah saluran m
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien kekasaran Manning n, untuk gorong-gorong dan saluran pasangan dapat dilihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10 Koefisien kekasaran Manning
Tipe Saluran Koefisien Manning n
Baja Baja permukaan gelombang
Semen Beton
Pasangan batu Kayu
Bata Aspal
0,011 – 0,014
0,021 – 0,030
0,010 – 0,013
0,011 – 0,015
0,017 – 0,030
0,010 – 0,014
0,011 – 0,015
0,013 Wesli, 2008, Drainase Perkotaan : 97
Nilai kemiringan dinding saluran diperoleh berdasarkan bahan saluran yang digunakan. Nilai kemiringan dinding saluran dapat dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11 Nilai kemiringan dinding saluran sesuai bahan
Bahan saluran Kemiringan dinding m
Batuancadas Tanah lumpur
0,25 Lempung kerastanah
0,5 – 1
Tanah dengan pasangan batuan 1
Lempung 1,5
Tanah berpasir lepas 2
Lumpur berpasir 3
Sumber : ISBN: 979-8382-49-8
2.4.4 Tinggi Jagaan